Terapi Latihan 1 Pertemuan 8

Download Report

Transcript Terapi Latihan 1 Pertemuan 8

LATIHAN STABILISASI
LENNY
TUJUAN INSTRUKSIONAL
Setelah mempelajari materi ini, setiap mahasiswa/i dapat :
1.
Memahami fungsi otot-otot leher dan trunk terhadap aktifitas otototot ekstremitas.
2.
Memahami dasar utama latihan stabilisasi.
3.
Memahami pentingnya functional position(functional range) dalam
latihan stabilisasi.
4.
5.
Memahami pentingnya rhythmic stabilization dalam latihan
stabilisasi.
Memahami pola-pola latihan untuk persiapan aktifitas fungsional dan
lontrol keseimbangan.
PENDAHULUAN
► Fungsi
utama otot-otot leher dan trunk
adalah memberikan kestabilan otot-otot
ekstremitas untuk melakukan fungsi dan
mensupport trunk terhadap efek gravitasi dan
tekanan dari luar serta mempertahankan
postur.
► Trunk bukan merupakan struktur yang rigid,
karena itu dapat diadaptasikan sesuai dan
menjaga postur.
►
►
►
Training diawali dengan mengajarkan pasien untuk
melakukan safe spinal ROM dalam variasi postur dasar
yang meliputi telentang (supine lying), tidur miring (side
lying), duduk (sitting), dan berdiri (standing).
Pasien kemudian mengidentifikasi posisi yang paling
nyaman untuk spine dan otot-otot yang digunakan dalam
latihan yang disebut functional position atau functional
range. Pada kondisi yang tidak akut, kebanyakan posisi
pasien berada pada mid range atau neutral spine
position.
Ini perlu diingat bahwa posisi atau jarak gerak ini tidak
sama pada setiap orang dan mungkin berubah akibat
penurunan stimulasi nosisensorik. Fisioterapis harus
mengarahkan pasien kesadaran posisi spine dan
merasakan kontraksi otot ketika mempertahankan posisi
ketika melakukan latihan.
► Latihan
untuk gerakan ekstremitas dilakukan
dalam batas toleransi pada otot-otot leher dan
trunk untuk mengontrol posisi fungsional. Hal ini
menyebabkan terjadinya kontraksi isometrik atau
stabilizing contraction yang disebut dynamic
stabilization.
meningkatkan strength dan endurance pada
otot-otot stabilisator dapat diberikan resisten dan
repetisi latihan dapat ditingkatkan tetapi dalam
batas toleransi. Dengan repetisi tersebut akan
membantu mengembangkan kebiasaan sehingga
sangat penting untuk memberikan instruksi yang
tepat serta mengetahui feedback latihan.
Kelelahan yang terjadi menunjukkan
ketidakmampuan otot-otot leher dan trunk untuk
memberikan stabilisasi pada spine dalam posisi
fungsional.
► Untuk
a. Mulai dengan beban yang dapat dilakukan pasien
selama 30 detik sampai 1 menit, kemudian sampai
3 menit dalam batas toleransi.
b. Tingkatkan beban yang diawali dengan
pengurangan waktu dan tingkatkan aktifitas dalam
waktu 3 menit.
c. Cara lain untuk meningkatkan endurance pada
otot-otot trunk adalah memulai latihan pada level
tersulit kemudian merubah pada level yang lebih
mudah sampai timbul kelelahan untuk menjaga
gerakan. Hal yang sangat penting adalah pasien
tidak boleh kehilangan kontrol pada posisi
fungsional.
► Kontraksi
isometrik secara bergantian
antara antagonis (rhythmic stabilization)
juga meningkatkan stabilizing contraction.
Sebagai tambahan ketika dilakukan pada
posisi duduk dan berdiri, kontraksi tersebut
bertujuan untuk mengembangkan kontrol
keseimbangan.
► Concentric dan eccentric exercises dapat
dilakukan dalam program untuk kontrol
strength dan endurance.
►
►
Penekanan otot selama latihan dibutuhkan untuk
mensupport posisi tegak berdasarkan body mechanic.
Terutama pada fleksor dan ekstensor neck dan trunk,
ekstensor hip dan knee, fleksor shoulder dan elbow serta
ekstensor dan retraktor scapula.
Pasien diajarkan untuk mengontrol posisi fungsional ketika
bergerak dari satu posisi ke posisi lain. Ini membutuhkan
gradasi kontraksi dan penyesuaian antara fleksor dan
ekstensor. Ini disebut transitional stabilization dan
membutuhkan perhatian dan konsentrasi dari pasien.
Sebagai contoh gerakan pada lengan dan tungkai
mengakibatkan kecenderungan ekstensi trunk. Otot-otot
abdomen harus berkontraksi kuat untuk mempertahankan
posisi fungsional spine. Ketika lengan bergerak ke arah
pusat gravitasi spine akan cenderung fleksi. Ini
membutuhkan kekuatan kontraksi otot-otot ekstensor yang
kuat untuk mempertahankan posisi fungsional.
► Saat
pasien mengembangkan strength dan
kontrol gerakan, pola gerakan yang
sederhana harus diarahkan kepada body
mechanic yang aman. Selama latihan posisi
fungsional spine harus dipertahankan.
► Saat pasien dapat mengembangkan
strength dan endurance dengan pola
sederhana dapat dilanjutkan pada pola
kompleks dengan pengurangan bantuan.
Pola-pola Latihan
►
►
►
►
►
►
►
►
►
►
►
►
Mengajarkan kesadaran ROM cervical.
Penguatan otot-otot axial ekstensi dan ekstensi thorak
Penguatan otot-otot fleksor cervical.
Penguatan otot-otot fleksor cervical dengan manual resisten.
Self resisten untuk latihan isometrik cervical.
Transitional stabilization untuk regio cervical dan upper
thoracal.
Penguatan otot-otot shoulder girdle yang mempengaruhi
postur.
Mengajarkan kedaran ROM lumbal.
Penguatan otot-otot abdomen sebagai stabilisator trunk dan
pelvis dan peningkatan endurance otot untuk kontrol.
Penguatan otot-otot abdomen.
Penguatan otot-otot grup ekstensor.
Penguatan otot-otot lower extremity yang mempengaruhi
postur
Persiapan Aktifitas Fungsional
►
►
►
Modifikasi bridging exercise
Kontraksi isometrik secara bergantian
(rhytmic stabilization)
Push up dengan stabilisasi trunk
►
Wall slides
Partial lunges dan partial squats
►
Berjalan melawan resisten
►
Transitional stabilization exercises.
►
Latihan-latihan Kontrol
Keseimbangan Gerakan
►
Aksial ekstensi untuk mengurangi forward
►
Retraksi scapula.
Kontrol pelvic tilt dan keseimbangan lumbal
spine
Kontrol thoraks dan thoracic spine.
►
►
head posture