OBAT ADRENERGIK KELOMPOK 3 KELAS B

Download Report

Transcript OBAT ADRENERGIK KELOMPOK 3 KELAS B

OBAT ADRENERGIK KELOMPOK

3

KELAS B

C H AL I D M AU L AN A P U TRI T I ARA S R A H M I L I N ZA NOVITA DA HNIAR YA N I I R M A WA HYU NI

OBAT ADRENERGIKA

 PENGERTIAN ADRENERGIKA Adrenergika atau simpatomimetika adalah zat zat yang menimbulkan sebagian efek yang sama dengan stimulasi susunan simpaticus(SS) dan melepaskan noradrenalin (NA) di ujung-ujung sarafnya

PENGGOLONGAN OBAT

 Adrenergika dapat dibagi dalam 2 kelompok yaitu :  Zat-zat yang bekerja langsung Kebanyakan katecholamin bekerja langsung terhadap reseptor dari organ tujuan, antara lain Adrenelin, NA, dan isoprenalin.

 Zat-zat dengan kerja tak-langsung Noradrenalin disintesisdan di simpang di ujung-ujung saraf adrenergis dan dapat di bebaskan dari depotnya dengan jalan merangsang saraf bersangkutan, dan dapat pula dengan perantaraan obat-obat seperti: efedrin, amfetamin, guanetidin, dan reserpin

EFEK SAMPING OBAT

  Zat-zat bekerja langsung Adrenalin (epinefrin) Efek : yang ditimbulkan mirip perangsangan saraf adrenergik indikasi : glaukoma kronik dosis : setiap 1 – 3 hari 1 tetes sebelum tidur   Kerja tidak langsung efedrin efek : adrenergik melalui pelepasan NE(nor epinefrin), yang tersimpan dalam ujung saraf adrenergik Indikasi : asma,bronkitis,emfisema dosis : 0,5 – 1 Ml SK

MEKANISME ADRENERGIKA

 

Mekanisme Kerja

Katecholamin bekerja sebagai transmitter dan mengikat diri pada reseptor yang berada di bagian luar membrane sel. Penggabungan ini mengaktifkan suatu enzim dibagian dalam membrane sel. Untuk meningkatkan pengubahan adhenosintriphosphate (ATP) ini kaya akan energy, yang dibebaskan pada pengubahanya menjado cAMP (cyclic adenosinemonophosphate). Peningkatan kadar cAMP di dalam sel, mengakibatkan berbagai efek adrenergic seperti tertera di atas.

 Tidak semua adrenergic menghasilkan setiap efek yang diikhtisarkan di attas dengan potensi yang sama, tetapi perbedaan antara zat masing-masing hanya bersifat kuantitatif. Ada obat dengan efek jantung kuat, tetapi dengan efek bronchi hanya ringan dan dikenal pula obat yang khusus berefek bronchodilatasi dengan sedikit efek lainya.

RESEPTOR ADRENERGIKA

 Reseptor Alfa dan Beta Adrenergik dapat dibagi dalam dua kelompok menurut titik kerjanya di sel-sel efektor dari organ ujung , yakni reseptor alfa dan reseptor beta.perbedaan antara kedua jenis reseptor didasarkan atas kepekaannya bagi adrenalin, noraadrenalin (NA) , dan isoprenalin.reseptor alfa lebih peka bagi NA, sedangkan reseptor Beta lebih sensitif bagi isoprenalin.

 Deferensiasi lebih lanjut dapat dilakukan menurut efek fisiologinya, yaitu dalam alfa 1 dan alfa 2, serta beta 1 dan beta 2. stimulasi dari masing masing reseptor itu menghasilkan efek efek sebagai berikut :  Alfa 1 dan beta 1 Postsinapsis, artinya lewat sinaps diorga efektor;  Alfa 2 dan beta 2 presinaptis dan ekstraksi naptis, yaitu dimuka sinaps atau diluarnya, antara lain dikulit otak, rahim, dan pelat-pelat darah. Reseptor-al juga terdapat presinaptis.

INDIKASI OBAT ADRENERGIKA

          Syok anafilaktik Hipotensi Hipertensi Aritmia Jantung Gagal Jantung Kongestif Vasokonstriktor Lokal Dekongestan Nasal Asma Bronkial Mendreatik Tokolitik

EFEK SAMPING ADRENERGIKA

 Pada dosis biasa , adrenergika dapat menimbulkan efek samping terhadap jantung dan SSP yaitu :  Tachycardia dan jantung berdebar-debar  Nyeri kepala  Gelisah Oleh karena itu adrenergika perlu digunakan secara hati-hati pada pasien yang mengidap infark jantung, hipertensi, dan hipertirosis.

      

Penggunaan

Berdasarkan khasiat tersebut, adrenergika digunakan pada berbagai macam penyakit dan gangguan, yang terpenting diantaranya adalah: Ø Pada shock guna memperkuat kerja jantung dan melawan hipotensi khususnya adrenalin dan NA.

Ø Pada asma guna mencapai brochodilatasi, terutama salbutamol dan turunanya, juga adrenalin dan efdrin.

Ø Pada hipertensi guna menurunkan daya tahan perifer dari dinding pembuluh dengan jalan menghambat pelepasan NA.

Ø Sebagai vasodilatorperifer pada vasokonstriksi di betis dan tungkai.

Ø Pada pilek (rhinitis) guna menciutkan mukosa yang bengkak, terutama zat-zat imidazolin.

   Ø Sebagai midriatikum guna melebarkan pupil, antara lain fenilefrin dan nafazolin.

Ø Pada obesitas guna menekan nafsu makan untuk menunjang diet, menguruskan badan khususnya fenfluramin dan mazindol.

Ø Sebagai penghambat his dan pada nyeri haid berkat daya relaksasinya atas otot rahim, misalnya ritodrin.

DAFTAR PUSTAKA

 Tan Hoan Tjay, Drs. 2002. Obat obat Penting Edisi 5 PT. Elex Media komputindo : Jakarta  Iso Indonesia Vol . 47 – 2012 s/d 2013  Setyabudy, Rianto. 2007. Farmakologi dan terapi Edisi 5 : Jakarta  http : // utnyildnyild.Blogspot.com/2011/05/Obat-obat adrenergik.html

TERIMA KASIH ATAS PERHATIAN NYA

MOHON MAAF JIKA ADA KESALAHAN KATA DARI KAMI

W A S S A L A M