MATEI 04 SUPERVISI KLINIS (neti k)

Download Report

Transcript MATEI 04 SUPERVISI KLINIS (neti k)

SUPERVISI KLINIS
(CLINICAL SUPERVISION)
Dr. Hj. NETI KARNATI , M.Pd
DOSEN MP FIP UNJ
[email protected]
4.
PROSES
5.
PRINSIP
6.
HAMBATAN
7.
TIPS-TIPS
3.
KARAKTERISTIK
2.
TUJUAN
1.
KONSEP
Cogan melihat supervisi klinis sebagai wahana
untuk mengembangkan guru atau calon guru
agar bertanggung jawab secara profesional yang
mampu menganalisis kinerja mereka sendiri,
yang terbuka untuk perubahan dan bantuan dari
orang lain terutama dalam mengarahkan diri
sendiri.
Richard Wellers dalam Sullivan :
“Supervisi klinis dapat didefinisikan sebagai
pengawasan yang difokuskan pada perbaikan
pengajaran melalui siklus yang sistematis yang
terdiri dari perencanaan, observasi dan analisis
intelektual yang intensif tentang pengajaran
yang sebenarnya untuk kepentingan
perubahan yang rasional”
The reflective clinical supervision cycle
Clinical supervision may be defined as supervision focused
upon the improvement of instruction by means of
systematic cycles of planning, observation, and intensive
intellectual analysis of actual teaching performances in
the interest of rational modification.
(Supervisi klinis dapat didefinisikan sebagai supervisi
difokuskan pada peningkatan pembelajaran melalui siklus
perencanaan yang sistematis, pengamatan, dan analisis
intelektual yang intensif dari penampilan mengajar
sebenarnya untuk kepentingan perbaikan)
Sintesis
 Supervisi klinis adalah teknik pelayanan yang
dilakukan dalam rangka membantu guru atau calon guru
secara intensif dan profesional untuk meningkatkan
kemampuan guru atau calon guru, dengan menggunakan
pendekatan evaluasi formatif dan humanis agar dapat
memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukan guru
atau calon guru di dalam kelas.
 Supervisi klinis dapat berjalan dengan efektif dengan
adanya kesadaran diri dari guru atau calon guru untuk
mengenali dan merefleksikan dirinya serta melakukan
usaha-usaha perubahan ke arah yang lebih baik dan
meningkatkan kompetensi mengajar yang dimiliki agar
proses pembelajaran di dalam kelas dapat ditingkatkan .
UNSUR-UNSUR KHUSUS DARI
SUPERVISI KLINIS
• Adanya hubungan tatap muka antara supervisor dan
guru atau calon guru di dalam proses supervisi.
• Pemokusan pada tingkah laku yang sebenarnya dari
guru atau calon guru di dalam kelas.
• Observasi secara cermat.
• Pendeskripsian data observasi secara terperinci.
• Supervisor dan guru atau calon guru bersama-sama
menilai penampilan guru atau calon guru.
• Fokus observasi sesuai dengan kebutuhan dan
permintaan guru atau calon guru.
TUJUAN UMUM:
memberikan tekanan pada proses pembentukan dan
pengembangan profesional guru atau calon guru
dengan maksud memberi respon terhadap perhatian
utama serta kebutuhan guru atau calon guru yang
berhubungan dengan tugasnya
TUJUAN KHUSUS :
1. Menyediakan bagi guru atau calon guru suatu feedback
(balikan) yang obyektif
2. Mendiagnosis dan membantu memecahkan masalahmasalah mengajar
3. Membantu guru atau calon guru mengembangkan
keterampilan
dalam
menggunakan
strategi-strategi
mengajar
4. Sebagai dasar untuk menilai guru atau calon guru dalam
kemajuan pendidikan, promosi jabatan atau pekerjaan
mereka
5. Membantu guru atau calon guru mengembangkan sikap
Mengajar Adalah Tugas Pokok guru
Kepercayaan dan kesadaran mengenai dirinya atau calon guruBentuk keterampilan :
sendiri (self concerns)
1. Memberi penguatan
1.
Dimana saya berada?
2.
Seberapa besarkah kemampuan saya?
3.
Bagaimana tanggapan serta perasaan siswa
tentang saya?
2. Bertanya dasar dan lanjutan
3. Mengadakan variasi dalam teknik mengajar
dan penggunaan stimulus
4. Menjelaskan
“Concern” tentang siswa :
5. Mengelola dan disiplin kelas
1.
Apakah siswa dapat belajar sesuatu dari apa
yang saya ajarkan?
2.
Apakah kebutuhan siswa secara individu
dalam belajar dapat terpenuhi?
3.
6. Mengajar kelompok kecil
7. Memimpin diskusi kelompok
SUPERVISI
Bagaimanakah saya dapat memperbaiki cara
mengajar saya?
8. Mengajar atas dasar perbedaan individu
9. Mengembangkan kreatifitas siswa
10.Membuka & menutup pelajaran
SUPERVISI KLINIS
1.
Menciptakan hubungan dan bantuan :
a.
Memahami kebutuhan dan “concerns” guru atau calon guru
b.
Membantu mengembangkan bentuk-bentuk keterampilan
2.
Mengobservasi dan menganalisa penampilan
3.
Menanggapi penampilan guru atau calon guru dan memberi saran atau nasehat
Gambar 1.1 Hubungan tujuan supervisi klinis dengan perangkat keterampilan dasar guru atau calon guru dan kesadaran atau
kepercayaan diri guru atau calon guru
Tujuan dari supervisi klinis adalah
membantu guru atau calon guru
untuk memodifikasi pola-pola
pembelajaran dalam cakupan yang
masih masuk akal bagi guru atau
calon guru tersebut dan juga disetujui
dalam perihal isi dari pembelajaran
dan standar-standar pembelajaran.
Tugas utama seorang supervisor adalah membantu guru atau calon
guru untuk memilih tujuan-tujuan dalam hal peningkatan kegiatan
pembelajaran. Supervisi klinis didesain untuk bekerja bersama
guru atau calon guru dengan menggunakan sejumlah teknologi,
perspektif dan pendekatan yang dapat digunakan
PRINSIP-PRINSIP
SUPERVISI KLINIS
1. Harus berdasarkan inisiatif dari para guru atau calon guru
2. Ciptakan hubungan yang bersifat manusiawi yang bersifat
interaktif dan rasa kesejawatan
3. Ciptakan suasana bebas
4. Objek kajian adalah kebutuhan professional guru atau
calon guru yang riil
5. Perhatian dipusatkan pada unsur-unsur yang spesifik yang
harus diangkat untuk diperbaiki
Goldhammer, Anderson dan Krajewsky dalam Glickman, mengulas
sembilan karakter supervisi klinis sebagai sebuah konsep, yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Teknologi untuk meningkatkan pengajaran
Intervensi yang disengaja dalam proses pengajaran
Berorientasi pada tujuan
Diasumsikan sebagai hubungan kerja yang profesional
Membutuhkan kepercayaan tingkat tinggi
Sistematis
Menciptakan ketegangan produktif
Mengasumsikan bahwa supervisor tahu banyak tentang analisis
pengajaran dan pembelajaran
Membutuhkan pelatihan
KARAKTERISTIK
SUPERVISI KLINIS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Perbaikan dalam mengajar mengharuskan guru atau calon guru memperbaiki keterampilan intelektual dan
bertingkah laku yang spesifik
Fungsi utama supervisor ialah mengajarkan berbagai keterampilan kepada guru atau calon guru atau calon
guru atau calon guru yaitu:
a. Keterampilan mengamati dan memahami (mempersepsi) proses pengajaran secara analitis
b. Keterampilan menganalisis proses pengajaran secara rasional berdasarkan bukti-bukti pengamatan
yang jelas dan tepat
c. Keterampilan dalam pembaharuan kurikulum, pelaksanaan, serta percobaannya
d. Keterampilan dalam mengajar
Fokus supervisi klinis adalah pada perbaikan cara mengajar dan bukan mengubah kepribadian guru atau
calon guru
Fokus supervisi klinis dalam perencanaan dan analisis merupakan pegangan dalam pembuatan dan
pengujian hipotesis mengajar yang didasarkan atas bukti-bukti pengamatan
Instrumen yang disusun atas dasar kesepakatan antara supervisor dengan guru atau calon guru
Balikan (feedback) yang diberikan harus secepat mungkin dan sifatnya obyektif
Dalam percakapan balik seharusnya datang terlebih dahulu dari guru atau calon guru bukan dari
supervisor
INDIKATOR
SUPERVISI KLINIS
1. Ada pengamatan awal tentang diri guru atau calon guru yang akan
disupervisi secara mendalam.
2. Observasi yang dilakukan pada proses supervisi sangat mendalam, sehingga
menemukan data yang mendetail.
3. Pada pertemuan tentang hasil supervisi tadi dilakukan secara mendalam,
menyangkut semua unsur kelemahan yang sedang diperbaiki.
4. Dalam diskusi balikan ini guru atau calon guru dapat kesempatan
mengevaluasi diri, mengekplorasi diri, dan melakukan refleksi terhadap
kinerjanya dalam proses pembelajaran tadi.
5. Dalam diskusi balikan ini memungkinkan pembuatan alternatif-alternatif
penyelesaian atau hipotesis, terhadap unsur kinerja yang belum baik, yang
akan dilaksanakan dalam proses supervisi berikutnya.
6. Dengan demikian, perbaikan kelemahan-kelemahan guru atau calon guru
bersifat berkelanjutan
a.
Pertemuan pendahuluan (preconference)
b. Observasi kelas
c. Menganalisis dan menafsirkan
pengamatan dan menentukan
pendekatan pertemuan dengan guru atau
calon guru
d. Pertemuan balikan (postconference)
e. Kritik dari empat langkah sebelumnya
Glickman, Carl D., Stephen P. Gordon, Jovita M. Ross-Gordon, The Basic Guide to Supervision and
Instructional Leadership, Second Edition (USA : Pearson Education Inc., 2009), p. 228
Menurut Wellers dalam Sullivan,
Pada pertemuan awal, pengawas
duduk bersama dengan guru atau tujuan dari pertemuan awal ini adalah :
1) Untuk mengidentifikasi kepentingan
calon guru dan menentukan :
dan masalah guru atau calon guru
dengan cara yang tepat ( direktif
(1) alasan dan tujuan supervisi,
informasi, kolaboratif atau mandiri) dan
(2) fokus observasi,
menawarkan pengembangan
(3) metode dan bentuk observasi,
profesional yang sesuai.
(4) waktu observasi dan
2) Untuk memperjelas bahwa tujuan utama
dari observasi adalah untuk
(5) waktu untuk pertemuan akhir.
meningkatkan pengajaran dan
Penentuan ini dibuat sebelum
pembelajaran
supervisi yang sebenarnya, sehingga 3) Untuk mengurangi stres dan membuat
baik pengawas maupun guru atau
guru atau calon guru merasa nyaman
calon guru mempunyai kejelasan
selama proses supervisi
akan apa yang terjadi. Harus ada
4) Untuk memilih alat observasi dan
kriteria untuk membuat keputusan
jadwal kunjungan serta pertemuan
pada fokus, metode dan waktu
untuk umpan balik
observasi
Secara teknis diperlukan lima langkah utama bagi
terlaksananya pertemuan pendahuluan dengan baik,
yaitu:
1.Menciptakan suasana akrab antara supervisor
dengan guru atau calon guru sebelum langkahlangkah selanjutnya dibicarakan.
2.Mereviu rencana pelajaran serta tujuan pelajaran.
3.Mereviu komponen keterampilan yang akan
dilatihkan dan diamati.
4.Memilih atau mengembangkan suatu instrumen
observasi yang akan dipakai untuk merekam tingkah
laku guru atau calon guru yang menjadi perhatian
utamanya.
5.Instrumen observasi yang dipilih atau yang
dikembangkan, dibicarakan bersama antara guru
atau calon guru dan supervisor
Observasi adalah waktu untuk menindaklanjuti pemahaman pada
pertemuan awal. Pengawas mungkin akan menggunakan satu atau
lebih cara dalam observasi.
Metode observasi meliputi:
1. kategori frekuensi,
2. indikator kinerja,
3. diagram visual,
4. pemanfaatan ruang,
5. laporan kata demi kata,
6. narasi pembuka dan penutup,
7. pengamatan peserta dan
8. kuisioner yang terfokus.
Glickman, Carl D., Stephen P. Gordon, Jovita M. Ross-Gordon, The Basic Guide to Supervision and
Instructional Leadership, Second Edition (USA : Pearson Education Inc., 2009), p. 228
1) KATEGORI FREKUENSI
Tabel 1. Pertanyaan-pertanyaan guru atau
Kategoriguru
pertanyaan
Skor
Total
Persentase
calon
Evaluasi
0
0
Sintesis
I
1
5
Analisis
I
1
5
Aplikasi/penerapan
II
2
10
Interpretasi
III
3
15
Translasi
IIII
4
20
IIIII IIII
9
45
Memori/ingatan
Jumlah Pertanyaan = 20
Siswa
Tabel 2. Perilaku siswa
Waktu ketika pengamatan dimulai
9:00 9:05 9:10 9:15 9:20 9:25 9:30
Andrew
A
C
D
Shawn
A
A
D
Maria
A
A
D
Sam
I
F
F
Barbara
H
F
D
Angie
C
G
G
Jeff
A
A
C
Jessica
F
F
E
Tom
A
A
E
Cris
F
F
E
Michele
A
A
E
Mark
A
I
F
Melissa
C
A
E
John
J
A
I
Rolanda
A
C
E
Keterangan :
A: on task, mendengar/melihat
B: on task, menulis
C; on task, berbicara
D: on task, membaca
E: on task, tangan beraktivitas
9:35
E
E
A
B
B
E
E
A
C
B
E
E
C
B
B
E
F
A
B
C
E
E
F
F
B
C
E
G
G
G
E
E
A
B
B
E
E
A
B
E
E
H
H
B
B
E
E
A
B
C
E
H
H
B
B
F
I
I
I
F
E
E
C
H
B
I
J
J
J
J
E
E
A
B
F
F: off task, pasif
G: off task, mengerjakan tugas lain
H: off task, mendengarkan yang lain
I: off task, mengganggu yang lain
J: off task, bermain
2) Model Indikator Kinerja Hunter
Tabel 3. Indikator Kinerja
Elemen-elemen
Perangkat
antisipatif
Pernyataan
sasaran dan
tujuan
Input
Modelling
Pemeriksaan
pemahaman
Latihan dengan
pengarahan
Latihan mandiri
Respon
Komentar
Ya…. Tidak….Tidak dapat diterapkan….
Ya…. Tidak….Tidak dapat diterapkan….
Ya…. Tidak….Tidak dapat diterapkan….
Ya…. Tidak….Tidak dapat diterapkan….
Ya…. Tidak….Tidak dapat diterapkan….
Ya…. Tidak….Tidak dapat diterapkan….
Ya…. Tidak….Tidak dapat diterapkan….
Tabel 4. Indikator Pembelajaran Kooperatif
Elemen-elemen
Penjelasan
akademik dan
tujuan sosial
Mengajar perlunya
keterampilan sosial
Interaksi tatap muka
Saling
ketergantungan
yang positif
Kemampuan
individual
Proses grup
Respon
Ya…. Tidak….Tidak dapat diterapkan….
Ya…. Tidak….Tidak dapat diterapkan….
Ya…. Tidak….Tidak dapat diterapkan….
Ya…. Tidak….Tidak dapat diterapkan….
Ya…. Tidak….Tidak dapat diterapkan….
Ya…. Tidak….Tidak dapat diterapkan….
Komentar
2) Model Indikator Kinerja Hunter
Tabel 5. Indikator Pembelajaran Konstrukstivisme
Indikator
Perencanaan
bersama oleh guru
atau calon guru dan
siswa
Penjelasan
mendalam tentang
ide besar
Pertanyaan yang
diprakarsai siswa
Berpusat pada
masalah
Penggunaan bahan
utama
Siswa menguji
hipotesisnya sendiri
Mengembangkan
dialog
Pembelajaran aktif
Pembelajaran
kolaboratif
Siswa membangun
pengetahuan
Refleksi diri dan
kelompok
Penilaian
pembelajaran oleh
guru atau calon
guru dan siswa
Penilaian proses
dan hasil
Respon
Ya…. Tidak….Tidak dapat diterapkan….
Ya…. Tidak….Tidak dapat diterapkan….
Ya…. Tidak….Tidak dapat diterapkan….
Ya…. Tidak….Tidak dapat diterapkan….
Ya…. Tidak….Tidak dapat diterapkan….
Ya…. Tidak….Tidak dapat diterapkan….
Ya…. Tidak….Tidak dapat diterapkan….
Ya…. Tidak….Tidak dapat diterapkan….
Ya…. Tidak….Tidak dapat diterapkan….
Ya…. Tidak….Tidak dapat diterapkan….
Ya…. Tidak….Tidak dapat diterapkan….
Ya…. Tidak….Tidak dapat diterapkan….
Ya…. Tidak….Tidak dapat diterapkan….
Komentar
3) Diagram Visual
G = guru
atau calon
guru
G
2
6
11
S = Siswa
1
SA
SF
7
9
12
SB
SC
SD
SE
SG
SH
SI
SJ
SN
SO
10
SK
4
3
SL
SM
5
N
SP
SU
8
SQ
SV
6
SR
SS
ST
SW
SX
SY
4) Pemanfaatan Ruang guru atau calon guru
Diagram 2. Front of Room
Key
T.D.
guru)
= Teacher’s Desk (Meja guru atau calon
L.C.
= Learning Center (Pusat Pembelajaran)
C.B.
= Chalk Board (Papan Tulis)
W.A.
= Work Area (Area Kerja)
Pengawas meninggalkan kelas dengan
membawa hasil pengamatannya dan
duduk di kantor sekolah. Memaparkan
halaman pengamatannya dan mengkaji
informasi, menghitung frekuensi, mencari
pola yang berulang, mengisolasi kejadian
besar atau menemukan indikator kinerja
yang ada maupun yang tidak ada. Selanjutnya supervisor menentukan pendekatan
yang akan dilakukan untuk membicarakan hasil
observasinya dengan guru atau calon guru yang
diobservasi. Supervisor yang berpengalaman akan
memberikan data pengamatannya kepada guru atau
calon guru sebelum melakukan pertemuan akhir.
Hal ini memungkinkan guru atau calon guru untuk
memeriksa data dan membawa interpretasi awal
pada saat pertemuan akhir
Contoh langkah ke-3 :
Temuan pengawas :
1. guru atau calon guru menanyakan 27 pertanyaan dan mendapat 42
jawaban
2. Terjadi gerakan verbal sebanyak 276 kali, 6 kali antara siswa ke siswa,
270 kali antara guru atau calon guru ke siswa dan siswa ke guru atau
calon guru.
3. Beberapa siswa menanyakan apa yang harus mereka lakukan kepada
supervisor
4. Dua orang siswa membicarakan olah raga
Supervisor mengetahui bahwa tujuan dari pembelajaran
adalah untuk mendorong keterlibatan siswa, maka supervisor
membuat analisis sebagai berikut :
1. guru atau calon guru mendorong siswa untuk menjawab
pertanyaan
2. Sedikit interaksi yang terjadi diantara siswa
Dari analisis di atas, supervisor membuat interpretasi
sebagai berikut:
1.guru
atau
calon
guru
tidak
jelas
dalam
mengkomunikasikan perintah ke beberapa siswa
2.Sepasang siswa tidak tertarik dengan apa yang sedang
dikerjakan di kelas
Model pendekatan yang
dapat dilakukan oleh
supervisor, yaitu :
1. Pendekatan kolaboratif
2. Pendekatan direktif
informasi
3. Pendekatan selfdirected (mandiri)
Model pendekatan
kolaboratif
1. guru atau calon guru mengidentifikasi
masalah, supervisor meminta informasi
sebanyak mungkin
2. Supervisor merenungkan kembali apa yang
telah didengar
3. Memulai brainstorming dengan meminta
ide-ide dari guru atau calon guru
4. Memecahkan
masalah,
berbagi
dan
berdiskusi tentang pilihan pemecahan
masalah
5. Menyetujui rencana dan tindak lanjut pada
pertemuan tersebut
Model pendekatan
direktif informasi
1. Supervisor mengidentifikasi masalah atau tujuan
dan meminta informasi untuk klarifikasi
2. Supervisor menawarkan solusi, meminta masukan
dari guru atau calon guru untuk alternatif solusi
danmeminta tambahan ide
3. Supervisor meringkas alternatif pilihan, meminta
konfirmasi dan meminta guru atau calon guru untuk
mengemukakan pilihan terakhir
4. Menyusun tindak lanjut dan pertemuan
Model pendekatan
self-direktif
(mandiri)
1. Mendengarkan pernyataan guru atau calon guru
dengan seksama
2. Merefleksikan
kembali
pemahaman
tentang
masalah
3. Menjelaskan terus menerus sampai masalah
sebenarnya teridentifikasi
4. guru atau calon guru mengatasi masalah dan
mencari akibat dari berbagai tindakan
5. guru atau calon guru berkomitmen untuk membuat
keputusan dan rencana
6. Supervisor menyatakan kembali rencana guru atau
calon guru dan mengatur tindak lanjut pertemuan
d. Contoh form yang dapat digunakan untuk
mengembangkan rencana tindak lanjut perbaikan
Tanggal pertemuan akhir
:
........................................................
guru atau calon guru yang disupervisi
........................................................
:
Waktu supervisi
:
.....................................................
Supervisor
:
.....................................................
Tujuan yang akan dikerjakan
:
.....................................................
Kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan :
................................................................................................................................
Sumber daya yang dibutuhkan :
........................................................
Waktu dan tanggal untuk pertemuan berikutnya :
................................................................................................................................
D. PERTEMUAN BALIKAN (POSTCONFERENCE)
1. Menanyakan perasaan guru atau calon guru secara umum atau kesan
umum guru atau calon guru ketika ia mengajar serta memberi penguatan
dalam mereviu tuuan pelajaran.
2. Mereviu target keterampilan serta perhatian utama guru atau calon guru.
3. Menanyakan perasaan guru atau calon guru tentang jalannya pengajaran
berdasarkan target dan perhatian utamanya.
4. Menunjukkan data hasil rekaman dan memberikan kesempatan kepada
guru atau calon guru menafsirkan data tersebut.
5. Bersama menginterpretasi data rekaman.
6. Menanyakan perasaan guru atau calon guru setelah melihat rekaman
data tersebut.
7. Menyimpulkan hasil dengan melihat apa yang sebenarnya yang menjadi
keinginan atau target guru atau calon guru dan apa yang sebenarnya
telah terjadi atau tecapai.
8. Menentukan bersama-sama dan mendorong guru atau calon guru untuk
merencanakan hal-hal yang perlu dilatih atau diperhatikan pada
kesempatan berikutnya .
Langkah kelima proses supervisi klinis adalah waktu untuk
meninjau apakah prosedur dari langkah pertama sampai ke empat
memuaskan dan apakah revisi mungkin diperlukan sebelum
mengulang urutan langkah.
Dalam tinjauan ini terdiri dari pertanyaan seperti :
1.
2.
3.
4.
Apa yang berharga dari yang telah kita lakukan?
Apa yang bernilai kecil?
Perubahan apa yang bisa disarankan?
Umpan balik dari guru atau calon guru
memberikan supervisor kesempatan untuk
memutuskan apakah melanjutkan praktek,
merevisi atau mengubah cara kerja guru atau
calon guru di masa depan.
1.
2.
3.
4.
5.
Kurangnya lembaga pembimbing di lembaga pendidikan
Terbatasnya sarana yang tersedia
Kurang tersedianya tenaga teknisi
Terbatasnya dana
Sistem pelaksanaan pengalaman lapangan yang masih
menempatkan kegiatan praktek kependidikan)yang tidak sesuai
dengan kalender pendidikan
6. Angka perbandingan (rasio) yang tinggi antara calon guru atau
calon guru dengan supervisor mengakibatkan pembimbing
kurang intensif dan bersifat “sambil lalu”.
7. Labilnya sistem organisasi kelembagaan serta tata aturannya
termasuk organisasi kurikulum pada saat ini.
Kriteria yang harus dimiliki oleh seorang supervisor :
1. Keyakinan, memiliki kemampuan untuk memecahkan
masalahnya sendiri dan mengembangkan dirinya.
2. Mempunyai kebebasan untuk memilih dan bertindak
mencapai tujuan yang diinginkannya.
3. Kemampuan menanyakan pada orang lain dan
dirinya sendiri tentang asumsi dasar serta keyakinan
akan dirinya.
4. Komitmen dan kemauan membuat rekan guru atau
calon gurunya merasa penting, dihargai dan maju.
5. Memiliki kemauan dan kemampuan untuk dapat
membina hubungan yang akrab tanpa memandang
bulu.
6. Kemampuan untuk mendengarkan serta keinginan
untuk memanfaatkan pengalaman-pengalaman guru
atau calon guru untuk membuatnya berusaha
mencapai tujuan.
7. Antusiasme dan keyakinan akan supervisi sebagai
proses kegiatan yang terus-menerus untuk melayani
pertumbuhan dan perkembangan pribadi serta
profesi guru atau calon guru.
8. Keterampilan dalam berkomunikasi, mengobservasi,
dan menganalisis tingkah laku guru atau calon guru
ketika mengajar.
9. Komitmen untuk mengembangkan dirinya sendiri
serta berkeinginan keras untuk terus memperdalam
bidang supervisi
Hal terakhir yang perlu diketahui adalah seorang
supervisor haruslah dapat menjadi role model
bagi guru atau calon guru dan dipercaya sehingga
guru atau calon guru merasa nyaman untuk
berbicara dan mengungkap hasil refleksi yang
dilakukan atas dirinya sendiri. Selain itu seorang
supervisor lebih baik memiliki bukti bahwa
supervisor tersebut pernah berhasil sebagai guru
atau
calon
guru
ditambah
dengan
kemampuannya dalam berkomunikasi secara
baik.