Transcript Slide 1
BAHAN JUMPA PERS AKHIR TAHUN 2011 Menjangkau Mereka Yang Tak Terjangkau Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta, 30 Desember 2011 1 AGENDA I. PENDAHULUAN II. HAL MENONJOL SEPANJANG 2011 III. RENCANA KERJA SEPANJANG 2012 IV. PERMEN LARANGAN PUNGUTAN V. MONITORING MEDIA 2 I PENDAHULUAN 3 Ucapan Terima Kasih • Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota • Kementerian dan Lembaga yang terkait dengan Tupoksi Pendidikan dan Kebudayaan • Jajaran Internal Kemdikbud • Organisasi yang bergerak di bid. Dikbud, Media dan • Masyarakat 4 Garis Besar Kebijakan Kemdikbud Tahun 2012 Melanjutkan Arah Kebijakan “Keramahan Sosial” yang Terus diperluas dengan tema: “Menjangkau Mereka yang Tak Terjangkau” Beberapa hal dilakukan antara lain: 1. Membangun Infrastruktur Pendidikan di Wilayah 3T (Terdepan, Terluar, Terbelakang) Membangun Sekolah Berasrama, Termasuk Menyiapkan Guru. 2. Memperlus Jangkauan Bantuan bagi Siswa dari Keluarga Kurang Mampu (Miskin): Bidik Misi dan Subsdidi Siswa Miskin Bukan hanya menambah jumlah anggaran, sebesar Rp 3,9 Triliun, tapi juga menambah target sasran sebanyak 6,1 juta siswa. 5 3. Membangun Dua Institut Teknologi Baru di Sumatera dan di Kalimantan. 4. Perubahan dari Tender ke Swakelola Perubahan Besar yang Diharapkan Bukan Saja Dapat Meningkatkan Kualitas Bangunan, tapi Juga untuk Mempraktekkan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah). 5. Memilih Percetakan UN Terseleksi dengan Persyaratan Memiliki Sertifikat “Security Printing”. 6. Menyiapkan Pembangunan Institut Seni dan Budaya Bagian dari Menjalankan Tupoksi Kebudayaan. 7. Meninggalkan Pendekatan Proporsional ke arah Pendekatan Keadilan (justice) 8. Dibentuknya BLU untuk Mengelola Dana Abadi Pendidikan untuk Keperluan Pengembangan SDM Pendidikan (Beasiswa) 6 KEIKUTSERTAAN DALAM PROGRAM MP3EI UNTUK PEMENUHAN SDM • Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan (UU 20/2003 pasal 18) • Pendidikan kejuruan merupakan subsistem pendidikan yang secara khusus membantu peserta didik dalam mempersiapkan diri memasuki lapangan kerja Master Plan: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025 Pengembangan 6 Koridor Ekonomi Indonesia "Sentra produksi dan pengolahan hasil bumi" Koridor Pantai Timur Sumatra – Jawa Bag. Barat "Lumbung energi nasional" "Lumbung pangan nasional" Koridor Kalimantan Koridor Sulawesi Koridor Pantai Utara Jawa Koridor Jawa Timur-BaliNTB "Pendorong industri & manufaktur nasional" "Pintu gerbang pariwisata nasional" Koridor Papua "Kawasan dengan SDA melimpah dan SDM yang sejahtera" Sumber: Menko Perekonomian, 2010 Penyediaan SDM Peningkatan Akses & Kualitas Pendidikan Menengah Umum & Relevansi Pendidikan Vokasi (SMK + Politeknik) 7 Capaian Palaksanaan Inpres Perkiraan B12 Jumlah Rencana Aksi Inpres Inpres 3 Tahun 2010 5 1 4* - - Inpres 9 Tahun 2011 1 - 1 - - 15 1 13 - 1** Inpres 14 Tahun 2011 Catatan: *) Termasuk pembangunan PAUD Terpadu sebagai pengganti TK-SD Satu Atap **) Monitoring DAK Catatan: = pencapaian >100%; = pencapaian 76-100%; = pencapaian 51-75%; = pencapaian < 50%; Anggaran BOS dan Subsidi Siswa Miskin Tahun 2012 (Rp. 000) No. Out Put Sasaran Satuan Biaya Anggaran 1. BOS SD 28.006.000 siswa 580 16.243.480.000 2. BOS SMP 10.354.000 siswa 710 7.351.340.000 3. Rintisan BOS SMA 4.105.139 siswa 125 513.142.375 4. Rintisan BOS SMK 3.800.000 siswa 125 475.000.000 5. Penyelenggaraan Pendidikan Khusus 106.185 siswa 814 86.413.595 6. Siswa SD Penerima Subsidi Miskin 3.530.305 siswa 364 1.285.031.000 7. Siswa SMP Penerima Subsidi Miskin 1.295.450 siswa 600 777.270.000 8. Siswa SMA Penerima Subsidi Miskin 505.290 siswa 787 397.782.940 9. Siswa SMK Penerima Subsidi Miskin 617.576 siswa 786 485.414.736 10. Subsidi Mhs Berprestasi dari Keluarga Tidak Mampu 180.000 mhs 4.200 756.000.000 11. Bantuan Beasiswa Bidik Misi a. Angkatan Baru - Beasiswa - Biaya Kedatangan - Biaya Pendaftaran 30.000 mahasiswa 15.000 mahasiswa 100.000 calon mhs 6.000 1.500 175 180.000.000 22.500.000 17.500.000 b. On Going 50.000 mahasiswa 12.000 600.000.000 TOTAL 29.190.874.666 9 II HAL MENONJOL SEPANJANG 2011 10 1. Status Disclaimer 11 2. Berubahnya Nomenklatur Kemdiknas 12 Peraturan Presiden Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara Pendidikan, Bahasa, dan Kebudayaan Alam -Logika -Etika -Estetika Budaya Teknologi Seni Peradaban -Pikiran -Perasaan Bahasa Ekspresi Manusia Pengetahuan Eksistensi Pembelajaran Abstraksi Masyarakat (pengalaman) Interaksi Tuhan Internalisasi Pembudayaan Aktualisasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Membentuk Insan Indonesia yang Beradab Berpengetahuan Berbudaya Internalisasi dan aktualisasi membentuk siklus proses yang menghasilkan perbaikan berkesinambungan (continuous improvement) sehingga pengetahuan dan budaya menjadi dinamis dan peradaban menjadi berkembang sesuai tuntutan perubahan zaman Rantai Nilai Kebudayaan Warisan Budaya dan Sejarah •Eksplorasi •Pemeliharaan •Perlindungan •Dokumentasi •Pendaftaran •Ratifikasi •Pemajangan Nilai Sejarah dan Budaya •Perumusan •Penyerapan •Penciptaan •Perlindungan •Pengukuran Pembudayaan •Diseminasi •Diplomasi •Promosi •Internalisasi •Aktualisasi Pengembangan •Produk •SDM - Kompetensi - Sertifikasi •Sarana dan Prasarana DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN SEKRETARIAT DITJEN DIREKTORAT PELESTARIAN BUDAYA DAN LINGKUNGAN BERSEJARAH DIREKTORAT PEMBINAAN NILAI SEJARAH, BUDAYA, DAN FILM DIREKTORAT PEMBUDAYAAN MASYARAKAT DIREKTORAT PENGEMBANGAN BUDAYA DIREKTORAT PEMBINAN KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YME 16 3. Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 17 Penyaluran BOS 2011 mengalami banyak kendala dan hambatan terutama dari sisi ketepatan waktu, sehingga berdampak pada prinsip pengelolaan sekolah wajib belajar 9 tahun (semaraknya pungutan) SAMPAI 29 DESEMBER 2011 Triwulan ke Sisa Kab./Kota Belum Mencairkan 3 4 28 258 18 Perbandingan Pencairan Dana BOS 2010 dan 2011 Triwulan 1 120% Bulan ke-2 Bulan ke-1 Bulan ke-3 97.80% 100% 92.00% 84.70% 88.10% 80% 70.60% 62.40% 65.80% 60% 2010 43.30% 36.00% 40% 47.90% 38.20% 27.00% 32.20% 25.20% 20% 12.30% 2011 17.30% 12.10% 0% 0% 7.40% 4.60% 0% 0% Mingg-4 Mingg-3 Mingg-2 Mingg-1 Mingg-4 Mingg-3 Mingg-2 Mingg-1 Mingg-4 Mingg-3 Mingg-2 Mingg-1 19 Perbandingan Pencairan Dana BOS 2010 dan 2011 Triwulan 2 120.0% Bulan ke-2 Bulan ke-1 97.8% 100.0% Bulan ke-3 97.8% 100.0% 93.6% 2010 88.9% 88.3% 80.5% 83.7% 76.1% 74.8% 80.0% 92.2% 69.2% 66.8% 60.8% 60.0% 2011 50.3% 41.2% s.d. 5 Desember 2011 masih ada 2 Kabupaten belum mencairkan BOS Triwulan II 1. Kab. Memberamo Tengah, Papua 2. Kab. Pegunungan Bintang, Papua 36.6% 40.0% 19.5% 20.0% 9.1% 0.0% Ming-4 Ming-3 Ming-2 Ming-1 Ming-4 Ming-3 Ming-2 Ming-1 Ming-4 Ming-3 Ming-2 Ming-1 20 Perbandingan Pencairan Dana BOS 2010 dan 2011 Triwulan 3 120.0% Bulan ke-2 Bulan ke-1 100.0% 2010 93.0% 95.8% 97.0% 98.0% Bulan ke-3 99.8% 99.8% 99.8% 99.8% 100.0% 82.5% 76.5% 80.0% 71.0% 67.2% 63.4% 61.8% 66.2% 2011 60.0% 48.3% 46.3% 38.4% 40.0% 30.0% s.d. 5 Desember 2011 masih ada 44 Kabupaten/Kota belum mencairkan BOS Triwulan III 20.3% 20.0% 12.3% 5.8% 1.0% 0.0% Ming-4 Ming-3 Ming-2 Ming-1 Ming-4 Ming-3 Ming-2 Ming-1 Ming-4 Ming-3 Ming-2 Ming-1 21 4. Rehabilitasi Ruang Kelas SD Rusak Berat 12,3% 110.598 22 Rehabilitasi Ruang Kelas SD Ruang Kelas Jumlah Sekolah % RK SD Negeri 808.872 130.563 92,42% SD Swasta 90.144 12.689 Nasional 899.016 143.252 7,58% 100% SD Negeri 528.239 SD Swasta 77.679 Jumlah 605.918 (58,76 %) 87,18% (8,64 %) (67,40 %) 12,82% 100% Baik 67,4% 605.918 Rusak Sedang 20,3% 182.500 SD Negeri SD Swasta Jumlah 168.666 (18,76 %) 92,42% 13.834 182.500 (1,54 %) 7,58% (20,30 %) 100% mber Rembuk Nasional Tahun 2011 Rusak Berat 12,3% 110.598 SD Negeri SD Swasta Jumlah 103.757 6.841 110.598 (11,54 %) (0,76 %) (12,30 %) 93,81% 6,19% 100% 23 Rehabilitasi Ruang Kelas SMP Ruang Belajar Jumlah Sekolah % RB SMP Negeri 212.740 19.425 71,33 % SMP Swasta 85.528 11.758 28,67 % Nasional 298.268 31.183 100 % SMP Negeri 117.293 (39,32 %) 67,82 % SMP Swasta 55.655 (18,66 %) 32,18% Jumlah 172.948 ( 57,98 %) 100 % Baik 57,98 % 172.948 Rusak Sedang 27,79% 82.892 Rusak Berat 14,23 % 42.428 SMP Negeri 31.520 (10,57 %) 74,29 % SMP Negeri 63.927 (21,43%) 77,12 % SMP Swasta 10.908 (3,66 %) 25,71 % SMP Swasta 18.965 (6,36 %) 22,88 % Jumlah 42.428 (14,23 %) 100 % Jumlah 82.892 (27,79 %) 100 % Sumber Rembuk Nasional Tahun 2011 & Lembar Kerja Individu Sekolah (LKIS) 2011 24 Distribusi Ruang Kelas Rusak Berat Per Provinsi, Tahun 2010/11 SD SMP (negeri dan swasta) (negeri dan swasta) NTT 22.2 % 7,652 Sultra Kalsel Sulteng 18.7 % 1,186 Lampung 18.5 % 911 Jabar 16.3 % Sultra 23,415 14.8 % 2,776 34.71 % 27.97 % Bengkulu 1,094 25.94 % Kalteng 755 25.24 % DIY 1,450 762 23.19 % 1,086 22.87 % 1,017 Banten 14.3 % 4,696 Sulut Sulsel 14.1 % 3,819 Lampung Pabar 13.9 % 576 Jateng 13.7 % 22,062 Sumbar 17.87 % 1,377 Jatim 13.6 % 17,972 Sulbar 17.51 % 301 Sulbar 13.5 % 898 Papua 17.38 % 586 Sumbar 12.3 % Maluku 11.6 % Sumut 10.2 % 21.74 % Sulsel 2,142 19.88 % 2,209 2,970 Jabar 15.55 % 440 Pabar 14.88 % 171 5,912 Sulteng 14.82 % 544 14.2 % 2,955 6,688 Jambi 9.2 % 1,015 Sumut Papua 8.9 % 217 Jateng 13.39 % 5,416 Sulut 8.8 % 578 Maluku 13.12 % 398 Sumsel 8.7 % 1,913 Jambi 13.09 % 531 Riau 7.8 % 330 Kalbar 7.7 % 2,622 Malut 7.5 % 120 12.89 % 887 12.68 % 1,336 Kaltim 12.44 % 627 12.24 % 922 7.1 % 1,094 NTT 7% 392 NTB 11.32 % 586 6.5 % 914 Bali 11.19 % 598 DIY Bengkulu NTB Kalbar Sumsel 14.2% 904 1,050 Aceh 11.18 % Kalsel 5.9 % 734 Jatim 10.79 % Gorontalo 5.8 % 281 DKI 8.84 % 992 5.6 % 633 Riau 8.82 % 575 Bali 6% Aceh 12.3% Kalteng 5.1 % 936 DKI 5.1 % 2,002 Malut Banten 7.73 % 6.73 % 4,416 112 732 Kaltim 3.9 % 193 Babel 4.97 % 85 Kepri 3.8 % 148 Gorontalo 4.95 % 91 141 Kepri Babel 2.3 % Total = 110.598 4.02 % 83 Total = 42.428 25 Anggaran Rehabilitasi Ruang Kelas Rusak Berat SD – SMP TA 2011 (Juta Rupiah) Total Kebutuhan Jenjang SD SMP TOTAL Jumlah Ruang Kelas Rusak Berat Jumlah Kebutuhan Anggaran Rencana Rehabilitasi 2011 Jumlah Ruang Kelas Jumlah Anggaran 110.598 14.117.654 18.000 2.297.671 42.428 6.284.430 3.500 518.420 20.402.084 21.500 2.816.090 153.026 APBN-2011 Rp. 0,7 T DAK-2011 Rp. 2,1 T 26 Perkembangan Kegiatan Rehabilitasi Tahun 2011(APBN) A. Sasaran dan Alokasi Dana No. Jenjang 1 SD 2 SMP (Rp. Juta) Jumlah Sasaran Sekolah Jumlah Ruang Provinsi Kab/Kota Alokasi Dana 2.991 8.712 29 171 617.192 601 1.401 8 42 128.970 3.592 10.113 29 171 746.162 B. Perkembangan Penyaluran Dana No. Sekolah SD 2 SMP Jumlah Dana yang Disalurkan Jumlah Jenjang 1 (Rp. Juta) Ruang Provinsi Kab/Kota Jumlah % 2.991 8.712 29 171 617.192 100 601 1.401 8 42 128.970 100 3.592 10.113 29 171 746.162 100 27 Perkembangan Fisik Rehabilitasi SD dan SMP (persen) (Status: 22 Desember 2011) 7.4 19.2 35.0 38.4 Kategori perkembangan fisik: 0% - 25% 26% - 50% 51% - 75% 76% - 100% 28 SDN Babakan Madang 01 Kabupaten Bogor: Kondisi Awal 29 SDN Babakan Madang 01 Kabupaten Bogor ( Status: 24 Desember 2011) 30 SDN ASAM TIGA KABUPATEN KUPANG: Kondisi Awal 31 SDN ASAM TIGA KABUPATEN KUPANG ( Status: 24 Desember 2011) 32 5. Diskriminasi Positif untuk NTT dan Lombok Utara 33 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)Tahun 2009 Nasional PAPUA 64.5 NUSA TENGGARA BARAT 64.7 NUSA TENGGARA TIMUR Sabu Raijua 66.6 PAPUA BARAT 68.6 MALUKU UTARA 68.6 KALIMANTAN BARAT 68.8 SULAWESI BARAT 69.2 KALIMANTAN SELATAN 69.3 SULAWESI TENGGARA 69.5 GORONTALO 69.8 BANTEN 70.1 SULAWESI TENGAH 70.7 LAMPUNG 70.9 SULAWESI SELATAN 70.9 MALUKU 71.0 JAWA TIMUR 71.1 NAD 71.3 BALI 71.5 JAWA BARAT 71.6 JAWA TENGAH 72.5 BENGKULU 72.5 KEP. BANGKA BELITUNG 72.5 SUMATERA SELATAN 72.6 SUMATERA UTARA 73.4 73.8 KALIMANTAN TENGAH 74.4 KEPULAUAN RIAU 74.5 KALIMANTAN TIMUR 75.1 D I YOGYAKARTA 75.2 RIAU 75.6 SULAWESI UTARA 75.7 DKI JAKARTA Sumber: BPS (2010) 55.00 77.4 60.00 65.00 70.00 Sumba Tengah 59.8 Sumba Barat Daya 60.5 Sumba Timur 61.4 Sumba Barat 62.9 Belu 63.9 Manggarai Barat 64.9 Manggarai Timur 65.0 Timor Tengah Selatan 65.3 Kupang 65.6 Rote Nda 65.8 Rata-rata NTT tahun 2009 = 66,6 Ende 72.1 Rata-rata Nasional = 71,4 54.5 Nageko JAMBI SUMATERA BARAT NTT Rendahnya IPM Prov NTT 75.00 80.00 66.0 66.6 Manggarai 66.8 Timor Tengah Utara 66.9 Lembata 67.1 Sikka 67.3 Flores Timur 67.8 Alor 68.2 Ngada 69.0 Kota Kupang 76.9 34 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 Angka Harapan Hidup (AHH) Tahun 2009 Nasional Rendahnya AHH Prov NTT 61.8 Sumba Timur NUSA TENGGARA BARAT KALIMANTAN SELATAN 63.5 BANTEN Sumba Tengah 64.8 MALUKU UTARA 65.7 SULAWESI TENGAH 66.4 KALIMANTAN BARAT 66.5 GORONTALO 66.5 MALUKU 67.2 NUSA TENGGARA TIMUR 67.3 SULAWESI TENGGARA 67.6 SULAWESI BARAT 67.6 JAWA BARAT PAPUA BARAT PAPUA NAD Rata-rata Nasional = 68,6 KEP. BANGKA BELITUNG 68.6 JAMBI 69.0 69.3 LAMPUNG 69.3 SUMATERA UTARA 69.4 JAWA TIMUR 69.4 SUMATERA SELATAN 69.4 BENGKULU 69.7 KEPULAUAN RIAU 69.8 SULAWESI SELATAN 69.8 BALI 70.7 KALIMANTAN TIMUR 71.0 KALIMANTAN TENGAH 71.1 RIAU 71.3 JAWA TENGAH 71.3 SULAWESI UTARA Ende 64.6 Sumba Barat 64.8 65.2 65.6 66.2 Lembata 66.5 Alor 66.6 Timor Tengah Selatan 66.7 Sabu Raijua 66.9 Ngada 67.0 Manggarai 67.1 Manggarai Timur 67.3 72.1 D I YOGYAKARTA 73.2 60.00 65.00 70.00 67.6 Flores Timur 67.8 Sikka 73.1 75.00 Rata-rata NTT tahun 2009 = 67,3 Rote Nda Timor Tengah Utara DKI JAKARTA 55.00 63.4 68.8 SUMATERA BARAT Sumber: BPS (2010) Nageko Manggarai Barat 68.4 62.6 63.4 Belu 68.2 61.8 Sumba Barat Daya Kupang 68.0 NTT Kota Kupang 68.1 68.7 72.3 35 56.0 58.0 60.0 62.0 64.0 66.0 68.0 70.0 72.0 74.0 Presentase Angka Melek Huruf Tahun 2009 Nasional PAPUA 75.6 NUSA TENGGARA BARAT Sumba Tengah 71.9 Sumba Barat Daya 72.2 80.2 SULAWESI SELATAN 87.0 BALI 87.2 SULAWESI BARAT 87.6 JAWA TIMUR 87.8 NUSA TENGGARA TIMUR 88.0 Sabu Raijua 89.5 KALIMANTAN BARAT 89.7 D I YOGYAKARTA 90.2 SULAWESI TENGGARA 91.5 PAPUA BARAT 92.3 94.4 BENGKULU 94.9 KALIMANTAN SELATAN 95.4 KEP. BANGKA BELITUNG 95.6 MALUKU UTARA 95.7 GORONTALO 95.8 SULAWESI TENGAH 95.8 BANTEN 96.0 JAWA BARAT 96.0 JAMBI 96.1 96.1 Rata-rata Nasional = 93,2 NAD SUMATERA BARAT KALIMANTAN TIMUR 96.8 96.9 97.2 SUMATERA SELATAN 97.2 KALIMANTAN TENGAH 97.7 RIAU 98.1 MALUKU 98.1 DKI JAKARTA 98.9 SULAWESI UTARA 99.4 20.0 40.0 60.0 Belu 83.0 Sumba Timur 83.0 Timor Tengah Selatan 84.4 87.7 Manggarai Barat Rata-rata NTT tahun 2009 = 88,0 Rote Nda 88.7 88.9 Kupang 89.0 Flores Timur 89.1 Manggarai Timur 89.3 Manggarai 91.1 Sikka 91.3 Lembata 92.8 Ende 93.5 Nageko 94.0 Ngada 94.9 Alor 96.0 96.4 SUMATERA UTARA 0.0 78.4 Timor Tengah Utara LAMPUNG KEPULAUAN RIAU 74.4 Sumba Barat JAWA TENGAH Sumber: BPS (2010) NTT Rendahnya % Angka Melek Aksara Prov NTT 80.0 100.0 Kota Kupang 98.5 36 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 120.0 Rata-rata Lama Sekolah Tahun 2009 Nasional NTT Rendahnya rata-rata lama sekolah Prov NTT Sabu Raijua PAPUA 6.6 NUSA TENGGARA TIMUR 6.6 NUSA TENGGARA BARAT 6.7 KALIMANTAN BARAT 6.8 4.5 Sumba Tengah 5.2 Sumba Barat Daya SULAWESI BARAT 7.1 JAWA TENGAH 7.1 GORONTALO 7.2 JAWA TIMUR 7.2 5.7 Sumba Barat 6.0 Sumba Timur 6.0 SULAWESI SELATAN 7.4 Timor Tengah Selatan 6.1 KEP. BANGKA BELITUNG 7.4 LAMPUNG 7.5 Sikka 6.1 KALIMANTAN SELATAN 7.5 Manggarai Timur 6.2 Rote Nda 6.2 Belu 6.2 Manggarai Barat 6.3 Timor Tengah Utara 6.4 Lembata 6.5 Flores Timur 6.6 Kupang 6.7 SUMATERA SELATAN 7.7 JAMBI 7.7 JAWA BARAT 7.7 BALI 7.8 Rata-rata Nasional = 7,9 SULAWESI TENGAH SULAWESI TENGGARA 7.9 7.9 PAPUA BARAT 8.0 KALIMANTAN TENGAH 8.0 BANTEN 8.2 BENGKULU 8.2 SUMATERA BARAT 8.5 RIAU 8.6 MALUKU UTARA 8.6 Manggarai 6.7 Nageko 6.7 NAD 8.6 MALUKU 8.6 SUMATERA UTARA 8.7 D I YOGYAKARTA 8.8 SULAWESI UTARA 8.8 KALIMANTAN TIMUR 8.9 KEPULAUAN RIAU 9.0 DKI JAKARTA Sumber: BPS (2010) 0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 Ngada 7.0 Ende 7.0 Alor 10.9 12.0 Rata-rata NTT tahun 2009 = 6,6 7.4 Kota Kupang 10.9 37 0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0 Kondisi Papua: UPAYA PERCEPATAN PENUNTASAN WAJAR DIKDAS: SD/MI 99.00 APM SD/MI 97.00 ...pada akhir tahun 2014 ditargetkan APM-SD/MI Papua Barat sama dengan rata-rata nasional yang ditargetkan dalam RPJMN ... 95.13 95.70 95.30 95.20 95.80 95.00 93.00 96.0 SD/MI Papua tertinggal 12,6 Tahun dibanding Rerata Nasional 91.00 94.7 93.3 92.0 90.7 89.00 87.00 96.00 + 1,33 % APM 16.845 siswa 86.2 85.00 2009 2010 2011 RPJMN NO USIA PENDUDUK 1 USIA 7-12 NASIONAL 2 USIA 7-12 PROV. PAPUA 2012 Papua Percepatan 2013 2014 Capaian Nasional JUMLAH 2010 26.515.180 376.609 38 PERCEPATAN PENUNTASAN WAJAR DIKDAS: SMP/MTs ...pada akhir tahun 2014 ditargetkan APM-SMP/MTs Papua Barat sama 90 dengan rata-rata nasional yang ditargetkan dalam RPJMN ... APM SMP/MTS 85 80 75 73.30 74.00 74.70 75.40 76.10 76.80 70 73.2 69.5 65 65.9 60 55 50 45 76.8 62.2 59.1 SMP/MTs Papua tertinggal 15,8 Tahun dibanding Rerata Nasional + 3,65 % APM 16.845 siswa 40 2009 2010 2011 PERCEPATAN NO USIA PENDUDUK 1 USIA 13-15 NASIONAL 2 USIA 13-15 PAPUA 2012 RPJMN 2013 Papua 2014 Capaian Nasional JUMLAH 2010 13.069.509 140.798 39 Kondisi Papua Barat: PERCEPATAN PENUNTASAN WAJAR DIKDAS: SD/MI 105.00 ...pada akhir tahun 2014 ditargetkan APM-SD/MI Papua Barat sama dengan rata-rata nasional yang ditargetkan dalam RPJMN ... APM SD/MI 100.00 95.70 95.30 95.20 95.13 95.80 95.00 90.00 96.00 96.0 SD/MI Papua Barat tertinggal 24,3 Tahun dibanding Rerata Nasional 93.7 91.3 89.0 85.00 80.00 86.6 + 2,34 % APM 7.219 siswa 2010 2011 82.3 2009 RPJMN NO JUMLAH PENDUDUK 1 USIA 7-12 NASIONAL 2 USIA 7-12 Papua Barat Papua Barat 2012 Percepatan 2013 2014 Capaian Nasional JUMLAH 26.515.180 132.480 40 PERCEPATAN PENUNTASAN WAJAR DIKDAS: SMP/MTs ...pada akhir tahun 2014 ditargetkan APM-SMP/MTs Papua Barat sama 90 dengan rata-rata nasional yang ditargetkan dalam RPJMN ... APM SMP/MTS 85 80 75 70 65 73.30 74.00 76.10 76.8 76.80 SMP/MTs Papua Barat tertinggal 17,8 Tahun dibanding Rerata Nasional 64.8 60 55 75.40 74.70 59.7 60.8 72.8 68.8 + 3,99 % APM 4.243 siswa 50 2009 2010 2011 PERCEPATAN NO JUMLAH PENDUDUK 1 USIA 13-15 NASIONAL 2 USIA 13-15 Papua Barat 2012 RPJMN 2013 Papua Barat 2014 Capaian Nasional JUMLAH 13.069.509 66.225 41 Latar Belakang • Kondisi Pembangunan di Provinsi NTT yang relatif tertinggal, termasuk bidang pendidikan, dibandingkan dengan wilayah lain. • Pembangunan pendidikan merupakan salah satu prioritas pembangunan nasional • Provinsi NTT mempunyai potensi ekonomi yang dapat mendorong pembangunan ekonomi yang lebih tinggi • Pembangunan pendidikan mempunyai peran penting dalam mendukung pembangunan ekonomi 42 Latar Belakang (lanjutan...) • Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2011 tentang RKP 2012 Percepatan Pembangunan Nusa Tenggara Timur dengan fokus pada: a) pengembangan sentra produksi komoditas unggulan pertanian, peternakan serta produksi rumput laut dan garam; b) pengembangan pariwisata; c) pengembangan infrastruktur untuk mendukung pengembangan komoditas unggulan dan pariwisata serta penyediaan infrastruktur sosial dasar bagi warga pendatang baru (eks Timor-Timur); d) peningkatan kualitas sumberdaya manusia; serta e) pembangunan daerah tertinggal dan kawasan strategis. 43 Tujuan 1) Diperolehnya pemahaman yang sama diantara para pemangku kepentingan mengenai identifikasi masalah, tantangan, sasaran dan langkah-langkah strategis percepatan pembangunan pendidikan di Provinsi NTT. 2) Diperolehnya kesepakatan antara Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan masyarakat mengenai Rencana Aksi Percepatan Pembangunan Pendidikan Provinsi NTT. 44 Anggaran Percepatan Pembangunan Pendidikan Daerah Tertinggal Prov NTT (ribu rupiah) NO OUTPUT 1 Penyediaan Biaya Operasional Penyelenggaraan (BOP) TK, KB dan TPA 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Penyediaan Alat Peraga Edukatif (APE) PAUD Pembangunan RKB SD Rehab Ruang Kelas Rusak SD Beasiswa Miskin SD Pembangunan RKB SMP Rehab Ruang Kelas Rusak SMP Beasiswa Miskin SMP Pembangunan RKB SMA BKMM SMA Pembangunan RKB SMK BKMM SMK Peningkatan Kualifikasi guru Sertifikasi guru TOTAL USULAN APBNP 2011 SASARAN Unit Cost ALOKASI 40.000 siswa 310 12.400.000 105 200 300 118.600 200 150 20.000 150 10.000 200 10.000 2.000 2.000 Lbg ruang ruang siswa ruang ruang siswa ruang siswa ruang siswa guru guru 9.000 165.000 78.000 182 180.000 88.000 276 205.000 393 205.000 393 3.500 2.500 945.000 33.000.000 23.400.000 21.585.200 36.000.000 13.200.000 5.520.000 30.750.000 3.930.000 41.000.000 3.930.000 7.000.000 5.000.000 237.660.200 45 Anggaran Percepatan Pembangunan Pendidikan Daerah Tertinggal Kab. Lombok Utara (dalam ribuan) NO OUTPUT USULAN APBNP 2011 SASARAN Unit Cost ALOKASI 1 Penyediaan Biaya Operasional Penyelenggaraan (BOP) TK, KB dan TPA 3.800 siswa 310 1.178.000 2 3 4 5 6 7 8 9 70 100 9.700 85 5.960 100 1.000 1.270 Lbg ruang siswa ruang siswa ruang siswa siswa 9.000 165.000 182 180.000 276 205.000 393 393 630.000 16.500.000 1.765.400 15.300.000 1.644.960 20.500.000 393.000 499.110 58.410.470 Penyediaan Alat Peraga Edukatif (APE) PAUD Pembangunan RKB SD Beasiswa Miskin SD Pembangunan RKB SMP Beasiswa Miskin SMP Pembangunan RKB SMA BKMM SMA BKMM SMK TOTAL 46 6. Program Bidik Misi 47 BIDIK MISI • Program Bantuan Dana Pendidikan untuk Lulusan SMA/SMK/MA/Paket C Memasuki Perguruan Tinggi Negeri di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional dan Kementerian Agama yang Berasal dari Keluarga Miskin (Tidak Mampu), Namun Memiliki Potensi Akademik Baik. • Selama di Perguran Tinggi Penerima Bidik Misi Bebas dari Uang Kuliah Selama 4 tahun (Hingga Lulus) dan Tiap Bulan Menerima Biaya Hidup yang Besarnya Antara Rp 500 Ribu sampai Rp 600 Ribu. • Pada Tahun 2011, Besar Biaya Hidup Per Mahasiswa Per Bulan Dinaikkan Minimal Rp 600 Ribu. KATEGORI CAPAIAN IPS Nilai IPS S1 (KEMDIKNAS) Politeknik S1 (KEMENAG) < 2,00 709 (4,34%) 2.832 (17,33%) 9.605 (58,77%) 3.050 (18,66%) 146 (0,90%) 36 (2,59%) 172 (12,40%) 856 (61,72%) 305 (21,99%) 18 (3,30%) 31 (2,19%) 71 (5,03%) 717 (50,81%) 573 (40,61%) 19 (1,36%) 2,00 – 2,74 2,75 – 3,50 3,51 – 3,99 4,00 Ringkasan IPS Penerima Bidikmisi 2010 1. Hasil studi mahasiswa penerima Bidikmisi 2010 sangat menggembirakan. IPS rata-rata mahasiswa penerima Bidikmisi yang kuliah di Perguruan Tinggi di lingkungan Kemenag adalah lebih baik dibandingkan dengan rata-rata IPS mahasiswa penerima Bidikmisi yang kuliah di Perguruan Tinggi di lingkungan Kemdiknas. 2. IPS rata-rata mahasiswa perempuan penerima Bidikmisi adalah lebih baik dibandingkan IPS rata-rata mahasiswa laki-laki penerima Bidikmisi. 3. IPS rata-rata mahasiswa penerima Bidikmisi di UNHAS (3,42) adalah terbaik dibandingkan dengan IPS rata-rata mahasiswa penerima Bidikmisi di Perguruan Tinggi di lingkungan Kemdiknas. 4. IPS rata-rata mahasiswa penerima Bidikmisi di IAIN GORONTALO (3,54) adalah terbaik dibandingkan dengan IPS rata-rata mahasiswa penerima Bidikmisi di Perguruan Tinggi di lingkungan Kemenag. 5. Sekitar 70 % dari mahasiswa penerima Bidikmisi di POLITEKNIK PERIKANAN TUAL, IPS rataratanya kurang dari 2.0. Kesimpulan 1. Program Bidikmisi telah berhasil memberi kesempatan kepada mahasiswa tidak mampu untuk dapat melanjutkan pendidikannya ke Perguruan Tinggi. 2. Rata-rata Indeks Prestasi Semester (IPS) mahasiswa penerima Bidikmisi tahun 2010 telah memenuhi target program bidikmisi, yaitu lebih dari 3.0. 3. Perlu ditindak lanjuti terhadap mahasiswa penerima bidik misi yang mempunyai Indeks Prestasi kurang dari 2.00 agar keberlanjutan studi dapat dipertahankan sampai akhir masa studi. 4. Perlu dilakukan peningkatan jumlah penerima Bidikmisi dengan melibatkan BUMN dan perusahan swasta. 51 7. Formula Ujian Nasional 40:60 52 Penurunan Ketidaklulusan Siswa SMA berdasarkan Hasil UN Murni Tahun 2010-2011 % Tidak Lulus SMA+MA (N+S) per provinsi, T.A. 2009/ 2010 52.1 NTT SULTRA DIY SULTENG BABEL NTB SULBAR KEPRI PAPUA KALBAR ACEH SULSEL PABAR BANTEN MALUKU SUMBAR DKI JAKARTA JATENG KALSEL BENGKULU SULUT JAMBI SUMSEL LAMPUNG SUMUT JATIM RIAU JABAR BALI 0.00 BABEL PAPUA SULTENG 30.5 23.7 22.2 19.9 19.5 19.4 16.1 14.7 14.3 14.1 12.8 12.4 10.7 10.0 9.2 9.1 8.6 5.8 5.0 4.9 4.9 4.3 4.0 Nasional = 10.07% 3.9 3.2 3.1 2.8 2.8 10.00 20.00 30.00 40.00 26.48 26.45 SUMBAR 41.2 39.3 35.9 MALUT KALTENG 39.22 NTT 46.2 GORONTALO KALTIM % Tidak Lulus SMA+MA (N+S) per provinsi, T.A. 2010/2011 DIY KALTENG KEPRI KALTIM ACEH NTB MALUT GORONTALO KALBAR PABAR Turun 1,42% SULSEL SULTRA SULBAR BANTEN JATENG JATIM DKI JAKARTA MALUKU LAMPUNG RIAU SUMUT JAMBI KALSEL SULUT BALI BENGKULU SUMSEL JABAR 50.00 60.00 0.00 19.93 19.92 19.70 18.90 17.13 16.63 15.21 13.92 12.19 11.55 11.25 11.09 11.00 10.71 8.07 7.98 7.46 6.55 6.19 5.93 5.00 4.34 4.09 3.95 3.83 Nasional = 8,65% 3.66 3.32 3.24 2.85 2.42 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 Penurunan Ketidaklulusan Siswa SMK berdasarkan Hasil UN Murni Tahun 2010-2011 % Tidak Lulus SMK (N+S) per provinsi, T.A. 2009/ 2010 51.9 NTB MALUT GORONTALO MALUKU KALTENG BABEL ACEH SULBAR NTT KALBAR DIY PAPUA SULSEL KEPRI RIAU BENGKULU JAMBI KALSEL PABAR JATIM JABAR BANTEN LAMPUNG SUMSEL BALI 0.00 KALSEL KALTENG SULTENG SUMBAR SUMUT KALBAR SULBAR BANTEN 22.3 20.8 17.3 17.2 15.5 14.4 14.2 13.5 13.5 10.6 SUMBAR SULUT DIY JATENG 27.8 KALTIM JATENG NTB JATIM 36.9 36.2 35.1 34.6 34.6 34.3 34.0 SULTENG DKI JAKARTA ACEH 46.1 44.8 42.5 41.1 SULTRA SUMUT % Tidak Lulus SMK (N+S) per provinsi, T.A. 2010/2011 8.0 7.8 7.7 7.1 6.1 5.9 4.6 3.9 2.9 2.5 10.00 PABAR KALTIM KEPRI LAMPUNG Turun 3,46% BABEL BALI JABAR NTT SUMSEL PAPUA DKI JAKARTA RIAU SULUT JAMBI GORONTALO Nasional = 10,70% SULTRA BENGKULU MALUT MALUKU 20.00 30.00 40.00 50.00 41.2 SULSEL 60.00 0.00 29.9 27.06 25.27 22.49 21.06 19.52 19.34 17.71 17.59 16.71 16 14.9 12.66 12.28 12.26 11.54 10.76 10.08 8.97 8.76 5.95 5.72 5.27 5.09 4.99 4.18 3.9 3.54 Nasional = 7,24% 3.08 2.67 1.53 0.96 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 DAMPAK INTERVENSI KEBIJAKAN Perbandingan rerata nilai UN-Murni dan % kelulusannya pada 100 Kab/Kota yang mendapatkan intervensi kebijakan pada tahun 2010 RERATA NILAI UN-MURNI SEKOLAH % KELULUSAN BERDASAR UN MURNI 2010 2011 2010 2011 SMA 6,16 6,78 62,55 76,99 SMK 5,94 6,14 58,2 73,78 SMA UN Tahun 2010 6,16 SMK UN Tahun 2010 5,94 UN Tahun 2011 UN Tahun 2011 6,78 6,14 Kesimpulan 1. Intervensi kebijakan pada 100 Kab./Kota yang punya nilai UN terendah pada TA.2009/2010 membuahkan hasil yang sangat baik. Berdasar nilai UN-murni, terjadi peningkatan rata-rata kelulusan 14,44% (SMA/MA) dan 15,58% (SMK). 2. Intervensi kebijakan perlu diteruskan untuk meningkatkan mutu pendidikan pada daerah-daerah yang nilai UN-nya rendah (berdasar pemetaan hasil UN). III RENCANA KERJA SEPANJANG 2012 57 1. Rintisan Wajib Belajar 12 Tahun 58 Keterkaitan Wajib Belajar dengan PDB per Kapita 35000 PDB per Kapita (USD) 30000 Y = -26025,17 + 4251,5 x 25000 R² = 0,87 20000 15000 10000 5000 Indonesia 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Wajib Belajar (tahun) Wajib belajar memiliki korelasi positif yang sangat tinggi dengan nilai PDB per Kapita (koefisien korelasi r = 0,93) 1. Wajib belajar adalah data terkini yang diambil dari nation master http://www.nationmaster.com/graph/edu_dur_of_com_edu-education-duration-of-compulsory 2. PDB per kapita adalah data terkini yang diambil dari data statistik world bank 2011 http://data.worldbank.org/indicator/NY.GDP.PCAP.CD/countries Keterkaitan Wajib Belajar dengan GCI 6.00 Indonesia Indeks GCI 5.00 4.00 3.00 Y = 2,27 + 0,22 x 2.00 R² = 0,93 GCI: Global Competitiveness Index 1.00 Wajib belajar memiliki korelasi positif yang sangat tinggi dengan nilai GCI (koefisien korelasi r = 0,96) 0.00 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Wajib Belajar (tahun) 10 11 12 13 14 1. Wajib belajar adalah data terkini yang diambil dari nation master http://www.nationmaster.com/graph/edu_dur_of_com_edu-education-duration-of-compulsory 2. Nilai indeks GCI diambil dari The Global Competitiveness Report 2010-2011 Keterkaitan Wajib Belajar dengan Indeks Pendidikan 0.8 Indeks HDI Pendidikan 0.7 0.6 Indonesia 0.5 0.4 0.3 Y = 0,43 + 0,019 x 0.2 R² = 0,95 0.1 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Wajib belajar (tahun) 10 11 12 13 14 Wajib belajar memiliki korelasi positif yang sangat tinggi dengan nilai Indeks Pendidikan (koefisien korelasi r = 0,97) 1. Wajib belajar adalah data terkini yang diambil dari nation master http://www.nationmaster.com/graph/edu_dur_of_com_edu-education-duration-of-compulsory 2. Nilai indeks Pendidikan diambil dari Human Development Report 2011 Keterkaitan Wajib Belajar dengan IPM Indeks HDI Total Kontribusi Pendidikan terhadap IPM Total lebih tinggi dibanding terhadap IPM Pendidikan saja. Ini menunjukkan Pendidikan memiliki efek pengali yang1sangat tinggi terhadap kesehatan & pendapatan, dua ukuran IPM lainnya 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 Indonesia Y = 0,23 + 0,052 x R² = 0,99 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Wajib belajar (tahun) 10 11 12 13 Wajib belajar memiliki korelasi positif yang sangat tinggi dengan IPM (koefisien korelasi r = 0,99) 14 1. Wajib belajar adalah data terkini yang diambil dari nation master http://www.nationmaster.com/graph/edu_dur_of_com_edu-education-duration-of-compulsory 2. Nilai IPM diambil dari Human Development Report 2011 BOMM/Rintisan BOS-SM 1. Perpres No. 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014 menegaskan bahwa pendidikan jenjang menengah diarahkan untuk meningkatkan potensi kebekerjaan 2. Dalam rangka meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan menengah maka kualitas proses pembelajaran perlu terus ditingkatkan. 3. Saat ini Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) adalah Rp90 ribu/siswa/tahun dengan cakupan 6,2 juta siswa (76% dari populasi siswa SMA/SMK). 4. Dalam APBN Tahun 2012 satuan biaya BOMM dinaikkan menjadi Rp120 ribu/siswa/tahun yang mencakup seluruh siswa SMA/SMK (7,9 juta siswa). 5. Pemberian BOMM ini diharapkan dapat membantu pembiayaan operasional pendidikan jenjang menengah sekaligus sebagai Rintisan BOS-SM menuju Wajar 12 tahun 63 Fokus 2012 • Setiap SMA/SMK memperoleh biasa rintisan BOS-SM (BOMM) berdasarkan jumlah siswa, dengan satuan biaya Rp. 120 ribu/siswa/tahun • Peningkatan daya tampung SMA/SMK, melalui pemabanguan USB dan RKB SMA/SMK • Penyediaan sarana perpustakaan, laboratorium dan workshop • Penyediaan dan peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan 64 2. Subsidi Siswa Miskin 65 Subsidi Siswa Miskin 1/2 1. Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya (UUD 1945). 2. Saat ini terdapat 1,18 juta siswa putus sekolah dan 2,33 juta lulusan SD sampai SM yang tidak bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi karena alasan faktor ekonomi. 3. Daya tampung pendidikan dari SMP sampai SM perlu ditingkatkan untuk memenuhi target Wajar 9 tahun dan menyiapkan Wajar 12 tahun 4. APBN Tahun 2012 diarahkan untuk menyediakan subsidi siswa miskin bagi 6,14 juta siswa, dengan nilai Rp 3,9 Triliun. 1 2 3 4 5 6 Subsidi Siswa Miskin SD Subsidi Siswa Miskin SMP Subsidi Siswa Miskin SMA Subsidi Siswa Miskin SMK Bantuan Pendidikan Mahasiswa Miskin PT (Bidik Misi) Bantuan Pendidikan Calon Guru 3.530.305 1.295.450 505.290 617.576 80.000 2.000 siswa siswa siswa siswa mahasiswa mahasiswa 66 Outcome Subsidi Siswa Miskin 2/2 ...pemberian subsidi siswa miskin akan menyelamatkan paling sedikit 800 ribu siswa dari putus sekolah dan memberi kesempatan bagi 740 ribu siswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi... PT 2011 5,2 juta PT 2012 5,3 juta 1,3 % SD/MI 30,58 juta = % drop out Kondisi 2009/2010 = % lulusan tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi SD/MI SMP/MTs Sumber: PDSP 2010 /2011 & Dokumen RKP 2012 Drop out Lulusan Tidak Melanjutkan 366 ribu SMA/MA/SMK 37,4 % 94 ribu SD/MI 31,43 juta 115 ribu 2,2 % 489 465ribu ribu 13,44 juta 183 ribu 0,3 % 12,83 juta SMP/MTs 7,2 % 1.6 % SMP/MTs 53 ribu 4,1 % 466 ribu 205 228ribu ribu 2,2 % 10,34 juta 1,2 juta 0,4 % SMA/MA/SMK 10,9 % 9,28 juta 227 ribu 48.4 % SMA/MA/SMK 1,5 juta 4,0% 489 389 ribu ribu = % drop out 4,3% 1,5% 1,8% (465 ribu) (228 ribu) 8,6% 24,0% 51,7% (445 ribu) (1 juta) (1,6 juta) (389 ribu) = % lulusan tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih ting Penerima subsidi siswa miskin akan dijamin keberkelanjutan pendidikannya pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi 67 Fokus 2012 • Keberlanjutan dan peningkatan cakupan pemberian subsidi siswa/mahasiswa miskin (Pro-Poor Policy). • Pengurangan beban pengeluaran keluarga miskin untuk pendidikan • Peningkatan angka melanjutkan siswa antar jenjang pendidikan • Penurunan angka putus sekolah di semua jenjang pendidikan • Penurunan kesenjangan pendidikan antara kelompok sosial ekonomi dan antar wilayah. 68 3. Pembangunan Daerah Terdepan 69 Percepatan Pembangunan Pendidikan di Daerah Terdepan - Intervensi: SD-SMP Satu Atap USB/RKB SMK Berasrama Rehab RK Rusak Berat Tunjangan Khusus 8 Provinsi KALBAR KALTIM Kabupaten Sambas Bengkayang Sanggau Sintang Kapuas Hulu Kutai Barat Malinau Nunukan Provinsi NTT PAPUA Kabupaten Kupang TTU Belu Rote Ndao Alor Merauke Bovendigul Peg. Bintang Keerom Kota Jayapura Supiori Provinsi NAD SUMUT RIAU KEPRI Kabupaten Kota Sabang Serdang Bedagai Rokan Hilir Bengkalis Indragiri Hilir Kep. Meranti Kota Dumai Natuna Kep. Anambas Kota Batam 70 Rencana Pembangunan Sekolah Berasrama di Daerah Perbatasan/Terpencil Asrama Siswa Kebun Sekolah SD Kelas 4-6 SD Kelas 4-6 SMP Kelas 7-9 SatuKelas Atap 7-9 SMP Satu Atap Fasilitas Olahraga Perumahan Guru Sekolah di Tingkat Kecamatan Asrama Penitipan Anak Program Gizi SD Kelas 1-3 SD Atau Kelas 1-3 Paket Atau A PKBM Paket A PKBM Taman Bacaan Kelompok Bermain Prasekolah dan APE Sekolah Kecil Sekolah di Tingkat Desa Asrama Penitipan Anak Program Gizi SD Kelas 1-3 SD Atau Kelas 1-3 Paket Atau A PKBM Paket A PKBM Taman Bacaan Kelompok Bermain Prasekolah dan APE 71 Rencana Pembangunan/Pengembangan Sekolah Di Daerah Nelayan (Klaster 4) NO 1 2 3 4 5 6 7 8 Aceh Sumut Kepri Sumbar Kaltim Riau Sulut Kalbar KABUPATEN DEMAK INDRAMAYU KOTA AMBON KOTA BANDAR LAMPUNG KOTA JAKARTA UTARA KOTA JAYAPURA KOTA PONTIANAK KOTA SINGKAWANG NO 9 10 11 12 13 14 15 KABUPATEN LOMBOK TIMUR MAKASSAR MALUKU TENGAH MANOKWARI PACITAN PASAMAN BARAT SITUBONDO Maluku Utara Gorontalo Papua Barat Jambi Kalteng Sulteng Babel Sulbar Kalsel Sumsel Bengkulu Lampung Jabar Papua Sulsel DKI Banten Maluku Sultra Jateng DIY Jatim Bali NTB NTT : Rencana Lokasi pembangunan/pengembangan sekolah daerah nelayan (klaster 4) : Daerah khusus penguatan pendidikan 72 Rencana Pembangunan Sekolah Berasrama di Daerah Perbatasan/Terpencil Asrama Siswa Kebun Sekolah SD Kelas 4-6 SD Kelas 4-6 SMP Kelas 7-9 SatuKelas Atap 7-9 SMP Satu Atap Fasilitas Olahraga Perumahan Guru Sekolah di Tingkat Kecamatan Asrama Penitipan Anak Program Gizi SD Kelas 1-3 SD Atau Kelas 1-3 Paket Atau A PKBM Paket A PKBM Taman Bacaan Kelompok Bermain Prasekolah dan APE Sekolah Kecil Sekolah di Tingkat Desa Asrama Penitipan Anak Program Gizi SD Kelas 1-3 SD Atau Kelas 1-3 Paket Atau A PKBM Paket A PKBM Taman Bacaan Kelompok Bermain Prasekolah dan APE 73 Rencana Pembangunan/Pengembangan Sekolah Di Daerah Nelayan (Klaster 4) NO 1 2 3 4 5 6 7 8 Aceh Sumut Kepri Sumbar Kaltim Riau Sulut Kalbar KABUPATEN DEMAK INDRAMAYU KOTA AMBON KOTA BANDAR LAMPUNG KOTA JAKARTA UTARA KOTA JAYAPURA KOTA PONTIANAK KOTA SINGKAWANG NO 9 10 11 12 13 14 15 KABUPATEN LOMBOK TIMUR MAKASSAR MALUKU TENGAH MANOKWARI PACITAN PASAMAN BARAT SITUBONDO Maluku Utara Gorontalo Papua Barat Jambi Kalteng Sulteng Babel Sulbar Kalsel Sumsel Bengkulu Lampung Jabar Papua Sulsel DKI Banten Maluku Sultra Jateng DIY Jatim Bali NTB NTT : Rencana Lokasi pembangunan/pengembangan sekolah daerah nelayan (klaster 4) : Daerah khusus penguatan pendidikan 74 Peta Perguruan Tinggi Baru di Daerah Terdepan Uni. Tarakan Poli. Babel Poli. Batam Poli. Sorong Poli. BPapan Poli. Nusa Utara Uni. Babel Uni. Musamus Umrah Poli. Bengkalis 4.486 12.985 2.633 5.543 4.846 Uni. Teuku Umar 3.550 1.685 2.266 1.038 4.393 1.035 3.089 2.202 3.626 7.446 1.713 761 4.393 7.596 9.588 32.380 10.644 43.021 ITKalimantan 37.476 8.033 2.231 2.851 1.531 ISB 3.891 3.452 4.496 --- dipersiapkan berdiri __ sudah berdiri ITSumatera Poli. Sampang Poli. Banyuwangi 4.679 Uni. Sikka Legenda 4.273 Jumlah Mahasiswa (ribu) 237.348 Jumlah Penduduk (ribu) Sumber: PDPT, 2011 75 4. Sertifikasi Guru 76 Peningkatan Kompetensi dan Profesionalisme Guru Upaya meningkatkan mutu sertifikasi guru merupakan salah satu instrumen untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru. Kegiatan yang akan dilakukan adalah penyelenggaraan seleksi awal dan perbaikan proses PLPG < 2011 guru guru Proses PLPG Tidak Lulus 2012 Ujian Lulus Sertifikat Uji Kompetensi Dasar Lulus Proses PLPG Ujian Tidak Lulus Sistem baru akan menjamin: • Peningkatan kompetensi • Kesesuaian keahlian dengan mata pelajaran yang diampu Tidak Lulus Lulus Sertifikat PLPG= pendidikan dan Latihan Profesi Guru 77 5. Pelaksanaan Ujian Nasional 2012 78 Kriteria Kelulusan Tetap 40:60 Evaluasi Komprehensif 40% 60% Evaluasi Internal (Guru danSekolah) Evaluasi Eksternal (Pemerintah) (kognitif + afektif + psikomotorik) Tuntas KBM + Akhlak Baik + Ujian Sekolah Mengukur kompetensi dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotorik siswa secara melekat dalam keseluruhan proses belajar mengajar dengan alat ukur yang dibuat oleh guru dan sekolah pada semua mata pelajaran/kegiatan. + (kognitif) Ujian Nasional Mengukur kompetensi dalam ranah kognitif siswa dengan alat ukur yang dibuat seragam secara nasional pada mata pelajaran khusus. 79 Pelaksanaan & Pengumuman UN 2012 UN SMA/Sederajat : 16- 19 April 2012 Pengumuman : 24 Mei 2012 UN SMP/Sederajat : 23 – 26 April 2012 Pengumuman : 2 Juni 2012 Fokus 2012 • Naskah Pencetakan UN dilakukan Terpusat oleh Percetakan Bersertifikat Security Printing. • Dilakukan Pengamanan Naskah dengan Memberikan Kode-kode Rahasia. • Pelibatan Perguruan Tinggi Lebih Maksimal • Nilai UN Menjadi Salah Satu Faktor untuk Penerimaan di Jenjang Perguruan Tinggi Melalui Jalur Undangan. 81 6. Pelaksanaan BOS 2012 82 Latar Belakang 1. Jumlah nominal BOS tahun 2012 mengalami kenaikan sekitar 40 % dari BOS 2011 (Rp 16,3 T Rp 23,5 T), dengan harapan bisa memastikan prinsip pengelolaan sekolah Wajib Belajar 9 th berjalan dengan baik 2. Target kita adalah memastikan bahwa, mekanisme penyaluran dan pemanfaatan BOS 2012 memenuhi prinsip ketepatan: waktu, jumlah, sasaran dan penggunaannya (peraturan dan tatalaksananya harus menjamin) 83 Mekanisme Penyaluran Dana Bos Tahun 2012 Kementerian Keuangan RI Transfer dana BOS per-provinsi sesuai PMK dana BOS 2012 Penyampaian Permendikbud alokasi dana BOS, nomor rekening dan NPHD persekolah per-Kab/Kota SKPD Pendidikan Provinsi Kas Umum Daerah Provinsi Permendagri Pengaturan Pengelolaan Dana BOS Hibah berupa uang ditransfer ke masing-masing rekening Sekolah tanpa melalui kas kab/kota Sekolah Negeri/Swasta Catatan: Penyaluran dana BOS tahun anggaran 2012 akan dilakukan melalui pemindahbukuan dari Rekening Kas Umum Negara ke Rekening Kas Umum Daerah Provinsi, untuk selanjutnya diteruskan ke satuan pendidikan dasar baik negeri maupun swasta dalam bentuk hibah sesuai dengan daftar sekolah dan sesuai petunjuk teknis yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan 84 Nasional. Skema Penyiapan Penyaluran Dana BOS Tahun 2012 Kemdikbud Data Alokasi BOS per Kab/Kota/Prov Kemkeu Kemdagri UU APBN 2012 Pedoman Pengelolaan BOS Pemprov Pemkab DINAS PEND KAB/KOTA Nomor Rekening Sekolah PMK Alokasi BOS 2012 SK Dirjen Dikdas Rincian Alokasi BOS per sekolah DINAS PEND PROVINSI Naskah Hibah Penetapan Juknis BOS Penetapan dalam APBD Kas Umum Provinsi SEKOLAH 85 7. Lanjutan Program Rehabilitasi Sekolah 86 Rencana Anggaran Rehabilitasi Ruang Kelas Rusak Berat SD – SMP TA 2011-2012 (Juta Rupiah) Total Kebutuhan Jenjang SD SMP TOTAL Jumlah Ruang Kelas Rusak Berat Jumlah Kebutuhan Anggaran Rencana Rehabilitasi 2011 Jumlah Ruang Kelas Jumlah Anggaran Rencana Rehabilitasi 2012* Jumlah Ruang Kelas Jumlah Anggaran 110.598 14.117.654 18.000 2.297.671 92.598 11.819.983 42.428 6.284.430 3.500 518.420 38.928 5.766.010 20.402.084 21.500 2.816.090 131.526 17.585.994 153.026 APBN-2011 Rp. 0,7 T * Sesuai RKA Kemdikbud Tahun 2012 DAK-2011 Rp. 2,1 T APBN-2012 Rp. 8,03 T DAK-2012 Rp.9 T 87 8. Pembangunan National Language Center 88 Desain Gedung National Language Center 1/4 Perspektif Sisi Kiri Depan 89 Desain Gedung National Language Center 2/4 Perspektif Sisi Tengah Depan 90 9. Reformasi Birokrasi 91 IV PERMEN LARANGAN PUNGUTAN 92 Jenis Pungutan Tahun Ajaran 2010/2011 dan 2011/2012: SD 52.0 Seragam Sekolah 46.7 16.2 14.2 Uang Buku/LKS 7.7 Pembangunan/Gedung 4.3 1.5 2.5 1.6 1.9 2.5 1.5 0.3 0.3 0.3 0.3 0.2 0.0 Administrasi Pendaftaran SPP Uang Ekstra Kurikuler Uang Laboratorium Uang Masa Orientasi Uang Ujian 0 Persentase SD yang melakukan pungutan untuk uang buku/LKS, pembangunan gedung, dan seragam sekolah pada penerimaan peserta didik baru tahun ajaran 2011/2012 mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya 10 20 (%) T.A. 2010/2011 30 40 50 60 T.A 2011/2012 Catatan: Monitoring penerimaan peserta didik baru untuk jenjang SD mencakup 675 sekolah di 33 Provinsi pada 84 Kabupaten/Kota 93 Jenis Pungutan Tahun Ajaran 2010/2011 dan 2011/2012: SMP 53.1 Seragam Sekolah 49.0 14.7 Uang Buku/LKS 9.7 14.0 Pembangunan/Gedung 9.2 3.4 Administrasi Pendaftaran 6.0 5.3 4.4 2.4 0.7 0.5 0.5 2.4 3.6 0.2 0.0 SPP Uang Ekstra Kurikuler Uang Laboratorium Uang Masa Orientasi Uang Ujian 0 Persentase SMP yang melakukan pungutan untuk uang buku/LKS, pembangunan gedung, seragam sekolah, dan SPP pada penerimaan peserta didik baru tahun ajaran 2011/2012 mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya 10 20 (%) T.A. 2010/2011 30 40 50 60 T.A 2011/2012 Catatan: Monitoring penerimaan peserta didik baru untuk jenjang SMP mencakup 414 sekolah di 33 Provinsi pada 84 Kabupaten/Kota 94 Ruang Lingkup Permendikbud A. Sekolah yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah (Pasal 3) B. Sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat yang menerima BOS (Pasal 4 dan Pasal 5) C. Sekolah yang bertaraf internasional (Pasal 6) D. Sekolah yang dikembangkan menjadi bertaraf internasional (Pasal 6) Catatan: Sekolah adalah satuan pendidikan penyelenggara program wajib belajar yang meliputi Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama termasuk Sekolah Dasar Luar Biasa, Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa, dan Sekolah Menengah Pertama Terbuka (Pasal 1 (1)) Larangan Pungutan Pungutan Sekolah A. Sekolah yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah B. Sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat yang menerima BOS : Dilarang Biaya Operasional Biaya Investasi Larangan Pungutan (lanjutan) C. Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama yang bertaraf internasional tidak boleh melakukan pungutan tanpa persetujuan tertulis dari Menteri atau pejabat yang ditunjuk (Pasal 6) D. Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama yang dikembangkan menjadi bertaraf internasional tidak boleh melakukan pungutan tanpa persetujuan tertulis dari bupati/walikota atau pejabat yang ditunjuk (Pasal 6) Larangan Pungutan (lanjutan) Pasal 5 (2): Dalam keadaan tertentu jika sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat yang menerima bantuan operasional melakukan pungutan biaya operasi, maka sekolah harus: a) memperoleh persetujuan tertulis dari orang tua atau wali peserta didik; b) memperoleh persetujuan tertulis dari komite sekolah; c) memperoleh persetujuan tertulis dari kepala dinas pendidikan provinsi dan kepala dinas pendidikan kabupaten/kota, sesuai kewenangan masing-masing; dan d) memenuhi persyaratan : 1) perencanaan investasi dan operasi yang jelas dan dituangkan dalam rencana strategis, rencana kerja tahunan, serta anggaran tahunan yang mengacu pada SNP; 2) perencanaan investasi dan operasi diumumkan secara transparan kepada pemangku kepentingan sekolah; 3) perolehan dana disimpan dalam rekening atas nama sekolah; 4) perolehan dana dibukukan secara khusus oleh sekolah, terpisah dari dana yang diterima dari penyelenggara sekolah; dan 5) penggunaan sesuai dengan perencanaan Sanksi Pasal 9: a) pembatalan pungutan; b) untuk kepala sekolah yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah berupa: 1) teguran tertulis; 2) mutasi; atau 3) sanksi administratif lain sesuai ketentuan kepegawaian c) untuk sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat berupa pencabutan ijin penyelenggaraan. V MONITORING MEDIA 2011 100 Rincian Hasil Monitoring o Jumlah Media : 26 Media o Jumlah Pemberitaan : 7.817 Clips o Media Terbanyak Memberitakan : 1. Harian Pelita (1005 Clips) 2. Pikiran Rakyat (798 Clips) o Isu Terbanyak Diberitakan : 1. UN (1425 clips) 2. Program & Kebijakan (1353 Clips) o Unit Utama Terbanyak Diberitakan : 1. Dikdas (3106 clips) 2. Dikmen (2283 Clips) o Nara Sumber Terbanyak Dikutip : 1. Mohammad Nuh (999 Clips) 2. Taufik Yudhi Mulyanto (301 Clips) Prosentase Isu yang Diberitakan Event, Lomba & Prestasi; 4% Lainnya; 4% Tenaga Pendidik; 7% Kualitas Pendidikan; 9% UN; 18% Program & Kebijakan; 17% SNMPTN & PPDB; 9% Fasilitas Pendidikan; 16% Anggaran & Biaya Pendidikan; 16% Isu Pemberitaan Per Bulan 1200 • Fasilitas Pend (225) • Anggaran & Biaya Pend (172) 1054 • UN (626) • Anggaran & Biaya Pend (98) • SNMPTN & PPDB (219) • Prog & Kebijakan (193) 1000 871 873 868 823 800 727 619 • Fasilitas Pend (124) • Prog & Kebijakan (121) • Fasilitas Pend (123) • Prog & Kebijakan (92) • UN (262) • Prog & Kebijakan (140) 559 600 • Anggaran & Biaya Pend (212) • Prog & Kebijakan (121) 400 • UN (227) • SNMPTN & PPDB (188) 444 254 200 • Fasilitas Pend (134) • Prog & Kebijakan (133) 449 276 • Prog & Kebijakan (124) • Fasilitas Pend (91) • Anggaran&Biaya Pend (88) • Prog & Kebijakan (53) • Fasilitas Pend (63) • Prog & Kebijakan (57) 0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Desember Nilai Objektivitas Terhadap Isu Pemberitaan UN 288 Program & Kebijakan 388 315 Anggaran & Biaya Pendidikan 266 772 523 Fasilitas Pendidikan 217 548 633 SNMPTN & PPDB 173 Kualitas Pendidikan 171 Tenaga Pendidik Event, Lomba & Prestasi 749 322 158 347 131 361 250 10 94 27 Lainnya 206 266 84 0% 315 10% Negatif 80 20% 30% 40% Netral 123 50% 60% 70% Positif 80% 90% 100% Prosentase Pemberitaan Per Unit Utama PAUDNI; 2,4% Setjen; 2,0% Itjen; 3,2% BPPB; 0,2% BPSDMPPMP; 6,9% Dikdas; 31,4% Dikti; 13,9% Balitbang; 17,1% Dikmen; 23,1% TERIMA KASIH ...pendidikan hari esok harus lebih baik dari hari ini... Insya Allah 106