Teori Kepemimpinan Universalis

Download Report

Transcript Teori Kepemimpinan Universalis

KEPEMIMPINAN

Leadership is hard to define but we know it when we see it!

Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mengarahkan atau membimbing kelompok pada pencapaian tujuan.

Mengenal beberapa teori Kepemimpinan

• • •

I.Teori Kepemimpinan Universalis

Teori Great Man-Woman Teori Trait Teori X dan Y • •

II.Teori Kepemimpinan Perilakuan

Ohio State Leadership Studies Univ of Michigan Leadership Studies

III.Teori Kepemimpinan Kontingensi

a. Model Kontingensi Fiedler b. Teori Path – Goal c. Model Pengambilan Keputusan Vroom & Yetton d. Model Pertukaran Leader-Member

Teori Kepemimpinan Universalis

Mencari karakteristik umum pimpinan yg efektif a. Teori Great Man-Woman Pemimpin itu terlahir dan tidak diciptakan b. Teori Trait Berusaha menemukan trait yg umum dimiliki pemimpin efektif spt trait dominan, ekstravert, inteligensi, penyesuaian diri dll.

c.

Teori X dan Y (McGregor)

• • • • • Pemimpin efektif ditunjukkan dg bgm asumsi dan keyakinannya thd karakter bawahan Orientasi X berarti bawahan malas, tak termotivasi, sulit maju dsb Orientasi Y berarti sebaliknya Pemimpin dianggap efektif jika punya pendekatan teori Y (hsl penelitian kurang mendukung) Kritik : Teori McGregor dianggap terlalu sederhana.

II.Teori Kepemimpinan Perilakuan (th 50an)

• • • a. Ohio State Leadership Studies Self report dan observasi thd pimpinan dan bawahan Menemukan 2 kategori perilaku pimpinan : Initiating Structure dan Consideration yg berdiri sendiri IS menjelaskan perilaku pimpinan spt memberi tugas khusus, mendefinisikan peran kerja kelompok, menentukan deadline, mengelola standar kinerja dsb.

• • Consideration menjelaskan perilaku pimpinan yang peduli dengan perasaan, kebutuhan dan sikap bawahannya Mengembangkan LOQ (Leader Opinion Questionnaire) utk pimpinan & LBDQ (Leader Behavior Description Questionnaire) utk bawahan

• Initiating Structure  kinerja efektif, kepuasan kerja rendah dan TO tinggi  dalam kelompok besar bisa berkorelasi + dg kepuasan kerja • Consideration  berkorelasi + dg kepuasan kerja (bila kelompok besar)  berkorelasi – dg produktivitas

• • • • b. Univ of Michigan Leadership Studies Menemukan 2 kategori perilaku pimpinan : Task-Oriented dan Relationship-Oriented Mnrt studi tsb orientasi pada bawahan lebih efektif Pd perush asuransi kedua orientasi berkorel + dg kinerja kelompok Orientasi thd bawahan menimbulkan kepuasan, TO rendah

III.Teori Kepemimpinan Kontingensi Melihat interaksi antara karakteristik pimpinan dg situasi

• • a. Model Kontingensi Fiedler (1967) Kepemimp efektif tergantung pada kesesuaian antara gaya pemimpin, besarnya kontrol, dan power yg dimilikinya dlm situasi kerja.

Pemimpin efektif punya orientasi task sekaligus relationship.

• • • Mengembangkan alat LPC (Least Preffered Co worker)  me rating bawahan yg paling susah melakukan pekerjaan, dg model self report.

LPC diisi oleh pimpinan. Skor LPC rendah (kecenderungan menilai negatif)  task oriented, skor LPC tinggi (kecenderungan menilai positif)  relationship oriented

• • • Pimpinan berorientasi task menghubungkan kinerja buruk karyawan dg karakteristik kepribadiannya.

Pimpinan berorientasi relationship memisahkan kinerja dg karakteristik kepribadian karyawan.

Situasi kerja untuk pimpinan efektif dilihat dari 3 dimensi : hubungan pimpinan-bawahan (baik-tidak baik), struktur tugas (jelas-tidak jelas), kekuatan posisi (kuat-lemah).

• Pimpinan berorientasi task akan berhasil dalam situasi kerja ekstrim (sangat baik atau sangat buruk) • Pimpinan berorientasi relationship akan berhasil dalam situasi kerja moderat.

• • • b. Teori Path Goal Pekerjaan pimp adl menolong kelompok kerja utk mencapai tujuan, meningkatkan motivasi dan mengatasi berbagai rintangan Pimpinan berfungsi sebagai fasilitator atau pembimbing kelompok Untuk menolong diperlukan paling tidak salah satu perilaku seperti :

Perilaku direktif

: memberi instruksi dan saran utk melakukan pekerjaan.

□ Perilaku orient.

prestasi : melibatkan tujuan yg menantang kelompok, memperbaiki kinerja. □ Perilaku suportif peduli lingk. Kerja : hubungan antar anggota, □ Perilaku partisipatif : meminta anggota terlibat dlm pengambilan keputusan kelompok

• • • Perilaku pimp tergantung pada tipe tugas kerja dan karakter bawahan.  Jk tugas rutin, bawahan dpt memotivasi diri  tdk perlu direktif   Jk tugas kompleks, pekerja tdk pengalaman perlu direktif.

Kritik terhadap teori path goal : tidak ada tipe intervensi pada pekerjaan Sisi positif : ada asesmen mendetil mengenai perilaku pimpinan yang dikaitkan dg situasi kerja.

• • • Teori Pengamb. Keputusan Vroom-Yetton (1973) Mencocokkan karakteristik situasi dengan strategi pengambilan keputusan pimpinan Pimpinan adalah pengambil keputusan Bersifat normatif, memprediksi perilaku dg mengarahkan pada apa yg harus dilakukan

• Strategi pengambilan keputusan terdiri dari : 1) Otokratik I : pimpinan membuat keputusan sendiri berdasarkan informasi yang ada.

2) Otokratik II : pimpinan mencari informasi dari bawahan lalu memutuskan sendiri.

3) Konsultatif I : pimpinan berbagi masalah dg bawahan yang relevan, mengambil input dan informasi individual lalu memutuskan sendiri

Konsultatif II : pimpinan berbagi masalah dg bawahan yang relevan (sbg kelompok), mengambil input dan informasi mereka lalu memutuskan sendiri 5) Konsensus / keputusan kelompok : pimpinan berbagi masalah dg bawahan yang relevan (sbg kelompok), mengambil input dan informasi mereka lalu memutuskan bersama

• • Model Pertukaran Leader-Member Pimp mengembangkan hubungan dg tiap orang di lingk kerjanya termasuk bawahan Tahap pengemb. Hubungan : a. Role-taking

:

angg masuk organisasi, pimp memeriksa kemampuan anggota b. Role-making: negosiasi tdk formal dan tdk terstruktur c. Role-routinization : terjadi rutinitas hubungan sosial

• • • Pimpinan dpt memiliki hubungan baik dg beberapa bawahan (ingroup) dan sisanya kurang diperhatikan (outgroup) Kualitas hubungan yang buruk terjadi jika pimpinan mempunyai citra negatif thd bawahan dan bawahan tdk percaya serta tdk menaruh hormat pada pimpinan Kualitas hubungan yang baik terjadi jika pimpinan mempunyai citra positif thd bawahan dan bawahan merasa pimpinan memberi dukungan.

• Hasil penerapan model pertukaran leader member a. Kepuasan kerja b. Komitmen organisasi

Bgm menjadi pemimpin efektif ?

• • • • • • Menjadi komunikator efektif Menjadi pimpinan yang berorientasi task sekaligus relationship Hati-hati mengambil keputusan Kepemimpinan adalah alur 2 arah Belajar mendelegasi Fleksibel dg situasi

Gender dan Persepsi Thd Kepemimpinan

• • • Dalam kepemimpinan sering muncul stereotip jender Stereotip adalah harapan pada anggota kelompok tertentu Stereotip jender mencakup keyakinan tentang perilaku personal yang diharapkan ; tipe peran atau jabatan yang cocok untuk pria dan wanita