Transcript klik disini

PERSEMAIAN
A. PERSIAPAN
Alat dan bahan yang harus dipersiapkan
adalah :
Nursery,
Tray semai/wadah,
Benih (contoh benih paprika yang ada seperti
spertacus F1, Goldflame F1, kelvin F1),
Media semai (Rockwool-Grodan/Sekam
bakar,dll),
Thermometer dan Hygrometer,
Pinset,
Ruang semai/lemari semai
 Alat semprot (hand sprayer).
B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
keberhasilan dalam persemaian/pembibitan
antara lain :
Kualitas benih,
Jenis media yang digunakan,
Suhu dan Kelembaban,
Intensitas cahaya
Teknis pembibitan.
C. TEKNIS PEMBIBITAN
1. Benih terlebih dahulu direndam dengan air hangat kuku
selama ± 30 menit, sambil menunggu kita bisa menyiapkan
media semai yang akan digunakan
2. Basahi media dengan air bersih dan pastikan media basah
sampai merata dan biarkan sesaat agar air siraman yang
berlebihan menetes.
3. Buat lubang kecil pada rockwool-Grodan (apabila
menggunakan Rockwool) atau garitan kecil yang saling
berpotongan pada Sekam (apabila menggunakan sekam
bakar) sehingga membentuk bujur sangkar dengan
jarak ± 2 Cm.
4. Letakkan benih satu persatu pada setiap lubang dengan
posisi calon lembaga (titik tumbuh menghadap kebawah ±
0,5 Cm dengan menggunakan Pinset, setelah semua benih
disemai kemudian tutup dengan plastik mulsa.
5. Benih-benih tersebut ditaruh di almari semai
(germenation chamber), selama dilemari semai
suhu optimal 20-25 ºC dengan RH 70%-90%.
Suhu dan RH dapat diatur dengan cara
memasang lampu jika suhu rendah dan Jika
kelembaban rendah semprotkan air ke dalam
lemari semai dengan menggunakan hand
sprayer.
6. Benih akan berkecambah dalam waktu ± 7 hari,
Plastik mulsa dibuka kemudian bibit
dipindahkan ke tempat yang ada sinar dengan
tetap menjaga suhu dan kelembaban.
7. Bibit dengan koteledon tumbuh sempurna, dipindahkan
ke polybag 15 x 15 Cm yang telah dibasihi dengan
larutan nutrisi (JORO A&B Mix) dengan EC. 1,5 mS/Cm
dan pH. 5.5.
8. Pemeliharaan dipersemaian/pembibitan meliputi
Penyiraman,1-2 kali sehari (tergantung Cuaca, Fase
pertumbuhan bibit, dan media yang digunakan),
Pengendalian hama dan penyakit selama di nursery
misalnya Trips, Mite, Leaf miner, Rebah kecanbah dll)
dan yang tak kalah pentingnya adalh pengaturan
kembali jarak antar tanam agar daun tanaman tidak
saling menutupi.
9. Bibit siap tanam ke greenhouse produksi setelah
berumur ± 21 hari di polybag atau sudah berdaun ± 5
helai.
PERSIAPAN TANAM DAN TRANSPLANTING
Setelah bibit siap untuk dipindahkan ke
greenhouse ada beberapa hal yang harus
dilakukan/dipersiapkan sebelun transplanting:
A. SANITASI GREENHOUSE
Kegiatan ini merupan kegiatan ini merupakan
kegiatan untuk membersihkan greenhouse dari
rumput atau sisa tanaman lainnya, sampah dan
benda-benda lainnya yang tidak diinginkan.
B. STERILISASI GREENHOUSE
Sterilisasi dilakukan dengan tujuan untuk
membersihkan seluruh greenhouse dari
mikroorgnisme (telur/larva, virus, bakteri dan fungi)
yang dapat merugikan tanaman.
Ada beberapa bahan yang sering digunakan
dalam sterilisasi antara lain:
•Lysol,
•Formalin
•Beberapa jenis pestisida,
Cara pensterilan:
•Formalin 5% disemprotkan ke seluruh bagian
greenhouse dengan konsentrasi 5 cc/liter air
•Dalam waktu ±4-5 hari setelah penyemprotan
formalin disusul dengan penyemprotan pestisida
(insektisida dan fungisida) dan diulang sampai 2-3 kali.
•Sehari sebelum media tanam ditata, greenhouse
disemprot dengan larutan lysol dengan konsentrasi 35 cc/ liter air
•Instalasi bak desinfektan kaki supaya penyakit tidak
bisa dibawa ke dalam greenhouse.
C. PERSIAPAN TANAM
1. Sebelum media ditempatkan, terlebih dahulu media
dimasukkan kedalam polybag atau plastik slab atau pot.
2. Bila menggunakan plastik slab, ukuran yang biasa
digunakan adalah 100 x 25 cm dan jika menggunakan
polybag, ukurannya 35 x 40 cm
3. Media yang biasa digunakan adalah sekam bakar,
rockwool-grodan atau cocopeat.
4. Plastik mulsa dipasang pada permukaan bedengan
atau dibawa slab/polybag supaya kar tanaman tidak
kontaminasi/masuk kedalam tanah.
5. Kemudian media tersebut ditata didalam greenhouse
sesuai dengan jarak tanam yang diinginkan (diLembang
standar antar bedengan ± 140 cm dan antar tanaman ±
50 cm).
6. Buat lubang tanam dengan diameter ± 15 cm
pada permukaan slab (jika menggunakan
sistem slab) apabila menggunakan polybag
buatlah lubang tanam sesuai dengan besarnya
polybag yang digunakan untuk pemeliharaan
dinursery.
7. Media dibasahi dengan larutan nutrisi/pupuk
dengan EC 1,5 dan pH 5,5 sampai benar-benar
basah/jenuh.
8. Pada lubang tanam yaang telah dipersiapkan
taburkan Furadan 3G sebanyak ± 2
gram/lubang tanam untuk preventive terhadap
serangan Nematoda.
9. Tahap selanjutnya bibit siap untuk
ditransplanting ke greenhouse. Sebelum bibit
ditempatkan bagian bawah polybag digunting
dengan hati-hati supaya akar bibti tidak
putus/rusak, kemudian bibit ditempatkan pada
lubang tanam yang telah dipersiapkan.
10. Untuk menghindari terjadi kelebihan air
siraman dan tumpukan garam-garam dimedia,
satu hari setelah transplanting lubang draenase
dibuat pada bagian bawah slab/polybag.
•Pemupukan dan Penyiraman (fertigasi) pada
budidaya sistem hidroponik umumnya dilakukan
secara bersamaan.
Teknis fertigasi bisa dilakukan dengan manual
atau sistem irigasi tetes (Drip irrigation system),
tapi yang terbaik untuk fertigasi adalah dengan
sistem irigasi tetes yang berkualitas baik dengan
demikian fertigasi bisa merata, tenaga kerja tidak
terlalu banyak, menghemat waktu (dalam waktu
singkat bisa menyiram tanaman dalam jumlah
yang banyak).
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
penyiraman :
•Kualitas air (sumber air/sumur/mata air), harus bersih dan
bebas dari penyakit/kimia
•Kualitas pupuk/nutrisi (komposisi hara harus sesuai
dengan kebutuhan tanaman, pupuk yang dipakai
mempunyai kemampuan larut 100 %)
•Waktu, volume dan frekuensi fertigasi
•Jenis tanaman yang ditanam
•Jenis media yang digunakan Khusus mengenai nutrisi
untuk sistem hidroponik telah tersedia nutrisi siap
pakai di toko petanian seperti A&B MIX yang tersedia untuk
berbagai komoditi (selain untuk Paprika juga ada A&B MIX
untuk tanaman Tomat, Melon, Timun, Mawar Anggrek dll)
yang dalam apalikasinya sangat mudah, mengandung
unsur hara komplit baik makro maupun mikro yang
dibutuhkan tanaman.
TEKNIS FERTIGASI
1. Frekuensi dan volume siram harus disesuaikan
dengan kondisi cuaca, jenis dan umur tanaman,
fase pertumbuhan tanaman dan jenis media
yang digunakan. Cuaca mendung atau hujan
(evaporasi kurang) volume dan frekuensi
penyiraman dikurangi karena efek terhadap
media menjadi terlalu basah sehingga akar
tidak bisa tumbuh dengan baik. kondisi yang
diinginkan tanaman adalah berimbang antara
air, udara, pupuk dan media tanam. Sebaliknya
kalau cuaca panas (evaporasi naik) fertigasi
harus lebih sering dan volumenya lebih banyak.
2. Nilai EC (jumlah pupuk yang larut dalam
air) dan nilai pH (tingkat keasaman) suatu
larutan sangatlah penting sebab akan
menunjukkan berapa banyak unsur hara
yang tersedia bagi tanaman. Sebab tidak
ada satu situasi yang sama (beda
daerah, iklim, beda media, beda varietas
dll) jumlah dan frekuensi tidak bisa
distandarkan /disamakan. Untuk setiap
situasi dan kondisi yang berbeda harus
kita cari cara yang optimal untuk
tanaman.
3. Tingkat kepekatan (EC) yang diberikan untuk
tanaman harus disesuaikan dengan situasi dan
kondisi. pH didalam media yang bagus kurang
lebih 5,2 sebab dengan tingkat pH tersebut
semua unsur hara tersedia didalam air/media
bisa diserap oleh tanaman.
4. Satu hal yang tak kalah penting adalah
pencatatan mengenai waktu siram, volume
siram, EC/pH in, EC/pH out, suhu, RH dan
kondisi cuaca. Hal ini penting sebab dari data
tersebut bisa membantu dalam mengambil
suatu keputusan untuk merubah atau tidak
sistem yang sudah berlangsung sebelumnya.
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
Monitoring terhadap serangan hama dan penyakit
menjadi penting sebab akan diketahui :
•Serangan apa yang terjadi
•Berapa berat serangan
•Tindakan apa yang akan dilakukan
•Kapan akan dilakukan pengendalian
•Pengalaman dari beberapa petani terakhir ada
beberapa hama dan penyakit yang sering
menyerang seperti: Thrips, Mites, Aphids, leaf
miners, ulat, virus, layu fusarium, layu bakteri,
powdery meldew, bercak daun, penyakit fisiologis
(defesiensi unsur hara) dan sebagainya.
Pencegahan dan Pengendalian Hama dan
Penyakit dapat dilakukan dengan cara:
1. Menjaga kebersihan,
2. membuang sisa tanaman/gulma jauh dari lokasi
greenhouse/masuk bak sampah dan dibakar.
3. Sterilisasi greenhouse (gunakan lysol,formalin dan
pestisida) ini harus dilakukan setiap awal musim
tanam/sebelum tanam dimmulai.
4. Memasang bak disenfeksi kaki untuk mencegah
masuknya telur/larva hama dan patogen penyakit
yang terbawa oleh alas kaki.
5. Menggunakan varietas yang resisten
6. Tanaman yang terserang penyakit (virus, bakteri)
di masukkan kekantong/karung plastik lalu buang
jauh dari lokasi greenhouse/dibakar
Bagaimana Membuat Ramuan Pupuk Hidroponik ?
Dasar pembuatan Pupuk hidroponik atau
dikenal larutan nutrisi hidroponik:
Yang perlu kita ketahui adalah nama bahan
pupuk/kimia dan kandungannya, sebab ada beberapa
kandungan yang tidak sama, sehingga akan merubah
komposisi larutan nutrisi, ini akan membuat pupuk
yang dibuat tidak optimal.
Pupuk hidroponik juga bisa dibeli yang sudah
siap pakai, ini memudahkan dalam aplikasi, sebab
kalau kita mau buat sendiri perlu beberapa invest alat
dan bahan-bahan pupuk atau kima yang harus kita
beli.
Pupuk hidroponik biasa konsentrasi larutan
dengan ppm (part per million), atau mg/l (mili gram per
liter).
1 ppm = 1 mg/L = 1 g/1.000 L
Ramuan/rumus kandungan nutrisi hidroponik
(dalam mg/L) minimal sbb:
Makro element:
Nitrogen -Nitrate (N/NO3) : 200
Nitrogen-Amonium (N/NH4) : 20
Kalsium (Ca) : 200
Fospor (P) : 50
Magnesium (Mg) : 40
Sulfur (S) : 117
Mikro element:
Besi (Fe) : 2
Boron (B) : 0.5
Mangan (Mn) : 0.5
Kopper (Cu) : 0.1
Molibdenum (NaMo) : 0.05
Cara menghitung kebutuhan bahan pupuk agar
sesuai dengan komposisi tersebut diatas:
•Calsium Nitrate, Ca(NO₃)₂.4H₂O dengan
kandungan Kalsium nitrat : 19% kalsium dan
14.5% nitrate.
•Kalsium : 200 mg/L.
•200 mg/L x 100/19 = 1.052,6 mg/L Kalsium
Nitrtate.
SEKIAN
TERIMA
KASIH