File - Dunia anak pintar

Download Report

Transcript File - Dunia anak pintar

HOME
Home
Pendahuluan
Isi
Penutup
Home
Next
PENDAHULUAN
Home
Pendahuluan
Isi
Penutup
Back
Home
Next
ISI
Home
Peluang
Pendahuluan
Materi
Isi
Penutup
Latihan Soal
Back
Home
Next
Peluang
Home
Pendahuluan
Isi
Standar Kompetensi : Memahami peluang kejadian
sederhanal
Kompetensi Dasar : 1.1 menentukan ruang sampel
suatu percobaan
1.2 menentuka peluang suatu
kejadian sederhana
Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian ruang sampel dan titik
sampel suatu percobaan,
2. Siswa dapat menentukan ruang sampel dan titik sampel suatu
percobaan,
3.Siswa dapat menghitung peluangb masing-masing titik sampel
pada ruang sampel suatu percobaan,
4. Siswa dapat menghitung nilai peluang suatu kejadian
Penutup
Back
Home
Materi
Home
Pendahuluan
PENGERTIAN PERCOBAAN, RUANG CONTOH DAN KEJADIAN
PELUANG SUATU KEJADIAN DAN KOMPLEMENNYA
PELUANG KEJADIAN MAJEMUK
Isi
Penutup
Back
Home
Next
PENGERTIAN PERCOBAAN, RUANG
CONTOH DAN KEJADIAN
Home
Pendahuluan
Isi
Penutup
Back
Home
Next
1. Percobaan dan hasil Percobaan
Kegiata melempar sekeping mata uang
Home
logam(satu atau beberapa kali) dinamakan
percobaan. Hasil percobaan pada pelemparan
Pendahuluan
sekeping mata uang logam adalah munculnya
sisi gambar G atau munculnya sisi tulisan T. Pada
percobaan melempar sebuah dadu bersisi enam,
Isi
hasil yang mungkin muncul adalah salah satu
dari enam sisi, yaitu mata dadu 1,2,3,4,5, atau 6.
Penutup
Back
Home
2. Ruang Contoh atau Ruang
Sampel
Himpunan dari semua hasil yang mungkin muncul
Home
dalam percobaan melepar sekeping mata uang logam,
ditulis {G,T}, disebut ruang contoh atau ruang sampel
Pendahuluan
percobaan itu. Ruang contoh biasanya diberi lambang
huruf S. Anggota-anggota dari ruang contoh disebut
titik contoh. Dalam teori himpunan, ruang contoh
Isi
adalah himpunan semesta, sedangan titik contoh
adalah anggota-anggota dari himpunan semesta itu.
Penutup
Back
Home
3. Kejadian
Himpunan bagian dari ruang contoh S disebut
Home
kejadian atau peristiwa.
1. Kejadian sederhan atau kejadian elementer
Kejadian sederhana atau kejadian elementer adalah
Pendahuluan
suatu kejadian yang hanya mempunyai satu titik contoh.
Pada percobaan melempar dadu bersisi enam, kejadian-
Isi
kejadian sederhana adalah:
– {1} yaitu kejadian munculnya mata dadu 1, dan
– {6} yaitu kejadian munculnya mata dadu 6.
Penutup
Back
Home
PELUANG SUATU KEJADIAN DAN
KOMPLEMENNYA
Home
1.
Menghitung
Peluang dengan
Pendekatan
Frekuensi Nisbi
2.
Menghitung
peluang dengan
Pendekatan Definisi
Peluang Klasik
Pendahuluan
Isi
Penutup
Back
Home
Next
1. Menghitung Peluang dengan Pendekatan
Frekuensi Nisbi
Home
Misalkan suatu percobaan dilakukan
sebanyak n kali.
Pendahuluan
Jika kejadian A muncul sebanyak K kali (0
≤ k ≤ n), maka frekuensi nisbi munculnya
Isi
Penutup
kejadian A ditentukan dengan rumus :
F(A) =
Back
Home
Next
Jika nilai n mendekati tak hingga,
maka
Home
nilai
Penutup
tertentu
ini
adalah
nilai
peluang munculnya kejadian A. Dengan
demikian,
Isi
konstant
mendekati nilai tertentu.
Nilai
Pendahuluan
cenderung
nilai
peluang
munculnya
kejadian A ditentukan dalam rumus :
P(A) =
Back
Home
Next
CONTOH
Untuk lemparan sebanyak 10 kali,
Home
didapat
hasil
munculnya
gambar
sebanyak 6 kali. Dalam hal demikian,
Pendahuluan
Isi
dikatakan frekuensi munculnya gambar
adalah
6
kali.
Frekuensi
Nisbi
munculnya gambar sama dengan = 0,6
Penutup
Back
Home
2. Menghitung peluang dengan Pendekatan
Definisi Peluang Klasik
Misalkan
Home
dalam
sebuah
percobaan
menyebabkan munculnya n hasil yang mungkin
dengan
masing-masing
hasil
mempunyai
kesempatan yang sama. Jika kejadian E dapat
Pendahuluan
muncul sebanyak k kali , maka peluang kejadian E
ditentukan dengan rumus:
Isi
P(A) =
Penutup
Back
Home
Next
Contoh:
Home
Sebuah
bilangan
asli
diambil
secara acak dari bingan-bilangan asli
Pendahuluan
1,2,3,...,9. Jika A adalah kejadian
munculnya bilangan genap, Hitunglah
Isi
nilai peluang kejadian A.
Penutup
Back
Home
Next
Jawab:
Karena pengambilan bilangan secara
acak, maka bilangan-bilangan itu memiliki
Home
kesempatan yang sama untuk terambil,
sehingga n = 9. Kejadian E adalah kejadian
Pendahuluan
munculnya bilangan genap, yaitu 2,4,6,8,
sehingga k = 4.
Isi
Penutup
P(A) =
=
Jadi, nilai peluang kejadian A adalah
Back
.
Home
3. Menghitung Peluang dengan Menggunakan Ruang Contoh
Misalkan S adalah ruang contoh dari sebuah
percobaan dan masing-masing dari anggota S memiliki
Home
kesempatan yang sama untuk muncul. Jika A adalah suatu
kejadian dengan A
S maka peluang kejadian A
ditentukan dengan rumus:
Pendahuluan
P(E)=
Isi
n(E) adalah banyak anggota dalam kejadian E.
Penutup
n(S) adalah banyak anggota dalam himpunan ruang contoh S
Back
Home
Next
Contoh:
Home
Dua buah dadu bersisi enam
dilempar
Pendahuluan
secara
bersama-sama
sebanyak satu kali. Hitunglah nilai
peluang kejadian munculnya mata
Isi
dadu pertama angka 6.
Penutup
Back
Home
Next
Jawab:
S={(1,1),(1,2),(1,3),...,(6,4),(6,5),(6,6)} dengan banyak
Home
anggota S = 6 x 6 = 36, sehingga n(S)= 36.
Misalkan E1 adalah kejadian munculnya mata dadu
pertama angka 6, maka
Pendahuluan
E1={(6,1),(6,2),(6,3),(6,4),(6,5),(6,6)}
sehingga n(E1)=6.
Isi
P(E) =
=
=
Jadi, peluang munculnya mata dadu pertama angka 6
Penutup
adalah: .
Back
Home
4. Frekuensi Harapan Suatu Kejadian
Frekuensi harapan adalah banyak kejadian atau
Home
peristiwa yang diharapkan dapat terjadi pada sebuah
percobaan.
Pendahuluan
Misalkan sebuah percobaan dilakukan sebanyak n
kali dan P(E) adalh peluang kejadian E. Frekuensi
harapan kejadian E ditentukan dengan aturan :
Isi
Fh(E) = n x P(E)
Penutup
Back
Home
Next
Contoh:
Home
Sebuah dadu bersisi enam
dilempar
sebanyak
300
kali.
Pendahuluan
Hitunglah
Isi
frekuensi
harapan
untuk kejadian munculnya mata
dadu angka ganjil.
Penutup
Back
Home
Next
Jawab:
Banyaknya percobaan n= 300.
Home
Misalkan E adalah kejadian munculnya
mata dadu angka ganjil, maka P(E) = .
Pendahuluan
Fh(E) = n x P(E) = 300 x = 150
Jadi, frekuensi harapan munculnya
Isi
mata dadu angka ganjil adalah 150 kali.
Penutup
Back
Home
5. Peluang Komplemen Suatu Kejadian
Misalkan:
Home
E adalah kejadian munculnya mata dadu
angka 1 maka E ={1}.
Pendahuluan
E’ adalah kejadian munculnya mata dadu
bukan angka 1, maka E’ = {2,3,4,5,6}.
Isi
Dalam hal demikian, kejadian E’ disebut
komplemen kejadian E atau sebaliknya.
Penutup
Back
Home
Next
Jika E’ adalah komplemen kejadian E,
maka peluang kejadian E’ ditentukan
dengan aturan:
Home
Pendahuluan
P(E’) = 1- P(E)
Isi
P(E) adalah peluang kejadian E dan
Penutup
P(E’) adalah peluang komplemen kejadian E.
Back
Home
Next
Contoh:
Home
Pendahuluan
Sebuah dadu bersisi enam
dilempar sekali. Berapa
peluang kejadian munculnya
mata dadu bukan angka 2.
Isi
Penutup
Back
Home
Next
Jawab:
Misalkan E’ adalah kejadian munculnya
Home
mata dadu bukan angka 2, maka E = {2} dan
P(E) =
Pendahuluan
Sehingga berlaku hubungan
P(E’)= 1-P(E)
Isi
P(E’)= 1- =
Jadi, peluang kejadian munculnya mata dadu
bukan 2 adalah .
Penutup
Back
Home
PELUANG KEJADIAN
MAJEMUK
Home
Pendahuluan
Isi
Penutup
Back
Home
1. Menghitung Peluang Gabungan Dua
Kejadian
A. Peluang gabungan Dua Kejadian
Home
Pendahuluan
Isi
Penutup
Peluang gabungan dua kejadian
(kejadian A atau kejadian B)dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut.
Misalkan A dan B adalah dua kejadian
yang berbeda dalam ruang contoh S, maka
peluang kejadian A B ditentukan dengan
aturan:
P(A B) = P(A) + P(B) – P(A B)
Back
Home
Next
Contoh
Sebuah dadu bersisi enam
Home
Pendahuluan
dilempar satu kali. Hitunglah peluang
munculnya mata dadu angka ganjil
atau angka prima!
Isi
Penutup
Back
Home
Next
Jawab
Ruang contoh dalam percobaan ini adalah
S={1,2,3,4,5,6}.
Kejadian A adalah kejadian mata dadu angka ganjil,
A {1,3,5} sehingga n(A) = 3.
Home
P(A) =
Pendahuluan
=
=
Kejadian B adalah kejadian munculnya mata dadu
angka prima,
B ={2,3,5} sehinnga n(B) = 3.
Isi
P(B) =
Kejadian A
= =
B adalah {3,5}, sehingga n(A
B) = 2.
Penutup
Back
Home
Next
P(A
B) =
=
=
Peluang munculnya mata angka dadu
Home
angka prima:
P(A
= +
Pendahuluan
Isi
B) = P(A) + P(B) – P(A
B)
- =
Jadi peluang kejadian munculnya mata
dadu angka ganjil atau angka prima adalah
Penutup
.
Back
Home
Next
Home
Pendahuluan
B. Peluang Gabungan dan Dua Kejadian yang
Saling lepas
Pada pelemparan dadu bersisi enam
sebanyak satu kali, misalkan terjadi
kejadian berikut:
• Kejadian A adalah kejadian munculnya
mata dadu angka < 3, maka A = {1,2}.
• Kejadian B adalah kejadian munculnya
mata dadu angka 4, maka B = {4,5,6}.
Isi
Penutup
Back
Home
Next
Dari diagram Venn pada gambar
tersebut tampak bahwa himpunan A
dan himpunan B tidak mempunyai
Home
anggota yang sama, sehingga A dan B
merupakan dua himpuan yang saling
Pendahuluan
lepas atau saling asing (disjoint set).
Dalam hal demikian kejadian A,
Isi
dan kejadian B disebut dua kejadian
yang saling lepas atau saling asing
Penutup
(mutually exclusive).
Back
Home
Next
Jika A dan B merupakan dua kejadian yang
Home
saling lepas, maka peluang gabungan dua
kejadian yang saling lepas itu ditentukan
Pendahuluan
dengan aturan
P(A
B) = P(A) + P(B)
Isi
Penutup
Back
Home
Next
contoh
Home
Sebuah dadu bersisi enam
dilempar satu kali. Berapa
Pendahuluan
peluang kejadian munculnya
mata dadu angka < 3 atau 4?
Isi
Penutup
Back
Home
Next
jawab
Home
Pendahuluan
Isi
Misalkan,
A adalah kejadian munculnya mata
dadu angka < 3, maka A = {1,2} dan
n(A) = 2
B adalah kejadian munculnya mata
dadu angka 4, maka B = { 4,5,6}
dan n(B) = 3
P(A) =
=
P(B) =
=
Penutup
Back
Home
Next
Karena A = {1,2} dan B = { 4,5,6} tidak
mempunyai anggota yang sama, maka A
Home
dan B merupakan dua kejadian yang
saling lepas, sehingga
Pendahuluan
P(A
Isi
B) = P(A) + P(B)= + = .
Jadi, peluang kejadian munculnya mata
dadu angka < 3 atau mata dadu angka
Penutup
4 adalah .
Back
Home
2. Menghitung Peluang Dua Kejadian yang Saling
Bebas
Home
Pendahuluan
Isi
Penutup
Untuk memahami pengertian dua
kejadian yang saling bebas, simaklah
percobaan berikut.
Dua buah dadu bersisi enam dilemparkan
bersama satu kali. Misalkan:
• Kejadian A adalah kejadian munculnya mata
dadu pertama angka 2, maka
A = {(2,1), (2,2),(2,3),(2,4),(2,5),(2,6)}
• Kejadian B adalah kejadian munculnya mata
dadu kedua angka 5, maka
B = {(1,5),(2,5),(3,5),(4,5),(6,5)}
Back
Home
Next
Kejadian munculnya angka 2 pada dadu
pertama tidak terpengaruh oleh kejadian
Home
munculnya angka 5 pada dadu kedua. Begitu
pula, kejadian munculnya angka 5 pada
Pendahuluan
dadu kedua tidak terpengaruh oleh kejadian
munculnya angka 2 pada dadu pertama.
Isi
Dalam hal demikian, kejadian A dan
kejadian B disebut dua kejadian yang saling
bebas.
Penutup
Back
Home
Next
Jadi kejadian A dan kejadian B
Home
disebut dua kejadian yang saling
bebas
Pendahuluan
jika
A
tidak
terpengaruh oleh kejadian B atau
sebaliknya
Isi
kejadian
kejadian
B
tidak
terpengaruh oleh kejadian A.
Penutup
Back
Home
Next
Contoh
Dua keping mata uang logam dilempar
Home
secara bersamaan sebanyak satu kali. Kejadian A
adalah kejadian munculnya sisi gambar pada
Pendahuluan
mata uang pertama, sedangkan kejadian B
adalah kejadian munculnya sisi gambar yang
Isi
sama untuk kedua mata uang logam itu.
Periksalah apakah kejadian A dan kejadian B
merupakan duan kejadian yang saling bebas?
Penutup
Back
Home
Next
Jawab:
Ruang contoh pada percobaan ini adalah S = {(G,G), (G,T), (T,G),
(T,T)}, n(S) = 4.
Home
Pendahuluan
Kejadian A {(G,G), (G,T)}, n(A) = 2 P(A) =
=
=
Kejadian B {(T,G), (T,T)}, n(B) = 2 P(B) =
=
=
Kejadian A B ={(G,G)}, n(A B) = 1
P(A
B) =
=
Dari hasil perhitungan di atas ternyata berlaku hubungan:
=
x
Isi
P(A
Penutup
B)
P(A)
P(B)
Oleh karena P(A
B) = P(A) X P(B) , maka kejadian A dan
kejadian B merupakan dua kejadian yang saling bebas.
Back
Home
3. Menghitung Peluang Kejadian Bersyarat
Pengertian kejadian bersyarat dipahami melalui percobaan berikut.
Misalkan pada percobaan melempar dadu bersisi enam sebanyak satu kali,
Home
akan ditentukan kejadian munculnya mata dadu angka ganjil jika
disyaratkan kejadian munculnya mata dadu angka prima terjadi terlebih
dahulu ditulis
Pendahuluan
disebut kejadian bersyarat. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa kejadian bersyarat merupakan kejadian munculnya mata dadu
angka ganjil yang ditentukan oleh persyaratan kejadian munculnya mata
dadu angka prima terjadi terlebih dahulu ditulis
.
Secara umum, kejadian A dengan syarat kejadian B lebih dahulu
Isi
ditulis
dulu ditulis
. Sebaliknya, jika kejadian B dengan syarat kejadian A terjadi
.
Penutup
Back
Home
Next
Home
Untuk menghitung peluang kejadian bersyarat digunakan
rumus berikut.
Pendahuluan
P
=
, P(B) 0
Isi
atau
Penutup
P
=
, P(A) 0
Back
Home
Next
Contoh:
Dua
Home
buah
dadu
bersisi
enam
dilempar secara bersamaan sebanyak
satu kali. Hitunglah peluang kejadian
Pendahuluan
munculnya angka 1 untuk dadu kedua
dengan syarata kejadian munculnya
Isi
jumlah kedua dadu kurang dari 4 terjadi
lebih dulu!
Penutup
Back
Home
Next
Jawab:
Home
Pendahuluan
Isi
Ruang contoh pada percobaan ini adalah S, dengan
n(S) = 6 x 6 = 36.
Misalkan:
A adalah kejadian munculnya angka 1 untuk dadu
kedua, maka
A = {(1,1),(2,1),(3,1), (4,1), (5,1),(6,1)}
P(A)=
=
B adalah kejadian munculnya jumlah kedua mata
dadu kurang dari 4, maka
B = {(1,1), (1,2),(2,1)}
=
=
(A B) = {(1,1),(2,1)}
=
=
Penutup
Back
Home
Next
Peluang kejadian bersyarat adalah:
P
=
= =
Home
Pendahuluan
Jadi, peluang kejadiaan munculnya
angka dadu 1 pada dadu kedua
dengan syarat kejadian munculnya
Isi
jumlah kedua mata dadu kurang dari
4 terjadi lebih dulu adalah P
= .
Penutup
Back
Home
4. Peluang Kejadian pada Pengambilan Contoh
Beberapa percobaan dalam teori peluang
Home
kadang-kadang harus dilakukan melalui proses
pengambilan contoh. Pengambilan kartu yang
Pendahuluan
dilakukan secara acak disebut pengambilan
contoh acak.
Isi
Proses pengambilan contoh sebuah kartu
sebanyak
Penutup
dua kali secara berurutan dapat
dilakukan dengan cara sebagi berikut.
Back
Home
Next
A. Pengambilan Contoh
dengan pengembalian
Misalkan kartu pertama telah diambil.
Home
Kartu ini dikembalikan lagi sehingga jumlah
kartu tetap seperti jumlah kartu semula.
Pendahuluan
Kemudian kartu-kartu tersebut dikocok lagi,
baru diambil kartu yang kedua. Proses
Isi
pengambilan contoh dengan cara seperti ini
disebut
Penutup
pengmbilan
contoh
dengan
pengembalian.
Back
Home
Next
Misalkan dari satu set kartu remi akan
diambil sebuah kartu sebanyak dua kali secara
berurutan. Berapa peluang kejadian terambil kartu
As pada pengambilan pertama dan kartu King
pengmbilan kedua, kalau kartu yang telah diambil
pada pengambilan pertama dikembalikan?
Home
Pendahuluan
Jawab:
• Misalkan E1 adalah kejadian terambilnya kartu as
pada pengambilan pertama, dan E2 adalah kejadian
terambilnya kartu King pada pengambilan kedua,
maka
P(E1) =
P(E2) =
=
•
Perhatikan bahwa E1 dan E2 merupakan dua kejadian yang saling
bebas, maka
= P(E1) x P(E2) =
x =
.
•
Jadi, peluang kejadian terambilnya kartu As pada pengambilan
pertama dan kartu King pada pengambilan kedua adalah
Isi
Penutup
=
=
.
Back
Home
Next
B. Pengambilan contoh
tanpa pengembalian
Misalkan kartu pertama telah diambil. Kartu
Home
yang telah diambil itutidak dikembalikan. Jika
jumlah kartu semula n, maka jumlah kartu
berikutnya menjadi (n - 1). Kartu-kartu
Pendahuluan
sebanyak (n - 1) buah itu dikocok, kemudian
diambil kartu kedua. Proses pengembalian
Isi
contoh dengan cara seperti ini disebut
pengembalian contoh tanpa pengembalian.
Penutup
Back
Home
Next
Masalah yang sama sepertia dalam pasal A, akan tetap
.
kartu yang diambil pada pengambilan pertama dikembalikan.
•
Misalka E1 adalah kejadian terambilnya kartu As pada
pengambilan pertama, maka
Home
P(E1) =
•
Pendahuluan
=
Kartu yang telah diambil pada pengambilan pertamantidak
dikembalikan, sehingga jumlah kartu yang sekarang menjadi
(52 – 1) = 51 lembar. Misalkan E2 adalah kejadian
terambilnya kartu King pada pengambilan kedua (kejadian
Isi
E2 ditentukan oleh syarat kejadian E1), maka
P (E2│E1) =
Penutup
Back
Home
Next
Karena
E2│E1
merupakan
kejadian
bersyarat, maka
Home
P(E1 E2) = P(E1) x P( E │E ) =
2
X
1
=
Pendahuluan
Jadi, peluang kejadian terambilnya
Isi
kartu As pada pengambilan pertama dan
kartu King pada pengambilan kedua
Penutup
(tanpa pengembalian) adalah
Back
.
Home
Next
Contoh:
Sebuah kotak berisi 5 bola hitam dan 3 bola
putih. Dari dalam kotak itu diambil satu bola secara
Home
berurutan sebanyak dua kali. Setelah bola pertama
diambil, bola itu tidak dikembalikan, langsung
Pendahuluan
diambil bola yang kedua. Hitunglah peluang
kejadian yang terambil itu:
a. Bola hitam pada pengambilan pertama maupun
Isi
pengambilan kedua.
b. Bola hitam pada pengambilan pertama dan bola
Penutup
putih pada pengambilan kedua.
Back
Home
Next
Jawab:
Misalkan ditetapkan kejadian-kejadian berikut:
•
E1 adalah kejadian terambilnya bola hitam pada pengambilan
pertama,
Home
•
E2 adalah kejadian terambilnya bola hitam pada pengambilan
kedua, dan
Pendahuluan
•
E3 adalah kejadian terambilnya bola putih pada pengambilan
kedua.
Isi
Dalam perhitungan berikut ini, perlu diingat bahwa bola
yang telah diambil pada pengambilan pertama tidak
Penutup
dikembalikan.
Back
Home
Next
a. Peluang terambilnya bola hitam pada pengambilan
pertama adalah P(E1) = .
• Peluang terambilnya bola hitam pada
Home
pengambilan kedua setelah bola hitam diambil
pada pengambilan pertama adalah .
Pendahuluan
• Karena E2│E1 merupakan kejadian bersyarat,
maka berlaku hubungan
P(E1
Isi
E2) = P(E1) x P(E2│E1) =
x =
• Jadi, peluang yang terambil itu bola hitam pada
pengambilan pertama maupun pengambilan
Penutup
kedua adalah P(E1
E2) =
.
Back
Home
Next
b. Peluang terambilnya bola hitam pada pengambilan
pertama adalah P(E1) = .
• Peluang terambilnya bola putih pada pengambilan
kedua
Home
setelah
bola
hitam
diambil
pada
pengambilan pertama adalah P(E3 │ E1) = .
Pendahuluan
•
Karena E3 │ E1 merupakan kejadian bersyarat, maka
berlaku hubungan:
P(E1
Isi
E3) = P(E1) xP(E3│E1)
=
x
=
• Jadi, peluang yang terambil itu bola hitam pada
pengambilan pertama dan bola putih pada
Penutup
pengambilan kedua adalah P(E1
Back
E3) =
Home
.
LATIHAN SOAL
Home
Pendahuluan
Isi
Penutup
1. Dalam kantong ada 6 kelereng merah dan 5 kelereng
putih. Jika diambil 4 kelereng sekaligus secara acak,
tentukan peluang terambil:
a. kelereng merah;
b. kelereng putih;
c. 2 merah dan 2 putih;
d. 3 merah dan 1 putih.
2. Tentukan peluang kejadian-kejadian berikut.
a. Setiap orang hidup pasti memerlukan makan.
b. Dalam pelemparan sebuah dadu, berapakah
peluang munculnya angka-angka di
bawah 10?
3. Dua buah dadu dilepar sekaligus. Jika x dadu pertama
dan y dadu kedua, tentukan
peluang terambilnya:
a. A = {(x, y) | y = 3}; c. C = {( x, y) | y = x + 1};
b. B = {( x, y) | x + y = 10}; d. D = {( x, y) | x + 2y = 12}.
Back
Home
Next
Home
Pendahuluan
Isi
Penutup
4. Dalam suatu kotak terdapat 10 bola, di mana 6
bola berwarna merah dan empat bola
berwarna putih. Jika 2 bola diambil sekaligus,
berapakah peluang munculnya bola:
a. merah,
b. putih?
5. Dalam satu set kartu bridge, berapakah
peluangnya jika terambil:
a. kartu As berwarna merah,
b. kartu bernomor yang kurang dari 6,
c. kartu bernomor lebih dari 4?
6. Sekeping mata uang dan sebuah dadu dilempar
secara bersamaan sebanyak satu kali.
Berapa peluang munculnya angka pada mata
uangdan bilangan genap pada mata dadu?
Back
Home
Next
7. Dalam melambungkan sebuah dadu, jika A adalah kejadian
munculnya bilangan ganjil dan B adalah kejadian
munculnya bilangan prima. Tentukan peluang kejadian
munculnya bilangan ganjil atau prima!
Home
Pendahuluan
Isi
8. Dalam sebuah kantong terdapat 10 kartu, masing-masing
diberi nomor yang berurutan, sebuah kartu diambil dari
dalam kantong secara acak, misal A adalah kejadian
bahwa yang terambil kartu bernomor genap dan B adalah
kejadian terambil kartu bernomor prima ganjil.
9. Pada pelemparan sebuah dadu sekaligus. A adalah
kejadian keluarnya dadu pertama
angka 3 dan B adalah kejadian keluarnya dadu kedua
angka 5. Berapakah peluang terjadinya A, B, dan A .
10. Dalam sebuah kotak terdapat 6 bola merah dan 4 bola
putih. Jika sebuah bola diambil dalam kotak itu berturutturut sebanyak dua kali tanpa pengembalian. Tentukan
peluang yang terambil kedua-duanya bola merah.
Penutup
Back
Home
Penutup
Home
”Orang yang hebat adalah orang yang sederhana dalam
ucapannya, tetapi luar biasa dalam tindakannya.”
Dr. Robert Sebuller
Pendahuluan
Isi
“ Tujuan seorang siswa bukanlah menciptakan sesuatu menurut
pandangannya, tapi mengembangkan dirinya yang mampu
menciptakan pandangan mereka sendiri.”
Harold J. Smith
Penutup
Back
Home
Informasi
Home
Pendahuluan
Isi
Penutup
1. Bacalah basmalah
2. Adapun dalam penyusunan
proyek ini disusun oleh:
a. Ayu Mustaqim
b. Gina Restiyani
c. Rina Ronika
d. Vera Azwarni
Tingkat: 2 G
Back
Home
Next
Information
Home
DAFTAR PUSTAKA
• Wirodikromo, Sartono. 2007. Matematika
untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Pendahuluan
• http://www.scribd.com/doc/73167262/Mo
dul-Peluang
Isi
• http://pascaldaddy512.wordpress.com/201
0/04/07/kumpulan-soal-peluang/
Penutup
Back
Home
PROFIL
Home
Pendahuluan
Isi
Penutup
•
•
•
•
•
•
Nama
NPM
Tempat, Tanggal Lahir
Alamat
E-mail
Hobi
: Ayu Mustaqim
: 111070151
: Cirebon, 14 Juni 1993
: Jl. Pilang Blok Pilangsari
: [email protected]
: Traveling
Back
Home
Next
PROFIL
Home
Pendahuluan
Isi
Penutup
•
•
•
•
•
•
Nama
NPM
Tempat, Tanggal Lahir
Alamat
E-mail
Hobi
: Gina Restiyani
: 111070183
: Jakarta, 21 juli 1993
: KPR. Btn Caruban Permai
: [email protected]
: Reading book, and swimming
Back
Home
Next
PROFIL
Home
Pendahuluan
Isi
Penutup
•
•
•
•
•
•
Nama
NPM
Tempat, Tanggal Lahir
Alamat
E-mail
Hobi
: Rina Ronika
: 111070156
: Cirebon, 10 Juni 1992
: Jl. Nyimas Gede Cangkring
: [email protected]
: Swimming
Back
Home
Next
PROFIL
Home
Pendahuluan
Isi
Penutup
•
•
•
•
•
•
Nama
NPM
Tempat, Tanggal Lahir
Alamat
E-mail
Hobi
: Vera Azwarni
: 111070046
: Cirebon, 10 Februari 1993
: Jl. Widuri desa Megu Cilik
: [email protected]
: Watching TV
Back
Home
HELP
Deskripsi Kerja
Home
Pendahuluan
No.
Waktu
Kegiatan
1.
Senin, 17-12-2012
Membuat Layout di Kampus
2.
Jumat, 21-12-2012
Membuat Power Point di rumah
Vera
3.
Senin, 24-12-2012
Membuat Hyperlink di rumah
Ayu
4.
Jumat, 28-12-2012
Merekam dan mengedit data di
Radar dan rumah Ayu
Isi
Penutup
Home