Kriminologi Pertemuan 5

Download Report

Transcript Kriminologi Pertemuan 5

Heru Susetyo




Kriminologi modern secara global berbeda
dari kriminologi klasik karena prinsip
interaksionisme.
Dalam kriminologi klasik kita mencari faktorfaktor (biologis, ekonomis)
Sesudah PD II mulai perubahan, muncul
mazhab Utrecht sebagai tanda perkembangan
interaksionisme.
Menurut Nagel (1958) kriminologi modern
adalah relasi-kriminologi atau bukan sama
sekali.
1.
2.
3.
Pusat perhatian teori dan riset
Asumsi dasar tentang sifat kejahatan dan
penjahat
Metodologi
Adalah pencarian sebab-sebab kejahatan dan
cara penanganan pelaku kejahatan.




Adalah konstruksi kenyataan sosial dari penjahat
dan penyeleweng
Perhatian dari interaksionisme adalah akibat atau
pengaruh dari institusi-institusi hukum terhadap
realitas sosial yang jahat
Interaksionisme menyatakan bahwa aspek2
kriminal dan non kriminal adalah saling
berkaitan.
Bahwasanya kejahatan dan penjahat adalah hasil
interaksi dari pembuatan peraturan, penegakan
peraturan dan pelanggaran aturan.
1.
2.
a.
b.
c.
Proses pemberian label/ stigma dan
tipologi, karir2 penjahat, identitas, dan sub
kebudayaan2, pengaturan dan manajemen
dari kejahatan, dan pembentukan normanorma hukum.
Aliran2 mutakhir yang menjadi perhatian
interaksionisme >
Teori2 labelling
Pendekatan fenomenologi dalam
kriminologi
Teori2 radikal atau kritis




Mempelajari akibat-akibat dari dipandang
dan diperlakukan sebagai penjahat atau
penyimpang bagi orang yang dipandang
sebagai penjahat atau penyimpang.
Perintis teori ini adalah Frank Tannenbaum
dan selanjutnya adalah Robert K. Merton
Menurut konsep ini, proses terbentuknya
seorang penjahat dimulai dengan dramatisasi
pertama dari apa yang jahat.
Proses menjadi penjahat adalah akibat dari
suatu proses pemberian cap.

The process of making the criminal therefore,
is a process of tagging, defining, identifying,
segregating, describing, emphasizing,
making conscious, and self conscious, it
becomes a way of stimulating, suggesting,
emphasizing and evoking the very traits that
are complained of.
(Tannenbaum)
Masyarakat telah mendramatisir arti dari
suatu penyelewengan dan pelakunya divonis
dengan keras, sehingga pelakunya dipaksa
melihat dirinya sebagai seorang penjahat, da
harus memenuhi harapan-harapan negatif
tentang dirinya dan orang lain, artinya untuk
selanjutnya berperilaku jahat.
(Robert Merton)
Memperjelas konsepsi tentang memenuhi
harapan-harapan yang telah dibuat dengan
konsep ‘self fulfilling prophecy’ (ramalan
yang menjadi kenyataan dengan sendirinya).


Adalah suatu arah filosofis dengan peletak
dasar teori adalah Edmund Husserl
Fenomenologi adalah sikap dasar dari
penglihatan dari dilihatnya dan didengarnya
apa yang ingin ditunjukkan oleh fenomena.

Fenomenologi mempunyai dua
methodological imperative; yang pertama
termuat dalam slogan ‘kembali ke
fenomena’dan yang kedua termuat dalam
slogan ‘kembali ke fenomena’ dan
‘bagaimana fenomena dibentuk.’


Fenomenologi mempunyai pandangan bahwa
akal dan aksi bersifat sengaja dan tidak
ditentukan.
Manusia berperilaku secara sengaja atau
dengan tujuan-tujuan tertentu dalam arti apa
yang mereka inginkan, percaya, lihat, takuti,
ketahui yang semuanya sudah ada di dalam
pemikiran si calon pelaku.

Teori-teori radikal atau kritis menguji lebih
jelas reaksi-reaksi masyarakat, UU, peradilan,
struktur2, dan organisasi sosial atas dasar
nilai2 dan norma2 fundamental yang telah
dirumuskan dalam suatu masyarakat tertentu
dalam perkembangannya secara politis,
seperti HAM, asas politik kenegaraan, asas2
hukum yang dipermasalahkan atau tidak
dipermasalahkan secara falsafah.


Tidak hanya si penjahat dan para penyimpang
yang menurut teori-teori radikal harus
tunduk pada hak2 atau asas2 fundamental ini
yang harus melaksanakannya secara sosial
melainkan terutama pemegang kekuasaan
dan dan semua pihak yang dapat membentuk
kenyataan sosial.
Teori kritis atau radikal terbentuk di AS