5. Tahapan pada Budidaya Ikan 1

Download Report

Transcript 5. Tahapan pada Budidaya Ikan 1

Ima Yudha Perwira
Pemeliharaan Induk


Kegiatan pemeliharaan induk dilakukan dengan tujuan
untuk menjaga kondisi induk maupun calon induk agar
selalu dalam kondisi prima pada saat pemijahan
sehingga mampu menghasilkan anakan/benih ikan yang
berkualitas dan jumlah yang banyak.
Induk ikan yang berkualitas dapat ditentukan melalui
ciri fisik dan faktor genetik. Induk yang bagus memiliki
struktur organ yang lengkap dan proporsional sesuai
dengan umur ikan. Sedangkan untuk ciri genetik dapat
ditunjukkan dengan adanya sertifikat induk unggul dari
unit produksi induk yang sudah melalui tahap uji. Induk
ikan lele yang unggul akan memiliki keturunan dengan
Feed Convertion Ratio (FCR) rendah sehingga akan
meningkatkan penghasilan pendapatan bagi
pembudidaya.

Selain itu, induk yang berkualitas bukan merupakan
hasil keturunan pertama dari induk dasar, dan bukan
berasal dari perkawinan selingkung (inbreeding).
Ciri Induk Betina
Perut Membesar dan Lembek
 Gerakan lambat dan jinak
 Alat kelamin bulat dan kemerahan tampak membesar
 Bila perut diurut ke arah kelamin akan keluar cairan telur

Ciri Induk Jantan



Tubuh gemuk ramping
Gerakan lincah dan lebih gesit daripada induk betina
Alat kelamin runcing dan mencapai anus



Sebelum dilakukan pemijahan maka seleksi induk dan
penentuan TKG sangat diperlukan untuk
mempertahankan Survival Rate (SR) dari benih.
TKG ikan lele ada IV tingkatan dan pada TKG III induk
ikan lele sudah dapat dipijahkan. Namun sebaiknya
induk ikan lele dipijahkan pada TKG IV karena dengan
TKG rendah maka akan mengakibatkan larva dan
benih ikan lele lemah dan mengalami pertumbuhan
lambat. Untuk mengetahui TKG induk ikan lele maka
dapat dilakukan dengan mengambil sel telur pada
kantung telur menggunakan selang kanulasi/kateter.
Telur yang sudah matang akan terpisah satu dengan
yang lain jika diraba dan sudah terdapat polar/inti
pada salah satu sisi sel telur.
Selama masa pemijahan dan masa perawatan, induk
ikan lele diberi makanan yang berkadar protein tinggi.
Pemijahan
Pemijahan merupakan bagian dari reproduksi ikan yang
menjadi mata rantai daur hidup kelangsungan hidup
spesies.
 Penambahan populasi ikan bergantung kepada
berhasilnya pemijahan ini dan juga bergantung kepada
kondisi dimana telur dan larva ikan diletakkan untuk
tumbuh (lingkungan).
 Oleh karena itu sesungguhnya pemijahan menuntut suatu
kepastian untuk keamanan kelangsungan hidup
keturunannya dengan memilih tempat, waktu dan kondisi
yang menguntungkan.
 Dalam keadaan normal ikan melangsungkan pemijahan
minimum satu kali dalam satu daur hidupnya seperti yang
terdapat pada ikan salmon dan sidat. Sesudah melakukan
pemijahan, induk ikan tersebut mati karena kehabisan
tenaga (Anonim, 2008).






Prabu (1956) menyatakan bahwa terdapat beberapa
macam pola periodisitas pemijahan ikan di daerah tropis
(khususnya di India).
Tipe A. Pemijahan hanya berlangsung satu kali dalam satu
tahun dalam waktu yang pendek. Kelompok telur yang
matang dalam ovari dapat dibedakan dengan kelompok
telur stok.
Tipe B. Pemijahan berlangsung satu kali satu tahun tetapi
dalam waktu yang lama, lebih lama dari tipe pemijahan A.
Kadang-kadang ada dua kelompok telur yang sama tahap
kematangannya.
Tipe C. Pemijahan berlangsung dua kali setahun. Disamping
kelompok telur yang sudah matang didapatkan kelompok
kedua dengan pembentukan kuning telurnya telah jelas
yang menunjukkan sedang menjadi matang.
Tipe D. Pemijahan sepanjang tahun, tetapi terputus-putus.
Telur matang didapatkan lebih dari satu kelompok yang
mungkin berbeda satu dengan kelompok lainnya tapi
memperlihatkan proses berkesinambungan.
Pemijahan (pada kegiatan akuakultur) pada dasarnya
terdiri atas dua macam, yaitu pemijahan alami dan
pemijahan buatan.
 Pemijahan alami dilakukan dengan tanpa adanya campur
tangan manusia dalam proses perkawinannya. Sedangkan
pemijahan buatan dilakukan dengan bantuan manusia,
khususnya pada beberapa jenis ikan yang belum
terdomestikasi secara sempurna.
 Pemijahan alami merupakan cara yang paling sederhana,
karena tidak memerlukan banyak pekerjaan dan keahlian
khusus. Namun tingkat keberhasilannya sangat rendah,
karena sangat tergantung pada alam.
 Namun begitu, pemijahan alami memiliki beberapa
kelebihan. Pertama, tidak memerlukan keahlian khusus,
seperti pada pemijahan buatan, atau tidak banyak
pekerjaan. Kedua, tidak membutuhkan biaya yang besar,
terutama untuk pembelian bahan dan alat, seperti hormon
(ovaprim), hapa, sodium chlorida dan bahan-bahan lainnya.
Ketiga, induk jantan tidak dibunuh, sehingga tidak
mengurangi stok induk yang dimiliki.



Pemijahan buatan sangat rumit, karena harus melalui
beberapa tahapan kerja, yaitu menyuntik induk
betina, mengambil sperma, membuat larutan sperma,
mengurut telur dan mencampurkan telur dengan
sperma. Tetapi tingkat keberhasilannya sangat tinggi.
Telur yang tidak keluar pada pemijahan alami dan
semi alami dipaksa untuk keluar, melalui proses
pemaksaan (diurut). Target produksi dapat dicapai.
Meski memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi, tetapi
pemijahan buatan memiliki beberapa kelemahan,
yaitu memerlukan keahlian khusus. Keahlian itu tidak
gampang diperoleh. Kelemahan lain, diantaranya
memerlukan biaya yang tidak sedikit, terutama untuk
menyediakan bahan-bahan dan peralatan. Ditambah
dengan satu kerugian, yaitu induk jantan harus
dibunuh, untuk diambil spermanya.
Penyuntikan Hormon
Happa