pp plpg pengemb.profesi guru 2013

Download Report

Transcript pp plpg pengemb.profesi guru 2013

oleh:
Prof. Dr. H. Ali Mudllofir, M.Ag.
Guru Besar Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan (FITK)
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)
IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA
2013
Nama
TTL
Pekerjaan
Alamat
Pendidikan
Istri
Anak
HP
: Prof. Dr. H. Ali Mudlofir, M.Ag.
: Ponorogo/16 Nopember 1963
: -Dosen Tetap FITK IAIN SA Sby
-Dekan FITK IAIN SA Sby 2013-2017
: Jl. Jend. S.Parman Gang IIIA No.4 Waru
Sidoarjo.
: 1, MI Maarif di Ponorogo 1976
2. MTs Al-Islam Joresan Ponorogo 1979
3. MA Al-Ilam Joresan Ponorogo 1983
4. Sarjana Lengkap Fak. Tarbiyah IAIN SA
Malang Tahun 1988
5. S2 IAIN SK Yogya 1995
6. S3 UIN SK. Yogya 2006
: Dra. Hj.Siti Nurul Hidayah
: 4 orang
: 081332898695



Menurut catatan Human Development Report versi
UNDP
peringkat HDI (Human Development Index) atau kualitas
SDM Indonesia berada diurutan 112 jauh di bawah
Filipina (85), Thailand (74), Malaysia (58), Brunei
Darussalam (31), Korea Selatan (30) dan Singapura
(28).
Laporan International Educational Achievement (IEA)
kemampuan membaca siswa SD Indonesia berada di
urutan 38 dari 39 negara yang disurvei.
Laporan Third Matemathics and Science Study (TMSS),
lembaga yang mengukur hasil hasil pendidikan di
dunia :
kemampuan matematika siswa SMP kita berada di
urutan ke-34 dari 38 negara.
kemampuan IPA berada di urutan ke 32 dari 38
negara.




Banyaknya pelajar terlibat tawuran
massal
Banyaknya pelajar terseret ke dunia
miras, narkoba, dsb.
Banyaknya pelajar terseret pada
penodongan penjambretan, dsb.
Banyaknya pelajar terjerumus pada
dunia hitam (Dugem, prostitusi, dsb.)
DARI:
 KURIKULUM PENDIDIKANKAH ?
 SISWAKAH?
 SARANA PRASARANAKAH?
 LINGKUNGAN PENDIDIKANKAH ?
 GURUKAH?



Tuntutan perkembangan masyarakat (social
demand)
Perkemangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(science and technology development), dan
Kebutuhan perkembangan kualitas tenaga
kerja (man power resources).



Kualitas/kinerja guru umumnya
belum menampakkan hasil yang
standar.
Distribusi guru tidak merata Jumlah
guru di daerah tertentu dirasakan
masih kurang, tetapi di daerah lain
berlebih)
Kesejahteraan guru masih perlu
perjuangan keras untuk kelayakannya
1
UNDANG-UNDANG
PERATURAN
PEMERINTAH
SKB KEMENTERIAN
1. UU No. 14 Tahun
1. PP No. 19 tahun 2005 1. Surat Edaran Bersama
2005 tentang Guru
tentang Standar
Sekretaris Jenderal
dan Dosen
Nasional Pendidikan
Departemen Agama dan
2. UU NO 20 Tahun
2. PP No. 74 tahun 2008
Direktur Jenderal PMPTK
2003 tentang
tentang Guru
Nomor
Sistem Pendidikan 3. PP No. 41 Tahun 2009
SJ/Dj.I/Kp.02/1569/20
Nasional
tentang Tunjanga
07 tanggal 7 Agustus
Profesi Guru dan
2007
Dosen, Tunjangan
2. Surat Keputusan
Khusus Guru dan
Bersama (SKB) antara
Dosen, serta Tunjangan
Mendiknas dan Ka. BKN
Kehormatan Profesor,
No 03/V/PB/2010 dan
tanggal 8 Juni 2009
No.14/2010 tentang
4. Perpres No. 52 tahun
Jabatan Fungsional Guru
2009 tentang
dan Angka Kreditnya;
Tambahan
Pengahasilan Guru
PERMENDIKNAS/KEP MENDIKNAS
1. Kep Mendiknas No. 129a/U/2004 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan
2. Permendiknas No. 16 tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi dan Kompetensi Guru.
3. Kep Mendiknas No. 056/P/2007 tentang Pembentukan
Konsorsium Sertifikasi Guru, tanggal 13 Juli 2007
4. Permendiknas No. 36 tahun 2007 tentang Penyaluran
Tunjangan Profesi Guru tanggal 13 November 2007
5. Permendiknas No 58 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam
Jabatan , tanggal 7 OKtober 2008
6. Permendiknas No 72 Tahun 2008 tentang Tunjangan profesi
Guru Bagi Guru Tetap Bukan Pegawai Negeri Sipil yang belum
Memiliki Jabatan Fungsional Guru, tanggal 1 Desember 2008
7. Permenegpan No. 16 Th.2009 pengganti Permenegpan No.
84 Th. 1993, tentang Jabatan Fungsional Guru, dan Angka
Kreditnya
8. Permendiknas No. 8 Tahun 2009 tentang Program
Pendidikan Profesi Guru Pra Jabatan tanggal 2 Maret 2009
9. Kep Mendiknas No. 018/P/2009 tentang Penetapan
Lembaga Pendiidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)
Penyelenggara Program Pendidikan Profesi Guru Pra Jabatan
bagi Guru SD Lulusan S-1 PGSD Berasrama tanggal 17 Maret
2009
10
UNDANG
UNDANG
PERATURAN
PEMERINTAH
SKB
KEMENTERIA
N
PERMENDIKNAS/KEP MENDIKNAS
10. Kep Mendiknas No. 022/P/2009 tentang Penetapan Perguruan
Tinggi Penyelenggara Sertifikasi Guru bagi Guru Dalam Jabatan
tanggal 13 April 2009
11. Permendiknas No. 39 Tahun 2009 tentang Pemenuhan beban kerja
Guru dan Pengawas Satuan Pendidikan tanggal 30 Juni 2009
12. Penerbitan Permendiknas No.7 Th. 2010, tentang Pemenuhan
Kebutuhan, Peningkatan Profesionalisme, dan Peningkatan
Kesejahteraan Guru, Kepala Sekolah / Madrasah, dan Pengawas di
Kawasan Perbatasan dan Pulau Kecil Terluar;
13. Permendiknas No.27 Th.2010 tentang Program Induksi
14. Permendiknas No.28 Th.2010 tentang Penugasan Guru menjadi
Kepala Sekolah
15. Permendiknas No.35 Th 2010 tentang Juknis Pelaksanaan Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
16. Permendiknas No. 22 Th. 2010 tentang Penetapan Inpassing
Jabatan Fungsional Guru Bukan PNS dan Angka Kreditnya
(Perbaikan Permendiknas No. 47 Th 2007)
17. Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru termasuk
instrumennya
18. Pedoman Pengelolaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
19. Pedoman Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
20. Pedoman Penilaian Kegiatan Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan
21. Panduan Diklat Calon Tim Penilai Jabatan Fungsional Guru.
11
PENILAIAN
KINERJA
GURU
(PK GURU)
S1/DIV
KEPENDIDIKAN / NON
KEPENDIDIKAN
PENDIDIKAN
PROFESI GURU
(PPG)
PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN
PROFESI GURU
GURU PROFESIONAL
1. Kesra
2. Harlindung
3. Tunjangan Profesi
PK Guru
GURU CPNS
(80 %)
PROGRAM
INDUKSI
(1 -2 TAHUN)
PRA
JABATAN
GURU PNS (100 %)
GURU PERTAMA (IIIA)
formatif
+
PKB
+
PK Guru
sumatif
KECUKUPAN
ANGKA KREDIT
PENGEMBANGAN KARIR
PK Guru = Penilaian Kinerja Guru
PKB
= Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
PENILAIAN KINERJA GURU
Penilaian kinerja guru adalah penilaian dari tiap butir
kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karier
kepangkatan dan jabatannya (Permennegpan & RB
No.16/2009
Dilakukan setiap tahun di sekolah oleh kepala sekolah atau
guru senior yang ditunjuk oleh kepala sekolah, atau
pengawas untuk menilai kepala sekolah (telah memahami
proses PK GURU)
Penilaian kinerja guru dilakukan 2 kali dalam setahun (formatif
dan sumatif) menggunakan instrumen yang didasarkan kepada:
* 14 kompetensi bagi guru kelas dan/atau mata pelejaran
* 17 kompetensi bagi guru BK/konselor
* pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan
fungsi sekolah/madrasah (Kepsek, Wakasek, dsb)
Pedagogi
Pedagogi
7 kompetensi
3 kompetensi
Kepribadian
Kepribadian
3 kompetensi
4 kompetensi
Sosial
Sosial
2 kompetensi
3 kompetensi
Profesional
Profesional
2 kompetensi
7 kompetensi
14 kompetensi
Guru Kelas/Mata Pelajaran
17 kompetensi
Guru BK/Konselor
KOMPONEN PK GURU TUGAS TAMBAHAN
Kepala
Sekolah
• Kepribadian dan Sosial
• Kepemimpinan
• Pengembangan Sekolah/Madrasah
• Pengelolaan Sumber Daya
• Kewirausahaan
• Supervisi
Wakil
Kepala
Sekolah
• Kepribadian dan Sosial
• Kepemimpinan
• Pengembangan Sekolah/Madrasah
• Kewirausahaan
• Bidang Tugas
Kepala
laboratorium/Bengkel
• Kepribadian
• Pengelolaan Lingkungan dan P3
• Sosial
• Pengorganisasian Guru/Laboran/Teknisi
• Pengelolaan dan Administrasi
• Pengelolaan Pemantauan dan Evaluasi
• Pengembangan dan Inovasi
1
2
Kepala
Perpustakan
Kepala
Program
Keahlian
• Merencanakan program perpustakaan
• Melaksanakan program perpustakaan
• Mengevaluasi program perpustakaan
• Kembangkan koleksi perpustakaan
• Mengorganisasi layanan jasa informasi perpustakaan
• Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
• Mempromosikan perpustakaan & literasi informasi
• Mengembangkan kegiatan perpustakaan sebagai
sumber belajar kependidikan
• Memiliki integritas dan etos kerja
• Mengembangkan profesionalitas kepustakawanan
• Kepribadian
• Sosial
• Perencanaan
• Pengelolaan Pembelajaran
• Pengelolaan Sumber Daya Manusia
• Pengelolaan Sarama Prasarana
• Pengelolaan Keuangan
• Ealuasi dan Pelaporan
NO
KOMPETENSI
A. Pedagogik
1. Menguasai karakteristik peserta didik
2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik
3. Pengembangan kurikulum
4. Kegiatan pembelajaran yang mendidik
5. Pengembangan potensi peserta didik
6. Komunikasi dengan peserta didik
7. Penilaian dan evaluasi
B. Kepribadian
Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan
8.
nasional
9. Menunjukkan pribadi yang dewasa dan teladan
10. Etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru
C. Sosial
11. Bersikap inklusif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif
Komunikasi dengan sesama guru, tenaga kependidikan, orang tua, peserta
12.
didik, dan masyarakat
D. Profesional
Penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang
13.
mendukung mata pelajaran yang diampu
14. Mengembangkan keprofesionalan melalui tindakan yang reflektif
Jumlah (Hasil penilaian kinerja guru)
NILAI *)
3
2
2
4
3
2
3
3
2
1
4
3
4
2
38
Cara menilai menurut kompetensi untuk Guru Kelas dan
Guru Mata Pelajaran
Kompetensi
Cara menilai
Pedagogik
1. Menguasasi teori belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik
Dokumentasi
2. Mengembangkan potensi peserta didik
Dokumentasi,
pengamatan
Pengamatan
Kepribadian
8. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial,
dan kebudayaan nasional
Pengamatan &
Pemantauan
9. dsb
Angket
Sosial
Profesional
1. dsb
Interview
Pernyataan Kompetensi untuk Guru Kelas dan Guru Mata Pelajaran
Kompetensi 4: Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik
Pernyataan kompetensi:
Guru menyusun dan melaksanakan rancangan pembelajaran yang mendidik secara
lengkap. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
peserta didik. Guru menyusun dan menggunakan berbagai mata pembelajaran dan
sumber belajar sesuai dengan karakteristik peserta didik. Jika relevan, guru
memanfaatkan teknologi informasi komunikasi (TIK) untuk kepentingan
pembelajaran.
INDIKATOR
1. Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan rancangan yang telah
disusun secara lengkap dan pelaksanaan aktivitas tersebut mengindikasikan
bahwa guru mengerti tentang tujuannya.
2. Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran yang bertujuan untuk membantu
proses belajar peserta didik, bukan untuk menguji sehingga membuat peserta didik
merasa tertekan.
3. dsb.
PROSES PENILAIAN
Sebelum pengamatan
1. Mengkaji RPP yang telah dibuat oleh guru …………
Selama pengamatan
Dst.
Laporan dan Evaluasi untuk Kompetensi : ....................................................................
(Jika ada, lampirkan dokumen/bukti tambahan)
Nama Guru
:.................................................................................................................
Nama Penilai
: (1).................................................(2)....................................................
Tanggal
Dokumen dan
bahan lain yang
diperiksa
:
:
Kegiatan/aktivitas guru dan peserta didik selama pengamatan:
Tindak lanjut yang diperlukan:
dst
Penilaian Komptensi : Mengenal karakteristik peserta didik (Kompetensi 1)
Indikator
Skor
1. Guru dapat mengidentifikasi karakteristik belajar setiap peserta didik di
0
1
2
kelasnya.
1. Guru memastikan bahwa semua peserta didik mendapatkan
0
1
2
kesempatan yang sama untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
1. Guru dapat mengatur kelas untuk memberikan kesempatan belajar yang
0
1
2
sama pada semua peserta didik dengan kelainan fisik dan kemampuan
belajar yang berbeda.
1. Guru mencoba mengetahui penyebab penyimpangan perilaku peserta
0
1
2
didik untuk mencegah agar perilaku tersebut tidak merugikan peserta
didik lainnya.
1. Guru membantu mengembangkan potensi dan mengatasi kekurangan
0
1
2
peserta didik.
1. Guru memperhatikan peserta didik dengan kelemahan fisik tertentu
0
1
2
agar dapat mengikuti aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik
tersebut tidak termarginalkan (tersisihkan, diolok-olok, minder, dsb.).
Total skor yang diperoleh
1+2+2+0+0+2=7
Skor Maksimum Kompetensi =banyaknya indikator dikalikan dengan skor 6 x 2 = 12
tertinggi
Prosentase skor kompetensi = total skor yang diperoleh dibagi dengan Skor 7/12 x 100% = 58.33%
Maksimum Kompetensi dikalikan dengan 100%
Konversi Nilai Kompetensi (0 % < X ≤ 25 % = 1; 25 % <X ≤ 50 % = 2; 50 % < X 58.33% berada pada range
≤ 75 % = 3; dan 75 % < X ≤ 100 % = 4)
50 % < X ≤ 75 %, jadi
kompetensi 1 ini nilainya 3
PERMENNEG PAN & RB No. 16/2009
•
•
Peningkatan karir guru ditetapkan melalui
penilaian angka kredit oleh Tim Penilai
Jumlah angka kredit yang diperoleh guru
terkumpul dari angka kredit:
•
•


2
Unsur utama (Pendidikan, PK GURU, dan PKB), ≥ 90%
dan unsur penunjang, ≤10%
Penilaian kinerja guru dilakukan setiap tahun
(Formatif dan Sumatif)
Nilai kinerja guru dikonversikan ke dalam angka
kredit yang harus dicapai (125%, 100%, 75%, 50%,
25%)
© DIREKTORAT PROFESI PENDIDIK - 2010
Guru Penata Muda, IIIa
Pertama Penata Muda Tingkat I, IIIb
Guru
Muda
Guru
Madya
Guru
Utama
100
150
Penata, IIIc
200
Penata Tingkat I, IIId
300
Pembina, IVa
400
Pembina Tingkat I, IVb
550
Pembina Utama Muda, IVc
700
Pembina Utama Madya, IVd
850
Pembina Utama, IVe
1050
PENGEMBANGAN
KEPROFESIAN
BERKELANJUTAN
PENGERTIAN PKB
PKB merupakan pembaruan secara sadar akan
pengetahuan dan peningkatan kompetensi guru
sepanjang kehidupan kerjanya.
TUJUAN PKB
PKB bagi guru memiliki tujuan umum untuk meningkatkan
kualitas layanan pendidikan di sekolah/madrasah dalam
rangka meningkatkan mutu pendidikan. Sedangkan tujuan
khusus PKB adalah sebagai berikut:
1. Memfasiltasi guru untuk mencapai standar kompetensi
profesi yang telah ditetapkan.
2. Memfasilitasi guru untuk terus memutakhirkan
kompetensi yang mereka miliki sekarang dengan apa
yang menjadi tuntutan ke depan berkaitan dengan
profesinya.
3. Memotivasi guru-guru untuk tetap memiliki komitmen
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai
tenaga profesional.
4. Mengangkat citra, harkat, martabat profesi guru, rasa
hormat dan kebanggaan kepada penyandang profesi
guru.
Proses PKB
PKB
KOMPONEN PKB
(Pasal 11 ayat c, Permenneg PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009)
PKB
Contoh: Program Induksi,
mentoring, pembinaan,
observasi pembelajaran,
kemitraan pembelajaran,
berbagi pengalaman,
Pengembangan sekolah
secara menyeluruh (WSD=
whole school development)
Contoh: Jaringan lintas
sekolah (seperti KKG/MGMP,
KKM, KKKS/MKKS, KKPS,
MKPS, atau jaringan virtual.
DALAM
SEKOLAH
Contoh: PPPP-TK, LPMP,
LPTK, Asosiasi Profesi, dan
PKB Provider lainnya.
Macam PKB
1
Pengembangan
Diri
2
Publikasi Ilmiah
Jenis Kegiatan
a)
b)
a)
b)
c)
3
Karya Inovatif
a)
b)
c)
d)
Diklat fungsional
Kegiatan kolektif guru
Presentasi pada forum ilmiah
Publikasi ilmiah atas hasil penelitian
atau gagasan ilmu di bidang pendidikan
formal
Publikasi buku pelajaran, buku
pengayaan, dan pedoman guru
Menemukan teknologi tepat guna
Menemukan/menciptakan karya seni
Membuat/memodifikasi alat
pelajaran/peraga/praktikum
Mengikuti pengembangan penyusunan
standar . pedoman., soal dan
sejenisnya
MEKANISME PELAKSANAAN PKB
Guru mengevaluasi
diri menjelang akhir
tahun ajaran,
Format-1
Guru melalui
proses Penilaian
Kinerja
Koordinator PKB
dan Guru
membuat
perencanan PKB
Guru menjalankan
program PKB
sepanjang tahun
Guru menerima
rencana final
kegiatan PKB,
Format-2
Guru menyetujui
rencana kegiatan
PKB, Format-2
Koordinator PKB
melaksanakan
monev. kegiatan
PKB
Guru menerima
perkiraan angka
kredit dari
kegiatan PKB
Guru melakukan
refleksi kegiatan
PKB Format-3
Bagi Guru dengan
nilai PK Guru di
bawah standar
kompetensi profesi,
maka pelaksanaan
PKBnya diorientasikan untuk mencapai
standar tersebut,
dengan mekanisme
khusus berbeda
dengan PKB reguler
yang mencakup
tahapan
Informal
formal
Informal
Formal
• Pada tahap ini, guru yang bersangkutan
bersama koordinator PKB atau Kepala sekolah,
menganalisis hasil penilaian kinerjanya dan
menetapkan solusi untuk mengatasinya.
• Guru kemudian diberikan kesempatan selama 4
– 6 minggu sebelum pelaksanaan observasi
ulang ke-satu untuk meningkatkan kompetensinya secara individu melalui belajar mandiri atau
bersama kelompok.
• Semua hal yang dilakukan guru selama tahap ini
harus sesuai dengan recana kegiatan guru yang
telah diketahui oleh koordinator PKB.
• Jika guru tidak/belum menunjukkan peningkatan
kompetensi pada penilaian/pelaksanaan
pengamatan kemajuan ke-satu setelah mengikuti
tahap informal, koordinator PKB dapat
menentukan proses peningkatan selanjutnya
yang harus dilakukan oleh guru yang dinilai.
Tahapan
formal
Guru melakukan peningkatan kompetensi di sekolah, artinya: guru
harus bekerja sama dengan seorang guru pendamping yang akan
memberikan dukungan untuk melakukan kegiatan pengembangan
dalam kompetensi pedagogik atau profesional termasuk
melakukan pengamatan dan memberikan masukan dalam proses
pembelajaran di kelas. Selama 4 – 6 minggu, guru pendamping
akan melakukan pembimbingan secara intensif untuk
meningkatkan kompetensi yang masih belum dikuasai oleh guru
sebelum dilakukan penilaian/observasi kemajuan ke-dua.
Untuk peningkatan kompetensi yang spesifik yang tidak dapat
diatasi oleh sekolah, guru dapat melakukan peningkatan
kompetensi di luar sekolah, artinya guru mengikuti pelatihan
melalui service provider yang ditetapkan bersama oleh
koordinator PKB dan Kepala Sekolah, misalnya melalui diklat di
PPPPTK atau LPMP atau LPTK sejenis dalam kurun waktu 4 – 6
minggu sebelum dilakukan penilaian/observasi kemajuan ke-dua.
Koordinator PKB dan/atau kepala sekolah hendaknya dapat
memonitor keikutsertaan guru dalam kegiatan ini.
Tingkat Pusat
Kemendiknas
Menyusun Pedoman dan instrumen PKB, mensyeleksi
dan melatih instruktur tim inti PKG tingkat pusat,
melakukan pemantauan dan evaluasi.
Dinas Pendidikan
Provinsi dan LPMP
Melaksanakan pemetaan data profil keinerja guru,
pendampingan, pembimbingan , dan konsultasi
pelaksanaan kegiatan, pemantauan dan evaluasi,
pelaporan untuk menjamin pelaksanaan PKB yg
berkualitas
Tingkat
Kab/Kota
Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota
Mengelola PKB tingkat Kabupaten/Kota untuk
menjamin PKG dilaksanakan secara efektif, efisien,
objektif, adil, akuntabel, dsb, serta membantu &
memonitor pelaksanaan PKB di sekolah dan Gugus
Tingkat
Kecamatan
KKG/MGMP
kecamatan/gugus
Merencanakan, melaksanakan dan melaporkan
pelaksanaan kegiatan PKB di gugus serta membantu
dan memobimbing pelaksanaan PKB di sekolah.
Tingkat
Sekolah
Sekolah atau
Madrasah
Merencanakan, melaksanakan dan melaporkan
pelaksanaan kegiatan PKB di sekolah
Koordinator
PKB
Menjamin bahwa guru menerima dukungan untuk
meningkatkan kompetensi dan/atau keprofesiannya
sesuai dengan profil kinerjanya di tingkat sekolah
maupun kabupaten/kota
Tingkat
Provinsi
S A N K S I
(pelanggaran terhadap Permenneg PAN RB No.16/2009
1. Guru yang tidak dapat memenuhi kewajibannya tugas utama,
beban mengajar (24 – 40 jam tatap muka atau membimbing 150
– 250 konseli), dan tidak mendapat pengecualian dari Menteri
Pendidikan Nasional dihilangkan haknya untuk mendapat
tunjangan profesi, tunjangan fungsional, dan maslahat
tambahan.
2. Guru yang terbukti memperoleh penetapan angka kredit
(PAK) dengan cara melawan hukum diberhentikan sebagai
Guru dan wajib mengembalikan seluruh tunjangan profesi,
tunjangan fungsional, dan penghargaan sebagai Guru yang
pernah diterima setelah yang bersangkutan memperoleh dan
mempergunakan penetapan angka kredit (PAK) tersebut.
3. Pengaturan sanksi lebih lanjut diatur dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional.
PROFESI
adalah bidang pekerjaan yang dilandasi
pendidikan keahlian.
PROFESIONAL
adalah orang yang melakukan sesuatu bidang
atau pekerjaan dengan dilandasi keahlian,
teori, norma dan kode etik yang jelas yang
memerlukan imbalan tertentu dalam
melakukannya.
PROFESIONALISASI
Adalah proses membuat sesuatu
(orang/badan) menjadi profesional.
PROFESIONALITAS
Adalah suatu sebutan terhadap kualitas sikap
anggota suatu profesi/badan atas derajat
pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki
untuk dapat melakukan tugas-tugasnya
Suatu paham atau teori yang mengajarkan
bahwa suatu pekerjaan harus dilandasi dengan
keahlian tertentu.
GURU YANG PROFESIONAL
Adalah guru yang melakukan proses
pembelajaran dengan dilandasi keahlian, teori ,
norma dan kode etik tertentu sebagai
panggilan jiwanya dan merupakan pekerjaan
utama serta sumber penghidupannya .
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Merupakan kebutuhan masyarakat era
modern.
Menampilkan perilaku yang mendekati
standar ideal.
Meningkatkan dan memelihara citra profesi.
Memanfaatkan setiap kesempatan untuk
mengembangkan profesi.
Mengejar kualitas dan cita-cita dalam profesi.
Memiliki kebanggaan terhadap profesinya.
Pasal 4 UUGD: “Kedudukan guru sebagai tenaga
professional sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat
(1) berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran
guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk
meningkatkan mutu pendidikan nasional”.
Pasal 6 : “Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga
profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem
pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan
pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwakepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta
menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab.” (UUGD Nomor 14 Tahun 2005)
UU nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen Pasal 7 juga PP Nomor 74 Tahun 2008
tentang Guru pasal 2 mempersyaratkan bagi
guru professional harus memenuhi 3 standar
yaitu :
1. Standar kualifikasi,
2. Standar kompetensi dan
3. Memiliki sertifikat pendidik.


UU No. 14 Tahun 2005 , Permendiknas No.16
Tahun 2007, PP No.74 /2008, dan Permenag
No.16/2010: semua guru di Indonesia minimal
berkualifikasi akademik D-IV atau S-1 program
studi yang sesuai dengan bidang/jenis mata
pelajaran yang dibinanya.
Guru PAI pada SD/MI SMP/MTs,
SMA/MA/SMK atau bentuk lain yang
sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik
pendidikan minimum diploma empat (D-IV)
atau sarjana (S1) program studi PAI yang
terakreditasi.



Kompetensi Guru sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) PP No. 74/2008 meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional
yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Empat kompetensi guru tersebut bersifat
holistik, artinya merupakan satu kesatuan utuh
yang saling terkait.
Untuk guru PAI berdasar Permenag No.
16/2010 pasal 16 ditambah satu kompetensi lagi
yaitu kompetensi kepemimpinan.










pemahaman karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral,
sosial, kultural, emosional, dan intelektual;
penguasaan teori dan prinsip belajar ;
pengembangan kurikulum pendidikan ;
penyelenggaraan kegiatan pengembangan pendidikan ;
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk
kepentingan penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan ;
pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimiliki dalam bidang pendidikan ;
komunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta
didik;
penyelenggaraan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar ;
pemanfaatan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran ; dan
tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran .
Menurut Permenag No. 16/2010 ayat (1) meliputi:
 tindakan yang sesuai dengan norma agama,
hukum, sosial, dan kebudayaan nasional
Indonesia;
 penampilan diri sebagai pribadi yang jujur,
berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik
dan masyarakat;
 penampilan diri sebagai pribadi yang mantap,
stabil, dewasa, arif, dan berwibawa;
 kepemilikan etos kerja, tanggung jawab yang
tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya
diri; serta
 penghormatan terhadap kode etik profesi guru.



sikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak
diskriminatif berdasarkan jenis kelamin, agama,
ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan
status sosial ekonomi;
sikap adaptif dengan lingkungan sosial budaya
tempat bertugas; dan
sikap komunikatif dengan komunitas guru,
warga sekolah dan warga masyarakat.





penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola
pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran
penguasaan standar kompetensi dan kompetensi
dasar mata pelajaran
pengembangan materi pembelajaran secara kreatif;
pengembangan profesionalitas secara
berkelanjutan dengan melakukan tindakan
reflektif; dan
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.




kemampuan membuat perencanaan pembudayaan
pengamalan ajaran agama dan perilaku akhlak mulia
pada komunitas sekolah sebagai bagian dari
prosespembelajaran agama;
kemampuan mengorganisasikan potensi unsur sekolah
secara sistematis untuk mendukung pembudayaan
pengamalan ajaran agama pada komunitas sekolah;
kemampuan menjadi inovator, motivator, fasilitator,
pembimbing dan konselor dalam pembudayaan
pengamalan ajaran agama pada komunitas sekolah;
serta
kemampuan menjaga, mengendalikan, dan
mengarahkan pembudayaan pengamalan ajaran agama
pada komunitas sekolah dan menjaga keharmonisan
hubungan antar pemeluk agama dalam bingkai Negara
Kesatuan Republik Indonesia.


Menurut Pasal 11 UUGD No. 14/2005 bahwa
salah satu syarat profesional guru harus sudah
lulus proses sertifikasi. Teks pasal 11:
Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh
perguruan tinggi yang memiliki program
pengadaan tenaga kependidikan yang
terakreditasi dan ditetapkan oleh Pemerintah.
Sertifikasi bagi calon guru dilaksanakan
melalui pendidikan profesi, yaitu pendidikan
selama satu tahun setelah S1 (baik bagi alumni
keguruan atau non keguruan ) yang diakhiri
dengan uji kompetensi keguruan.
Model pengembangan profesionalitas dengan
pola “growth with character” yaitu
pengembangan profesionalitas yang berbasis
karakter. Dengan menggunakan model
tersebut, profesionalitas dapat dikembangkan
dengan mendinamiskan tiga pilar utama
karakter yaitu:
1. Keunggulan (excellence),
2. Kemauan kuat untuk menjadi profesional
(passion for profesionalisme) dan
3. Etika (ethical).
Excellence (keunggulan), mempunyai makna bahwa
GPAI harus memiliki keunggulan tertentu dalam
bidang dan dunianya, dengan cara :
(1) commitment atau purpose, yaitu memiliki komitmen
untuk senantiasa berada dalam koridor tujuan dalam
melaksanakan kegiatannya demi mencapai
keunggulan;
(2) opening your gift atau ability, yaitu memiliki kecakapan
dalam menemukan potensi dirinya;
(3) being the first and the best you can be atau motivation;
yaitu memiliki motivasi yang kuat untuk menjadi yang
pertama dan terbaik dalam bidangnya; dan
(4)continuous improvement; yaitu senantiasa melakukan
perbaikan secara terus menerus.
Passion for Professionalism, yaitu kemauan kuat GPAI
yang secara intrinsik menjiwai keseluruhan pola-pola
profesionalitas, yaitu:
(1) passion for knowledge; yaitu semangat untuk senantiasa
menambah pengetahuan baik melalui cara formal ataupun
informal;
(2) passion for business; yaitu semangat untuk melakukan secara
sempurna dalam melaksanakan usaha, tugas dan misinya;
(3) passion for service; yaitu semangat untuk memberikan
pelayanan yang terbaik terhadap apa yang menjadi
tanggung jawabnya;
(4) passion for people; yaitu semangat untuk mewujudkan
pengabdian kepada orang lain atas dasar kemanusiaan.
Ethical atau etika terwujud dalam watak yang sekaligus sebagai
fondasi utama bagi terwujudnya profesionalitas GPAI paripurna.
Dalam pilar ketiga ini, sekurang-kurangnya ada enam karakter
yang esensial yaitu:
(1) trustworthiness, yaitu kejujuran atau dipercaya dalam keseluruhan
kepribadian dan perilakunya;
(2) responsibility yaitu tanggung jawab terhadap dirinya, tugas
profesinya, keluarga, lembaga, bangsa, dan Allah Swt;
(3) respect; yaitu sikap untuk menghormati siapapun yang terkait
langsung atau tidak langsung dalam profesi;
(4) fairness; yaitu melaksanakan tugas secara konsekuen sesuai dengan
ketentuan peraturan yang berlaku;
(5) care; yaitu penuh kepedulian terhadap berbagai hal yang terkait
dengan tugas profesi; dan
(6) citizenship; menjadi warga negara yang memahami seluruh hak
dan kewajibannya serta mewujudkannya dalam perilaku
profesinya.




In-house training (IHT), yaitu pelatihan yang dilaksanakan
secara internal di kelompok kerja guru, sekolah atau tempat
lain yang ditetapkan untuk menyelenggarakan pelatihan.
Kemitraan sekolah. Pelatihan melalui kemitraan sekolah
dapat dilaksanakan antara sekolah yang baik dengan yang
kurang baik, antara sekolah negeri dengan sekolah swasta,
dan sebagainya.
Belajar jarak jauh. Pelatihan melalui belajar jarak jauh
dapat dilaksanakan tanpa menghadirkan instruktur dan
peserta pelatihan dalam satu tempat tertentu, melainkan
dengan sistem pelatihan melalui internet dan sejenisnya.
Pelatihan berjenjang. Pelatihan jenis ini dilaksanakan di
lembaga-lembaga pelatihan yang diberi wewenang, di mana
program disusun secara berjenjang mulai dari jenjang dasar,
menengah, lanjut dan tinggi.





Kursus singkat (di PT atau tempat lain). Kegiatan ini bertujuan untuk
melatih meningkatkan kemampuan guru dalam beberapa kemampuan
seperti kemampuan melakukan penelitian tindakan kelas, menyusun
karya ilmiah, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi
pembelajaran, dan lain-lain sebagainya.
Pembinaan internal oleh sekolah. Ini dilaksanakan oleh kepala sekolah
dan guru-guru yang memiliki kewenangan membina, melalui rapat
dinas, rotasi tugas mengajar, pemberian tugas-tugas internal tambahan,
diskusi dengan rekan sejawat dan sejenisnya.
Pendidikan lanjut. Ini merupakan alternatif bagi peningkatan kualifikasi
dan kompetensi guru. Pengikutsertaan guru dalam pendidikan lanjut ini
dapat dilaksanakan dengan memberikan tugas belajar, baik di dalam
maupun di luar negeri bagi guru yang berprestasi.
Diskusi masalah-masalah pendidikan. Ini diselenggarakan secara
berkala dengan topik diskusi sesuai dengan masalah yang dialami di
sekolah.
Seminar. Pengikutsertaan guru di dalam kegiatan seminar dan
pembinaan publikasi ilmiah juga dapat menjadi strategi pembinaan
berkelanjutan bagi peingkatan keprofesian guru.





Workshop. Workshop dilakukan untuk menghasilkan produk yang
bermanfaat bagi pembelajaran, peningkatan kompetensi maupun
pengembangan karirnya. Workshop dapat dilakukan misalnya
dalam kegiatan menyusun KTSP, analisis kurikulum,
pengembangan silabus, penulisan RPP, dan sebagainya.
Penelitian. Penelitian dapat dilakukan guru dalam bentuk
penelitian tindakan kelas, penelitian eksperimen ataupun jenis
yang lain dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran.
Penulisan buku/bahan ajar. Bahan ajar yang ditulis guru dapat
berbentuk diktat, buku pelajaran ataupun buku dalam bidang
pendidikan.
Pembuatan media pembelajaran. Media pembelajaran yang
dibuat guru dapat berbentuk alat peraga, alat praktikum
sederhana, maupun bahan ajar elektronik atau animasi
pembelajaran.
Pembuatan karya teknologi/karya seni. Karya teknologi/seni
yang dibuat guru dapat berupa karya yang bermanfaat untuk
masyarakat atau kegiatan pendidikan serta karya seni yang
memiliki nilai estetika yang diakui oleh masyarakat.
@ Etika kerja merupakan landasan batin untuk
melahirkan perilaku kerja GPAI agar dapat
menghasilkan kualitas pribadi dan kinerja yang efektif,
efisien, dan produktif.
Etika kerja lazimnya dirumuskan atas kesepakatan para
pendukung pekerjaan itu dengan mengacu pada
sumber-sumber dasar nilai dan moral tertentu.
@ Rumusan etika kerja yang disepakati bersama itu
disebut kode etik.
@ Etos kerja merupakan kondisi internal yang
mendorong dan mengendalikan perilaku pekerja ke
arah terwujudnya kualitas kerja yang ideal
@ Loyalitas kerja merupakan kondisi internal dalam
bentuk komitmen pekerja terhadap berbagai aspek
yang berkaitan dengan pekerjaannya









Menjadi GPAI adalah amanah
Menjadi GPAI adalah meneruskan ilmu para
Ulama’, (Ulama’ adalah waratsatul anbiya’)
Menjadi GPAI adalah Ibadah
Menjadi GPAI adalah pengabdian ilmu
Menjadi GPAI adalah berkah
Menjadi GPAI adalah anugerah
Menjadi GPAI adalah panggilan jiwa bukan
keterpaksaan.
GPAI akan menghantarkan kebahagiaan dunia dan
akhirat.
Dst.
@
Kode etik keguruan merupakan rumusan perangkat standar
berperilaku para guru yang dikembangkan atas dasar kesepakatan
nilai-nilai dan moral dalam profesi keguruan.
@
Perumus kode etik adalah organisasi yang mendapat pensetujuan
dan kesepakatan dari para anggotanya.
@
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) telah menetapkan
kode etik guru sebagai salah satu kelengkapan organisasi
sebagaimana tertuang dalam Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga PGRI. Pengembangan kode etik guru dalam empat
tahapan yaitu: (1) tahap pembahasan/perumusan (lahun 19711973), (2) tahap pengesahan (Kongres PGRI ke XIII Nopember
1973). (3) tahap penguraian (Kongres PGRI XIV, Juni 1979), (4)
tahap penyempurnaan (Kongres XVI, juli 1989). Kode etik ini
secara terus menerus dimasyarakatkan kepada masyarakat dan
khususnya kepada setiap guru/anggota PGRI. Rumusan dan isi
senantiasa diperbaiki dan disesuaikan dalam setiap kongres.
1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk
manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.
2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.
3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik
sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.
4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang
menunjang berhasilnya proses belajar-mengajar.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan
masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa
tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.
6. Guru secara pribadi dan bersama-sama, mengembangkan
meningkatkan mutu dan martabat profesinya.
7. Guru memelihara hubungan profesi, semangat kekeluargaan
dan kesetiakawanan sosial.
8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan
mutu organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan
pengabdian.
9. Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang
pendidikan.