kekerasan dalam pendidikan

Download Report

Transcript kekerasan dalam pendidikan

KEKERASAN DALAM
PENDIDIKAN
OLEH :
 MASDA RIZKI PRADEWA
Latar belakang
 Sabtu, 28 Juli 2012 | 12:21 WIB
 SMA Don Bosco Kesulitan Buktikan Kasus Bullying
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMA
Seruni Don Bosco, Pondok Indah, Jakarta Selatan, Gerardus Gantur,
mengakui kasus bullying yang sedang ramai dibicarakan ini bukan
pertama kalinya. Sebelumnya Gerardus mengatakan sempat
mendapatkan aduan yang sama.
"Kami pernah menerima aduan. Untuk kejadian di dalam sekolah
tidak ada karena pengawasan ketat. Yang ada di luar sekolah,"
katanya ketika dihubungi Tempo, Sabtu 28 Juli 2012.
Menurut Gerardus, kekurangan bukti sebagai kendala
menindaklanjuti aduan. "Kalau mau investigasi, nama yang diadukan
harus jelas." Sedangkan laporan yang masuk hanya menyebut kelas
XII sebagai pelaku. "Kelas XII kan orangnya banyak."
 Jadi, upaya yang dilakukan pihak sekolah selama ini baru
berupa pemberian peringatan kepada siswa. "Tindak
lanjutnya, kami masuk ke kelas-kelas, bilang kepada mereka itu
tidak boleh. Mereka bisa berhadapan dengan hukum," ujar
Gerardus lagi. Usaha lain adalah mengimbau para siswa untuk
tidak nongkrong terlalu lama yang dapat memicu perselisihan.
Terakhir, pihak sekolah bakal memberi sanksi kepada siswa
yang terbukti secara hukum terlibat bullying. "Jika siswa
menjadi terhukum, pasti dikeluarkan."
 Kasus terbaru yang diduga bullying berlangsung Selasa 24 Juli
lalu, sekitar pukul 13.45 WIB, di kalangan siswa SMA Don
Bosco. Kejadian berlangsung setelah siswa pulang sekolah.
Laporan yang diterima Gerardus, ada siswa kelas X yang diajak
nongkrong oleh siswa kelas XII di suatu tempat yang biasa
disebut Pertok di belakang BCA Arteri Pondok Indah.
PENGERTIAN
 Menurut kamus besar bahasa Indonesia “bullying” ialah
intimidasi. Bentuk tindakan seperti menggangu,
menyakiti, melecehkan yang dilakukan sengaja atau
tidak sengaja, terencana, dapat bentuknya terus
menerus terhadap seseorang atau sekelompok orang.
 Marak terjadi kasus bullying di antara anak-anak serta
kebanyakan terjadi justru di lingkungan sekolah.
Bullying dapat mengubah kegiatan di sekolah yang
awalnya menyenangkan, belajar sambil berteman,
menjadi menakutkan bahkan mimpi buruk bagi mereka.
 Padahal tahukah anda, Perlindungan Anak sudah
diatur dalam Pasal 54 UU No. 23 Tahun 2002 isinya
: “Anak di dalam dan dilingkungan sekolah wajib
dilindungi dari tindakan kekerasan yang dilakukan
oleh guru, pengelola sekolah atau teman temannya di dalam sekolah yang bersangkutan
atau lembaga pendidikan lainnya”.
Bullying terbagi menjadi 3 kategori yaitu :
 1. bullying Verbal yaitu, memaki, mengejek, menggosip,
membodohkan dan mengkerdilkan
Contohnya mengeluarkan kata-kata kasar ataupun
menggossipkan teman.
 2.Physical, yaitu ; memukul, menampar, memalak atau
meminta paksa yang bukan miliknya, dan juga pengeroyokan
Contoh : Biasanya terjadi ketika pemimpin genk mengajak
teman-teman genknya untuk memalak, merebut sesuatu yang
bukan miliknya, memukuli teman sekolah yang dianggap
menyebalkan, dan lain-lain.
 3.Emotional, antara lain : mengintimdasi, mengecilkan,
mengabaikan, mendiskriminasikan
Contoh : Anak2 Genk nakal mengintimidasi teman-teman di
sekolah yang lemah.
Penyebab sikap bullying di sekolah
 Kecenderungan permusuhan
 Kurang perhatian
 Gender sebagai laki-laki
 Riwayat korban kekerasan
 Riwayat berkelahi
 Ekspos kekerasan dari media
Dampak bagi korban bullying
 Gangguan psikologis, misalnya rasa cemas
berlebihan, kesepian (Rigby K. 2003).
 Konsep diri sosial korban bullying menjadi
lebih negatif karena korbam merasa tidak
diterima oleh teman-temannya (Ratna Djuwita,
dkk , 2005).
 Korban bullying merasakan stress, depresi,
benci terhadap pelaku, dendam (Ratna
Djuwita, dkk , 2005).
 Membenci lingkungan sosialnya, enggan ke
sekolah (Forero et all.1999).
 Keinginan untuk bunuh diri (Kaltiala-Heino,
1999).
 Kesulitan
konsentrasi;
rasa
takut
berkepanjangan dan depresi (Bond, 2001).
 Cenderung kurang empatik dan mengarah ke
psikotis (Banks R., 1993).
 Pelaku bullying yang kronis akan membawa
perilaku itu sampai dewasa, akan berpengaruh
negatif pada kemampuan mereka untuk
membangun dan memelihara hubungan baik
dengan orang lain.
Peran sekolah dan orang tua siswa dalam mencegah
tindakan bullying
 Terapi Melaui Konseling Behavior
Untuk membantu penanganan masalah bullying ini dapat
menggunakan konseling behavioral. Menurut Gerald corey
bahwa : “terapi tingkah laku (konseling behaviour) adalah
penerapan aneka ragam teknik dan prosedur yang berakar
pada berbagai teori tentang belajar. Sedangkan menurut
Kramboltz dan Khoresen yang di kutip oleh H. Moch Surya
(1992) bahwa “Terapi behaviour adalah suatu proses
membantu orang untuk belajar memecahkan masalah
interpersonal, emosional dan kepentingan tertentu”.
Penekanan istilah belajar dalam pengertian ini ialah atas
pertimbangan bahwa konselor membantu orang (konseli )
belajar atau mengubah perilaku. Konselor berperan
membantu dalam proses belajar menciptakan konvisi yang
sedemikian rupa sehingga klien dapat mengubah
perilakunya serta memecahkan masalahnya.
Peran orang tua :
1. Satukan Persepsi dengan Istri/Suami
2. Pelajari dan Kenali Karakter Anak Kita
3. Jalin Komunikasi dengan Anak
4. Jangan Terlalu Cepat Ikut Campur
5. Masuklah di Saat yang Tepat
6. Bicaralah dengan Orang yang Tepat
7. Kalau Perlu, Intimidasilah Pelaku Intimidasi
8. Jangan Ajari Anak Lari dari Masalah
9. Buah Simalakama? Makanlah Salah Satunya
10. Jangan Larut dalam Emosi
Solusi
 Penanganan bullying siswa di sekolah harus meliputi berbagai
aspek termasuk individual, akademik, kultural, dan sosial.
Solusi masalah ini di sekolah sama seperti masalah-masalah
lain di sekolah yaitu terkait dengan disiplin. Dampak preventif
tidak semata-mata menyenangkan dan memberi reward bagi
pihak sekolah, murid dan orang tua.
 Semua pihak harus bertanggung jawab terhadap keadaan
bullying di sekolah termasuk guru, orang tua dan murid itu
sendiri. Setiap lingkungan sekolah manapun yang
mengabaikan, membiarkan, atau menyangkal adanya masalah
akan merugikan komunitas sekolah itu sendiri.
Kesimpulan
 Kesimpulannya bahwa tindak bullying menjadi masalah global
yang harus diatasi bersama oleh semua pihak. Tindak
pencegahan sejak dini melalui pendidikan moral, penerapan
hidup bersama yang penuh kekeluargaan dan tanggung jawab,
serta penataan hukum menjadi langkah awal efektif untuk
mengurangi tindak bullying di masyarakat. Tindak penyelesaian
melalui jalur hukum tentu langkah terakhir setelah tindak
pencegahan gagal dilakukan dan ini agak terlambat dilakukan
karena sudah timbul korban. Semua hal ini haruslah
dilaksanakan secara terus-menerus oleh semua pihak tanpa
terkecuali, mulai dari diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan
negara.

TERIMA KASIH