modul VI - Solitude Solitaire

Download Report

Transcript modul VI - Solitude Solitaire

Teori Kritis
Kritik Terhadap Modernitas
“…mengapa umat manusia, bukannya memasuki kondisi manusiawi
yang sejati, tenggelam kedalam barbarisme baru”
(Horkhaimer&Adorno, Dialectic of Enlightenment. 1973)
 Pencerahan telah menelanjangi berbagai macam selubung
dogmatis dan misteri-misteri/mitos kehidupan. Melalui
pencerahan berbagai belenggu telah dipatahkan dan sebagai
gantinya rasio manusia sendiri bangkit memerintah alam. Karena
misteri telah diusir, manusia tidak lagi menghadapi alam dengan
ketakutan, melainkan dengan kalkulasi. Segala sesuatu yang ingin
diketahui manusia ditundukan dibawah perhitungan dan
kegunaan, dan segala sesuatu yang tidak tunduk dibawah
kalkulasi dicurigai sebagai mitos.
 Melalui pencerahan, sekarang kekuasan mitos sebagai juru tafsir
kenyataan dirobohkan dan digantikan oleh penguasa baru: ilmullmu pengetahuan tampil sebagai pembebas manusia dari
perbudakan mitos.
 Pencerahan telah menghasilkan konsep rasionalitas tertentu yang
menghasilkan pemahaman rasionalitas instrumental. Rasio menjadi
tukang atau alat kalkulasi, alat verifikasi, pelayan klasifikasi yang
setia pada tujuan-tujuan diluar dirinya.
 Sebuah ilustrasi: seorang pengusaha real estate bersama beberapa
tenaga ahli meninjau sebuah lembah yang hijau subur di pinggir
kota Jakarta. Rasio instrumentalnya akan mengatakan: lahan ini
baik untuk dijadikan perumahan elite karena kondisi tanahnya baik,
sumber airnya memadai, harganyapun murah karena pemiliknya
bisa dibodohi. Para pemilik tanah nanti bisa dipekerjakan sebagai
caddy lapangan golf yang akan dibangun pula. Dengan segera para
insiyur akan mengukur berapa kapling yang dapat dibuat dengan
klasifikasi tipe 36, tipe 45, tipe 75, dst. Persoalan lembah ini
merupakan kekayaan hayati, maknawi bagi masyarakat sekitar,
bukanlah suatu concern, karena itu menyangkut nilai yang tidak
termuat dalam persepsi rasio instrumental.
Dijual lahan dengan kontur perbukitan. Pemandangan gunung pancar. Dekat dengan
rencana tol jonggol. Dapat dicapai melalui pintu tol Sirkuit Sentul dan Sentul City. Akses
2 jalan tol, jagorawi dan bogor outer ring road. 2 kilometer dari Mal Belanova. Cocok
untuk pembangunan real estate.
(http://www.rumah.com/listing_details.php?ListingID=87822)
 Rasio instrumental ini telah mereduksi manusia menjadi satu
dimensi (one dimensional man, Herbert Marcuse). Dimana semua
aspek kehidupan manusia, seni, agama, ilmu pengetahuan, dan
bahasa direduksi pada kepentingan kontrol teknis. Rasio
instrumental tidak akan membawa manusia menjadi rasional,
melainkan hanya menyembunyikan irasionalitas dengan
kepentingan menguasai (kehendak untuk berkuasa, Nietzsche).
 Bekerjanya rasio instrumental dalam masyarakat ternyata
melahirkan bentuk-bentuk penindasan semisal fasisme, kapitalisme.
Pemerintah nazi menggunakan rasio instrumental untuk menindas.
Fasis Hitler telah sukses menerapkan rasio instrumental untuk
tujuan-tujuan irasional (pemusnahan massal).
Romusha di Indonesia
 Pada kapitalisme, rasio instrumental telah mengembangkan apa
yang dikenal sebagai budaya konsumerisme. Kapitalisme
memanifestasikan rasio instrumental sebagai instrument
penyeragaman dan pem-benda-an kesadaran manusia dengan
menciptakan
kebutuhan-kebutuhan
palsu.
Kapitalisme
melumpuhkan kesadaran kritis para pekerja dengan memenuhi
semua kebutuhan fisiologis dan psikologis mereka, dari makanan
sampai seks. Missal: krim pemutih cap duren “krim yang mampu
memutihkan dalam waktu seminggu dan menjadikan anda wanita
modern yang lebih percaya diri”.
 Kapitalisme pada era ini mengekspolitasi psikis-batin lewat iklaniklan yang ilutif, membuat manusia menjadi boneka-boneka
konsumtif yang proaktif mengkonsumsi produk-produk secara
tidak kritis.
 Sasaran kritik teori kritis terhadap masyarakt modern adalah rasio
instrumental. Rasio instrumental telah menciptakan suatu system
dominasi baru. Demitologisasi yang menjadi proyek pencerahan
lewat rasionalisasi segala bidang telah gagal, karena rasionalisme
telah menjadi mitos baru.
 Teori Kritis lahir dengan maksud membuka seluruh selubung
ideologis dan irasionalisme yang telah melenyapkan
kebebasan dan kejernihan berpikir manusia modern. Situasi
penindasan total terhadap manusia dibawah rezim-rezim fasis
sebagai “dominasi total”.
 Tugas dari kritik atau teori Kritis sebagai teori emansipatoris
adalah menelanjangi dominasi total tersebut. Dengan kritik
diharapkan munculnya manusia-manusia yang sadar akan
penindasan sosial atas dirinya dan mau bergerak
membebaskan diri. Dalam konteks ini pula mereka
melahirkan konsep kritik: kritik atas metodologi dan kritik
atas pencerahan budi.
 Kritik
juga merupakan suatu program untuk
merumuskan suatu teori yang bersifat emansipatoris
tentang kebudayaan dan masyarakat modern.
 Kritik-kritik ini diarahkan kepada berbagai bidang
kehidupan masyarakat modern.
 Berbagai bidang masyarakat modern telah menjadi
rancu karena diselubungi ideology-ideologi yang
menguntungkan pihak-pihak tertentu sekaligus
mengasingkaan manusia individual di dalam
masyarakatnya.
 Kata kritik sebenarnya berakar dari tradisi filsafat.
Pada awal abad modern para pemikir renaisans
misalnya telah mencoba melakukan kritik terhadap
cara berpikir yang dikuasai oleh dogma-dogma
dimana faktor iman dan kepatuhan terhadap otoritas
Gereja mendapat porsi yang begitu besar.
 Akan tetapi yang membedakan dengan kritik
terhadap modernitas adalah pemikiran kritis
sekarang dikaitkan dengan para pemikir kritis seperti
Kant, Hegel, Marx dan Freud.
 Kritik dalam pengertian Kantian : kegiatan menguji sahih
tidaknya klaim-klaim pengetahuan tanpa prasangka dan
kegiatan ini dilakukan oleh rasio belaka.
 Kritik dalam pengertian Hegelian : Kritik tak lain dari
refleksi atau refleksi diri dari rasio dalam sejarah. Dengan
kata lain, kritik ini juga berarti refleksi atas proses menjadi
sadar atau refleksi atas asal-usul kesadaran.
 Singkatnya kritik berarti negasi atau dialektika, karena bagi
Hegel kesadaran timbul melalui rintangan-rintangan, yaitu
dengan cara menegasi atau mengingkari rintangan-rintangan
itu.
 Kritik dalam pengertian Marxian :
 Kritik berarti usaha-usaha mengemansipasi diri dari
penindasan dan alienasi yang dihasilkan oleh
hubungan-hubungan kekuasan didalam masyarakat.
 Kritik dalam arti Marxian juga berarti teori dengan
tujuan emansipatoris.
 Dengan menyingkapkan kenyataan sejarah dan
masyarakat lewat analisis Marxian, ia tidak sekedar
melukiskan masyarakat, melainkan juga hendak
membebaskannya.
 Kritik dalam arti Freudian : kritik adalah refleksi,
baik dari pihak individu maupun masyarakat, atas
konflik-konflik psikis yang menghasilkan represi dan
ketidakbebasan internal tersebut.
 Sehingga dengan cara refleksi itu masyarakat dan
individu dapat membebaskan diri dari kekuatankekuatan asing yang mengacaukan kesadarannya.
 Dengan demikian kritik disini tak lain adalah
pembebasan individu dan masyarakat dari
irasionalitas menjadi rasional, dari ketidaksadaran
menjadi kesadaran.
Tugas Akhir Semester
 Buat makalah tidak lebih dan tidak kurang dari 5 halaman
spasi 1,5, font times new roman 12.
 Makalah ttg refleksi kalian sendiri setelah belajar filsafat dan
kaitannya dengan berbagai fenomena kehidupan. Kalau
mengutip harap jelaskan sumbernya. Tidak ada toleransi thdp
plagiasi dan copy paste.
 Dikumpul di kelas pada pertemuan terakhir ( 9 April 2010)
 Yang blm ikut test kecil bisa ikut 2 minggu lagi stlh
pertemuan terakhir.