Bayi Tabung dan Inseminasi Buatan oleh M. Sularno

Download Report

Transcript Bayi Tabung dan Inseminasi Buatan oleh M. Sularno

HUKUM BAYI TABUNG / INSEMINASI
BUATAN
A. MUKADIMAH
* Dampak dari ilmu pengetahuan modern dan bioteknologi maju,
teknologi Bayi tabung / inseminasi buatan kini maju pesat. Jika
ditangani orang yang tidak beriman dan bertaqwa dapat merusak peradaban dan moralitas Islam, nilai agama, serta melahirkan dampak negatif lainnya.
* Tidak selamanya, kemajuan teknologi bermanfaat bagi kehidupan manusia, terutama bagi insan yang menjunjung nilai agama
Islam dan memegang kuat adat ketimuran yang luhur.
* Di Amerika, kasus bayi tabung menghasilkan masalah sampai
dengan Mahkamah Agung lantaran ibu yang dititipi dan melahir
kan bayi tidak bersedia menyerahkan bayi sesuai kontrak kepada
penitipnya.
*Teknik bayi tabung / inseminasi buatan yang dikembangkan :
1. Fertilization in Vitro (FIV)
Caranya: Mengambil sperma suami dan ovum isteri, lalu diproses di Vitro (tabung), setelah terjadi pembuahan, lalu
ditransfer di rahim isteri.
2. Gamet Intra Felopian Tuba (Gift)
Caranya : Mengambil sperma suami dan ovum isteri, lalu diproses (dicampur), setelah terjadi pembuahan, segera
ditanam di saluran telur (Tuba Palupi) isteri, cara ini
lebih alami, karena sperma dapat membuahi ovum
di tuba palupi setelah terjadi ejakulasi (pancaran –
sperma) melalui hubungan seksual.
* Ada pula praktik bayi tabung melalui cara transfer / titip sperma
dan ovum yang telah terjadi pembuahan kepada rahim wanita
selain isteri.
B. MASALAH :
Bagaimana hukumnya melakukan praktik bayi tabung / inseminasi buatan menurut pandangan hukum Islam ?
C. JAWABAN ;
1. Jika praktik bayi tabung / IB dilakukan menggunakan sperma
dan ovum bukan dari suami – isteri yang syah (donor), maka
hukumnya haram, sama dengan perzinahan, dan jika terjadi,
maka anaknya tidak syah.
* Pendapat ini didukung oleh :
a. Lembaga Fiqh Islam Organisasi Konferensi Islam (OKI).
b. Lajnah Bahsul Masa’il NU
c. Lembaga Tarjih Muhammadiyah
d. Vatikan mengecam praktik bayi tabung seperti ini.
* Dalil / alasan :
- QS.At-Tin : 4 :
Sesungguhnya Kami menciptakan manusia sebaik-baik
kejadian.
- QS.Al-Isra’ :70 :
Sungguh Kami telah memuliakan manusia, Kami angkut mrk
di daratan dan lautan, Kami beri rizki yg baik, danKami tlh
melebihkannya dari pada kebanyakan makhluk dengan kelebihan yang menonjol.
- Hadis Nabi : Janganlah kamu sekalian menyirami atas tanaman
orang lain.
- Logika : - Dapat mencederai lembaga pernikahan yg suci.
- Dapat mengkaburkan nasab (keturunan)
- Dapat melecehkan kodrat / naluri manusia
- Terjadi pembuahan tanpa proses nikah
- Sering menjadi sumber konflik
- Ada kelahiran bayi tanpa proses kasih sayang.
- Kaidah : - Menghindari madharat diutamakan dari pada menarik manfaat.
2. Jika Bayi tabung / IB dilaksanakan menggunakan sperma dan
ovum dari suami – isteri yg syah dan tidak ditransfer embrionya ke rahim wanitalain (termasuk isteri kedua), maka hukum
Islam membolehkannya, baik dengan cara I ataupun II di atas.
*Syarat : - Kondisi suami-isteri benar-benar membutuhkan bayi
tabung /IB , setelah dengan cara alami tidak berhasil
- Tidak menimbulkan madharat bg suami-isteri-bayi.
* Dalil / alasan :
- Al- Qur’an : Allah menghendaki kemudahan, dan tidak meng
hendaki kesukaran
- Kaidah : - Kesulitan hendaknya dipermudah
- Logika : - Islam bersifat rahmatan lil alamin
- Anak merupakan dambaan ortu dan pelindung di
masa tua
- Hukum Islam adaptif thd perkembangan
- DLL.