bagian 1. pendahuluan

Download Report

Transcript bagian 1. pendahuluan

MATA KULIAH LAB LINGKUNGAN
Jumlah SKS : 3 SKS
Penilaian : Quis
Tugas-tugas
UTS
UAS
: 10%
: 10%
: 40%
: 40%
Materi Kuliah
Metode Sampling dan pengawetan sampel, analisa fisik dan kimia
air, tanah dan udara dan limbah seperti : karakteristik air, tanah ,
udara dan limbah, senyawa organik dalam limbah, oksigen terlarut,
BOD, COD, nitrogen, logam-logam berat, lemak, phenol,
penetapan kadar lumpur dan sludge volumeindex, phospat, dasardasar analisis pencemaran air, buangan padat, dan pencemaran
udara
Daftar Pustaka
C.N. Sawyer dan P.L. McCarty,”Chemistry for Environmental Engineering”, McGraw
Hill Int.Ed
“Standar Methode for the Examination of Water and Wasterwater”, APHA, AWWA,
WPCF
“Selected Methods of Measuring Air Pollution”, WHO, Geneva
Alarts,G, “Metode Penelitian Air”Penerbit Usaha Nasional, Surabaya indonesia.
Anwar Hadi “Prinsip Pengambilan Sampel lingkungan , Gramedia P.U., jakarta
Pendahuluan
LABORATORIUM LINGKUNGAN YANG BAIK : Laboratorium
yang mampu menghasilkan data yang valid dan reliable, tidak
terbantahkan, serta dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah
maupun secara hukum. Oleh karena itu, peranan dan fungsi
laboratorium lingkungan adalah sangat vital dalam mendukung
tugas-tugas pemerintah terutama yang berkenaan dengan
pengelolaan lingkungan hidup terutama dalam kaitan
menyediakan data kualitas lingkungan yang akurat dan valid baik
untuk dipergunakan untuk mengetahui atau memonitor ada
tidaknya pencemaran lingkungan di suatu wilayah (mis: sungai)
maupun sebagai alat bukti dalam penegakan hukum lingkungan.
Pentingnya laboratorium lingkungan tersebut sering diibaratkan
sebagai jantung pada manusia. Artinya sistem pengelolaan
lingkungan tidak akan berjalan efektif dan efisien tanpa didukung
oleh laboratorium.
PENDAHULUAN
DATA HASIL LAB LINGKUNGAN : dipergunakan sebagai dasar
perencanaan, evaluasi, maupun pengawasan yang sangat berguna bagi
para pengambil keputusan, perencana, penyusun program, baik di
tingkat pusat maupun daerah dalam menentukan kebijakan
lingkungan hidup. Hal itu sesuai dengan filosofi yang menyatakan
bahwa: “No Measurement – No Data; No Data – No Information; No
Information – No Management; No Management – No Policy”.
Meningkatnya kasus-kasus pencemaran lingkungan dan sering
kandasnya kasus-kasus lingkungan melalui proses pengadilan di
Indonesia (mis: pencemaran sungai, kebakaran hutan) seringkali
disebabkan oleh kurangnya data-data dan informasi serta tidak
validnya data yang dikumpulkan dari lapangan maupun yang
dihasilkan dari analisis laboratorium, sehingga data sebagai alat bukti
pencemaran sangat lemah, yang selanjutnya mengakibatkan dakwaan
maupun pembuktian sangat lemah, dimana selanjutnya sangat
mempengaruhi dalam penegakan hukum lingkungan
DAMPAK
KELEMAHAN
DAN
KEKURANGAN
LABRATORIUM LINGKUNGAN :Kelemahan ini seringkali
dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu yang tidak
bertanggungjawab untuk tidak melakukan pengelolaan
lingkungan dengan baik. Memang harus diakui bahwa
laboratorium pengujian lingkungan yang ada di Indonesia
saat ini baru dimiliki oleh daerah-daerah tertentu pada
level provinsi, sedangkan pada tingkat kabupaten, hanya
kabupaten-kabupaten tertentu yang memilikinya, itupun
hanya laboratorium sederhana yang sangat minim
peralatannya. Hal ini sangat erat kaitannya dengan
anggaran pemerintah pusat atau Pemda yang sangat
terbatas untuk dapat menyediakan laboratorium yang
notabene harganya sangat mahal.
PENTINGNYA LABORATORIUM LINGKUNGAN : Data
kualitas lingkungan yang dihasilkan dari laboratorium
antara lain dapat dijadikan sebagai indikasi adanya
pencemaran lingkungan sekaligus sebagai alat bukti dalam
penegakan hukum lingkungan maupun dalam membuat
perencanaan dan kebijakan dalam pengelolaan lingkungan
hidup. Oleh karena itu, untuk mendapatkan validitas data
pengujian parameter kualitas lingkungan yang dapat
dipercaya sesuai dengan tujuan yang diharapkan, bukan
hanya dibutuhkan laboratorium yang memenuhi syarat
dan refresentative, akan tetapi juga yang lebih penting
adalah diperlukan manajemen laboratorium yang baik,
peralatan laboratorium yang lengkap, personel yang
kompeten, biaya dll.
Disamping Fungsi Lab, juga sumber daya
manusia
yang
kompeten
dalam
pengembilan sampel menjadi penting:
misalnya
Dalam
pembuktian
kasus`pencemaran lingkungan sungai ,
bukanlah hal yang mudah. Oleh karena itu,
ada beberapa tahapan ataupun prosedur
yang perlu diperhatikan terutama dalam
pengambilan sampel air sungai. Dengan
kata
lain
diperlukan
perencanaan
pengambilan sampel yang baik yang
bertujuan antara lain:
Memastikan kembali tujuan pengambilan sampel
lingkungan
Memutuskan cara-cara mencapai tujuan
Mengetahui apa yang harus dilakukan saat pengambilan
sampel dengan mempertimbangkan sumberdaya dan
segala urusan administrasi, misalnya ijin untuk memasuki
suatu pabrik
Menyiapkan sumberdaya yang diperlukan
Menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi
pada
saat
pengambilan
sampel
dan
tahapan
selanjutnya
yaitu penanganan sampel di lapangan,
transportasi, preparasi, dan analisis di laboratorium (Hadi,
2005).
Secara umum tujuan pengambilan sampel lingkungan ada 4
yaitu:
1. Mengumpulkan data rona awal lingkungan (exploratory)
Pengambilan sampel lingkungan dengan tujuan
pengumpulan data rona awal lingkungan pada hakikatnya
adalah mengetahui informasi awal kualitas lingkungan
pada daerah dan waktu tertentu. Data yang diperoleh dapat
membantu menggambarkan kualitas lingkungan pada
situasi tertentu. Data tersebut dapat dipergunakan sebagai
bahan pembanding atau evaluasi kualitas lingkungan
sehubungan dengan adanya perubahan sebagai dampak
kegiatan di sekitar daerah tersebut. Misalnya untuk
membantu menyajikan informasi awal tentang keberadaan
bahan pencemar atau polutan beserta nilai konsentrasinya.
2. Memantau lingkungan (monitoring)
Pemantauan lingkungan adalah pengulangan uji
parameter lingkungan di lokasi dan titik pengambilan
sampel yang telah ditetapkan pada periode
tertentu. Hal itu berarti ketika sampel lingkungan
yang diambil dapat mewakili kondisi sesungguhnya
untuk parameter yang sama dalam periode tertentu,
data pemantauan akan dapat dibandingkan
3. Menegakkan hukum lingkungan
Dalam mengawasi penerapan peraturan perundangan
lingkungan hidup atau membuktikan indikasi
pencemaran lingkungan diperlukan pengambilan
sampel dimana penentuan lokasi dan titik
pengambilannya didasarkan pada situasi yang ada,
sedangkan parameter ujinya disesuaikan dengan
permasalahan yang dihadapi.
4. Melakukan penelitian lingkungan
Pengambilan sampel untuk penelitian lingkungan sangat
tergantung pada ruang lingkup penelitian.
Selanjutnya pemantauan lingkungan (monitoring)
mempunyai tujuan antara lain:
Menentukan status kualitas lingkungan
Mengelola sumberdaya alam
Menentukan kebijakan pengeloaan lingkungan
Menghadapi masalah lingkungan global
Dalam kaitannya dengan penegakan hukum lingkungan atau
pembuktian kasus pencemaran lingkungan (mis: sungai) di
samping diperlukan data dan informasi tentang rona awal atau
base line study, juga perlu diperhatikan teknik dan prosedur
pengambilan sampel yang benar secara ilmiah, titik lokasi
pengambilan sampel, personel yang memiliki latarbelakang
pendidikan yang sesuai, pengetahuan yang memadai tentang
undang-undang lingkungan dan standar terkait.
Petugas
pengambil sampel juga hendaknya dilakukan oleh yang
berkompeten, misalnya Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS)
yang ditunjuk oleh kepolisian atau instansi terkait.
Di samping itu yang lebih penting diperhatikan adalah
bagaimana pengendalian mutu lapangan (field quality control)
dari sampel yang dilakukan oleh petugas sehingga data yang
dihasilkan dari lapangan dapat dipercaya dan valid. Mutu data
lapangan sangat tergantung dari beberapa hal, antara lain:
Pengambilan sampel yang representative
Penggunaan peralatan yang tepat
Penanganan dan pengawetan yang sesuai
Prosedur identifikasi dan rangkaian pengamanan sampel yang
memadai
Pengendalian mutu lapangan
 Selanjutnya, agar data yang dihasilkan dari lapangan dapat
dipercaya dan valid sehingga dapat dijadikan sebagai dasar
atau bukti dalam penegakan hukum lingkungan ataupun
dalam membuat perencanaan maupun kebijakan dalam
pengelolaan lingkungan hidup baik di pusat maupun di
daerah sangat tergantung pada bagaimana penanganan
sampel di lapangan, transportasi sampel dari lapangan ke
laboratorium, preparasi sampel di laboratorium, dan
analisis di laboratorium lingkungan dilakukan.
 Bila pengambilan sample di lapangan tidak memenuhi kesesuaian
terhadap kaidah-kaidah yang berlaku, maka langkah selanjutnya
seperti pengawetan, transportasi, penyimpanan, preparasi maupun
pengujian di laboratorium akan sia-sia serta membuang waktu dan
biaya. Filosofi penjaminan mutu mempunyai makna bahwa setiap
tahapan kegiatan tidak asal betul saja, melainkan harus betul sejak
awal diterapkan pada setiap proses mulai dari perencanaan
pengambilan sample, pengujian sampel di laboratorium sampai
penyusunan laporan pengujian termasuk interpretasi data hasil
pengujian. Disinilah pentingnya peranan SDM/personal yang memiliki
kompetensi/keahlian di bidang penelitian, manajemen maupun
teknisi laboratorium lingkungan.
 Pada akhirnya, agar pengelolaan lingkungan berjalan dengan
efektif di daerah serta untuk dapat mengendalikan kerusakan
lingkungan yang lebih parah, memang sudah selayaknya
pemerintah mengalokasikan dana untuk membangun
laboratorium lingkungan di setiap daerah tingkat II/kabupaten
dilengkapi dengan SDM yang kompeten, sebab bagaimanapun
canggihnya suatu laboratorium dengan segala peralatannya bila
tidak ditunjang oleh SDM yang kompeten dan memadai serta
dana/anggaran pengelolaan yang memadai akan sia-sia belaka.