TUGAS SEJARAH - RahmiSukma44

Download Report

Transcript TUGAS SEJARAH - RahmiSukma44

TUGAS SEJARAH
Proses Perkembangan
Sosial Manusia Purba di
Indonesia
CREATED BY
1.
2.
3.
4.
5.
YUSRIL RAHMI SUKMAWATI
RAHMAN SOFIAN
MONICA RIZKI HAIRY
AMALIA KAMILA
AFRA NAJLA UFAIRAH
(33)
(26)
(19)
(05)
(03)
MATERI
Kehidupan masyarakat berburu dan mengumpulkan
makanan
Kehidupan masyarakat berternak dan bercocok
tanam
KEHIDUPAN MASYARAKAT BERBURU DAN
MENGUMPULKAN MAKANAN
Mereka hidup selalu berpindah-pindah dari satu tempat ke
tempat lainnya. Perpindahan yang mereka lakukan itu sematamata hanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mereka
hanya mengandalkan apa yang mereka temukan dalam hutan.
Dan setelah persediaan dalam hutan habis, mereka mencari
tempat berburu lagi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kehidupan seperti terjadi scara berulang-ulang dari satu tempat
ketempat lain.
LANJUTAN...
Hubungan antar anggota kelompok sangat erat. Mereka bekerja secara
bersama-sama untuk memenuhi kebutuhan hidup serta mempertahankan
kelompok dari serangan kelompok lain atau serangan binatang buas.
Meskipun dalam kehidupan yang masih sederhana, mereka telah
mengenal pembagian tugas kerja. Kaum laki-laki biasanya bertugas untuk
berburu dan kaum perempuan bertugas untuk memelihara anak serta
mengumpulkan buah-buahan dari hutan. Masing-masing dari kelompok
itu memiliki pemimpin yang sangat ditaati dan sangat dihormati oleh
anggota kelompoknya. Dengan demikian pada masa berburu dan
mengumpulkan makanan telah terlihat adanya tanda-tanda kehidupan
sosial dalam suatu kelompok masyarakat walaupun tingkatannya masih
sederhana
KEHIDUPAN MASYARAKAT BETERNAK
DAN BERCOCOK TANAM
Kehidupan masyarakat pada masa bercocok tanam mengalami peningkatan yang
cukup pesat. Masyarakatnya sudah memiliki tempat tinggal yang tetap. Mereka
memilih tempat tinggal pada suatu daerah tertentu. Hal ini dimaksudkan agar
hubungan anatara manusia di dalam kelompok masyarakatnya semakin erat. Eratnya
hubungan antar manusia didalam kelompok masyarakatnya , merupakan suatu
cermin bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa anggota kelompok
masyarakat lainnya. Hal ini disebabkan karena manusia mahluk sosial. Manusia
selalu tergantung dengan manusia lainnya sehingga masing-masing manusia saling
melengkapi, saling membantu dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya.
LANJUTAN...
Kehidupan sosial yang dilakukan oleh masyarakat pada masa bercocok tanam ini terlihat
dengan jelas melalui cara bekerja dengan bergotong royong. Setiap pekerjaan yang
dilakukan oleh masyarakat bersangkutan selalu dilakukan dengan cara bergotong royong,
diantaranya bekerja disawah, merambah hutan untuk tanah perkebunan, membangun
rumah sebagai tempat tinggal, dll.
Cara hidup bergotong royong itu merupakan salah satu ciri kehidupan masyarakat yang
bersifat agraris. Hingga sekarang, terutama pada masyarakat –masyarakat di daerah
pedesaan atau pegunungan, budaya hidup bergotong royong itu masih dipertahankan.
Walaupun sebagian besar orang menyadari bahwa kehidupan bergotong-royong dapat
mempererat hubungan antara anggota-anggota masyarakat, namun bukan berarti bahwa
seluruh anggota masyarakatnya tunduk pada kesepakatan seperti itu.
LANJUTAN...
Terdapat pada beberapa orang yang enggan melaksanakan kehidupan bergotong royong.
Mereka ini biasanya mendapat sanksi dari anggota masyarakat lainnya. Sanksi tersebut
kebanyakan lebih bersifat sanksi moral, misalnya hanya sedikit anggota masayarakat yang
bersedia membantunya pada saat dia membutuhkan bantuan orang lain untuk
menyelesaikan pekerjaannya. Atau bahkan mungkin mereka dikucilkan dari pergaulan
masyarakat bersangkutan, dalam perkembangannya, pola hidup menetap telah membuat
hubungan sosial masyarakat terjalin dan terorganisasi dengan lebih baik. Dalam
perkumpulan masyarakat yang masih sederhana biasanya terdapat seorang pemimpin
yang disebut kepala suku, sosok kepala suku merupakan orang yang sangat dipercaya
dan ditaati untuk memimpin sebuah kelompok masyarakat.