Transcript Slide 1

TAMAN BURU
Berburu adl menangkap &/atau membunuh satwa
buru termasuk mengambil atau memindahkan
telur-telur &/atau sarang satwa buru
Berdasarkan PP No.13 Thn 1994 ttg perburuan
satwa buru, jenis kegiatan berburu di Indonesia
digolongkan menjadi:
1. Berburu untuk keperluan olah raga dan trofi.
2. Berburu tradisional
3. Berburu untuk keperluan lain-lain
Sedangkan berdasarkan tempat/lokasinya dpt dibedakan menjadi :
1. Taman Buru: Taman buru adl kawasan hutan yg ditetapkan sbg wisata berburu atau tempat diselenggarakannya perburuan secara teratur, atau
Taman Buru adl hutan wisata yg didalamnya terdapat
satwa buru yg memungkinkan diselenggarakannya
perburuan yg teratur bagi kepentingan rekreasi
2. Kebun Buru: adl lahan di luar kawasan hutan yg diusahakan oleh badan usaha dgn sesuatu alasan hak utk
kegiatan perburuan.
3. Areal Buru: adl areal di luar taman buru & kebun buru
yg didalamnya terdapat satwa buru, yg dpt diselenggarakan perburuan
PELAKSANAAN BERBURU UTK OLAH RAGA & TROFI
DI TAMAN BURU
1. Pemburu yg akan melaksanakan kegiatan berburu baik
perorangan maupun menggunakan jasa penyelenggara
wisata buru, dpt lgs melapor kpd petugas Seksi KSDA &
Kepolisian Sektor setempat dgn membawa:
a. akta buru
b. surat izin berburu
c. surat izin penggunaan senjata api buru atau senapan
angin.
d. senjata buru yg akan digunakan utk berburu.
2. Selanjutnya pemburu dpt lgs menuju lokasi taman buru
& melapor kpd petugas taman buru.
3. Selama pemburu berada di lokasi taman buru hrs didampingi oleh pemandu wisata buru & wajib mentaati peraturan perundang-undangan yg berlaku di taman buru.
4. Pemburu tdk diperkenankan melakukan kegiatan perburuan di taman buru diluar ketentuan yg berlaku yg
tercantum di dlm surat izin berburu. Ketentuan tsb
meliputi lokasi, waktu berlakunya surat izin berburu,
jenis satwa buru yg boleh diburu & jatah buru.
5. Setelah selesai berburu, pemburu wajib melaporkan
hasil kegiatannya kpd petugas Seksi KSDA & Kepolisian Sektor setempat utk melaksanakan pemeriksaan
atas hasil buruan.
6. Hasil buruan yg berupa satwa hidup atau mati atau
bagian-bagiannya, dicatat & dibuat Iaporannya oleh
pemburu dlm bentuk Laporan Hasil Buruan (LHB) yg
diperiksa & disyahkan oleh petugas Seksi KSDA &
ditembuskan kepada pengusaha taman buru.
7. Laporan Hasil Buruan (LHB) tsb berfungsi sbg surat
ket asal usul satwa atau hasil buruan satwa & sekaligus dpt berfungsi sbg surat izin angkut satwa & lokasi
berburu ke tempat tujuan pemburu terdekat.
8. Apabila pemburu akan membawa hasil buruan tsb
keluar dari tempat berburu ke propinsi lain, pemburu
wajib melapor ke Balai KSDA utk mendapatkan surat
izin angkut satwa.
9. Apabila hasil buruan satwa tsb akan dibawa ke luar
negeri, pemburu perlu melapor ke Direktorat Jenderal
Perlindungan Hutan & Konservasi Pelestarian Alam
(PHPA) utk mendapatkan surat izin angkut satwa ke
luar negeri & Direktur Jenderal PHPA.
PELAKSANAAN BERBURU UTK OLAH RAGA & TROFI DI
KEBUN BURU
1. Pemburu yg tdk melalui jasa penyelenggara wisata buru
maupun pemburu yg pelaksanaan perburuannya diatur oleh
penyelenggara wisata buru yg akan melaksanakan kegiatan
berburu, dpt lgs melapor kepada petugas Seksi KSDA dan
Kepolisian Sektor setempat dgn membawa:
a. akta buru
b. surat izin berburu
c. surat izin penggunaan senjata api buru atau senapan
angin.
d. senjata buru yg akan digunakan utk berburu.
2. Selanjutnya pemburu dapat Iangsung menuju lokasi
kebun buru dan melapor kepada petugas kebun buru.
3. Selama pemburu berada di lokasi kebun buru hrs
didampingi oleh pemandu buru yg telah terdaftar di
kebun buru tsb & wajib mentaati peraturan perundangundangan yg berlaku di kebun buru.
4. Pemburu tdk diperkenankan melakukan kegiatan perburuan di kebun buru diluan ketentuan yg berlaku yg tercantum di dlm surat izin berburu. Ketentuan tsb
meliputi lokasi, waktu berlakunya surat izin berburu,
jenis satwa buru yg blh diburu & jatah buru.
5. Setelah selesai berburu, pemburu & petugas pengusaha
kebun buru wajib melaporkan hasil buruan kpd petugas
Seksi KSDA setempat utk dilaksanakan pemeriksaan
atas hasil buruan.
6. Setelah selesai pemeriksaan atas hasil buruan, pemburu
hrs membayar pungutan hasil buruan kpd Pengusaha
Kebun Buru, sesuai dgn tarif yg berlaku.
7. Laporan Hasil Buruan (LHB) tsb berfungsi sbg surat ket
asal usul satwa atau hasil buruan satwa & sekaligus dpt
berfungsi sbg surat izin angkut satwa & lokasi berburu
ke tempat tujuan pemburu terdekat.
8. Apabila pemburu akan membawa hasil buruan tsb &
tempat berburu ke propinsi lain, pemburu perlu melapor
ke Balai KSDA setempat utk mendapatkan surat izin
angkut satwa.
9. Apabila hasil buruan satwa tsb akan dibawa ke luar
negeri, pemburu perlu melapor ke Direktorat Jenderal
Penlindungan Hutan & Pelestarian Alam (PHPA) utk
mendapatkan surat izin angkut satwa ke luar negeri &
Direktur Jenderal PHPA.
PELAKSANAAN BERBURU UTK OLAH RAGA & TROFI
DI AREAL BURU
1. Pemburu yg akan melaksanakan kegiatan berburu di areal buru, melapor ke Seksi KSDA &
Kepolisian Sektor setempat dgn membawa
a. akta buru
b. surat izin berburu
c. surat izin penggunaan senjata api buru
atau senapan angin.
d. senjata buru yg akan digunakan utk
berburu.
2. Selanjutnya pemburu dpt lgs menuju lokasi
areal buru.
3. Selama pemburu berada di lokasi areal buru
hrs didampingi oleh pemandu buru & atau petugas Seksi KSDA setempat & wajib mentaati
peraturan penundang-undangan yg berlaku di
areal buru.
4. Pemburu tdk diperkenankan melakukan kegiatan
perburuan di areal buru diluar ketentuan yg
berlaku yg tercantum di dlm surat izin
berburu. Ketentuan tsb meliputi lokasi,
waktu berlakunya surat izin berburu, jenis
satwa buru yg boleh diburu & jatah buru.
5. Setelah selesai berburu, pemburu wajib
melaporkan hasil kegiatannya kpd petugas
Seksi KSDA & Kepolisian Sektor setempat utk
melaksanakan pemeriksaan atas hasil buruan.