TEACHING FACTORY DI SMK

Download Report

Transcript TEACHING FACTORY DI SMK

ANO SYAFIUL ANAM Oleh : 09501244003 09501244015

+

Lifeskill + = TEFA produksi

Teaching Factory (TEFA) adalah pembelajaran yang berorientasi bisnis dan produksi. Atau suatu proses keahlian atau keterampilan (life skill) dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang sesungguhnya untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan tuntutan pasar atau konsumen.

 Wadah pelatihan dan praktik berbasis produksi secara langsung bagi siswa yang berorientasi pada pasar;

 Membantu pendanaan untuk pemeliharaan, penambahan fasilitas dan biaya-biaya operasional pendidikan dan peningkatan kesejahteraan warga sekolah;

 Menumbuhkan dan mengembangkan entrepreneurship guru dan siswa pada SMK; jiwa  Mengembangkan sikap mandiri dan percaya diri dalam pelaksanaan kegiatan praktik siswa;  Menjalin hubungan yang lebih baik dengan dunia usaha dan industri serta masyarakat lain atas terbukanya fasilitas untuk umum dan hasil-hasil produksinya;.

 UU Nomor 20 Tahun 2003 (Sisdiknas), Penjelasan Pasal 15: Pendidikan kejuruan mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.

 PP Nomor 19 Tahun 2005 (SPN), Pasal 26: SKL pada satuan pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

 Prioritas PRESIDEN bidang pendidikan 2010-2014 (INPRES Nomor 1 Tahun 2010): Peningkatan akses pendidikan yang berkualitas, terjangkau, relevan, dan efisien menuju terangkatnya kesejahteraan hidup rakyat, kemandirian, keluhuran budi pekerti, dan karakter bangsa yang kuat.

Pembangunan bidang pendidikan diarahkan demi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang didukung keselarasan antara ketersediaan tenaga terdidik dengan kemampuan: 1) menciptakan lapangan kerja atau kewirausahaan 2) menjawab tantangan kebutuhan tenaga kerja

Guna tercapainya penerapan teaching factory perlu adanya Implementasi pembelajaran kewirausahaan di SMK antara lain: 1) Sebagai salah satu Mata Pelajaran.

2) Menjadi bagian integral dari materi Bimbingan Karir dan Pengembangan Kreativitas pada Komponen Program Pengembangan Diri 3) Pengembangan SMK sebagai Business Centre (Pengembangan Industri Berbasis SMK ⇒ Teaching Factory).

MAPEL SMK Normatif Adaptif Produktif Pkn, seni budaya, dll IPA, IPS Praktikum

SMK mempunyai kekhususan yang terletak pada kelompok mata pelajaran produktif. Mata pelajaran produktif ini dikembangkan dengan mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Berkaitan dengan struktur kurikulum, penambahan mata pelajaran pada kelompok normatif (Seni Budaya) dan pada kelompok adaptif (IPS dan IPA) berdampak pada beban pembelajaran SMK di satu sisi, di sisi lain berkurangnya alokasi waktu untuk mata pelajaran produktif.

PRAKTEK MENERAPKAN TEFA BARANG PRAKTEK TAK MENERAPKAN TEFA BARANG PASAR GUDANG

 Sebagai contoh : SMKN 5 Surabaya menggunakan Kurikulum Nasional 2004 (KBK) dan KTSP (kurikulum sekolah) untuk normatif dan adaptif sedangkan untuk produktif menggunakan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Program Keahlian Mekanik Otomotif menggunakan standar astra internasional dan penyusunan kurikulum melibatkan industri pasangan.

 Demikian juga di SMK Mikael Solo, kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum Nasional 2004 dan KTSP untuk normatif dan adaptif sedangkan untuk produktif menggunakan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Kurikulum disusun berdasarkan kebutuhan pangsa pasar yang dilakukan sekolah bersama dengan perusahaan dan sekolah partner Akademi Teknik Mesin dan Industri (ATMI), sehingga sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.

kemandirian

akuntabilitas

transparan

kemitraan

partisipasi

efektif

efisien

Dengan industry yang berkerjasama dengan SMK melalui Program Kerja Lapangan (PKL) atau On The Job Training(OJT). Disamping itu industry jalan dapat penempatan tangan mitra industry.

siswa mengembangkan pada proses produksi di SMK dengan system kurikulum berbasis industry dan didapat keuntungan diantara industry,SMK maupun siswa yang merupakan peran SMK sebagai kepanjangan

Kita kok belum bisa ya ?

       Aspek Lembaga Aspek murid atau warga sekolah Sarana dan prasarana Pembiayaan Aspek peran serta masyarakat Aspek lingkungan dan kultur sekolah Aspek unit produksi

INDUSTRI AGRO

Pra panenPasca panen

INDUSTRI TELEMATIKA

TelekomunikasiKomputer

INDUSTRI ALAT ANGKUT

Darat, Laut & Udara

Industri Andalan Masa Depan INDUSTRI MATERIAL DASAR

• Petrokimia • Baja • Semen, dll

INDUSTRI BARANG MODAL

Mesin Perkakas, dll

INDUSTRI KOMPONEN

• Basis IKM

SUMBER DAYA ALAM

• Terbarukan • Tidak terbarukan

INDUSTRI BARANG KONSUMSI

• Pakaian • Sepatu • Makanan, dll

Basis Industri Manufaktur

SPARE PART

MITRA

INDUSTRI

BHP SMK

PERAKITAN BHP SMK MARKETING

SMKGURUMURIDUMUM

AFTER SALES SERVICES BHP SMK

1.Lini produk manufaktur  Lini produk manufaktur meliputi:  Industri Mesin perkakas  Perakitan Komputer,Notbook dan perangkat yang terkait  Perakitan Sepeda Motor  Perakitan Mobil  Perakitan Alat Pertanian.

2.Lini layanan perdagangan dan jasa  Lini layanan jasa dan perdagangan meliputi: - Layanan perdagangan - Produk pangan (Buah,Telor,Daging,Susu,Ikan,Sayuran) - Jasa Perhotelan,Kecantikan,Seni,Kontruksi dan Catering atau Restaurant

91

95

   Dirjen Pembinaan SMK, 2007 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional

SEKIAN & TERIMAKASIH