Toleransi Sosial Beragama

Download Report

Transcript Toleransi Sosial Beragama

Madah Ta’lim
Agama dan Etika Islam
Institut Teknologi Bandung
Hak beragama adalah hak asasi manusia yg tdk
dpt dikurangi dlm keadaan apapun.
Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk utk memeluk agamanya masingmasing dan untuk beribadat menurut agamanya
dan kepercayaannya itu.
Pemerintah berkewajiban melindungi setiap
usaha penduduk melaksanakan ajaran agama &
ibadat pemeluk-pemeluknya
Kerukunan umat beragama adalah keadaan hubungan
sesama umat beragama yang dilandasi toleransi, saling
pengertian, saling menghormati, menghargai kesetaraan
dalam pengamalan ajaran agamanya dan kerjasama dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
Pemeliharaan kerukunan umat beragama adalah upaya
bersama umat beragama dan Pemerintah di bidang
pelayanan, pengaturan, dan pemberdayaan umat beragama
Setiap AGAMA memiliki dimensi teologis yang tidak bisa
ditawar atau suatu keyakinan yang harus dipegangi
sebagai pattern for behaviour.
َّ َ ْ َ
َّ ‫إ‬
ُ‫الله ْاْل ْس ََلم‬
‫د‬
‫ن‬
‫ع‬
‫ين‬
‫الد‬
‫ن‬
ِ ِ ِ
ِ ِ
َ ََ ْ َ َ
َ ‫ف َّالذ‬
َ ‫ين ُأ ُوتوا ْالك َت‬
ْ‫اب إ ََّّل م ْن َب ْع ِد َما َج َاء ُُه ُم ْال ِع ْل ُم َب ْغ ًيا َب ْي َن ُهم‬
‫وما اختل‬
ِ
ِ
ِ ِ
ْ
َ َّ
َّ
َ ‫َو َم ْن َي ْك ُف ْر ب‬
ُ ِ ‫ات الل ِه ف ِإ َّن الل َه َس ِر ُيع ال ِح َس‬
‫اب‬
‫آي‬
ِ ِ
“Sesungguhnya agama yang ada di sisi Allah hanyalah Islam”.
(Ali Imran 19)
َ ْ ْ ََْ ََْ ْ َ َ
َ ْ َ َ ْ َ ُ َ ُ ْ َ َ ُْ ْ ََ ً
َ‫نن‬
ُ ‫اس ِر‬
ِ َ‫اْلسَل ِم ِدينا فلن يقبل ِمنه و ُهو ِِ اْ ِخر ِِ ِمن ال‬
ِ ‫ومن يبت ِغ غير‬
“Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka tidak akan
diterima Allah dan di akherat termasuk orang yang rugi” (Ali Imron, 85)
Islam adalah agama pertama yang mengakui nabi-nabi dan
seluruh agama yang diwahyukan walaupun nabi-nabi dari
agama-agama terdahulu itu memusatkan perhatian mereka
hanya kepada bangsa-bangsa dan suku-suku tertentu yang
kepadanya mereka diutus
Nabi Muhamamd saw diutus bukan hanya untuk bangsa Arab tetapi
untuk seluruh manusia.
“Dan kami utus engkau sebagai Rasul bagi sekalian manusia”. (4:80)
Islam sangat menghargai perbedaan di lingkungan
internal umat Islam
Islam sangat menghargai perbedaan antar umat
beragama
lakum dinukum waliyadin
“bagimu agamamu bagiku agamaku”
Konsep toleransi dalam Islam dibentuk oleh ajaran Islam
baik Al-Qur’an maupun Al-Hadits. Sedangkan toleransi
Barat dibentuk berdasarkan sejarah ataupun reaksi
terhadap kondisi sosial dan politik
Toleransi antara Islam dengan Barat amatlah berbeda.
Doktrin toleransi dalam Islam tidaklah dibentuk oleh
sejarah, melainkan merupakan bagian integral dari
warisan ajaran Islam.
Sedangkan di Barat, doktrin toleransi dibentuk oleh
sejarah karena adanya abuse of power
ِ‫الَ إِ ْكر َاه ف‬
ِ ‫الر ْشد ِمن الْغَ ِّي فَمن ي ْكفر بِالطَّاغ‬
ِ
ِّ
‫وت َوي ْؤِم ْن‬
‫ن‬
‫ي‬
‫ب‬
‫ت‬
‫د‬
‫ق‬
‫ن‬
‫ي‬
‫الد‬
‫ي‬
َ
َّ
ُّ
ْ
َ
ْ َ َْ
َ
َ َ
َ
ِ ْ‫ك بِالْعروِة الْوثْ َق الَ ا‬
ِ
ِ
ِ
َّ
ٌ‫اَ لَ ََا َواللَّه َس ِميٌ ََلِي‬
َ
‫ف‬
‫س‬
‫م‬
‫ت‬
‫اس‬
‫د‬
‫ق‬
‫ف‬
‫ه‬
‫ل‬
‫ال‬
‫ب‬
َ
َ
َ
ََ
َْ
َ َْْ
“Tidak ada paksaan dalam masuk ke dalam agama Islam
karena telah jelas antara petunjuk dari kesesatan. Maka
barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan beriman
kepada Allah sesungguhnya dia telah berpegang kepada
buhul tali yang kuat yang tidak akan pernah putus. Dan
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”
( Q.S. Al-Baqarah : 256 )
‫ك ََل َم َن َم ْن فِي ْاْلَ ْر ِ‬
‫ض كلَُّ ٌْ َج ِم ًيعا‬
‫اء َربُّ َ‬
‫َولَ ْو َش َ‬
‫َّاس َحتَّ يَكوْوا م ْؤِمنِي َن‬
‫أَفَأَْ َ‬
‫ت ت ْك ِره الن َ‬
‫‪Allah bisa saja membuat semua manusia beriman‬‬
‫)‪( Q.S. Yunus, 99‬‬
Toleransi (samahah) dalam Islam terbingkai
dalam suatu kaidah yang mengacu kepada
ayat Al-Qur’an “laa ikraaha fi al-dien” (tidak
ada paksakan dalam agama).
Namun kaidah ini tidak menafikan unsur
dakwah dalam Islam yang bersifat mengajak,
bukan memaksa
‫ك بِال ِ‬
‫ْح ْكم ِة والْمو َِظَ ِة الْحسنَ ِة وج ِ‬
‫ِ‬
‫ِ‬
‫ِ‬
‫ادلَْ ٌْ بِالَّتِي ِه َي‬
‫ب‬
‫ر‬
‫يل‬
‫ب‬
‫س‬
‫ل‬
‫َ‬
‫ِّ‬
‫َ‬
‫َ َ ََ‬
‫َ َ َْ‬
‫ا ْدع إ َ َ‬
‫ض َّل ََن سبِيلِ ِه وهو أَ َْلٌَ بِالْم َْتَ ِ‬
‫ِ‬
‫ِ‬
‫َّ‬
‫َ‬
‫ين‬
‫د‬
‫ن‬
‫م‬
‫ب‬
‫ٌ‬
‫ل‬
‫َ‬
‫أ‬
‫و‬
‫ه‬
‫ك‬
‫ب‬
‫ر‬
‫ن‬
‫َ‬
‫َّ‬
‫ْ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫أْ‬
‫َْ‬
‫سن إ َ‬
‫َ‬
‫ْ َ َ َ‬
‫َ‬
‫َح َ‬
‫‪Dakwah dilakukan secara lurus (haq), dengan‬‬
‫‪nuansa nasehat, dan dialog penuh argumen‬‬
‫‪yang terbaik‬‬
ِّ ‫َوقَاتِلوه ٌْ َحتَّ َال تَكو َن فِ ْت نَة َويَكو َن‬
‫الدين لِلَّ ِه فَِإ ِن اْْ تَ ََ ْوا فَ َل َ ْد َوا َن إَِّال‬
ِ ِ‫ََلَ الظَّال‬
‫ين‬
‫م‬
َ
“Dan perangilah mereka sampai tidak ada lagi fitnah, dan agama menjadi milik
Alloh. Bila mereka berhenti, maka tidak ada permusuhan kecuali terhadap
orang-orang yang zhalim.” ( Qs. Al-Baqarah : 193 )
Asal dari disyari’atkannya perang dalam Islam adalah untuk
menghilangkan fitnah.
Al-Imam As-Suyuthi menafsirkan : “hingga tidak mungkin akan terjadi lagi
penyiksaan terhadap orang-orang yang beriman untuk kedua kalinya.”
ْ ُ ََ
ً َّ َ ْ ُ َ ُ َ ُ َ َ ً َّ َ
‫آف ُة‬
ُ ‫وا املشركين كآف ُة كما يقا ِتلونك ُم ك‬
ُ ‫وقا ِتل‬
“Perangilah orang-orang musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun
memerangi kalian semuanya.” ( Qs. At-Taubah : 36 )
Berbuat baik kepada non-Muslim merupakan
kewajiban
1. selama orang-orang non-Muslim itu
tidak memerangi dan mengusir
umat Islam dari negeri mereka,
2. serta tidak membantu orang lain
untuk mengusir umat Islam dari
negeri mereka
Ketika interaksi dengan non-muslim ini
masuk dalam ranah akidah dan
peribadatan, maka hal ini bisa
dikategorikan ke dalam perbuatan
tolong menolong dalam dosa yang
sudah jelas diharamkan
Toleransi yaitu berlapang dada melihat orang lain
memiliki keyakinan yang berbeda tanpa memusuhi
mereka.
‫لَك ٌْ ِدينك ٌْ َولِ َي ِدي ِن‬
“Hanya bagi kalian agama kalian dan hanya bagiku agamaku.”
( Qs. Al-Kafirun : 6 )
ٌْ ‫لَنَا أَ َْ َمالنَا َولَك ٌْ أَ َْ َمالك‬
“Hanya bagi kami amal-amal kami dan hanya bagi kalian amal-amal
kalian.” ( Q. S. Al-Qashash : 55 dan Al Syura : 15 )
Allah swt berfirman (Al-Baqarah, 221 dan Al-Mumtahanah, 10) :
ِ‫ات حتَّ ي ْؤ‬
ِ ‫وال تَ ْن ِكحوا الْم ْش ِرَك‬
‫ْلمة م ْؤِمنَة َخ ْي ر ِم ْن م ْش ِرَك ٍة َولَ ْو أَ َْ َجبَْتك ٌْ َوال‬
‫و‬
‫ن‬
‫م‬
َّ
َ َ
َ
َ
ِ
ِ
ِ
ٍ
ِ‫ت ْن ِكحوا الْم ْش ِرك‬
ِ
ِ
َ
‫ك‬
‫ئ‬
‫ل‬
‫و‬
‫أ‬
ٌ
‫ك‬
‫ب‬
‫ج‬
َ
‫أ‬
‫و‬
‫ل‬
‫و‬
‫ك‬
‫ر‬
‫ش‬
‫م‬
‫ن‬
‫م‬
‫ر‬
‫ي‬
‫خ‬
‫ن‬
‫م‬
‫ؤ‬
‫م‬
‫د‬
‫ب‬
‫ع‬
‫ل‬
‫و‬
‫وا‬
‫ن‬
‫م‬
‫ؤ‬
‫ي‬
‫ت‬
‫ح‬
‫ين‬
َّ
َ
َ
َ
ْ
ْ
ْ
ْ
َ
َ
ْ
ْ
َ
ْ
َ َ
ْ ََ ْ َ
َ
ِ ‫ْجن َِّة َوال َْم ْغ ِف َرِة بِِإ ْذِِْه َوي بَ يِّن آيَاتِِه لِلن‬
ٌْ ََّ‫َّاس لَ َعل‬
َ ‫يَ ْدَو َن إِلَ النَّا ِر َواللَّه يَ ْدَو إِلَ ال‬
‫يَتَ َذ َّكرو َن‬
Khitab pada ayat tsb ditujukan kepada para wali nikah untuk
tidak menikahkan wanita muslimah dengan laki-laki bukan
Islam.
Keharamannya bersifat mutlak, baik laki-laki Musyrik atau Ahlul
Kitab
‫‪Allah swt berfirman (Al-Maidah, 5) :‬‬
‫الْي وَ أ ِح َّل لَكٌ الطَّيِّبات وطَعاَ الَّ ِذين أوتوا ال َِ‬
‫اب ِحلٌّ لَك ٌْ َوطَ َعامك ٌْ ِحلٌّ لََ ٌْ‬
‫ت‬
‫ْك‬
‫َ َ َ‬
‫ََْ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫والْمحَنات ِمن الْم ْؤِ‬
‫ات والْمحَنَات ِمن الَّ ِذين أوتوا ال ِ‬
‫ِ‬
‫اب ِم ْن قَ ْبلِك ٌْ‬
‫ت‬
‫ْك‬
‫ن‬
‫م‬
‫َ‬
‫َ ْ ََ‬
‫َ‬
‫َ ْ َ‬
‫َ‬
‫َ َ‬
‫َ‬
‫َنِين غَي ر مسافِ ِحين وال مت ِ‬
‫َِّ ِذ أَ ْخ َد ٍ‬
‫ِ‬
‫ان‬
‫وره َّن م ْح َ ْ َ َ َ َ‬
‫إِ َذا آتَ ْيتموه َّن أج َ‬
‫ط َمله وهو فِي ِ‬
‫اَلخرِة ِمن الْ َِ ِ‬
‫ومن ي ْكفر بِاإليم ِ‬
‫ان فَ َق ْد َحبِ‬
‫ِ‬
‫ين‬
‫ر‬
‫اس‬
‫َ‬
‫َ‬
‫ََ ْ َ ْ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫َ َ‬
‫َ َ َ‬
Tatkala Rasul hijrah ke Madinah dimana sejumlah
besar kaum Yahudi berada, urusan negara yang
pertama dilakukan beliau adalah mengadakan
perjanjian dengan mereka yang isinya antara lain,
aqidah mereka dihormati kaum muslimin harus bahumembahu menghadapi siapapun yang bermaksud jelek
terghadap Madinah.
Dengan perjanjian itu berarti Rasulullah telah
menerapkan prinsip-prinsip toleransi keagamaan dalam
benih-benih pertama bagi peradaban Islam.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mempunyai tetanggatetangga Ahli Kitab. Ia bergaul baik dengan mereka, memberi
mereka hadiah-hadiah dan menerima pula hadiah-hadiah
mereka. Bahkan, seorang wanita Yahudi pernah memasukkan
racun ke dalam daging kambing yang dihadiahkan kepadanya
karena kebiasaannya menerima hadiah wanita itu dan
bertetangga baik dengannya.
Ketika utusan Nasrani Habasyah datang, Rasulullah
menempatkan mereka di masjid. Beliau bertindak sendiri dalam
menjamu dan melayani mereka. Di antara perkataan saat itu:
“Mereka telah menghormati sahabat-sahabat kita. Maka aku
ingin menghormati mereka dengan diriku.”
Ketika pasukan Salib Kristen merebut Yerusalem dari tangan kaum
muslimin, mereka tanpa belas kasihan membantai penduduknya,
tetapi ketika Salahuddin merebut kembali kota itu beliau memberi
kebebasan kepada semua orang Kristen, membantu mereka
dengan makanan dan uang serta memberi mereka kebebasan
untuk pergi dan suatu jaminan untuk diri, harta dan gereja-gereja
mereka dan kepada setiap orang setelah mereka membayar jizyah
yang ditetapkan bagi mereka.
Khalifah Umar r.a. mengeluarkan perintah berikut ini kepada
pasukanIslam:
“Jangan menghancurkan pohon-pohon buah atau tanah pertanian di jalan yang
kalian lalui. Adillah dan jagalah perasaan orang-orang lemah. Hormatilah pemukapemuka agama-agama yang tinggal di biara atau pertapaan dan berilah tempat di
gedung mereka. (church History by Andrew Miller).
Umar bin Khattab, ketika memasuki Baitul Maqdis
sebagai penakluk mengabulkan syarat yang diminta oleh
penduduknya yang Nasrani.
Mereka meminta agar orang Yahudi tidak tinggal
bersama mereka di situ.
Ketika shalat Ashar tiba, pada waktu itu Umar sedang
berada dalam gereja agung Al Quds. Umar tidak mau
shalat di situ dengan maksud agar tidak di jadikan alasan
oleh kaum muslimin sesudahnya untuk menuntut kepada
gereja agar menjadikan bagunan itu sebagai masjid.
Sepuluh Prinsip Toleransi
Yang Diajarkan Islam
Untuk Membangun Peradaban Manusia
1. Agama-agama samawi (langit) semua bersumber
dari satu Tuhan
“Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa
yang telah diwariskanNya kepada Nuh dan apa yang
telah kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah
Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa, dan Isa yaitu :
Tegakkanlah agama dan janganlah kamu terpecahbelah tentangnya…” (QS. Asy Syuura : 13).
Sepuluh Prinsip Toleransi
Yang Diajarkan Islam
Untuk Membangun Peradaban Manusia
2. Nabi-nabi adalah bersaudara, kaum muslimin wajib
beriman kepada mereka semua.
“Katakanlah (hai orang-orang mukmin) : “Kami beriman
kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami,
dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim,Ismail, Ishaq,
Ya’qub dan anak cucunya dan apa yang diberikan
kepada nabi-nabi dari Tuhan-Nya. Kami tidak
membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan
kami hanya tunduk patuh kepada-Nya” (QS. Al Baqarah
: 136)
Sepuluh Prinsip Toleransi
Yang Diajarkan Islam
Untuk Membangun Peradaban Manusia
3. Aqidah tidak dapat dipaksakan penganutannya,
bahkan harus mengandung kerelaan dan kepuasan.
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam)..
(QS. Al Baqarah 256)
…Patutkah engkau hendak paksa manusia sampai
mereka jadi Mu’minin ? (QS. Yunus: 99)
Sepuluh Prinsip Toleransi
Yang Diajarkan Islam
Untuk Membangun Peradaban Manusia
4. Tempat-tempat ibadah bagi agama-agama Ilahi
adalah terhormat, wajib dibela dan dilindungi
seperti masjid-masjid kaum muslimin.
“…dan sekiranya tidak Allah melindungi manusia
sebahagian dari mereka dengan sebahagiannya,
niscaya dirubuhkan tempat-tempat pertapaan dan
gereja-gereja Kristen dan tempat-tempat sembahyang
Yahudi dan masjid-masjid yang banyak disebut nama
Allah padanya; dan sesungguhnya Allah akan
menolong siapa yang menolong (agama)-Nya..”
(QS. Al Hajj : 40).
Sepuluh Prinsip Toleransi
Untuk Membangun Peradaban Manusia
5. Tidak selayaknya perbedaan dalam agama
menyebabkan manusia saling membunuh atau saling
menganiaya satu sama lain. Bahkan kita harus saling
menolong dalam berbuat kebaikan dan memerangi
kejahatan.
“…Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran..” (QS. Al
Maidah : 2).
Terhadap perselisihan di antara mereka itu Allah sendirilah
yang menghakiminya kelak di hari kiamat.
“Dan orang-orang Yahudi berkata : “Orang-orang Nasrani itu tidak atas sesuatu
(jalan yang benar)”, dan orang-orang Nasrani berkata : “Orang-orang Yahudi
tidak atas sesuatu (jalan yang benar)”, padahal mereka membaca Kitab. Begitu
juga orang-orang yang tidak mengetahui, berkata seperti perkataan mereka itu.
Maka Allah akan mengadili di antara mereka pada hari kiamat tentang apa-apa
yang mereka perselisihkan.” (QS. Al baqarah ; 113).
Sepuluh Prinsip Toleransi
Untuk Membangun Peradaban Manusia
6. Kelebihutamaan di antara manusia dalam
kehidupan dan di sisi Allah sesuai dengan kadar
kebaikan dan kebajikan yang dipersembahkan
seseorang dari mereka untuk dirinya dan untuk
sesamanya.
“..Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara
kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di
antara kamu..(QS. Al Hujurat : 13).
Sepuluh Prinsip Toleransi
Untuk Membangun Peradaban Manusia
7. Perbedaan dalam agama tidak menghalangi kita
dalam berbuat kebaikan, silaturahmi, dan menjamu
tamu.
“Pada hari ini dihalalkan bagimu (barang) yang baikbaik. Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi
Al Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal
(pula bagi mereka). (Dan dihalalkan mengawini)
wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara
wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang
menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi
Al kitab sebelum kamu..” (QS. Al Maidah 5)
Sepuluh Prinsip Toleransi
Untuk Membangun Peradaban Manusia
8. Jika manusia berselisih pendapat mengenai
agama-agama mereka maka mereka boleh berdebat
satu sama lain dengan cara yang paling baik dan
dalam batas-batas kesopanan, dengan argumentasi
dan memberikan kepuasan (kemantapan).
“Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab,
melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali
dengan orang-orang zalim di antara mereka..” (QS. Al
Ankabut : 46)
Sepuluh Prinsip Toleransi
Untuk Membangun Peradaban Manusia
Kita juga tidak boleh mencela lawan yang berselisih
atau mencaci aqidah mereka meskipun mereka kaum
paganis (penyembah berhala).
“ Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan
yang mereka sembah selain Allah karena mereka nanti
akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa
pengetahuan..”
(QS. Al an’am 108)
Sepuluh Prinsip Toleransi
Untuk Membangun Peradaban Manusia
9. Jika umat kita dianiaya dalam hal aqidah maka kita
wajib menolak kelaliman itu untuk melindungi
aqidah kita dari menghalau fitnah.
“Dan perangilah mereka itu sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga)
agama itu hanya untuk Allah belaka. Jika mereka berhenti (dari memusuhi
kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang
yang zalim.” (Al Baqarah 193).
“Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu
orang-orang yang memerangi kamu karena agama dan mengusir kamu
dari negerimu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan
barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan maka mereka itulah
orang-orang zalim.” (Al Mumtahanah 9)
Sepuluh Prinsip Toleransi
Untuk Membangun Peradaban Manusia
10. Jika umat memperoleh kemenangan atas orang-orang
yang menganiayanya dalam agama atau ingin
merampas kemerdekaannya maka tidak boleh menuntut
balas kepada mereka dengan memaksa mereka
meninggalkan agamanya atau menindas mereka dalam
aqidahnya.
Cukuplah bagi mereka untuk mengakui kekuasaan
negara dan mengabdi secara ikhlas kepadanya
sehingga terwujud hak mereka adalah hak kita dan
kewajiban mereka adalah kewajiban kita .