Partisipasi Pemilih Muda

Download Report

Transcript Partisipasi Pemilih Muda

Sumarno
Anggota KPU DKI
Dipresentasikan dalam Sosialisasi Pemilukada untuk
BEM dan OKP di DKI Jakarta
KPU DKI Jakarta, 11-8-2011



Salah satu indikator
sistem demokrasi
adalah terselenggaranya
Pemilu dan Pemilukada
secara demokratis.
Pemilukada yang
demokratis akan
menghasilkan kepala
daerah yang legitimate.
Derajat legitimasi
pemilu (kada)
ditentukan oleh tingkat
partisipasi pemilih,
termasuk pemilih
muda.
1.
Pemilih pemula, yakni pemilih yang baru memasuki
usia pemilih (17 tahun) atau baru pertama kali
menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu.
2.
Pemilih yang berusia muda dan telah menggunakan
hak pilihnya 4-5 kali Pemilu.
3.
Pemilih muda: pelajar, mahasiswa, pemuda dan
aktifis organisasi kepemudaan.
3
3


Jumlah pemilih pemula cukup signifikan,
lebih dari 20 % pemilih di Indonesia. Pada
Pemilu 2004, jumlah pemilih pemula,
sekitar 27 juta dari 147 juta pemilih. Pada
Pemilu 2009 sekitar 36 juta pemilih dari
171 juta pemilih.
Data BPS 2010: Penduduk usia 15-19
tahun: 20.871.086 orang, usia 20-24 tahun:
19.878.417 orang. Jumlah 40.749.503
orang
4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kritis
Idealis
Independen
Anti status quo
Pro perubahan
Lebih rasional
5




Memilih dalam pemilu merupakan hak asasi
yang sangat penting dalam kehidupan
demokrasi.
Besarnya potensi pemilih muda, akan
meningkatkan kadar pemilu dan pemilukada.
Melalui partisipasi sebagai pemilih, berarti ikut
menentukan “wajah” pemimpin yang akan
mengelola negara atau daerah.
Sebagai pemilih kritis dan independen, pemilih
muda lebih obyektif menentukan pilihan.
6



Pemilih muda
selayaknya menjadi
pemilih cerdas.
Sebelum memilih,
pemilih cerdas akan
mencari informasi
sebanyak mungkin
tentang pilihan yang
akan dipilih.
Pemilih cerdas akan
memilih pemimpin
berkualitas.
7
8





Memantau penghitungan suara di TPS
Menyaksikan pelaksanaan penghitungan suara di luar TPS
Menyampaikan laporan atas dugaan adanya pelanggaran,
penyimpangan dan/atau kesalahan dalam pelaksanaan
penghitungan suara kepada KPPS
Mengajukan keberatan terhadap jalannya penghitungan
suara oleh KPPS melalui saksi peserta pemilu atau
pengawas pemilu yang hadir apabila terdapat hal yang tidak
sesuai dengan peraturan perundang-undangan
Berpartisipasi dalam sosialisasi pemilu, pendidikan politik
bagi pemilih, survei atau jajak pendapat tentang pemilu, dan
penghitungan cepat hasil pemilu.
9


Dalam waktu yang
tak lama lagi, DKI
Jakarta akan
menyelenggarakan
pemilukada yang
kedua kalinya.
Pemilukada DKI 2012
lebih kompleks
dibandingkan dg
Pemilukada 2007.




Sebagai ibukota negara, Jakarta akan menjadi ajang
percaturan politik yang “keras” dan “habis-habisan”
karena akan melibatkan seluruh sumber daya aktor
politik yang bersaing.
Kemenangan politik di Jakarta sebagai ibu kota negara
memiliki prestise politik yang sangat tinggi dan
strategis untuk membangun pengaruh dalam
percaturan politik nasional.
Kemenangan politik di Jakarta memiliki dampak
politik penting bagi hajatan politik nasional 2014: Pileg
dan Pilpres.
Selain strategis, Pemilukada 2012 juga kritis karena
potensi konflik cukup tinggi.


DKI Jakarta sebagai ibu kota negara
merupakan barometer politik nasional.
Kesuksesan pemilukada di Jakarta akan
memperkokoh konsolidasi demokrasi secara
nasional.
Sebaliknya, kegagalan pemilukada di Jakarta
akan berdampak pada ketidakstabilan politik
secara nasional dan berimplikasi di tingkat
global.





Pemilukada di berbagai daerah ditandai dengan
tingginya angka pemilih yang tidak menggunakan
haknya (golput).
Rendahnya partisipasi pemilih akan mengurangi
bobot legitimasi pemilukada dan pada akhirnya
berdampak pada rendahnya legitimasi kepala
daerah terpilih.
Tidak memilih adalah pilihan yang harus
dihormati, tetapi sangat disayangkan.
Dalam sistem demokrasi, golput tidak banyak
memberikan implikasi politik.
Perubahan hanya dimungkinkan jika disertai
partisipasi yang masif dan aktif.
No
Pemilukada
Angka
Golput (%)
1
Jawa Timur (2008)
2
Jawa Tengah (2008)
39.20
45.25
3
Jawa Barat (2008)
32, 60
4
DKI Jakarta (2007)
34,59
5
6
Banten (2006)
Sumut (2008)
40
40.01

Jumlah DPT
: 5.725.767 orang
Jumlah Pemilih
: 3.737.059 orang
Jumlah tak Memilih: 2.112.248 (34,59 %)
Pemilih Fauzi-Pri
: 2.109.511

Pemilih Adang-Dani: 1.535.555



No
Nama
Kandidat
Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Kep.
Pusat Timur Seltan Barat Utara Seribu
1
Adang
Dani
183.679 465.750 341.667 304.983 235.616
3.860
1.535.555
(43,96%) (43,22%) (42,60%) (39,06%) (42,44%) (33,11%) (42,13%)
2
Fauzi- 234.144 611.788 460.380 475.894 319.506 7.799 2.109.511
Prijanto (56,04%) (56,78%) (57,40%) (60,94%) (57,56%) (66,89%) (57,87%)
Jumlah

Jumlah DPT (20 Maret 2009) : 7.026.722







pemilih laki-laki 3.680.637
pemilih perempuan 3.346.135.
Pemilih yang memilih
: 4.084.549.
Pemilih yang tdk memilih: 2.942.173 (41.87%)
Suara sah
: 3.788.684 (92.8%)
Suara tidak sah
: 295.865 (7.2%)
Golput nasional
: 29.01%








Pemilu 2009
Dapil 1: Jumlah DPT 2.037.389, yang menggunakan haknya
1.210.709 (59.42%), Golput 826.680 (40.58%)
Dapil 2 : Jumlah DPT 2.284.443, yang menggunakan haknya
1.335.015 (58.44%), Golput 949.428 (41.56%)
Dapil 3 : Jumlah DPT 2.704.940, yang menggunakan haknya
1.538..825 (56.89%), Golput 1.166.115 (43.11%)
Suara sah dan tidak sah DKI Jakarta
Dapil 1 : Suara sah 1.125.217 (92,94%), suara tidak sah 85.492
(7.06%)
Dapil 2 : Suara sah 1.235.441 (92.54%), suara tidak sah 99.574
(7.46%)
Dapil 3 : Suara sah 1.428.026 (92.8%), suara tidak sah 110.799
(7.2%)




Kemungkinan kandidat lebih banyak karena
terjadi polarisasi politik di Jakarta.
Diperbolehkannya calon perseorangan, selain
calon dari partai politik.
Syarat calon perseorangan: dukungan 4 % dari
jumlah penduduk (sensus 2010: penduduk DKI
lebih 9,5 juta orang).
Pemenang pemilukada harus meraih suara
50% (pasal 11 ayat (1) UU No. 29 Th 2007 ttg
Pemerintahan DKI Jakarta sbg Ibu Kota
Negara).