ALGORITMA GENETIKA - Damis Hardiantono, ST, MT

Download Report

Transcript ALGORITMA GENETIKA - Damis Hardiantono, ST, MT

1. Apakah peralatan FACTS seperti UPFC, TCSC dan SVC memiliki ciri-ciri tersendiri ?
Solusi (page 12) :
Sumber : “Flexible AC Transmission System”, page 3, Zhang et. al., 2006.
Lanjutan : Prof. Dr. Ir. H. Muh. Tola, M. Eng
2. Dari peralatan FACTS seperti UPFC, TCSC dan SVC manakah yang paling efektif ?
Solusi (page 12) :
Sumber : “FACTS Modelling and Simulation in Power Networks”, page 5, Anrique Acha et. al., 2004.
1. Lengkapi dengan block diagram untuk sistem software yang dibuat.
Solusi (page L-17) :
Membentuk Matriks
Admitansi Bus (Ybus)
Analisis Aliran Daya Sistem
Tanpa FACTS
INPUT :
- Data_Bus_Sistem
- Data_Line_Sistem
- Jumlah Kromosom (JumKrom) = 200
- Jumlah Gen (JumGen) = 37
- Probability crossover (pcross) = 0,9
- Probability mutation (pmut) = 0,02
Inisialisasi Populasi
Analisis Aliran Daya Sistem
Dengan FACTS
Mutasi
Kawin
Silang
Menghitung Tegangan
Sistem Tanpa FACTS
OUTPUT :
Tegangan dan Rugi-rugi Daya Sistem
Tanpa FACTS
Menghitung Rugi Daya
Sistem Tanpa FACTS
Menghitung Tegangan
Sistem Dengan FACTS
OUTPUT :
Tegangan dan Rugi-rugi Daya Sistem
Dengan FACTS
Menghitung Rugi Daya
Sistem Dengan FACTS
Seleksi
Fitness
Lanjutan : Dr. H. Suarga, M. Math., M. Sc
2. Lengkapi dengan flowchart untuk analisis aliran daya Metode Newton-Raphson.
START
Solusi (page 22) :
Data Bus
Data Saluran
Bentuk Matriks
Admitansi
Iterasi = 0
Menghitung Daya Nyata dan Daya Semu :
Pi(k) =
Qi(k) =
Δ Pi(k) =
Pi(sch) - Pi(k)
Δ Qi(k) =
Qi(sch) - Qi(k)
i=1,2,3,… n
Hitung Elemen Jacobian
Koreksi Tegangan :
Hitung Tegangan Bus Baru :
Δ Pi(k) dan Δ Qi(k) < toleransi ?
Ya
Hitung :
Tegangan Bus
Rugi-rugi Daya Saluran
Cetak
Hasil
END
No
Lanjutan : Dr. H. Suarga, M. Math., M. Sc
•
•
•
•
•
•
•
Berdasarkan flowchart analisis aliran daya Metode Newton-Raphson maka dapat
dijelaskan sebagai berikut (page 20) :
Untuk bus PQ, dimana Pisch dan Qisch ditentukan, nilai awal magnitude dan sudut fase
tegangan diset sama dengan nilai bus tadah yaitu Vi (0) = 1.0 dan θi(0) = 0.0. . Untuk bus PV,
dimana Vi dan Pisch ditentukan, sudut fasenya diset sama dengan sudut fase tegangan bus
tadah, yaitu θi(0) = 0.0. .
Untuk bus PQ, Pi(k) dan Qi(k) dihitung dengan (22) dan (23), kemudian ΔPi(k) dan ΔQi(k)
diperoleh dengan (34) dan (35).
Untuk bus PV, Pi(k) dan ΔPi(k) berturut-turut dihitung dengan (22) dan (34).
Elemen-elemen matriks Jacobian dihitung menggunakan persamaan (26) sampai
persamaan (33).
Menyelesaikan persamaan linear simultan pada persamaan (25) secara langsung dengan
cara faktorisasi triangular dan eliminasi Gauss.
Nilai magnitude dan sudut fase tegangan yang baru dihitung dengan persamaan (36) dan
(37).
Proses berulang sampai selisih daya ΔPi(k) dan ΔQi(k) lebih kecil dari tingkat akurasi yang
ditentukan, yaitu :
atau :  Q  
P

Hasil perhitungan tegangan dan rugi-rugi daya dengan menggunakan persamaan (38).
(k )
i
•
(k )
i
Periksa kebenaran ABSTRAK bahasa asing dengan validasi pada Lab. Pusat Bahasa UNHAS
serta koreksi terhadap kata-kata yang masih salah.
Solusi (page vi):
ABSTRACT
Damis Hardiantono. The Planning of Optimal FACTS Allocation by Using Genetic Algorithm
(Supervised by H. Salama Manjang and H. Najamuddin Harun)
The tesis aimed to : 1) determine the part of power system that requires the allocation FACTS
(Flexible Alternating Current Transmission System) devices by using Genetic Algorithm (GA); 2)
analyzed the influence of FACTS devices allocation base on the result of power supply on the power
losses and voltage system.
The optimal FACTS allocation in the power system was conducted by optimization method with
Genetic Algorithm. The variables were optimized by minimizing the power losses on the system.
The results revealed that: (1) The optimum SVC was allocated at bus 26 (GI Barawaja) with a
rating by 20 MVAr, while the TCSC was allocated at line 26 (GI Soppeng – GI Sidrap) with a rating by 0,7Xline; (2) The allocation of FACTS devices at these places could correct the collapse volatge at bus
24 (GI Tello B 30 kV) from 0.805 pu to 1.047 pu, at bus 26 (GI Barawaja) from 0.690 to be 0.985 pu,
and at bus with critical voltage on bus 29 (GI Bontoala) from 0.945 pu to be 0.994 pu; and (3) The
total power loss on the line before the optimal FACTS allocation was 20.487 MW and this value was
decreased to 17.394 MW after the optimal FACTS allocation.
Keywords : Optimization, FACTS devices, Genetic Algorithm
1. Seharusnya pada tabel 4, nilai tegangan pada slack bus tegangannya harus sama !
Solusi (page 59) :
Lanjutan : Prof. Dr. Ir. H. Nadjamuddin Harun, MS
2. Perhitungan analitik kebutuhan daya reaktif FACTS .
Solusi (page 60) :
Jadi kapasitas peralatan FACTS yang harus dipasang berdasarkan perhitungan analitik
yaitu sebesar 20,19 MVAr. Sedangkan berdasarkan analisis penempatan FACTS optimal
menggunakan Algoritma Genetika yaitu sebesar 20 MVAr atau prosentase kesalahan
sebesar 0,9%.