Kampung Hijau - sdnegerikalimenur

Download Report

Transcript Kampung Hijau - sdnegerikalimenur

Kampung Hijau
Mobil Hijau SIKIB
Wilayah Kab. Kulon Progo
Pengertian Kampung Hijau
Kampung atau desa yang menerapkan asas
pelestarian
fungsi
lingkungan
dalam
mewujudkan pembangunan berkelanjutan,
baik pelestarian fungsi pada komponen
lingkungan (biotik, abiotik maupun komponen
sosial ekonomi dan budaya serta kesehatan
masyarakat).
Kampung Hijau merupakan salah satu solusi
untuk
mempercepat
MDGs
sekaligus
menyelesaikan potensi masalah di lingkungan
pedesaan.
Latar Belakang
Indonesia sebagai negera miskin mempunyai
permasalahan (dari 7 masalah kemanusiaan di
dunia) :
• Rendahnya pertumbuhan ekonomi yang
dilihat dari penghasilan perkapita.
• Rendahnya kualitas sumber daya manusia.
• Kurangnya menyatunya pola pemanfaatan
sumber daya alam dengan konservasi sumber
daya lingkungan.
MDG’s
• Milenium Development Goals merupakan bentuk
pencapaian pelaksanaan pembangunan dengan
beberapa target yang disesuaikan dengan
tingkatan perkembangan suatu negara dan
diarahkan pada pembangunan wilayah pedesaan.
• Solidaritas Istri Mentri Kabinet Indonesia Bersatu
(SIKIB) melalui Program Indonesia Sejahtera :
Pencapaian MDGs dipengaruhi oleh masalah
lingkungan hidup. Lingkungan akan terkait erat
dengan upaya penanggulangan kemiskinan, akses
pendidikan dan kesehatan bagi anak-anak &
perempuan serta kesetaraan gender.
• Pengentasan kemiskinan dan permasalah
kerawanan pangan.
• Peningkatan taraf pendidikan dan pemberian
pendidikan kepada setiap warga.
• Persamaan gender dalam hak dan kewajiban
secara adil.
• Penurunan angka kematian anak.
• Peningkatan kualitas kesehatan ibu, khususnya
ibu hamil untuk menekan angka kematian
persalinan.
• Memerangi wabah dan penyakit
yang
menjadi endemi di masyarakat terutama HIV
dan malaria.
• Peningkatan pelestarian lingkungan melalui
prinsip pemanfaatan dan pengelolaan
lingkungan berkelanjutan.
• Meningkatkan kualitas dan kuantitas kerja
sama
internasional
untuk
percepatan
pembangunan.
Pembangunan Kampung Hijau
• Pemerintah pusat dan daerah merumuskan
strategi pembangunan pedesaan, dalam
bentuk Pedoman Kampung Hijau. Aspek
kampung hijau terbagi menjadi empat yaitu :
1. Aspek Lokasi,
2. Aspek Manajemen,
3. Aspek Tata kehidupan masyarakat,
4. Aspek Budaya.
Aspek lokasi :
• Aset Desa (ruang publik, •
pasar, perpustakaan desa, •
lahan konservasi, saluran
irigasi dan tanah bengkok •
atau plungguh).
•
• Sungai.
•
• Mata Air.
• Embung atau tendon air. •
• Hutan atau kebun desa.
• Makam.
• Ruang Terbuka Hijau.
Jalan Desa.
Saluran air Hujan
(drainase desa).
Tempat Ibadah.
Sarana Pendidikan.
Balai Desa.
Tempat Pembuangan
Sampah Sementara.
• Unit Usaha Pengelolaan
Sampah.
• Unit Usaha Desa.
Pokok-Pokok Penyelenggaraan
Kampung Hijau (Manajemen)
• Adanya rencana kegiatan atau program yang telah
disusun oleh pemerintah desa.
• Adanya bentuk dan mekanisme partisipasi masyarakat
desa dalam penentuan rencana dan pelaksanaan
kegiatan.
• Adanya penanganan kebersihan lingkungan desa.
• Adanya penanganan konservasi sumber daya alam.
• Sarana dan prasarana perekonomian desa.
• Pengelolaan fasilitas publik.
• Penanganan budaya atau tradisi.
Wanita dan Rumah Tangga sebagai
Faktor Kunci MDGs
• Adanya peran vital perempuan di lingkup primordial
masyarakat yaitu setiap unit rumah tangga maka kita
dapat membuat meta plan menuju lingkungan yang
berperspektif gender.
• Pemerintah desa dituntut memaksimalkan fungsi
kelompok pemberdayaan wanita seperti PKK, KWT,
kelompok dasawisma, kelompok keagamaan dan
karang taruna. Kelompok tersebut kiranya menjadi
basis pertukaran informasi sehingga perempuan di
wilayah pedesaan ini selalu terisi dan siap dengan
materi yang up to date ketika berada di dalam
rumahnya.
Aplikasi yang sederhana yang dapat dilakukan dari tiap
rumah hingga ke lingkup dasawisma, RT dan RW hingga
lingkup komplek desa :
• Pengadaaan dan penerapan pilah sampah di setiap
rumah. Penyediaan tampungan sampah terpisah di
fasilitas umum dan pinggir jalan desa. Adanya unit bank
sampah dan unit pengolah sampah baik organik
maupun anorganik,
• Memasyarakatkan sumur resapan air hujan dan lubang
bio-pori. Pembuatan green corridor atau pergola.
• Memasyarakatkan vertikultur dan persemaian skala
rumah tangga dan praktek pertanian organik.
Pertanian :
• Penyuluhan atau pelatihan pertanian organik.
• Penerapan persemaian hortikultura dengan skala
rumah tangga melalui pembinaan KWT.
• Praktek pertanian organik dan prinsip budidaya dengan
vertikultur di rumah tangga merupakan pelengkap
materi dan praktek yang berbasis Go Green (materi
pola hidup ramah lingkungan).
• Seorang ibu rumah tangga diharapkan menjadi lebih
jeli dan mampu mengatur dan menentukan jenis
pangan yang layak (bergizi, beragam dan aman) untuk
keluarganya. Praktek holtikultura juga akan akan
menciptakan penghematan anggaran belanja, menjadi
sumber ekonomi alternatif keluarga.
Pengelolaan Sampah :
• Ibu rumah tangga dalam kelompok dasawisma setelah
mengikuti penyuluhan pengelolaan sampah mandiri akan
membuat tempat sampah komunal untuk beberapa rumah.
• Langkah ini sebelumnya didahului dengan pola pilah
sampah di rumah tangga masing-masing. Strategi pilah
sampah dan TPS tersistematik ini dapat menjadi awalan
model pengelolaan sampah mandiri dalam bentuk bank
sampah dan unit pengolahan sampah dengan basis daur
ulang.
• Manfaat yang muncul adalah peningkatan kebersihan dan
kesehatan setiap rumah dan lingkungan dengan skala yang
dapat disesuaikan.
• Adanya pola pengelolaan sampah mandiri dengan basis
daur ulang juga membuka peluang peningkatan
kemampuan usaha ketrampilan skala rumah tangga yang
berpotensi peningkatan pendapatan keluarga.