KONFERENSI KASUS

Download Report

Transcript KONFERENSI KASUS

Pengertia
n
Operasio
nalisme
Klasifika
si
Masalah
Tujuan
KONFEREN
SI KASUS
Contoh
Kasus
Hal-hal
yang
perlu
diperhati
kan
Peserta
Proses
Salah satu kegiatan pendukung dalam Bimbingan dan
Konseling untuk membahas permasalahan siswa (konseli)
dalam suatu pertemuan, yang dihadiri oleh pihak-pihak yang
dapat memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen bagi
terentaskannya permasalahan siswa (konseli).
Tidak semua masalah yang dihadapi konseliharus dilakukan konferensi kasus
Masalah yang dihadapi cukup pelik dan butuh keterlibatan pihak lain
Proses penyelesaian dilakukan secara kolaboratif
melibatkan berbagai pihak yang dianggap kompeten
Memiliki kepentingan dengan permasalahan yang dihadapi konseli.
Bersifat terbatas dan tertutup
pembicaraan yang muncul dalam konferensi kasus bersifat rahasia dan hanya untuk diketahui
oleh para peserta konferensi
Mendapatkan konsistensi, (cross check data).
Terkomunikasikannya sejumlah aspek permasalahan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan dan yang bersangkutan,
Mendapatkan konsensus dari para peserta konferensi guna memudahkan pengambilan
keputusan.
Mendapatkan pengertian, penerimaan, persetujuan dari komitmen peran dari para
peserta konferensi tentang permasalahan yang dihadapi siswa (konseli) beserta upaya
pengentasannya.
Terkoordinasikannya penanganan masalah yang dimaksud sehingga upaya penanganan
itu lebih efektif dan efisien.
Struktur dan Tujuan
Tidak menekankan pada nama dan identitas siswa yang permasalahannya
dibicarakan
semua pembicaraan ialah untuk kebahagiaan konseli.
Pembicaraan dilakukan secara terbuka dan objektif
Penafsiran data dan rencana-renacana kegiatan dilakukan secara rasional,
sistematik, dan ilmiah.
Semua pihak berpegang teguh pada asas kerahasiaan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
menyelenggarakan konferensi kasus, antara lain:
1. kegiatan konferensi kasus yang hendak dilaksanakan mendapat persetujuan
dari konseli yang bersangkutan
2. konseli yang bersangkutan boleh dihadirkan kalau dipandang perlu, boleh
juga tidak, bergantung pada permasalahan dan kondisinya.
3. pada saat mendeskripsikan dan mendikusikan masalah konseli, tidak
menyebut nama konseli yang bersangkutan, tetapi dengan menggunakan kode
yang dipahami bersama.
4. Dalam kondisi apa pun, kepentingan konseli harus diletakkan di atas segala
kepentingan lainnya.
5. Peserta konferensi kasus menyadari akan tugas dan peran serta batas-batas
kewenangan profesionalnya.
Contoh Kasus
X murid kelas XI di SMA kota P. Semester ini ia jarang masuk sekolah, dan
nilainya berantakan. Dia tergolong anak yang malas melaksanakan ibadah. Dia
tampak kurus dan mukanya pucat. Pada waktu ada razia disekolahnya,
kedapatan daun ganja yang dalam amplop yang diselipkannya didalam buku
pelajarannya. Dia suka berkelahi dengan teman-temannya. Demikian juga
terhadap gurunya, apabila guru menegurnya maka ia bereaksi dengan kasar. Dia
adalah siswa pindahan dari kota J. Di kota ini ia tinggal bersama orang tuanya.
Ayahnya seorang anggota ABRI, berpangkat perwira menengah. Karena
kesibukkannya ayahnya jarang dirumah, dan ibunya kurang memberikan
perhatian penuh terhadapnya, bahkan sering marah-marah apabila X berada
dirumah. X pernah minggat dari rumahnya, sejak saat itu ia jarang sekali pulang
ke rumah. Dia bersama dengan teman-temannya sering terlibat mabukmabukkan dan tindakan kekerasan. Mengetahui X seperti itu, orang tuanya
mengirimnya ke kota P agar dapat bersekolah dengan baik disana. Di kota P dia
tinggal bersama dengan tantenya. Oleh karenanya X diperlakukan sangat keras.
Sepulang sekolah ia tidak boleh keluar rumah. Dengan perlakuan seperti ini dia
merasa dirinya berada dalam penjara. Perasaan yang dideritanya itu sering
dilampiaskannya kepada teman dan gurunya. Disekolah dia di cap sebagai anak
nakal.
Dalam rangka itu permasalahan utama yang secara langsung ditampilkan
deskripsi kasus diatas dapat dicatat sebagai berikut :
• Dipimpin oleh ahli bimbingan (konselor)
• Pihak terkait :
1. kepala sekolah
2. guru mapel
3. walikelas
4. guru pembimbing
5. petugas kesehatan, dll
a)
•
•
•
•
Masalah belajar :
Kebiasaan belajar yg krg efektif
Kebiasaan bljr yg krg memadai
kesiapsiagaan bljr yg krg
memadai
kondisi lgk bljr yg krg mguntgkan
b)
•
•
•
•
Masalah sosial pribadi :
Kkrang harmonis antr tmn
Kkrang serasian dg ortu
Knakalan rmj
gguan psikis
c)
•
•
•
Masalah karir :
pmlihan jursan yg salah
pgnalan bakat yg krg tepat
penyaluran bakmin yng
salah, dsb
• Perencanaan
KK hrs mndpt pers7an K’li
Peserta mmlk skp tguh mrahsiakn sgnap aspek
• Pelaksanaan
K’lor mgrahkan pembicaraan agr smua data
tersampaikan n mengmbgkn pikiran peserta
• Analisis n Evaluasi
KK brhasil jika smw data yg dbtuhkan sgt berarti untuk
pmchan mslah K’li
• Follow-up
Hasil KK dicatat n didokumntasikan scr rapi olh K’lor
dan dgnkan untk mnunjang Layanan kpd K’li
Kepala Sekolah/ Konselor
(Koordinator BK)
MengundangPeserta
Konferensi Kasus
Menyampaikan maksud
dan tujuan konferensi
kasus serta meminta
komitmen dari peserta
konferensi kasus
Menampilkan dan
mendekripsikan
permasalahan yang
dihadapi siswa (konseli)
Kesimpulan dan
Saran
Diskusi, memberikan
tanggapan, masukan dan
kontribusi