Tokoh-tokoh Pencinta Alam

Download Report

Transcript Tokoh-tokoh Pencinta Alam

Soe Hok
Gie
Norman
Edwin
Soe Hok Gie
Gie adalah salah satu
pendiri Mapala UI.
Salah satu kegiatan
pentingnya adalah
naik gunung. Pada saat
memimpin pendakian
gunung Slamet
3.442m, ia mengutip
Walt Whitman dalam
catatan hariannya :
“Now I see the secret of
the making of the best
person. It is to grow in the
open air and to eat and
sleep with the earth”.
Soe Hok Gie
Bersama Mapala UI Gie berencana menaklukkan Gunung
Semeru yang tingginya 3.676m. Sewaktu Mapala mencari
pendanaan, banyak yang bertanya kenapa naik gunung dan
Gie berkata kepada teman-temannya:
“Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami. Kami katakan
bahwa kami adalah manusia-manusia yang tidak percaya
pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari
hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat
mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal
objeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat
ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama
rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari
pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat.
Karena itulah kami naik gunung.”
Norman Edwin
Norman Edwin (1955-1992)
adalah pencinta alam legendaris
dan wartawan Kompas. Penggiat
kegiatan alam terbuka
di Indonesia mengenang Norman
Edwin sebagai salah satu
peloporekspedisi besar ke
beberapa gunung ternama dunia.
Ia banyak menulis tentang
kegiatan penjelajahan alam di
sejumlah majalah dan surat kabar
pada tahun 1980-an.
Beliau aktif dalam
mengembangkan kegiatan
mendaki gunung
(mountainering), panjat
tebing (rock climbing),
telusur goa (caving),
berlayar (sailing), arung
jeram (rafting), menyelam
(diving) dan terjun
payung. Dari semua jenis
outdoor tersebut, hanya
diving dan terjun payung
kiprah Norman tidak
begitu santer terdengar.
Ia wafat pertengahan April 1992 saat mendaki Gunung
Aconcagua (6.959 meter di atas permukaan laut) di
perbatasan Argentina-Cile bersama rekannya, Didiek
Samsu Wahyu Triachdi. Pendakian tersebut adalah bagian
dari seri pendakian oleh Mapala UI dalam ekspedisi Seven
Summit atau pendakian tujuh puncak dunia
(Aconcagua, Cartenz Pyramid di Papua [4.884
mdpl], McKinley di Alaska (Amerika Serikat) [6.194
mdpl], Kilimanjaro di Tanzia (Afrika) [5.894 mdpl],
dan Elbrus di Rusia [5.633 mdpl]).
Sir Edmund
Hillary
MANCANEGARA
Kapten
Matthew
Webb
Robert Peary
Sir Edmund Hillary adalah
yang pertama mencapai
puncak Everest, puncak
tertinggi di dunia di wilayah
pegunungan Himalaya
bersama Sherpa Tenzing
Norgay. Tokoh yang
melegenda dan menjadi
panutan bagi pendaki
profesional sedunia sampai
sekarang, mencetuskan ide
tentang sebuah keberanian
dan pantang menyerah.
Edmund Hillary
Hillary dan Sherpa Tenzing Norgay, mitranya mendaki
ke puncak berlomba dengan sepasang pendaki lain,
Charles Evans dan Tom Bourdillon, yang akhirnya
terpaksa kembali pada jarak vertikal hanya 300 meter
dari puncak.
Sengit melawan angin, suhu di bawah 0 derajat celcius
dan longsoran es yang berbahaya, Hillary dan Norgay
terus mendaki ke puncak, 29.028 kaki (8.848 m) di atas
permukaan laut dan berhasil. Sejak saat itu, ratusan
pendaki mengikuti jejak mereka, tetapi Hillary akan
selamanya dikenal sebagai orang yang pertama ke
puncak dunia.
Pada 25 Agustus 1875, Kapten
Matthew Webb, 27 tahun
mantan perwira angkatan laut
Inggris, mencapai prestasi yang
banyak orang pikir mustahil,
berenang menyeberangi Selat
Inggris.
Arus selat yang kuat dan suhu
dingin dianggap terlalu
mengancam untuk setiap
perenang, tapi Webb bertekad
untuk membuktikan bahwa
semua orang salah.
Kapten Matthew Webb
Diolesi minyak ikan lumba-lumba untuk mengurangi
tekanan arus selama di air, Webb berjuang melawan
arus dan ikan pari selama hampir 22 jam, tersiksa
sejauh 39 mil (63 km).
Akhirnya, ia berhasil menjejakkan kakinya di dekat
Calais, lelah tapi penuh kemenangan. Pada abad
berikutnya, rekor Webb telah digandakan oleh
perenang lain lebih dari 1000 kali dan waktu yang telah
dipotong lebih dari setengah, tetapi tetap tidak ada
perenang di dunia yang memiliki imajinasi seperti
Matthew Webb.
Robert Peary
Kutub Utara dan Selatan adalah dua
sasaran utama para petualang pada
awal abad ke-20. Penjelajah telah
mencoba mencapai Kutub Utara
dengan kapal, kereta salju dan balon,
tetapi semua jatuh dan meninggal
dalam usahanya.
Pada April 1909, Insinyur Angkatan
Laut Amerika, Robert Peary, yang
telah sekali gagal mencapai Kutub
Utara, berangkat untuk mencoba lagi,
kali ini ditemani oleh empat mualim.
Setelah 37-hari perjalanan dingin di
atas es, Peary dan timnya berhasil
menanam bendera Amerika di utara
bumi.