Bab-5 – OK

Download Report

Transcript Bab-5 – OK

LESSON - 5
( LAPANGAN TERBANG )
Materi
: Perencanaan Lapangan Terbang
Buku Referensi :
 Perencanaan dan Perancangan Bandar Udara,
Jilid 1 dan 2, Horonjeff, R. & McKelvey, FX.
 Merancang, Merencana Lapangan Terbang,
Ir. Heru Basuki
 Pelabuhan Udara, Zainuddin, Achmad BE.
TOPIC FIVE
PERENCANAAN GEOMETRIK LANDASAN
Standard Perencanaan Lapangan Terbang
 Klasifikasi Lapangan Terbang
 Runway
 Taxiway
 Apron
 Pemisah Bebas Halangan (Separation Clearance)

Standard Perencanaan Lapangan Terbang
Untuk membantu para perencana lapangan terbang dan
untuk keseragaman dalam fasilitas pendaratan, maka
kriteria perencanaan harus mempelajari pedoman dari
ICAO dan FAA. Kriteria itu mencakup tentang lebar &
kemiringan dari beberapa runway serta hal-hal lain yang
penting dari daerah pendaratan yang harus memenuhi
beberapa variasi lebar dari pesawat, teknik pilot melakukan pendaratan dan keadaan cuaca.
Dalam membina keseragaman dari daerah pendaratan
dan untuk segi keamanannya, maka ICAO mengadakan
standard spesifikasi yang menyangkut seluk beluk lapter
dengan titik berat pada klasifikasi lapangan terbang,
Runway, Taxiway, Apron, Separation Clearance.
Klasifikasi Lapangan Terbang
Menetapkan standard perencanaan geometrik bagi berbagai ukuran lapangan terbang & fungsi pelayanannya,
maka dibuat klasifikasi lapter, dimana ICAO membuat
dalam kode huruf berdasarkan pada panjang runway,
sedang FAA membaginya dalam group-group pesawat
berdasarkan pada fungsi dari lapangan terbang.
a) Klasifikasi menurut ICAO, ditunjukkan dengan kode
huruf A, B, C, D dan E, dimana pembagian klas-klas
tersebut berdasarkan pada panjang runway, dengan
referensi ketinggian MSL & kondisi temperatur 57ºF
seperti tabel berikut :
Tanda kode
Panjang Runway (feet)
A
≥ 7.000
B
5.000 - 7.000
C
3.000 - 5.000
D
2.500 - 3.000
E
2.000 - 2.500
b) Klasifikasi menurut FAA, didasarkan pada fungsi
lapangan terbang yang dibagi dalam 2 kelompok :
1. Air Carrier / pengangkutan udara, yang membagi
dalam group-group pesawat dalam 4 group, yaitu
Group
Jenis Pesawat
I
B727-100, B373-100, B373-200, DC9-10,
DC9-30, DC9-40, BAC-111.
Group
Jenis Pesawat
II
DC8, B707, B720, B727-200, DC10, L1011
III
B747
IV
Jenis pesawat yg lebih besar dr group III
2. General Aviation / pesawat umum, yang membagi
dalam beberapa klas berdasarkan berat pesawat :
- Utility : a. Basic Utility Stage-I
b. Basic Utility Stage-II
c. General Utility
Lapter Utility adalah lapter perintis yang melayani
pesawat dengan berat kurang dari 12.500 lbs untuk
pesawat jenis propeler bukan pesawat jet utility dibagi dalam 3 klas seperti tabel berikut :
Klas utility Poros baling2 Berat max. Berat aktual
BU. Stage-I
75 %
12.500 lbs ≥ 3.000 lbs
BU. Stage-II
95 %
12.500 lbs < 8.000 lbs
General Utility 100 %
12.500 lbs
- Basic Transport, adalah lapter yang dapat dipakai
untuk pesawat propeler atau pesawat jet yg beratnya sampai dengan 60.000 lbs.
- General Transport, adalah lapter yg dipakai untuk
melayani penerbangan umum dgn berat pesawat
sampai dengan 175.000 lbs atau lebih.
Runway
Elemen-elemen dasar dari Runway meliputi :
1) “Structural Pavement” / perkerasan struktural yaitu
bagian di tengah landasan yg diperkeras berfungsi
Mendukung berat daripada pesawat terbang.
2. “Shoulder” / bahu landasan adalah bagian yang berdekatan dengan perkerasan struktural dan merupakan perpanjangan dari arah melintang perkerasan
runway yang dirancang untuk menahan erosi akibat
air dan semburan jet (blast), dan juga dirancang untuk menempatkan alat-alat pemeliharaan runway &
tempat pengawasan runway.
3. “Runway Safety Area” / area keamanan landasan
adalah suatu area yang harus dibersihkan, dikeringkan dan juga dipadatkan. Area ini harus mampu untuk mendukung bila terjadi kebakaran, kecelakaan
(crash) dan harus dapat dilalui peralatan pemadam
Kebakaran, ambulance, truck2 penyapu landasan &
peralatan2 berat, sehingga safety area tidak hanya
melebar dari pada runway, tapi juga memanjang thd
runway dengan maksud memberikan kondisi aman
bagi pesawat yang keluar dari perkerasan struktural
4. “Blast Pad” adalah area yang direncanakan untuk
mencegah erosi pada permukaan yg berbatasan dgn
ujung landasan. Area ini selalu menerima semburan
jet yang berulang kali pada saat “Run-up”. Bagian
ini dapat diperkeras atau ditanami gebalan rumput.
Berdasarkan pengalaman panjang blast pad sekitar
200 feet untuk pesawat2 transport, kecuali untuk pelayanan pesawat berbadan lebar dibutuhkan panjang
Blast pad sampai 400 feet.
5. “Extended Safety Area” / perluasan area keamanan
adalah merupakan perluasan dari pada safety area
untuk menjaga kemungkinan terjadi kecelakaan yg
disebabkan karena pesawat mengalami undershoots
atau overruns. Panjang extended safety area pada
keadaan normal adalah 800 feet
Dari semua elemen diatas yang merupakan standarisasi
adalah ukuran structural pavement dan safety area.
Standarisasinya mengenai lebar, panjang, slope memanjang serta perubahan kemiringan.
ELEMEN DASAR RUNWAY
Runway Safety Area
Blastpad
Shoulder
Structural Pavement
Extended Safety Area
(Stopway, Clearway)
Shoulder
Runway Safety Area
Kemiringan Longitudinal (Memanjang) :
Dalam kemiringan longitudinal yang perlu diperhatikan
adalah jarak pandangan (sight distance) dan jarak minimum antara dua lengkung vertikal.
- Sight Distance
ICAO (A, B, C)
10 feet
1,5 runway
10 feet
runway
10 feet
1,5 runway
ICAO (D, E)
7 feet
1,5 runway
10 feet
runway
7 feet
1,5 runway
Sight Distance
FAA
5 feet
1 runway
5 feet
runway
5 feet
1 runway
Ketentuan tersebut diatas berdasarkan ketinggian pilot
pada cockpit pesawat.
- Jarak Min. antara dua lengkung vertikal, meliputi :
Maximum Effective Slope
Maximum Longitudinal Slope
Maximum Longitudinal Slope Change
Slope Change per 100 feet.
Kemiringan Transversal (Melintang) :
Kemiringan melintang runway diperlukan untuk pengaliran air permukaan yang berada diatas landasan dgn
ketentuan sebagai berikut :
- 1,5 % pada landasan dgn kode huruf C, D, E (ICAO)
- 2 % pada landasan dengan kode huruf A, B (ICAO)
- Tidak boleh lebih kecil dr 1%, kecuali pd perpotongan
runway dengan taxiway.
- Perubahan kemiringan yg terlalu dekat harus dihindari
Tabel Aircraft Approach Category : “dasar kec.pesawat”
a) A : Kec. Tidak lebih dari 91 knots
b) B : Kec. 91 knots – kec. Tidak lebih dari 121 knots
c) C : Kec. 121 knots – kec. Tidak lebih dari 141 knots
d) D : Kec. 141 knots – kec. Tidak lebih dari 166 knots
e) E : Kec. 166 knots – lebih besar dari 166 knots
Tabel Airplane Design Group : “dasar lebar sayap”
a) I : Tidak lebih dari 49 feet (15 m)
b) II : 49 feet – Tidak lebih dari 79 feet (24 m)
c) III : 79 feet – Tidak lebih dari 118 feet (36 m)
d) IV : 118 feet – Tidak lebih dari 171 feet (52 m)
e) V : 171 feet – Tidak lebih dari 214 feet (65 m)
f) VI : 214 feet – Tidak lebih dari 262 feet (80 m)
Runway design standards for aircraft approach category
A and B > 1.200 m :
No. Description
I
II
III
1. Runway length
Refer to design calculation
2. Runway width
60 ft
75 ft
100 ft
3. Runway shoulder width
10 ft
10 ft
20 ft
4. Runway blastpad width
80 ft
95 ft
140 ft
5. Runway blastpad length 60-100 ft
150 ft
200 ft
6. Run. safety area width
120 ft
150 ft
300 ft
7. Run. safety area length
240 ft
300 ft
600 ft
8. Run. object free area width 250 ft
500 ft
800 ft
9. Run. object free area length 240 ft
300 ft
600 ft
IV
150 ft
25 ft
200 ft
200 ft
500 ft
1000 ft
800 ft
1000 ft
Runway design standards for aircraft approach category
A and B ≤ 1.200 m :
No. Description
I
II
III
1. Runway length
Refer to design calculation
2. Runway width
75-100 ft
100 ft
100 ft
3. Runway shoulder width
10 ft
10 ft
20 ft
4. Runway blastpad width
95-120 ft
120 ft
140 ft
5. Runway blastpad length 60-100 ft
150 ft
200 ft
6. Run. safety area width
300 ft
300 ft
400 ft
7. Run. safety area length
600 ft
600 ft
800 ft
8. Run. object free area width 800 ft
800 ft
800 ft
9. Run. object free area length 600 ft
600 ft
800 ft
IV
150 ft
25 ft
200 ft
200 ft
500 ft
1000 ft
800 ft
1000 ft
Runway design standards for aircraft approach category C and D :
No. Description
1. Runway length
2. Runway width
3. Runway shoulder width
4. Runway blastpad width
5. Runway blastpad length
6. Run. safety area width
I
100 ft
10 ft
120 ft
100 ft
500 ft
II
III
IV
Refer to design calculation
100 ft 100 ft 150 ft
10 ft
20 ft
25 ft
120 ft 140 ft 200 ft
150 ft 200 ft 200 ft
500 ft 500 ft 500 ft
V
VI
150 ft 200 ft
35 ft
40 ft
220 ft 280 ft
400 ft 400 ft
500 ft 500 ft
Runway design standards for aircraft approach category C and D :
No. Description
I
II
III
IV
V
VI
7. Run. safety area length
1000 ft 1000 ft 1000 ft 1000 ft 1000 ft 1000 ft
8. Run. object free area width 800 ft 800 ft
800 ft 800 ft 800 ft 800 ft
9. Run. Object free area length 1000 ft 1000 ft 1000 ft 1000 ft 1000 ft 1000 ft

Taxiway
Pada taxiway persyaratan lebih rendah dari pd runway,
tetapi pada taxiway yang terpenting “Wheel Clearance”
yaitu lebar pavement taxiway yg masih dapat melayani
sisi terluar roda utama pesawat (wheel base).
- Elemen-elemen dasar taxiway, meliputi Pavement,
Shoulder dan Safety area.
- Panjang & Lebar taxiway, untuk panjang disesuaikan
dengan kebutuhan panjang runway serta perhatikan
dibelokan masuk runway dan di exit taxiway ada lebar
tambahan pada belokan taxiway yg disebut (“Fillet”).
Jarak pandangan minimum taxiway menurut ICAO :
A. Jarak 300 m dengan ketinggian 3 m diatas taxiway
B. Jarak 300 m dengan ketinggian 3 m diatas taxiway
C. Jarak 300 m dengan ketinggian 3 m diatas taxiway
D. Jarak 200 m dengan ketinggian 2 m diatas taxiway
E. Jarak 150 m dengan ketinggian 1,5 m diatas taxiway
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada Belokan Taxiway :
- Kemiringan melintang sekecil mungkin
- Jari-jari kurvanya cukup halus untuk pesawat berbelok
(tabel 4-10)
- Apabila harus membuat belokan tajam, perhatikan
wheel clearance agar roda pesawat tidak keluar dari
perkerasan taxiway, maka perlu dibuat “fillet”
- Jarak bebas min. sisi terluar wheel base dgn perkerasan
taxiway : A,B,C = 15 ft, D = 7,5 ft dan E = 5 ft.
“FILLET TAXIWAY”
L
F
R
Taxiway design standards :
No. Description
1. Taxiway width
2. Taxiway edge safety margin
3. Taxiway shoulder width
4. Taxiway safety area width
5. Tax. Object free area width
6. Taxilane Ob. free area width
I
25 ft
5 ft
10 ft
49 ft
89 ft
79 ft
II
35 ft
7,5 ft
10 ft
79 ft
131 ft
115 ft
III
50 ft
10 ft
20 ft
118 ft
186 ft
162 ft
IV
75 ft
15 ft
25 ft
171 ft
259 ft
225 ft
V
75 ft
15 ft
35 ft
214 ft
320 ft
276 ft
VI
100 ft
20 ft
40 ft
262 ft
386 ft
334 ft
Taxiway fillet design standards :
No. Description
I
1. Radius of taxiway turn (R)
75 ft
2. Length of lead in to fillet (L) 50 ft
3. Fillet radius for tracking (F) 60 ft
4. Fillet radius for judgmental
oversteering one side (F)
62,5 ft
II
75 ft
50 ft
55 ft
57,5 ft
III
100 ft
150 ft
55 ft
IV
150 ft
250 ft
85 ft
V
150 ft
250 ft
85 ft
VI
170 ft
250 ft
85 ft
60 ft
97 ft
97 ft
100 ft
Apron
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan
sebuah apron sebagai kelengkapan dari lapter :
- Konfigurasi bangunan terminal
- Kebutuhan parkir pesawat selama periode jam puncak
- Dimensi pesawat, berat dan jari-jari belok
- Konfigurasi parkir pesawat
- Wing tip clearance bagi pesawat terhadap pesawat lain
- Efek jet blast
- Instalasi hidran BBM, sumber daya listrik, sistem pengatur hawa yang tetap di apron
- Kebutuhan jalan pelayanan apron
- Kemiringan apron
- Marking apron
Wing Tip Clearance menurut ICAO :
Code
Aircraft Wing Span
A.
Up to but including 49 ft
B.
49 ft up to but not including 79 ft
C.
79 ft up to but not including 118 ft
D.
118 ft up to but not including 171 ft
E.
171 ft up to but not including 197 ft
Kemiringan Apron :
Kemiringan pada apron termasuk di dalamnya tempat
parkir pesawat, jalur taxi kemiringannya tidak boleh
lebih dari 1%. Di daerah pemuatan BBM kemiringan
apron ½ % transversal sumbu pesawat untuk menjamin
ketelitian pengukuran minyak BBM.
 Separation Clearance
adalah pemisahan di antara dua runway sejajar, dimana
pemisahan tersebut tergantung dari :
- Apakah landasan instrument atau non instrument
- Bila runway instrument, fasilitas bantu apa yg tersedia
- Apakah take-off dan landing dari kedua ujung runway
- Apakah gerakan pesawat pada kedua runway, akan
saling tidak tergantung atau terkoordinasi.
ICAO mensyaratkan separation clearance untuk runway
non instrument seperti berikut,
Code
Separation Clearance min. antara sb. Runway
4
700 feet
3
700 feet
2
500 feet
1
400 feet
Persyaratan ICAO untuk runway instrument :
- Approach instrument secara bersamaan
5.000 ft
- Approach secara simultan dgn instr. presisi
4.300 ft
- Pengaturan berangkat/kedatangan dgn radar 3.500 ft
Persyaratan FAA untuk separation clearance sbb. :
FAA – Air Carrier
Category
Distance
I
700 feet
II
700 feet
III
700 feet
FAA – General Aviation
Basic Utility Stage – I
300 – 500 feet
Basic Utility Stage – II
300 – 500 feet
General Utility
300 – 500 feet
Basic Transport
700 feet
General Transport
700 feet
Clearance minimum antara 2 ujung sayap atau ujung
sayap dengan obyek tetap :
Tipe pesawat
Taxilane Apron taxiway
Terminal dan taxiway
Twin Engine
Turboprop
20 ft
Two and Three
Engine Turbojet 25 ft
Three and Four
Engine Turbojet 30 ft
Four Engine Widebody Turbojet
35 ft
40 ft
Dual paralel
Taxiway
50 ft
50 ft
60 ft
60 ft
70 ft
70 ft
80 ft