obat antibiotika

Download Report

Transcript obat antibiotika

Anggota kelompok:
Nurul Birat r
Nurul Istiqamah
Oktisari rohmatul i
Pamogsa r.a.d
Putri kurniawati
Putri Novitasari
(025)
(026)
(027)
(028)
(029)
(030)
SPIRAMISIN
• Spiramisin adalah antibiotik makrolida yang
dihasilkan oleh Streptomyces ambofaciens
yang bekerja dengan cara menghambat
sintesa protein bakteri. Spiramisin efektif
terhadap kuman stafilokokus, streptokokus,
pneumokokus dan Bordetella pertusis.
• Secara in vitro (tes laboratorium) aktivitas
antibakteri Spiramisin lebih rendah daripada
Eritromisin
• Spiramisin digunakan untuk terapi infeksi
rongga mulut dan saluran nafas. Spiramisin
juga digunakan sebagai obat alternatif untuk
penderita Toksoplasmosis yang karena suatu
sebab tidak dapat diobati dengan
Pirimentamindan Sulfonamid (misalnya pada
wanita hamil, atau ada kontra indikasi lainnya)
• Efeknya tidak sebaik Pirimentamin dan
Sulfonamid. Pemberian oral kadang-kadang
menimbulkan iritasi saluran cerna
• Indikasi:
Spiramisin digunakan untuk infeksi saluran napas,
seperti tonsilitis, faringitis, bronkitis, pneumonia,
sinusitis dan otitis media.
• Kontra Indikasi:
Pasien dengan riwayat hipersensitif terhadap spiramisin
atau antibiotik makrolida lainnya.
• Cara Kerja:
Spiramisin adalah antibiotik makrolida yang
dihasilkan oleh Streptomyces ambofaciens yang
bekerja dengan cara menghambat sintesa protein
bakteri. Spiramisin efektif terhadap kuman
stafilokokus, streptokokus, pneumokokus dan
Bordetella pertusis.
• Efek Samping:
Efek samping yang serius dari spiramisin sangat
jarang. Mual, muntah, diare, nyeri epigastrik,
ruang kulit dan urtikaria adalah efek samping
yang biasanya muncul pada pemberian oral.
• Interaksi Obat:
Efek hepatotoksik dipertinggi oleh tetrasiklin.
Spiramisin bersifat antagonis dengan penisilin,
streptomisin,
kanamisin, neomisin, dan polimiksin.
• Spiramisin harus diberikan dengan hati-hati
pada pasien dengan gangguan hati karena
dapat menyebabkan hepatotoksik.
AZITROMISIN
• Pengertian
Azitromisin adalah obat antibiotic (antibakteri).
Obat ini dipasarkan dengan beberapa nama merek.
Namun versi generik dengan nama azitromisin
adalah sama dengan versi bermerek, hanya
harganya jauh lebih murah. Antibiotik menyerang
infeksi yang disebabkan bakteri. Azitromisin dipakai
untuk menyerang beberapa infeksi oportunistik
pada Odha.
• Mengapa Odha Memakai Azitromisin ?
Azitromisin dipakai untuk infeksi bakteri yang ringan dan
sedang. Obat ini manjur untuk beberapa jenis bakteri yang
berbeda, terutama klamidia, hemofilius dan streptokokus.
Bakteri ini dapat menularkan kulit, hidung, tenggorokan,
dan paru. Infeksi ini dapat menular melalui hubungan seks
dan menyebabkan penyakit pada kelamin.
Banyak kuman hidup di tubuh kita atau adalah umum
dalam lingkungan kita. Sistem kekebalan yang sehat dapat
menyerang atau mengendalikan infeksi yang disebabkan
oleh kuman tersebut. Namun, infeksi HIV dapat merusak
sistem kekebalan. Infeksi yang mengambil manfaat dari
kerusakan pertahanan kekebalan tubuh dikenal sebagai
“infeksi oportunistik.” Orang dengan penyakit HIV tahap
lanjut dapat mengalami infeksi oportunistik. Lihat
Lembaran Informasi (LI) 500 untuk informasi lebih lanjut
tentang Infeksi Oportunistik.
Salah satu infeksi oportunistik pada Odha adalah MAC.
Lihat LI 510 untuk informasi tentang MAC. Odha
dengan jumlah CD4 di bawah 50 dapat
mengembangkan MAC.
Azitromisin umumnya dipakai dengan antibiotik lain
untuk mengobati MAC. Obat ini juga dapat dipakai
untuk mencegah infeksi tersebut. Jika jumlah CD4 kita
di bawah 50, sebaiknya kita bicara dengan dokter
tentang penggunaan azitromisin.
Azitromisin juga dipakai untuk mengobati
toksoplasmosis (lihat LI 517) dan kriptosporidiosis
(LI 502).
Beberapa orang mempunyai alergi pada azitromisin
dan antibiotik sejenis. Katakan pada dokter jika kita
mempunyai alergi pada eritromisin atau antibiotik lain.
• Mikrobiologi
Azitromisin beraksi menghambat sintesis protein mikroorganisme
dengan mengikat ribosom subunit 50S. Azitromisin tidak mengusik
pembentukan asam nukleat. Azitromisin aktif terhadap
mikroorganisme berikut berdasarkan in vitro dan infeksi klinis.
Bakteri aerob gram positif : Staphylococcus aureus, Streptococcus
agalactiae, Streptococcus pneumoniae, dan Streptococcus
pyogenes.
Bakteri aerob gram negatif : Haemophilus ducreyi, Haemophilus
influenzae, Moraxella catarrhalis, dan Neisseria gonorrhoeae.
Mikroorganisme lainnya : Chlamydia pneumoniae, Chlamydia
trachomatis, dan Mycoplasma pneumoniae.
Azitromisin memperlihatkan resistensi silang dengan galur gram
positif resisten eritromisin. Sebagian besar galur Enterococcus
faecalis dan methicillin-resistant staphylococci resisten terhadap
azitromisin.
• Nama Dagang
Aztrin, Mezatrin, Zibramax, Zifin, Zithromax, dan
Zycin
• Kemasan :
• Kapsul
• Tablet
• Efek Samping :
• Mual
• Rasa tidak nyaman di perut
• Muntah
• Kembung
• Diare
• Gangguan pendengaran
• Nefritis interstisial
• Gangguan ginjal akut
• Fungsi hati abnormal
• Pusing/vertigo
• Kejang
• Sakit kepala
• Somnolen
•
Mekanisme Kerja Obat :
Azitromisin beraksi menghambat sintesis protein mikroorganisme dengan mengikat ribosom
subunit 50S. Azitromisin tidak mengusik pembentukan asam nukleat.
Azitromisin aktif terhadap mikroorganisme berikut berdasarkan in vitro dan infeksi klinis :
• Bakteri aerob gram positif : Staphylococcus aureus, Streptococcus agalactiae, Streptococcus
pneumoniae, dan Streptococcus pyogenes.
• Bakteri aerob gram negatif : Haemophilus ducreyi, Haemophilus influenzae, Moraxella
catarrhalis, dan Neisseria gonorrhoeae.
• Mikroorganisme lainnya : Chlamydia pneumoniae, Chlamydia trachomatis, dan Mycoplasma
pneumoniae.
Azitromisin memperlihatkan resistensi silang dengan galur gram positif resisten eritromisin.
Sebagian besar galur Enterococcus faecalis dan methicillin-resistant staphylococci resisten
terhadap azitromisin.
• Interaksi dengan Obat Lain
Azitromisin diuraikan oleh hati. Jadi obat ini dapat berinteraksi
dengan obat yang diuraikan oleh hati, termasuk sebagian besar
ARV. Azitromisin kemungkinan berinteraksi dengan beberapa obat
penipis darah, obat jantung, obat antisawan (antikonvulsi), dan
antibiotik lain. Obat antiasam dengan aluminium dan magnesium
dapat mengurangi kadar azitromisin dalam aliran darah. Jangan
memakai antiasam sekaligus dengan azitromisin.
• Indikasi :
• Infeksi saluran napas bawah dan atas
• Kulit
• Penyakit hubungan seksual
• GAMBAR OBAT AZITROMISIN
KLARITROMISIN
PENGERTIAN KLARITOMISIN
Klaritromisin adalah semi-sintetik makrolida
antibiotik kimia yang terkait dengan
eritromisin. Hal ini efektif terhadap berbagai
organisme bakteri, seperti Haemophilus
influenzae, Streptococcus pneumoniae,
Mycoplasma pneumoniae, Staphylococcus
aureus, dan mycobacterium avium, dan
banyak lainnya.
•
INDIKASI
Infeksi saluran pernafasan bagian atas & bawah, H. pylori, dan infeksi kulit &
struktur kulit tanpa komplikasi.
•
KONTRA INDIKASI
Hipersensitivitas.
•
PERHATIAN
Gangguan hati.
Wanita hamil dan menyusui.
Interaksi obat : Teofilin, Karbamazepin.
•
EFEK SAMPING
Diare, mual, nyeri & rasa tidak enak pada perut, pengecapan abnormal, dispepsia,
sakit kepala.
INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL
Penelitian pada hewan menunjukkan efek samping
pada janin ( teratogenik atau embriosidal atau lainnya)
dan belum ada penelitian yang terkendali pada wanita
atau penelitian pada wanita dan hewan belum
tersedia. Obat seharusnya diberikan bila hanya
keuntungan potensial memberikan alasan terhadap
bahaya potensial pada janin.
KEMASAN
Dry sirup 125 mg/5 ml x 60 ml.
DOSIS
7,5 mg/kg berat badan tiap 12 jam selama 5 hari.
Roxithromycin
Roxithromycin adalah setengah macrolide antibiotik
sintetis yang digunakan untuk mengobati infeksi yang
disebabkan oleh mikroorganisme yang rentan seperti:
infeksi saluran pernafasan, infeksi THT, infeksi kulit dan
jaringan lunak, borok gastroenterocolitis, lambung dan
duodenum, urogenital dan infeksi lainnya.
Nama generik (bahan aktif): Roxithromycin
Merek Nama: Roxid, Roxl-150, Remora, Roxo, Surlid,
Rulide, Biaxsig, Roxar, Roximycin, Roxomycin, Tirabicin,
Coroxin
Roxithromycin termasuk dalam kelompok obat
yang disebut antibakteri makrolid.
Roxithromycin diberikannya efek
bakteriostatik yang berhubungan dengan
menghambat sintesis protein pada ribosom.
Spektrum kegiatan termasuk mikroorganisme
gram positif dan gram negatif. Bacteroides
fragilis, Mycobacterium hominis, Enterobacter
spp. tahan terhadap Roxithromycin
Efek samping dari Roxithromycin
• Sistem pencernaan: mual, muntah, sakit perut,
diare, peningkatan aktivitas enzim hati, dalam
kasus yang sangat jarang terjadi - gagal hati
• Reaksi alergi: eritema, ruam kulit, edema
• Lain-lain: demam, sakit kepala, tinnitus,
peningkatan kadar eosinofil
Jika Anda mengalami efek samping yang
berlangsung lama atau menjadi mengganggu,
silahkan beritahu dokter Anda penyesuaian dosis
atau penghentian pengobatan mungkin
diperlukan.
Gejala overdosis Roxithromycin
Jika Anda overdosis Roxithromycin, mencari
perhatian medis segera. Gejala overdosis
meliputi: mual, muntah, diare.
Cara menyimpan Roxithromycin
Roxithromycin harus disimpan pada kering dan
terlindung dari cahaya tempat dari jangkauan
anak-anak. Jangan menyimpan tablet
Roxithromycin di kamar mandi.
Eritromisin
Eritromisin dihasilkan oleh suatu strain
Streptomyces erythreus. Zat ini berupa kristal
berwarna kekuningan, larut dalam air sebanyak 2
mg/ml. Eritromisin larut lebih baik dalam etanol
atau pelarut organik. Antibiotik ini tidak stabil
dalam suasana asam, kurang stabil pada suhu
kamar tetapi cukup stabil pada suhu rendah.
Aktivitas in vitro paling besar dalam suasana
alkalis. Larutan netral eritromisin yang disimpan
pada suhu kamar akan menurun potensinya
dalam beberapa hari, tetapi bila disimpan pada
suhu 5˚ biasanya tahan sampai beberapa minggu.
Golongan makrolid menghambat sintesis protein kuman dengan jalan
berikatan secara reversible dengan ribosom subunit 50S, dan
bersifat bakteriostatik atau bakterisid tergantung dari jenis kuman
dan kadarnya. Spektrum antimikroba. In vitro, efek terbesar
eritromisin terhadap kokus gram positif, seperti Str. Pyogenes dan
Str. Pneumoniae. Str. Viridans mempunyai kepekaan yang bervariasi
terhadap eritromisin. S. aureus yang resisten terhadap eritromisin
serin dijumpai di rumah sakit (strain nosokmial).
Batang gram positif yang pka terhadap eritromisin ialah Cl. Perfringens,
C. Diphtheriae, dan L. monocytogenes. Eritromisin tidak aktif
terhadap kebanyakan kuman gram negatif, namun ada beberapa
spesies yang sangat peka terhadap eritromisin yaitu N.
Gonorrhoeae, Campylobacter jejuni, M. Pneumoniae, Legionella
pneumophila, dan C. Trachomatis. H. Influenzae mempunyai
kepekaan yang bervariasi terhadap obat ini.
Resistensi terhadap eritromisin terjadi melalui
mekanisme yang diperantarai oleh plasmid
yaitu :
1.Menurunnya permeabilitas dinding sel kuman
2.Berubahnya reseptor obat pada ribosom
kuman,
3.Hidrolisis obat oleh esterase yang dihasilkan
oleh kuman tertentu (Enterobacteriaceae)
1.Pemberian Eritromisin basa dihancurkan oleh asam lambung sehingga obat
ini diberikan dalam bentuk tablet salut enterik atau ester. Semua obat ini
diabsorpsi secara adekuat setelah pemberian per-oral.
2.Distribusi Distribusi eritromisin ke seluruh cairan tubuh baik kecuali ke
cairan sebrospinal. Obat ini merupakan satu di antara sedikit antibiotika
yang bedifusi ke dalam cairan prostat da mempunyai sifat akumulasi unit
ke dalam makrofag. Obat ini berkumpul di hati.
Adanya inflamasi menyebabkan penetrasinya ke jaringan lebih baik.
3.Metabolisme Eritromisin dimetabolisme secara ekstensif dan diketahui
menghambat oksidasi sejumlah obat melalui interaksinya dengan
sistemsitokrom P-450.
4.Ekskresi Eritromisin terutama dikumpulkan dan diekskresikan dalam bentuk
aktif dalam empedu. Reabsorpsi parsial terjadi melalui sirkulasi
enterohepatik.
1.Gangguan epigastrik Efek samping ini paling sering dan dapat
mengakibatkan ketidakpatuhan pasien terhadap eritromisin.
2.Ikterus Kolestatik Efek samping ini terjadi terutama pada eritromisin
estolat. Reaksi ini timbul pada hari ke 10-20 setelah dimulainya
terapi. Gejalanya berupa nyeri perut yang menyerupai nyeri pada
kolestasis akut, mual, muntah, kemudian timbul ikterus, demam,
leukositosis dan eosinofilia; transaminase serum dan kadar bilirubin
meninggi; kolesitogram tidak menunjukkan kelainan.
3.Ototoksisitas Ketulian sementara berkaitan dengan eritromisin
terutama dalam dosis tinggi.
4.Reaksi Alergi Reaksi alergi mungkin timbul dalam bentuk demam,
eosinofilia dan eksantem yang cepat hilang bila terapi dihentikan.
1.Eritromisin dengan obat asma (turunan teofilin) Efek
obat asma dapat meningkat. Obat asma digunakan
untuk membuka jalan udara paru-paru dan untuk
mempermudah pernapasan penderita asma.
Akibatnya : terjadi efek samping merugikan karena
terlalu banyak obat asma. Gejala yang dlaporkan :
mual, salit kepala, pusing, mudah terangsang,
tremor, insomnia, aritmia jantung, takhikardia, dan
kemungkinan kejang.
2.Eritromisin dengan Karbamazepin Efek karbamazepin dapat meningkat.
Karbamazepin adalah antikonvulsan yang digunakan untuk mengendalikan
kejang pada gangguan seperti ayan. Akibatnya : terjadi efek samping
merugikan yang disebabkan karena terlalu banyak karbamazepin. Gejala
yang dilaporkan : pusing, mual, nyeri perut, dan nanar.
3.Eritromisin dengan Digoksin Efek digoksin meningkat. Digoksin digunakan
untuk layu jantung dan untuk menormalkan kembali denyut jantung yang
tak teratur. Akibatnya : terjadi fek samping merugikan karena terlalu
banyak digoksin. Gejala yang dilaporkan : mual, kehilangan nafsu makan,
aritmia jantung, takhikardia atau bradikardia. 4.Erirtromisin dengan
Klindamisin atau Linkomisin Efek antibiotika klindamisin dan linkomisin
dapat berkurang. Akibatnya : infeksi yang diobati mungkin tidak sembuh
seperti yang diharapkan. 5.Erirtromisin dengan Antibiotika penisilin Efek
masing-masing antibiotika dapat meningkat atau berkurang. Karena
akibatnya sulit diramalkan, sebaiknya kombinasi ini dihindari.
Tabel Posologi eritromisin Preparat Kemasan Posologi/ cara pemberian
Keterangan Eritromisin Kapsul/tablet 250 mg dan 500 mg Dewasa :
1-2 g/hari, dibagi dalam 4 dosis Anak : 30-50 mg/kg berat badan
sehari dibagi dalam 4 dosis Dosis dapat ditingkatkan 2x lipat pada
infeksi berat Obat diberikan sebelum makan Eritromisin stearat
Kapsul 250 mg dan tablet 500 mg Suspensi oral mengandung 250
mg/5 ml Dewasa : 250-500 mg tiap 6 jam atau 500 mg tiap 12 jam
Anak : 30-50 mg/kg berat badn sehari dibagi dalam beberapa dosis
Idem Eritromisin etilsuksinat Tablet kunyah 200 mg Suspensi oral
mengandung 200 mg/5 ml dalam botol 60 ml Tetes oral
mengandung 100 mg/2,5 ml dalam botol 30 ml Dewasa : 400-800
mg tiap 6 jam atau 800 m tiap 12 jam Anak: 30-50 mg/kg berat
badan sehari dibagi dalam beberapa dosis Obat tidak perlu
diberikan sebelum makan
1.Infeksi Mycoplasma pneumoniae Eritromisin yang diberikan 4
kali 500 mg sehari per oral mempercepat turunnya panas dan
mempercepat penyembuhan sakit.
2.Penyakit Legionnaire Eritromisin merupakan obat yang
dianjurkan untuk pneumonia yang disebabakan oleh
Legionella pneumophila. Dosis oral ialah 4 kali 0,5-1 g sehari
atau secara intravena 1-4 g sehari,
3. Infeksi Klamidia Eritromisin merupakan alternatif tetrasiklin
untuk infeksi klamidia tanpa komplikasi yang menyerang
uretra, endoserviks, rektum atau epididimis.
Infeksi Klamidia Eritromisin merupakan alternatif tetrasiklin
untuk infeksi klamidia tanpa komplikasi yang menyerang
uretra, endoserviks, rektum atau epididimis.
Dosisnya ialah 4 kali sehari 500 mg per oral yang diberikan
selama 7 hari. Eritromisin merupakan obat terpilih untu
wanita hamil dan anak-anak dengan infeksi klamidia.
4.Difteri Eritromisin sangat efektif untuk membasmi kuman
difteri baik pada infeksi akut maupun pada carrier state.
Perlu dicatat bahwa eritromisin maupun antibiotika lain
tidak mempengaruhi perjalanan penyakit pada infeksi akut
dan komplikasinya. Dalam hal ini yang penting antitoksin.