Transcript Document

PANDUAN PRAKTIS
PENYUSUNAN NET WORK PLANNING
( PENYUSUNAN JARINGAN KERJA )
Sumber Diadaptasi dari :
( http://kampuzsipil.blogspot.com (diakses 16 April 2014)
( http://belajar-blog-88.blogspot.com/ (diakses 16 April 2014)
Fasilitator :
(Drs. Surjadi, M.Si)
Widyaiswara Utama
Badan Diklat Provinsi Jawa Timur
2014
PENGERTIAN
“NET WORK PLANNING”
Network Planning :
Merupakan Suatu Cara mevisualisasi
rangkaian kegiatan penyelesaian proyek
dalam bentuk “Simbol-simbol Network”.
(Diadaptasi dari, Ahyari (1986: 457).
KEGUNAAN NET WORK PLANNING
• Network Planning digunakan untuk
merencanakan penyelesaian berbagai macam
pekerjaan;
• Dengan menggunakan Network sebagai alat
perencanaan dapatlah disusun perencanaan yang
baik serta dapat diadakan alokasi tenaga kerja /
sumber daya yang dibutuhkan secara rasional
efisien dan efektif;
• Network sangat membantu manajemen untuk
menyusun perencanaan.
MENYUSUN DIAGRAM NETWORK SUATU
PROYEK DIPERLUKAN KELENGKAPAN DATA
SEBAGAI BERIKUT :
• Pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan
untuk menyelesaikan proyek tersebut secara
keseluruhan;
• Taksiran waktu yang diperlukan untuk setiap
pekerjaan;
• Urutan pekerjaan yang akan dilaksanakan;
• Biaya untuk mempercepat setiap pekerjaan.
(Ahyari, 1986: 456).
MANFAAT “NWP”
1. Mengorganisir data dan informasi secara
sistematis.
2. Penentuan urutan pekerjaan.
3. Dapat menemukan pekerjaan yang dapat ditunda
tanpa menyebabkan terlambatnya penyelesaian
proyek secara keseluruhan sehingga dari
pekerjaan tersebut dapat dihemat tenaga, waktu
dan biaya;
4. …………..
Manfaat………….
4. Dapat menentukan pekerjaan-pekerjaan
yang harus segera diselesaikan tepat
pada waktunya, karena penundaan
pekerjaan tersebut dapat mengakibatkan
tertundanya penyelesaian secara
keseluruhan;
5. ………….
Manfaat………….
5. Dapat segera mengambil keputusan apabila
jangka waktu kontrak tidak sama dengan jangka
waktu penyelesaian proyek secara normal;
6. Dapat segera menentukan pekerjaan-pekerjaan
mana yang harus dikerjakan dengan lembur, atau
pekerjaan mana yang harus di sub-kontrak-kan
agar penyelesaian proyek secara keseluruhan
dapat sesuai dengan permintaan konsumen.
SIMBOL-SIMBOL YANG DIGUNAKAN
DALAM NET WORK PLANNING
1. Event (Kejadian / Peristiwa / Saat)
EET.1
1
LET.1
EET.2
X (1 – 2 )
D (1-2 )
2
LET.2
a. Simbol Event biasanya menggunakan lingkaran dibagi
dalam 3 bagian / ruang, adalah saat dimulainya atau
berakhirnya suatu kegiatan;
b. Ruang sebelah kiri digunakan untuk memberikan
identitas event tsb yang biasanya memnggunakan
“Angka/Bilangan”;
Event ………….
c. Ruang kanan atas menunjukkan “kapan paling
cepat saat itu terjadi (EET = Earliest Event
Time);
d. Ruang kanan bawah menunjukkan paling
lambat saat itu “boleh” terjadi (LET = Latest
Event Time);
e. ………………………
Event ………….
e. Setiap kegiatan selalu dimulai oleh sebuah Event
disebut “Start Event” atau “Saat Dimulai”, dan
berakhir pada Event Lain disebut “Finish Event
atau “Saat Selesai”;
f. Event tidak membutuhkan waktu;
g. Jenis kegiatan dituliskan diatas garis anak panah
(X.1-2);
h. Waktu yang dibutuhkan pelaksanaan kegiatan
ditulis di bawah garis anak panah (D.1-2).
2. KEGIATAN (ACTIVITY)
a. Kegiatan adalah setiap bagian dari pekerjaan proyek
yang membutuhkan sumber daya (waktu, biaya,
tenaga kerja, peralatan);
b. Simbol yang digunakan adalah “Anak Panah”,
bagian ekor anak panah adalah saat mulainya
kegiatan dan bagian ujung adalah saat berakhirnya;
c. ……………..
KEGIATAN ……………
c. Di atas anak panah dituliskan nama kegiatan
secara singkat (X.1-2), di bawahnya
dituliskan lamanya kegiatan tersebut
dilakukan (D.1-2), dalam satuan waktu yang
seragam untuk seluruh kegiatan (misalnya :
jam, hari, minggu, bulan dsb);
d. …………………..
KEGIATAN ……………
e. Dalam menempatkan “Anak Panah”
pertimbangannya adalah:
- Kegiatan apakah yang sudah harus selesai
sebelumnya (yang mendahului);
- Adakah kegiatan lain yang dapat dikerjakan
secara bersamaan.
Contoh : Beberapa Kegiatan sbb.
1. Kegiatan A merupakan kegiatan awal;
2. Kegiatan B menunggu kegiatan A selesai;
3. Kegiatan C dapat bersamaan dengan kegiatan A
selesai;
4. Kegiatan D menunggu kegiatan B selesai;
5. Kegiatan E setelah kegiatan C selesai;
6. Kegiatan F kegiatan terakhir setelah kegiatan D
dan E selesai.
7. Diagram Network nya sbb. :
DIAGRAM NETWORK
B
A
D
C
E
F
DUMMY (KEGIATAN SEMU)
3. DUMMY ACTIVITY (KEGIATAN SEMU)
a. Kegiatan semu menggunakan simbol “Anak
Panah Terputus-putus”.
b. Kegiatan Semu (Dummy) tidak memerlukan
Sumber Daya.
Munculnya Dummy (1)
Kegiatan Semu terjadi disebabkan hal-hal, yaitu :
a. Setiap kegiatan harus ada identitas masing-2
yang dinyatakan dengan Nomor Start Event
dan Nomor Finish Event;
C.2.3
B.2.3
A.1.2
1
2
3
D.2.4
F.4.5
E.3.4
4
5
Penjelasan Terjadinya Dummy
(Tabel – 1)
KEGIATAN
IDENTITAS
STATUS
Kegiatan A
1–2
Kegiatan B
2–3
Tidak Boleh
Kegiatan C
2–3
Tidak Boleh
Kegiatan D
2–4
Kegiatan E
3–4
• Karena itu maka diperlukan “Kegiatan Semu”
(Dummy), maka diagram jaringan kerja (Net
Work Planning) tersebut di atas diubah menjadi
sebagai berikut :
Munculnya Dummy Karena “Identitas
Kegiatan” Sama. (Lihat Tabel-1)
3
B.2.4
A.1.2
1
2
4
C.2.5
E.5.6
D.4.5
5
6
Munculnya Dummy (2)
b. Misalnya dari 4 kegiatan tersebut (A, B, C, D),
menunjukkan hubungan antar kegiatan sebagai
berikut :
– Kegiatan B dapat dimulai setelah kegiatan A selesai;
– Kegiatan D baru bisa dilakukan setelah A dan C
selesai (tidak menunggu/tergantung Kegiatan B)
– Maka Diagram Jaringan Kerjanya membutuhkan
“Dummy”.
– Diagramnya sbb. :
Munculnya Dummy (2)
A.1.3
1
B.3.5
3
5
C.2.4
2
4
D.4.5
5
4. LANGKAH-LANGKAH MENYUSUN
NETWORK
a. Tentukan kegiatan-kegiatan yang perlu
dilakukan dalam mewujudkan suatu target atau
pekerjaan yang direncanakan (memecah
pekerjaan dalam kegiatan-kegiatan);
b. Tentukan kapan dimulai dan kapan harus
diakhiri untuk setiap kegiatan;
c. ………………..
Langkah – Langkah ………….
c. Pemecahan pekerjaan (“Break Down”;) ke dalam
kegiatan-kegiatan harus menghasilkan kegiatankegiatan yang setingkat. Misalnya : Kegiatan
Pengurugan Tanah tidak setingkat dengan Kegiatan
Memaku, dsb.;
d. Tentukan urutan-urutan secara logis dari kegiatankegiatan tersebut, dalam Network urutan tersebut
disebut “Precedence Relationship”;
e. ………………………….
Langkah – Langkah ………….
e. Pikirkan kegiatan mana yang harus mendahului
kegiatan yang lainnya;
f. Kegiatan mana yang harus mengikuti kegiatan
yang lain;
g. Kegiatan mana yang harus dilaksanakan secara
bersamaan / serentak;
h. Setiap kegiatan / pekerjaan dimulai pada suatu
Event (Saat Mulai atau Start Event) dan berakhir
pada suatu Event lain (Saat Selesai atau Finish
Event).
CONTOH : Kegiatan D baru dimulai setelah kegiatan
A, B, dan C selesai. Diagramnya sbb.
B
A
D
C
5. WAKTU
• Untuk menghitung jangka waktu proyek (Total
Project Time) dan semua Event Time, terlebih
dahulu harus diperkirakan waktu yang dibutuhkan
untuk melaksanakan “Setiap Kegiatan” (Activity
Duration).
EET.1
EET.2
X (1 – 2 )
1
2
LET.1
• Keterangan :
D (1-2 )
LET.2
Keterangan :
1&2
= Merupakan nomor urut Event;
EET.1
= Earlist Event Time (Saat Paling Cepat terjadi);
LET.1
= Latest Event Time (Saat Paling Lambat terjadi);
X(1-2)
= Jenis Kegiatan
D(1-2)
= Duration (Waktu Pelaksanaan)
EET.2
= EET.1 + X(1-2)
LET.1
= LET.2 – D(1-2)
EST = Earlist Start Time (waktu tercepat kegiatan dapat dimulai
LST = Latest Start Time (waktu paling lambat kegiatan
masih dapat dimulai.
EST
= (EET.1 + D(1-2) = EET.2
LST
= LET.1 + D(1-2) < LET.2
6. LINTASAN / JALUR KRITIS
PENGERTIAN JALUR KRITIS :
"Jalur Kritis adalah jalur yang memiliki waktu
terpanjang dari semua jalur yang dimulai dari
peristiwa awal hingga peristiwa yang terakhir”.
Yamit (2000: 301).
Jalur / Lintasan Kritis terjadi pada suatu Event
yang memiliki EET = LET
Jalur Kritis ……
• “Waktu Longgar” adalah jumlah waktu kegiatan
tertentu dapat ditunda, tanpa menunda keseluruhan
proyek.
• Bila Waktu Longgar Nol, maka kegiatan yang berada
disepanjang jalur waktu longgar nol tersebut adalah
Kegiatan Kritis dan jalurnya disebut Jalur Kritis,
dengan demikian jalur kritis ini mengindentifikasikan
kegiatan yang kritis agar dapat dilakukan usaha-usaha
untuk meniadakannya sehingga proyek tidak
tertunda”. (Reksohadiprodjo, 1995: 128)
Prosedur Untuk Menentukan
Jalur Kritis :
• Skemanya dihitung terus dari awal sampai akhir
(dari “Kiri” ke “Kanan”) dan kemudian dari akhir
sampai permulaan (dari “Kanan ke “Kiri”);
• Selisih antara saat permulaan yang paling dini dan
saat permulaan yang paling akhir dan disebut
kelonggaran;
• Dititik dimana kelonggaran itu bernilai Nol, maka
disitulah terletak Jalur Kritis. (Lock dalam
Kramadibrata, 1999: 234).
CONTOH :
EET (Saat Paling Cepat Terjadi)
2
2
D.2.3
A.1.2
(1)
(2)
0
1
4
B.1.3
(4)
3
6
E.3.5
5
(2)
(5)
G.4.6
C.1.4
(5)
(7)
7
4
12
F.5.6
6
MENGHITUNG ANGKA “EET”
(Saat Paling Cepat Terjadi)
a. Menghitung EET (saat paling cepat suatu event),
dengan cara dimulai dari Event yang Pertama ke
arah kanan menuju Event yang terakhir, dengan
cara “Penjumlahan” durationnya, seperti yang
berikut :
b. Kegiatan A durationnya 2 hari, jadi Event 2 terjadi
paling cepat (EET) pada hari ke 2.;
c. Kegiatan B durationnya 4 hari;
d. Maka ……..
Menghitung ………..
d. Kegiatan D durationnya 1 hari;
e. Apabila EET dari satu event tergantung oleh
lebih dari satu kegiatan, maka yang
menentukan adalah “Hasil Penjumlahan yang
Terbesar”;
f. Maka ………
Menghitung ………..
f. Maka Event ke 3 saat paling cepat terjadinya
(EET) diambil dari EET yang paling besar
yaitu Hari ke 4. ( karena disini ada dua hasil
perhitungan EET yaitu EET.2 (=2) + duration
kegiatan D (1 hr) = 3 dan hasil perhitungan
EET dari EET.1 (=0) + duration kegiatan B
(4hari) = 4. Jadi yang diambil EET yang
paling besar yaitu 4 untuk Event 3).
MENGHITUNG ANGKA “LET”
(Saat Paling Lambat Terjadi)
a. Menghitung LET (saat paling lambat terjadinya
suatu Event) dengan cara dimulai dari Event
yang Terakhir ke arah kiri menuju Event yang
Pertama dengan cara “Pengurangan”
durationnya, sebagai yang berikut :
b. Event 6, EET nya diperoleh angka 12 (saat
paling cepat terjadinya event 6 adalah hari ke
12);
c. ……….
Menghitung ………..
c. LET Event 6 (terakhir) selalu dibuat sama
dengan EET nya yaitu dalam contoh adalah 12;
d. LET Event 5 adalah hasil pengurangan LET
Event 6 (12) – Duration Kegiatan F (5) = 7;
e. LET Event 4, adalah hasil pengurangan LET
Event 6 (12) – Duration Kegiatan G (5) = 7;
f. ……….
Menghitung ………..
f. Berarti Event 4 memiliki EET sama dengan LET
yaitu 7;
g. Kegiatan yang melalui Event yang EET = LET
artinya nilai Nol adalah “Lintasan / Jalur Kritis”;
h. Apabila LET dari suatu event tergantung pada
lebih dari satu kegiatan, maka yang menentukan
adalah Hasil Pengurangan yang Terkecil.
CONTOH :
LET (Saat Paling Lambat Terjadi)
2
2
4
A.1.2
D.2.3
(1)
(2)
1
0
B.1.3
0
(4)
3
4
E.3.5
5
(2)
5
F.5.6
7
(5)
G.4.6
C.1.4
(7)
6
7
4
12
6
12
(5)
7
• Kegiatan C identitasnya (1-4) & Kegiatan G
identitasnya (4-6) merupakan Lintasan Kritis karena
EET = LET atau EET – LET = 0
SEKIAN