ANALISIS TITIK IMPAS - Nugrahini E
Download
Report
Transcript ANALISIS TITIK IMPAS - Nugrahini E
1
Sebelum bisa menghitung titik impas
atau menganalisis kaitan antara biaya –
volume produksi – laba, terlebih dahulu
harus dianalisis:
a. Komponen biaya produksi
b. Jenis-jenis biaya
2
Biaya produksi terdiri dari:
a. Bahan baku langsung (bahan baku yg
dapat ditelusuri langsung ke produk)
b. Tenaga kerja langsung (tenaga kerja yg
terkait langsung dengan produk)
c. Overhead pabrik (biaya-biaya tidak
langsung yg terkait dengan pembuatan
produk)
3
•
•
Biaya variabel (variabel cost)
total biaya akan bertambah atau
berkurang seiring dengan kenaikan atau
penurunan volume produksi.
Biaya tetap (fixed cost)
total biaya akan tetap selama produksi
berada dalam rentang produksi yang
relevan.
4
Pak Tio ingin membuka usaha Bika Padang.
Adapun bahan untuk membuat satu loyang
bika adalah sebagai berikut:
- Tepung beras
: 100 gr
- Santan
: 50 ml
- Tape
: 50 gr
- Bahan-bahan lain : 10 gr
Karena usaha ini baru dimulai maka pak Tio
sebagai pemilik merangkap koki yang
memasak. Untuk memanggang kue pak Tio
menggunakan oven kompor gas.
5
Sebutkan komponen biaya produksi kue
Bika Padang!
2. Sebutkan biaya produksi kue Bika
Padang yg tergolong biaya variabel
dan yang tergolong biaya tetap.
1.
6
Analisis ini diperlukan untuk memulai
sebuah usaha agar usaha tidak merugi.
Pengusaha harus menganalisis biayabiaya apa saja yang terkait dengan
pembuatan produk, kemudian
menentukan berapa volume penjualan
yg harus diraih agar memperoleh laba
yang diharapkan.
7
•
Asumsi:
- TFC = Total Biaya Tetap
- V = Biaya Variabel / unit
- P = Harga Jual / unit
- Q = Kuantitas Terjual
- EBT = Laba sebelum pajak
- EAT = Laba setelah pajak
- T
= Pajak
8
Rumus Titik Impas (Break Even Point)
Q
TFC
= -------------P - V
Contoh: Diketahui biaya variabel/unit untuk membuat bika padang
adalah Rp 1.500, total biaya tetap adalah Rp 500.000 Harga
sebuah bika dipasaran adalah: Rp 2500. Berapa buah bika
yang harus dijual oleh pak Tio agar pulang pokok?
9
Diketahui:
P = Rp 2.500; V = Rp 1.500; TFC = Rp
500.000
Rp 500.000
Q = --------------------------- = 500 buah
Rp 2.500 – Rp 1.500
Total penjualan = 500 x Rp 2500
= Rp 1.250.000
10
Rumus dg target laba sebelum pajak:
TFC + EBT
Q = ---------------------P - V
Contoh:
Diketahui biaya variabel/unit untuk membuat
bika padang adalah Rp 1.500, total biaya
tetap adalah Rp 500.000 Harga sebuah bika
dipasaran adalah: Rp 2500. Berapa buah bika
yang harus dijual oleh pak Tio agar
memperoleh laba sebelum pajak sebesar Rp
300.000?
11
Diketahui:
P = Rp 2.500; V = Rp 1.500; TFC = Rp 500.000;
∏ = Rp 300.000
Rp 500.000 + Rp 300.000
Q = --------------------------- -------- = 800
buah
Rp 2.500 – Rp 1.500
Total penjualan = 800 x Rp 2500
= Rp 2.000.000
12
Rumus dengan target laba setelah pajak
Apabila kita ingin menghitung tingkat penjualan yang harus diraih
dengan target laba setelah pajak, yg harus dilakukan adalah:
1.
Konversi besaran laba setelah pajak (earning after tax (EAT))
menjadi besaran laba sebelum pajak (EBT) . Rumus yg
digunakan:
EAT = (1 –T) EBT
2.
Setelah besar EBT diketahui langsung masukkan ke rumus dg
target laba sebelum pajak:
TFC + EBT
Q = ---------------------P - V
13
Diketahui biaya variabel/unit untuk
membuat bika padang adalah Rp 1.500,
total biaya tetap adalah Rp 500.000
Harga sebuah bika dipasaran adalah:
Rp 2500. Berapa buah bika yang harus
dijual oleh pak Tio agar memperoleh
laba setelah pajak sebesar Rp360.000
(asumsi: tarif pajak = 10%)?
14
Diketahui:
P = Rp 2.500; V = Rp 1.500; TFC = Rp 500.000;
EAT = Rp 360.000.
EAT = (1 – T) EBT
Rp 360.000 = ( 1 – 10%) EBT
EBT = Rp 360.000 / 90%
EBT = Rp 400.000
15
Rp 500.000 + Rp 400.000
Q = --------------------------- -------- = 900
buah
Rp 2.500 – Rp 1.500
Total penjualan = 900 x Rp 2500
= Rp 2.250.000
16