Presentasi Draft Final Progress Report: Cross Cutting

Download Report

Transcript Presentasi Draft Final Progress Report: Cross Cutting

Presentasi Final Progress Report:
Cross Cutting Health Systems Strengthening
Dipersiapkan oleh:
Anis Fuad
Guardian Y. Sanjaya
Outline
•
•
•
•
•
•
•
•
Latarbelakang proyek
Pendekatan penyusunan final report
Manajemen proyek
Penggunaan anggaran
Output kegiatan
Kesinambungan program
Lessons learned
Kesimpulan dan saran
Latarbelakang Proyek
• Cross Cutting Health Systems Strengthening (HSS)
terdiri dari 2 komponen dan SRS:
– Penguatan SIK
– Supply chain, mutu, keamanan dan farmakovigilans obat
(terutama ATM)
– Scalling up SRS representasi nasional
• Dalam konteks
– 138 Kab/Kota DTPK dan DBK (health systems equity)
– Dukungan terhadap penurunan mortalitas dan morbiditas
ATM
– Menjawab indikator MDGs (Kematian Ibu, Anak serta ATM)
Tujuan Penyusunan Laporan
• Pelaksanaan selama 3 tahun, perlu dievaluasi
untuk:
– Menilai sejauh mana kegiatan yang dilakukan sesuai
dengan tujuan dan rencana proposal HSS yang telah
disepakati (fase 1)
– Menilai kesesuaian output dengan kegiatan yang telah
dijalankan
– Mengidentifikasi peluang kesinambungan kegiatan
– Mengkaji aspek pembelajaran dari program HSS bagi
kebijakan pembangunan sistem kesehatan.
Pendekatan: Evaluasi Proyek
Input
• GFATM Fund
• Peran CCM
• Dukungan teknis
dari lembaga/donor
lain
• Kerjasama dengan
organisasi lain dan
komunitas
Proses/Output
• Proses
lelang/pelaksanaan
kegiatan
• Kegiatan monitoring
dan evaluasi
kegiatan (indikator)
• Kegiatan
dilaksanakan oleh
penerima manfaat
Outcome
• Adanya perubahan
dalam pelaksanaan
kegiatan rutin
(program)
• Peningkatan
kapasitas
penyelenggara
program/kegiatan
• Terselenggaranya
kegiatan baru yang
diharapkan
Impact
• Berkurangnya
morbiditas penyakit
• Pengambilan
keputusan yang
sesuai dengan
permasalahan
• Pengurangan angka
kemistiknan
• Peningkatan angka
harapan hidup
Kegiatan Evaluasi Proyek
• Review dokumen-dokumen proyek dan
laporan implementing entity
• Wawancara, FGD, komunikasi email dengan
PR, SRs, PIC, PMU dan CCM
• Kunjungan ke SRs
• Workshop validasi
Manajemen Proyek
GF
CCM
Drive the target of
activities
TWG HSS
PR
SRs
SRs
SRs
SRs
LFA
PMU
Support from other
institutions (NGOs)
Implementing
Entities (PIC)
Day to day activity
Third party
(vendors/Industry)
Consultants
Target of objectives
Other
institutions
Penggunaan Anggaran
$2,500,000
$2,000,000
$1,500,000
Proposed
Disbursed
$1,000,000
$500,000
$0
2012
2013
2014
PR Pusdatin
2012
2013
2014
SR Binfar
2012
2013
2014
SR BPOM
2012
2013
2014
SR Litbangkes
Project Accomplishment
Indicator Description
Baseline
(if applicable)
Value
Year
Intended
Target
to date
Actual
Result
to date
%
achievement
Disbursed
Number and percent of districts submitting timely,
complete, and accurate routine HIS reports within 30
days of end of the month
10%
(14/138)
2010
60%
(83/138)
29%
(40/138)
48%
$1,830,639.99
Number and percentage of subdistricts submitting
mortality reports with validated multiple cause of
death (using ICD-10)
1,6%
(2/128)
2009
100%
(128/128)
100%
(128/128)
100%
$1,484,964.81
Number of testing methods that have been validated
and verified by central lab
150
2010
270
276
102%
$998,559.45
Number and percentage of districts drug warehouses
with functional warehouse logistic system
NA
2013
44%
(60/138)
20%
(27/138)
45%
$1,756,447.20
Number and percentage of districts drug warehouses
that meet national benchmark for infrastructure
14%
(19/138)
2012
57%
(79/138)
47%
(65/138)
82%
Output Kegiatan
Program
yang
berjalan
Scaling Up
kegiatan
New
Adhoc
• Rehabilitasi instalasi farmasi dan infrasdtruktur pendukung
• Pengembangan dan implementasi SIKDA Generik Puskesmas, Update GIS health facilities
• Revisi dan diseminasi HIS guideline, Training data processing and validation
• Improve staff capacity at central level (ToT, implementation process, publication/dissemination)
• Pemantauan kualitas obat (MESO – Pharmacovigilance), Uji BE untuk obat ATM
• Penguatan kapasitas laboratorium uji obat untuk untuk ATM
• Pelatihan ICD-10
• Sample registration systems (instrumen, protokol, buku panduan)
• Pelatihan (PMKDR, improve decision making)
• Integrated Call Center dan strategi komunikasi (branding) BPOM
• Kolaborasi CoE untuk peningkatan kapasitas SIK dan penelitian operasional
• Pengembangan HDD
• Penyediaan infrastruktur TIK di CoE, Kab/Kota dan Puskesmas
• Pelatihan dan ToT
Strengthening Health Information systems in Developing
Countries (WHO-SEARO, 2006)
Policy development, regulation and
legislation on HIS
HIS Committee
Enhancement of mechanisms for effective
communication, cooperation and coordination)
SIKDA Generik
Development and
implementation
System analysis (health information system
design/set-up and maintenance)
GIS Health Facility
Appropriate application of information and
communication technology (ICT)
Development of HDD
Promotion of data quality
Strengthening of data sharing, analysis and
utilization, at all levels
CoE, Training and
capacity building
Strengthening data collection and utilization in
decentralized systems
Development and allocation of HIS resources
(human, physical, financial)
Effective marketing of HIS products
HIS Operational
Research
Strengthening linkage between the national
health information system and the national
health research system
HIS Infrastructure
Output SIK
HDD memberikan dampak pada
standardisasi sistem informasi
kesehatan
SIKDA Generik Puskesmas telah
dimanfaatkan > 330 Puskesmas
diluar target daerah GF
CoE dan Penelitian Operasional
NO
MATERI
A MATERI DASAR
1 Strategi dan Penerapan e-Health di Indonesia
Kebijakan Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan
2
Nasional
B MATERI INTI
1 Evaluasi Sistem Informasi Kesehatan
2 Rencana Strategis Sistem Informasi Kesehatan
3 Manajemen Proyek Sistem Informasi Kesehatan
4 Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan
5 Pemrograman Dasar dan Pemrograman Database
6 Teknologi dan Infrastruktur Sistem Informasi
7 Pemeliharaan Sistem Informasi dan Trouble Shooting
8 Pengembangan Indikator Kesehatan
9 Manajemen Data Kesehatan Rutin
10 Manajemen Data Kesehatan Sewaktu
SCM, Medical Product and Vaccine
•Warehouse infrastructure
•Supporting equipments
•Vehicle for distribution
•Supply chain management (capacity building)
Pharmacy SCM cycle
Pre-market
control
Inventory and stock
management
Selection and
procurement
Quality control
and drug
monitoring
Distribution
and use
Promoting and exercising
Prequalification WHO
•BA/BE Test (ATM)
•Pharmacovigilance
•Customer services (call center)
SR BPOM
Integrated Call Center BPOM
KELOMPOK
JENIS KOMODITI
I
Obat
%
422
Makanan & Minuman
Obat Tradisional
Kosmetika
Suplemen Makanan
P
6.20%
%
K
%
JML
%
53
8.22%
4
25.00%
479
6.41%
2277
33.46% 169
26.20%
7
43.75%
2453
32.85%
559
8.21% 149
23.10%
0
0.00%
708
9.48%
1276
18.75% 194
30.08%
1
6.25%
1471
19.70%
512
7.52%
30
4.65%
0
0.00%
542
7.26%
70
1.03%
14
2.17%
0
0.00%
84
1.12%
267
3.92%
6
0.93%
3
18.75%
276
3.70%
Alat Kesehatan
36
0.53%
0
0.00%
0
0.00%
36
0.48%
PKRT
47
0.69%
1
0.16%
0
0.00%
48
0.64%
1340
19.69%
29
4.50%
1
6.25%
1370
18.35%
NAPZA
Bahan Berbahaya
Info Umum
Persentasi topik call center BPOM Februari – Desember 2014
SR Binfar
Manual assessment standar sarana dan prasaran instalasi farmasi
Daftar penerima bantuan renovasi
No
Tahun
Kontrak
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
Aceh
Aceh
Aceh
Jawa Timur
NTB
NTB
NTB
NTB
NTB
NTB
NTB
Kab. Bireuen
Kab. Nagan Raya
Kab. Pidie
Kab. Bangkalan
Kab. Bima
Kab. Dompu
Kota Bima
Kab. Lombok Barat
Kab. Lombok Tengah
Kab. Lombok Timur
Kab. Sumbawa
12
2014
Sumatera Utara
Kab. Serdang Bedagai
13
14
15
16
17
18
19
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
Sumatera Barat
Riau
Riau
Bengkulu
Kepulauan Riau
Kalimantan Barat
Kalimantan Barat
Kab. Solok Selatan
Kab. Indragiri Hilir
Kota Dumai
Kab. Bengkulu Utara
Kab. Karimun
Kab. Sambas
Kab. Kapuas Hulu
Provinsi
Kabupaten
Total Nilai untuk Bangunan IFK
Alokasi
Realisasi
404.020.321
271.789.050
588.500.067
804.800.721
398.363.482
382.033.863
190.021.501
124.151.666
337.640.455
89.479.125
111.742.111
402.128.000
250.463.000
570.093.880
795.704.000
384.633.000
336.392.000
189.486.000
122.225.000
273.344.000
88.519.000
111.734.500
410.000.052
280.488.315
202.959.706
278.936.364
400.000.520
503.574.824
525.577.188
360.618.293
405.955.000
278.368.000
202.700.000
266.267.000
397.974.000
489.575.000
520.350.000
359.245.000
6.664.697.624
6.445.156.380
Renovasi dan perluasan instalasi farmasi Kab/Kota wilayah timur
Sample Registration Systems
• Indonesia memiliki data kematian dan
penyebab kematian yang representatif
nasional
• Kerjasama yang melibatkan pakar
internasional dalam menganalisis data SRS
• Instrumen Verbal Autopsy dan Cause of Death
SR Pusat Humaniora Litbangkes
Tantangan Pelaksanaan Proyek
• Manajemen proyek
–
–
–
–
Perubahan pengelolaan GF dengan NFM
Kompetensi dan proses review LFA
Reprogramming kegiatan berdasarkan Monev GF
Pengelolaan proyek yang terpusat (tidak ada
repesentasi daerah)
• Pelaksanaan proyek
– Pergantian PIC akibat perubahan struktur organisasi
implementing entity
– Keterbatasan konsultan/partners
– Penerima bantuan kurang komitmen
Kesinambungan Proyek
Kerjasama lintas unit/departemen dan lembaga
•
•
•
•
•
•
Capacity building SDM melalui PPSDM, organisasi profesi (PORMIKI)
Universitas (CoE) terhadap supply SDM SIK dan penelitian
Buku panduan, manual dan SOP (unit lain terkait)
CRVS dengan Kemdagri
Standard informatika kesehatan dengan Kominfo
Pengembangan aplikasi SIK dengan BPPT
Continuous
improvement
Sumber pendanaan
•
•
Project
Deployment
•
•
•
Exit strategy for
sustainability
Project
initiation
Waktu
Penggunaan dana APBN
Diarahkan dana dekonsentrasi, DAK,
DAU, BOK
Lembaga donor dan technical
assistant yang bersinergi
Dana lain (dana kapitasi JKN)
New funding model GF
Lessons Learned
• Penguatan kapasitas lembaga (implementing entity, termasuk SDM-nya)
– Outreach ke level Faskes paling bawah
– Inovasi kegiatan organisasi (baru) yang berkelanjutan
– Penguatan kapasitas SDM implementing entity selama proses implementasi
• Menyelaraskan aktivitas bersumber dana GF dan bersumber anggaran lain
sehingga memberikan keleluasaan dalam menjamin keberlangsungan
kegiatan
• Kerjasama lintas departemen/lembaga yang bervariasi
• Perlunya entry dan exit strategy yang baik (stakeholder analysis)
• Knowledge management untuk dokumentasi dan pemanfaatan output
lebih luas
Kesimpulan
•
•
•
•
•
•
Proyek HSS GF bertujuan utk memperkuat 2 building block sistem kesehatan
(sistem informasi dan manajemen obat dan vaksin) dan sample registration system
(SRS) dengan daerah sasaran adalah 138 DBK/DTPK.
Terdapat beberapa tantangan dalam tatakelola proyek yang berdampak pada
pelaksanaan kegiatan oleh masing-masing implementing entity.
Rendahnya penyerapan anggaran disebabkan faktor langsung yang terkait dengan
manajemen proyek (proses review lama, jangka waktu lelang terlalu pendek) dan
faktor tidak langsung terkait dengan daerah sasaran dan kapasitas organisasi.
Secara umum kegiatan yang telah dilakukan tidak langsung berkontribusi terhadap
ATM, melainkan sistem kesehatan khususnya pada 2 building block: sistem
informasi dan medical product dan vaksin.
Kontribusi terhadap 138 Kabupaten/Kota DTPK dan DBK tidak terlalu terlihat,
tetapi output yang dihasilkan memiliki dampak lebih luas.
Kesinambungan proyek terletak pada berbagai peluang sumber pendanaan dan
yang tidak kalah penting adalah kerjasama dengan departemen/lembaga lain.
Rekomendasi
• Assessment kapasitas dan komitmen daerah
untuk melaksanakan proyek (HSS)
• Manual proyek yang dijadikan referensi
tatakelola proyek
• Database konsultan/partner untuk
pelaksanaan kegiatan
• Knowledge management proyek