INDIKASI KONFLIK Ditinjau dari sudut pandang antropologi

Download Report

Transcript INDIKASI KONFLIK Ditinjau dari sudut pandang antropologi

filsafat
ilmu
kuliah pengantar (module 01)
Prof. Dr. Palmawati Taher
Guru Besar Ilmu Hukum
FILSAFAT ILMU
Proses Pembelajaran
* Teknik Pemberian Materi
* Tugas-tugas Individu dan Kelompok
* Teknik Evaluasi Pembelajaran (UTS dan
UAS);
* Kehadiran Disepakati dalam Kelas
* Ruang lingkup Pembelajaran
Materi Kuliah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Hakekat Filsafat
Hakekat Pengetahuan
Filsafat Ilmu
lmu Pengetahuan
Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Kebenaran
Penalaran
Ujian Tengah Semester (UTS)
Etika Keilmuan
Ontologi
Epistemologi
Aksiologi
Ilmu dan Kebudayaan
Pengembangan Ilmu dan Kebudayaan Nasional
Filsafat Pendidikan
Ujian Akhir Semester (UAS)
Referensi
C. Verhaak & R. Haryono. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Gramedia, 1995.
The Liang Gie. Pengantar Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Liberty, 1996.
A.F. Chalmers. Apa Yang Dinamakan Ilmu ?, Jakarta: Hasta Mitra, 1983.
Jujun S. Suriasumantri. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Sinar
Harapan, 1993.
Van Melsen. Ilmu Pengetahuan & Tanggung Jawab Kita. Jakarta: Gramedia, 1992.
Poedjawijatna. Tahu dan Pengetahuan. Jakarta: Renika Cipta, 1991.
Bernard Delfgaaum. Filsafat Abad 20. Yogyakarta: Tiara Wacana, Yogya,1987.
Michael Polanyi. Segi Tak Teruangkap Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Gramedia, 1996.
Atmadilaga, Didi. Filsafat Ilmu dan Metode Ilmiah; Kumpulan Tulisan. Bandung:
Unpad, 1998.
H. A. Fuad Ihsan. Filsafat Ilmu. Jakarta: Rineke Cipta, 2010.
Konrad Kebung. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher,
2011.
Amsal Bakhtiar. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2011.
A. Susanto. Filsafat Ilmu. Jakarta: Bumi Aksara, 2011.
Nasoetion, A, H. Pengantar Filsafat Sains. Jakarta: Litera Antar Nusa, 1988.
Muhajir, N. Fisafat Ilmu, Positivisme, PostPositivisme & Postmodernisme. Edisi
II, Yogyakarta: Rake Sarasin, 2001.
Ali Maksum. Pengantar Filsafat, Dari Masa Klasik Hingga Postmodernisme.
Yogyakarta: 2008.
Ali Mudhofir. Pengantar Fisafat. Yogyakarta: Liberty, 1996.
Surajiyo. Filsafat Ilmu & Perkembangannya di Indonesia Suatu Pengantar.
Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Arief Sidharta. Apakah Filsafat dan Filsafat Ilmu Itu. Cet. 1. Bandung: Pustaka
Sutra, 2008.
Suparlan Suhartono. Filsafat Pendidikan. Jogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2009.
Anton Bakker. Metode-Metode Filsafat. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1984.
Abbas Hamami. Filsafat (Suatu Pengantar Logika Formal Filsafat Pengetahuan ).
Yogyakarta: Yayasan Pembinaan Fakultas Filsafat UGM, 1976.
Hakekat Filsafat
a. Pengertian filsafat




Arti Etimologi
Falsafah (Arab)
Philosophy (Inggris)
Philosophic (Jerman, Belanda, Perancis)
Philosophia (Yunani)
Philein = Cinta (love)
Sophia = Kebijaksanaan (wisdom)
Cinta kebijaksanaan (love of wisdom)
Menurut sejarah, istilah philosophia pertama kali
digunakan oleh Pythagoras (Abad ke-6 SM)
Pertanyaan bagi Pythagoras. “Apakah anda
seorang yang bijaksana?”. Pythagoras menjawab:
saya hanya seorang philosophos “pencinta
kebijaksanaan” atau “saya hanya orang yang
mencintai pengetahuan”

Sumber dari filsafat adalah manusia, meliputi akal dan
kalbu manusia yang sehat dan bersungguh-sungguh untuk
mencari kebenaran dan akhirnya memperoleh kebenaran.
 Proses mencari kebenaran melalui tiga tahap, yaitu:
1.
2.
3.
Manusia berspekulasi dengan pemikirannya tentang semua hal.
Dari berbagai spekulasi disaring menjadi beberapa buah
pikiran yang dapat diandalkan.
Buah pikiran tersebut menjadi titik awal dalam mencari
kebenaran, kemudian berkembang menjadi ilmu pengetahuan,
seperti matematika, fisika dan sebagainya (A. Susanto, 2011:1)





Arti Terminologi
Beberapa batasan filsafat antara lain:
Plato, filsafat adalah pengetahuan yang berminat
mencapai pengetahuan yang asli.
Aristoteles, filsafat adalah ilmu yang meliputi kebenaran
yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika,
logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika
(filsafat keindahan).
Al- Farabi, filsafat adalah ilmu yang menyelidiki hakikat
yang sebebarnya dari segala yang ada (al-maujud).
Rene Descartes, filsafat adalah kumpulan segala
pengetahuan di mana Tuhan, alam dan manusia menjadi
pokok penyelidikan.

Immanuel Kant, filsafat adalah ilmu yang menjadi
pokok pangkal dari segala pengetahuan, yang
mencakup masalah epistimologi.
 Ali Mudhofir





Filsafat sebagai suatu sikap
Filsafat sebagai suatu metode
Filsafat sebagai kelompok persoalan
Filsafat sebagai sekelompok teori atau sistem pemikiran
Filsafat sebagai analisis logis tentang bahasa dan
penjelasan makna istilah
 Filsafat sebagai usaha memperoleh pandangan yang
menyeluruh.





Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki
segala sesuatu yang ada secara mendalam dengan
mempergunakan akal sampai pada hakikatnya.
Filsafat harus refleksi, radikal dan integral.
Refleksi adalah keseluruhan nilai dan makna yang
diungkapkan manusia dari objek-objek yang
dihadapinya.
Radikal, dari kata radix (akar) berarti filsafat harus
mencari pengetahuan sampai ke akar-akarnya.
Integral berarti filsafat mempunyai kecenderungan untuk
memperoleh pengetahuan yang utuh sebagai suatu
keseluruhan.
b. Objek Filsafat

Isi filsafat ditentukan oleh objek yang dipikirkan.
 Objek adalah sesuatu yang menjadi bahan dari suatu
kajian atau penelitian tentang pengetahuan.
 Setiap ilmu pengetahuan pasti mempunyai objek, baik
objek materiil maupun objek formal.
 Objek material, yaitu suatu kajian penelaahan atau
pembentukan pengetahuan, yaitu segala sesuatu yang ada
dan mungkin ada.
 Objek material mencakup apa saja, baik hal-hal yang
konkret maupun hal-hal yang abstrak.





Objek formal, yaitu sifat penelitian dan penyelidikan
yang mendalam.
Objek formal filsafat yaitu sudut pandang yang
menyeluruh, secara umum, sehingga dapat mencapai
hakikat dari objek materialnya.
Objek formal filsafat, membahas objek materiilnya
sampai ke hakekat atau esensi dari yang dibahasnya.
Perbedaan filsafat dengan ilmu-ilmu lain terletak dalam
objek material dan objek formalnya.
Dalam ilmu-ilmu lain objek materialnya membatasi diri,
sedangkan pada filsafat tidak membatasi diri.

Objek materiil filsafat terdapat kesamaan dengan
objek materiil sains, namun terdapat dua hal yang
membedakan, yaitu:
1.
2.
Sains menyelidiki objek materiil yang empiris,
sementara filsafat menyelidiki bagian yang abstrak.
Ada objek materiil filsafat yang tidak dapat diteliti
oleh sains, seperti Tuhan dan hari kemudian A.
Susanto, 2011:12)
C. Metode Filsafat

Metode atau methodos (bahasa
Yunani), kata depan meta (menuju,
melalui, mengikuti, sesudah) dan
kata benda hodos (jalan, cara, arah)
kata methodos berarti penelitian,
metode ilmiah, hipotesis ilmiah,
uraian ilmiah.
 Metode ialah cara bertindak menurut
sistem aturan tertentu (Anton Bakker,
1984).

1.
2.
3.
Menurut garis historis sedikitnya ada 10 metode (Anton
Bakker, 1984, 21-22) yaitu:
Metode kritis, bersifat analitis dan pendapat dengan
jalan berdialog, akhirnya ditemukan hakikat: Socrates,
Plato.
Metode intuitif, dengan jalan introspeksi intuitif
sehingga tercapai suatu penerangan pikiran: Plotinus,
Bergson.
Metode skolastik, bersifat sintetis-deduktif, bertitik
tolak dari definisi-definisi yang jelas dengan sendirinya
ditarik kesimpulan: Aristoteles, Thomas Aquinas,
Filsafat Abad Pertengahan.
4.
5.
6.
Metode geometris, melalui analisis mengenai
hal-hal kompleks, dicapai intuisi akan hakikathakikat sederhana, dideduksikan secara
matematis segala pengertiannya: Rene Descartes
dan Pengikutnya.
Metode empiris, hanya pengalaman menyajikan
pengertian benar kemudian disusun bersama
secara geometris: Hobbes, Locke, Barkeley,
David Hume.
Metode transendental, bertitik tolak dari tepatnya
pengertian tertentu dengan jalan analisis:
Immanuel Kant, Neo-Skolastik.
Metode fenomenologis, dengan jalan beberapa
pemotongan sistematis, refleksi atau fenomin dalam
kesadaran mencapai hakikat murni: Husserl,
Eksistensialisme.
8
Metode dialektis, dengan jalan mengikuti dinamik
pikiran atau alam sendiri menurut antitesis, sintesis
dicapai hakikat kenyataan: Hegel, Marx.
9
Metode neo-positivistis, kenyataan dipahami menurut
hakikatnya dengan jalan mempergunakan aturan-aturan
seperti pada ilmu pengetahuan eksakta.
10 Metode analitika bahasa, dengan jalan analisa
pemakaian bahasa sehari-hari ditentukan sah atau
tidaknya ucapan-ucapan filosofis: Wittgenstein.
7
D. Ciri-Ciri Filsafat
1.
2.
3.
4.
Pemikiran kefilsafatan memiliki
karakteristik (Ali Mudhofir, 1996, 13-15)
yaitu:
Radikal, berpikir sampai ke akarakarnya.
Universal, berpikir tentang hal-hal yang
bersifat umum.
Konseptual, hasil generalisasi dari
pengalaman tentang hal-hal individual.
Koheren dan konsisten. koheren sesuai
dengan kaidah-kaidah berpikir.
Konsisten, tidak mengandung
kontradiksi.
5.
6.
7.
8.
Sistematik, kebulatan dari sejumlah unsur yang
saling berhubungan menurut tata pengaturan
untuk mencapai suatu maksud tertentu.
Komprehensif, mencakup keseluruhan.
Bebas, hasil pemikiran yang bebas. Bebas dari
prasangka sosial, historis, kultural dan relegius.
Bertanggung jawab. Seorang yang berfilsafat
adalaah orang yang berpikir sambil
bertanggung jawab.
E. Asal dan Peranan Filsafat
Asal filsafat
ada tiga hal yang mendorong
manusia berfilsafat yaitu:
1.
2.
3.
Keheranan
Kesangsian
Kesadaran akan keterbatasan
Peranan filsafat
Filsafat telah memerankan tiga peranan utama dalam
sejarah pemikiran manusia yaitu;
1. Pendobrak. Kehadiran filsafat telah mendobrak pintu
dan tembok tradisi yang sakral dan selama itu tidak
boleh diganggu-gugat.
2. Pembebas. Filsafat membebaskan manusia dari
ketidaktahuan dan kebodohan dan membebaskan
manusia dari belenggu cara berpikir yang mistis dan
mitis.
3. Pembimbing. Membimbing manusia untuk berpikir
rasional.
F. Kegunaan Filsafat



Belajar filsafat menjadikan orang mampu
untuk menjawab berbagai pertanyaan
mendasar manusia tentang makna realitas
dan lingkup tanggung jawabnya.
Kemampuan itu dipelajari dari dua jalur
yaitu, secara sistematik dan secara historis.
Secara sistematik, filsafat menawarkan
berbagai metode mutakhir untuk menangani
masalah-masalah mendasar manusia, tentang
hakikat kebenaran dan pengetahuan.


Secara historis, filsafat belajar mendalami,
menanggapi jawaban-jawaban yang sampai
sekarang ditawarkan oleh para pemikir dan
filsuf terkemuka.
Menurut Franz Magnis Suseno (1991), secara
umum ada lima kegunaan filsafat yaitu:
1.
Menghadapi tantangan modernisasi dengan
perubahan pandangan hidup, nilai-nilai dan norma
filsafat membantu untuk mengambil sikap yang
terbuka dan kritis.
2.
3.
4.
5.
Filsafat adalah sarana yang baik untuk menggali
kembali kekayaan kebudayaan, tradisi bangsa yang
dapat menjadi modal dalam pembentukan identitas
modern bangsa secara terus-menerus.
Sebagai kritik ideologi, filsafat membangun
kesanggupan untuk mendeteksi dan membuka kedokkedok ideologis berbagai bentuk ketidakadilan sosial
dan pelanggaran terhadap martabat dan hak asasi
manusia.
Filsafat merupakan dasar untuk berpartisipasi secara
kritis dalam kehidupan intelektual bangsa.
Filsafat menyediakan dasar dan sarana untuk
berdialog di antara agama-agama di Indonesia
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
G. Cabang-Cabang Filsafat

Filsafat secara garis besar dapat dibagi
ke dalam dua kelompok, yaitu filsafat
sistematis dan filsafat sejarah.
 Filsafat sistematis, bertujuan dalam
pembentukan dan pemberian landasan
pemikiran filsafat, di dalamnya meliputi
logika, metodologi, epistimologi,
filsafat ilmu, etika, estetika, metafisika,
teologi, filsafat manusia dan sebagainya.


Sejarah filsafat adalah bagian yang berusaha
meninjau pemikiran filsafat di sepanjang masa,
sejak zaman kuno hingga zaman modern,
meliputi sejarah filsafat Yunani, India, Cina dan
sejarah filsafat Islam.
Berdasarkan tiga persoalan filsafat yang utama,
yaitu persoalan keberadaan, persoalan
pengetahuan, dan persoalan nilai, maka cabang
filsafat adalah sebagai berikut:
1.
Persoalan keberadaan (being) atau eksistensi,
berkaitan dengan cabang filsafat metafisika.
2.
Persoalan pengetahuan (knowledge) atau kebenaran
(truth). Pengetahuan ditinjau dari segi isinya
berkaitan dengan cabang filsafat, yaitu
epistimologi. Kebenaran ditinjau dari segi
bentuknya berkaitan dengan cabang filsafat,
yaitu logika.
3. Persoalan nilai (value). Nilai ada dua yaitu,
nilai kebaikan tingkah laku berkaitan dengan
cabang filsafat, yaitu etika. Dan nilai
keindahan berkaitan dengan cabang filsafat,
yaitu estetika.
4. Logika, adalah cabang filsafat yang menyelidiki lurus
tidaknya pemikiran seseorang. Mempelajari logika
diharapkan dapat menerapkan asas bernalar sehingga
dapat menarik kesimpulan dengan tepat.
5. Epistimologi, adalah bagiuan filsafat yang
membicarakan tentang terjadinya pengetahuan,
sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan, batasbatas, sifat, metode dan kesahihan pengetahuan.
6. Filsafat ilmu, mempelajari tentang ciri-ciri
pengetahuan ilmiah dan cara bagaimana
mendapatkannya. Dengan belajar epistimologi dan
filsafat ilmu diharapkan dapat membedakan antara
pengetahuan dan ilmu.
7. Etika adalah cabang filsafat yang membicarakan
tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan
baik-buruk. Objek material etika adalah tingkah laku
manusia. Objek formal etika adalah kebaikan dan
keburukan.
8. Estetika, adalah cabang filsafat yang membicarakan
tentang keindahan. Objek estetika adalah pengalaman
dan keindahan.
9. Metafisika, adalah cabang filsafat yang
membicarakan tentang yang ada. Dengan belajar
metafisika orang akan mengenal tuhannya.

Persoalan metafisis dibedakan menjadi tiga yaitu:
1. Persoalan ontologi, di antaranya adalah apa
yang dimaksud dengan ada, keberadaan,
bagaimana penggolongan dari ada, dan apa
sifat dasar keberadaan.
2. Persoalan kosmologis, bertalian dengan asal
mula, perkembangan dan struktur atau susunan
alam, apa hakikat hubungan sebab akibat.
3. Persoalan antropologi, bertalian dengan
bagaimana terjadi hubungan badan dan jiwa,
apa yang dimaksud dengan kesadaran.
h. Jalinan agama, filsafat, sain dan teknologi
Agama dan Filsafat
– Ada dua kekuatan yang mewarnai dunia
yaitu, agama dan filsafat.
– Ada dua orang yang mewarnai dunia
yaitu, nabi (ulama) dan filosof.
– Kalau mau memahami dunia, harus
memahami agama dan filsafat.
– Sain dan teknologi dalam hal ini netral.
Dari beberapa definisi agama, dapat dibagi
menjadi dua kelompok yaitu: agama yang
menekankan rasa iman atau kepercayaan
dan agama yang menekankan sebagai
peraturan tentang cara hidup, yang keduaduanya dikombinasikan.
Terima Kasih, sampai minggu depan, i.A..