Kemiskinan - WordPress.com

Download Report

Transcript Kemiskinan - WordPress.com

Kuliah Peta Sosial-Ekonomi Umat
Prodi Perbankan Syari’ah
STAIMAFA
TIPOLOGI DAN PROBLEMATIKA
EKONOMI MASYARAKAT KOTA/ INDUSTRI
(ANALISIS PROBLEM KEMISKINAN KOTA)
Pati, 01 Juni 2010
A. Dimyati
KUTIPAN HASIL SURVEI LSI
TENTANG
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP
PEMERINTAHAN SBY-JK
1. Rapor Biru Hanya di
Kinerja Bidang Keamanan
Sejauh ini Ibu/Bapak sangat puas, puas, tidak puas, atau sangat tidak puas dengan
kerja presiden SBY dalam menangani masalah …?
Masalah
Cukup puas/
Sangat puas
Kurang puas/ Tidak
puas sama sekali
Tidak Tahu/
Tidak Jawab
Politik
45.4%
39.5%
15.1%
Ekonomi
29.7%
64.4%
5.9%
Sosial
46.9%
44.0%
9.0%
Keamanan
59.6%
32.8%
7.6%
Penegakan hukum
47.2%
41.8%
11.0%
Hubungan luar negeri
46.4%
29.5%
24.2%
Kepuasan publik di atas 50% hanya di bidang keamanan
Kepuasan publik di bidang ekonomi < 30% (titik terendah selama 2.5 tahun SBY- JK
3
2. Persepsi Atas Program Primadona
Menurun (Isu Korupsi)
Salah satu persoalan Indonesia adalah KORUPSI. Menurut penilaian Ibu/Bapak, sejauh
mana keberhasilan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pemberantasan
masalah KORUPSI?
Kategori
Agustus
2005
April
2006
Februari
2007
Cukup berhasil/ Sangat berhasil
67.9%
53.7%
33.3%
Kurang berhasil/ Tidak berhasil sama sekali
24.5%
34.6%
53.0%
7.6%
11.7%
13.7%
Tidak tahu/ Tidak jawab
Kepuasan atas program anti korupsi
Merosot dari 67.9% (agustus 2005) ke 33.3% (Febuari 2007)
4
3. Munculnya Pesimisme
Masa Depan Ekonomi
DALAM SATU TAHUN KE DEPAN, apakah menurut Ibu/Bapak Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono mampu menyelesaikan masalah …?
Kemiskinan
50.9%
26.0%
Pengangguran
51.2%
23.1%
22.9%
Ya, mampu
Tidak mampu
Mayoritas publik berpandangan SBY tak lagi mampu menyelesaikan
Masalah kemiskinan dan pengangguran
25.9%
Tidak jaw ab/Tidak tahu
5
WAJAH TELANJANG KEMISKINAN KOTA,
DEFINISI KEMISKINAN (1)
A.
Secara Bahasa
WJS Porwadarminta, “miskin” berarti “tidak berharta benda, serba
kurang”.
The Concise Oxford Dictionary:
“Poor” sebagai “Lacking
adequate money or means to live comfortably”.
Kleinpenning (1996): “kemiskinan adalah ketidakmampuan untuk
memenuhi kebutuhan seseorang,baik yang mencakup material
maupun non-material.”
DEFINISI KEMISKINAN (2)
B. Pendekatan ilmu sosial :
“Suatu
keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara
dirinya sendiri sesuai dengan taraf hidup kelompoknya dan juga
tidak mampu memanfaatkan tenaga, mental maupun fisiknya dalam
kelompok tersebut.”
C. Perspektif-perspektif lain:
• Kemiskinan adalah keterbatasan konsumsi (sehari makan 1/2 x)
• Kemiskinan adalah akumulasi material/ kapital (punya uang...M)
• Kemiskinan adalah status sosial (sebutan kaya-miskin)
• Kemiskinan adalah ideology (zuhud, tawakkal = baik)
JENIS-JENIS KEMISKINAN (1)
1. Kemiskinan absolut
“Apabila tingkat pendapatan dibawah garis kemiskinan atau;
jumlah pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
minimum, antara lain: kebutuhan pangan, sandang, kesehatan,
perumahan dan pendidikan yang diperlukan untuk bisa hidup dan
bekerja”.
Rendahnya tingkat pendapatan itu biasanya disebabkan oleh
keterbatasan sarana dan prasarana fisik dan kelangkaan modal
atau miskin karena sebab alami
JENIS-JENIS KEMISKINAN (2)
2. Kemiskinan relatif
“Adalah pendapatan seseorang yang sudah diatas garis
kemiskinan,namun relatif lebih rendah dibanding pendapatan
masyarakat sekitarnya.”
Kemiskinan relatif erat kaitannya dengan masalah pembangunan
yang belum menjangkau seluruh lapisan masyarakat sehingga
menyebabkan ketimpangan pendapatan.
JENIS-JENIS KEMISKINAN (2)
3. Kemiskianan kultural
“Mengacu pada sikap seseorang atau masyarakat yang (disebabkan
oleh faktor budaya) tidak mau berurusan untuk memperbaiki tingkat
kehidupan meskipun ada usaha dari pihak luar untuk
membantunya.”
Budaya mangan ora mangan sing penting kumpul. Slogan sepiring
berdua, doktrin sitihik neng barokah.
CIRI-CIRI KEMISKINAN/ MASYARAKAT MISKIN
(1)
Menurut Gunawan Sumodiningrat (1997) :
1. Sebagian besar dari kelompok miskin ini terdapat di pedesaan,
berprofesi sebagai buruh tani yang tidak memiliki lahan sendiri.
Kalaupun ada yang memiliki tanah luasnya tidak seberapa dan tidak
cukup untuk membiayai ongkos hidup yang layak.
2. Berstatus pengangguran atau setengah menganggur. Kalau ada
pekerjaan maka sifatnya tidak tetap, atau tidak memberi pendapatan
yg memadai bagi tingkat hidup wajar.
3. Rata – rata tidak memiliki peralatan kerja atau modal sendiri.
4. Berpendidikan rendah.
5. Mereka kurang berkesempatan memperoleh dalam jumlah yang
cukup bahan kebutuhan pokok, pakaian, perumahan, fasilitas
kesehatan, komunikasi dan fasilitas kesejahteraan sosial pada
umumnya
CIRI-CIRI KEMISKINAN/ MASYARAKAT MISKIN
(2)
Menurut World Bank:
1.
2.
3.
4.
5.
Secara politik : tidak memiliki akses ke proses pengambilan
keputusan yang menyangkut hidup mereka.
Secara sosial : tersingkir dari institusi utama masyarakat yang
ada.
Secara ekonomi : rendahnya kualitas SDM termasuk kesehatan,
pendidikan, ketrampilan yang berdampak pada penghasilan.
Secara budaya dan tata nilai : terperangkap dalam budaya
rendahynya kualitas SDM seperti rendahnya etos kerja, berpikir
pendek, dan fatalisme.
Secara lingkungan hidup : rendahnya pemilikan aset fisik
termasuk aset lingkungan hidup, seperti air bersih dan
penerangan.
PARAMETER KEMISKINAN (1)
BPS :
“Kemiskinan adalah kondisi dimana seseorang hanya dapat
memenuhi kebutuhan makannya kurang dari 2.100 kalori per
kapita per hari.”
BKKBN :
“Kemiskinan adalah keluarga miskin prasejahtera yang tidak dapat
melaksanakan ibadah menurut agamanya, tidak mampu makan 2
kali sehari, tidak memiliki pakaian berbeda untuk dirumah,
bekerja, dan bepergian, bagian terluas rumah berlantai tanah, dan
tidak mampu membawa anggota keluarga ke sarana kesehatan.
World Bank :
“Kemiskinan adalah tidak tercapainya kehidupan yang layak
dengan penghasilan US $ 1 per hari per tahun.”
PARAMETER KEMISKINAN (2)
BKKBN
Keluarga miskin adalah :
a. Paling kurang sekali seminggu keluarga makan daging, ikan/telur.
b. Setahun sekali seluruh anggota keluarga memperoleh paling
kurang satu stel pakaian.
c. Luas lantai rumah paling kurang 8 m² untuk tiap penghuni.
Keluarga miskin sekali adalah: keluarga yang karena alasan ekonomi
tidak dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator yang meliputi :
Pada umumnya seluruh anggota keluarga makan 2 kali sehari atau
lebih.
a. Anggota keluarga memiliki pakaian berbeda untuk dirumah,
b. bekerja/sekolah, dan bepergian.
c. Bagian lantai yang terluas bukan dari tanah.
PARAMETER KEMISKINAN (3)
Indikator umum penduduk miskin dalam sensus penduduk ):
Luas lantai kurang dari 8 meter, jenis lantai tanah, dinding rumah
kayu atau bambu, tidak memiliki fasilitas MCK, sumber air minum
bukan PDAM, penerangan bukan listrik, membeli daging maksimal
1 kali sepekan, frekuensi makan dua kali sehari, 1 tahun membeli 1
stel pakaian, tidak mampu berobat ke Puskesmas, lapangan
pekerjaan buruh tani- buruh bangunan dan lainnya, pendapatan di
bawah Rp 600 Ribu per bulan, pendidikan tertinggi tidak tamat
sekolah dan tidak tamat SD, tidak memiliki tabungan, barang yang
mudah dijual nilainya tidak sampai Rp 500 Ribu, tidak memiliki
kompor atau menggunakan arang.
LOGIKA KEMISKINAN (1)
Lingkaran Setan/ Mata Rantai Kemiskinan
LOGIKA KEMISKINAN (2)
A. Teori Mobilitas
•
•
•
Semua orang pasti ingin “lebih baik” (ingat rasionalitas ekonomi;
self interest, present aim rationality, strong monotonicity, dll)
Tidak selalu tersedia sarana untuk menjadi “lebih baik”, (problem
distribusi, kelangkaan/ scarcity)
Mobilitas individu terakumulasi menjadi mobilitas social
Jenis-jenis mobilitas individu dan social;
•
•
Naik-turun dalam intra-antar kelas.
Mobilitas intra-inter generasional (ex. Perubahan Status kelas
kyai dalam 1 generasi pada masyarakat yg berbeda, status kyai
antar generasi)
Masalah-masalah dalam mobilitas:
• Laju mobilitas, mobilitas itu perlu, tidak ada masyarakat yang rela
dikatakan bahwa mobiltas socialnya rendah.
• Modus mobilitas, Ujian CPNS, pindah agama, petani ke kota
menjadi pedagang asongan, dll.
Orang melakukan mobiltas untuk menjadi lebih baik tanpa adanya
perencanaan dan bekal ketrampilan yang memadai, sehingga
terjadi kemiskinan kota.
Ex. Di Jakarta banyak “calon artis” pendatang yang hidup berkoloni
di kontrakan-kontrakan sempit menunggu tawaran menjadi iklan,
cameo, figuran atau peran apa saja dengan motif ekonomi. Ada
yang berhasil banyak yang gagal. Terjadi kemiskinan kota.
SOLUSI: REKAYASA MOBILITAS SOSIAL :
Regulasi, kolaborasi kekuasaan/ otoritas, relokasi dan redistribusi
factor-faktor produksi pemicu mobilitas Pemberdayaan,
mass education, pembangunan, pemerataan
LOGIKA KEMISKINAN (3)
B. Teori Konsumsi Berlebihan dan Modal Simbolis:
•
Konsumsi tidak berarti selalu mempertimbangkan untung-rugi,
kebutuhan bertahan hidup, efisiensi dan pertimbanganpertimbangan ekonomi klasik. Konsumsi menentukan identitas
individu” (Witold Kula)
Ex:
Mahasiswa kuliah menenteng notebook, tradisi mentraktir teman,
mengajak nonton pacar dll (jangan2 sedekah juga?)
Bourdieu:
“Konsumsi berlebihan berfungsi untuk mengubah modal
ekonomis menjadi modal politis, social, cultural atau modal
simbolis.”
Teori Konsumsi......
Orang tertarik/ terpengaruh pada perilaku konsumsi
berlebihan tanpa mempertimbangkan kemampuannya
secara obyektif, terutama pada masyarakat urban,
sehingga memaksakan diri melakukan konsumsi di luar
kemampuannya; KEMISKINAN
SOLUSI; MERUBAH PERILAKU EKONOMI KONSUMSI
BERLEBIHAN, melalui:
- Teori model,
- Rasionalitas,
- Dll
LOGIKA KEMISKINAN (4)
C. Teori Resiprositas
Sebagian masyarakat terobsesi pada otoritas, Otoritas
meniscayakan resiprositas, resiprositas memerlukan (bisa)
penghamburan materi.
F. Barth (1959):
“Hanya dengan pamer kemampuan terus-menerus cara untuk
mempertahankan pengikut”.
Ex: Perilaku kaum urban, selalu ingin diakui statusnya dengan
mencalonkan diri sebagai Bupati, lalu memberikan hadiah kepada
masyarakat dari asalnya, membelanjakan berlebih, bersikap
dermawan dll.
Teori Resiprositas....
Karl Polanyi (1941) :
“Ada tiga sistem dasar organisasi ekonomi; 1) Sistem pasar,
ekonomi klasik; 2) system resiprositas/ hadiah dimana orang
melakukan “pertukaran melingkar” untuk menjaga solidaritas; dan 3)
Redistribusi; pemberian hadiah untuk mendapatkan kontraprestasi
tertentu”.
Sebagian orang yang sudah hidup di kota berusaha diterima
masyarakat dan mendapatkan otoritas, pengakuan, menjaga gengsi
dan
sebagainya
dengan
memberikan
“hadiah”
tanpa
mempetimbangkan kemampuan.
Solusi...?
LOGIKA KEMISKINAN (5)
D. Patronase dan korupsi
Masyarakat yang norma birokrasinya lemah sementara solidaritas
vertikalnya kuat dapat dikatakan menganut patronase dan
berpotensi menimbulkan perilaku korup (Johnsosn dan Dandeker,
1989).
Patronase pada hakikatnya sebuah transaksi antara patron –
klien. Besar kecilnya transaksi tergantung seberapa tinggi nilai
obyek transaksi.
Ex : Banyak mahasiswa di kota yang enggan balik kampong dan
memilih menunggu peruntungan dengan ikut dalam kompetisi
mendapatkan pekerjaan. Tidak jarang yang berperilaku korup;
menyuap; menjual kehormatan dll. Terjadi akumulasi
pengangguran terdidik di Kota = KEMISKINAN KOTA.
SOLUSI......?
LOGIKA KEMISKINAN (6)
E. Teori Pusat dan pinggiran
Lenin (tentang Imperialisme) dan Marx (tentang Kapitalisme):
“Antara kesejahteraan negara2 industri dan negara2 terbelakang
ibarat dua sisi koin, selalu ada dalam waktu bersamaan tetapi dalam
posisi kontradiktif”.
Dalam sebuah Negara, pusat adalah kota, pinggiran adalah desa.
Di Jawa ibukota adala pusat kosmos sebuah Negara/ kerajaan.
Posisi pusat kota selalu menjadi daya tarik masyarakat karena
mejanjikan berbagai fasilitas yang tidak ditemukan di desa.
Ketimpangan kota-desa; pusat-pinggiran mendorong terjadinya
gelombang urbanisasi: KEMISKINAN KOTA.
SOLUSI: Paradigma pemerataan/ peberdayaan (bottom up)
ISU-ISU STRATEGI PENGENTASAN
KEMISKINAN (1)
Millennium Development Goals (MDGs):
Delapan tujuan yang diupayakan untuk dicapai pada tahun 2015
dalam Deklarasi Milenium yang diadopsi oleh 189 negara dan
ditandatangani oleh 147 kepala pemerintahan dan kepala negara
pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium di New York pada
bulan September 2000.”
Delapan tujuan pembangunan milenium yang telah disepakati oleh
189 negara itu didasarkan pada pemenuhan hak dasar warga
negara atau right based approach.
Delapan kesepakatan dalam MDGs tersebut adalah:
1)
Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan (eradicate extreme
poverty and hunger).
2)
Mencapai pendidikan dasar untuk semua (achieve universal
primary education)
3)
Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
(promote gender equality and empower women)
4)
Menurunkan Angka Kematian anak (reduce child mortality).
5)
Meningkatkan kesehatan Ibu (increase maternal health)
6)
Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan penyakit lainnya (combat
HIV/AIDS, malaria and other diseases)
7)
Memastikan kelestarian lingkungan hidup (ensure environment
sustainability).
8)
Membangun kemitraan global untuk pembangunan (develop a
global partnership for development).
Target-target MDGs
1. Pengentasan kemiskinan dan kelaparan yang ekstrim
Target untuk 2015: Mengurangi setengah dari penduduk dunia yang
berpenghasilan kurang dari 1 dolar AS sehari dan mengalami
kelaparan.
(Kurs Sekarang, 1 US$ : 9.100, jadi target pendapatan sebulan
adalah 9.100 x 30 = Rp. 273.000/ bulan, atau 3.276.000/ tahun,
apakah ukuran yang realistis?)
2. Pemerataan pendidikan dasar
Target untuk 2015: Memastikan bahwa setiap anak , baik laki-laki
dan perempuan mendapatkan dan menyelesaikan tahap pendidikan
dasar.
3.Mendukung adanya persaman jender dan pemberdayaan
perempuan
Target 2005 dan 2015: Mengurangi perbedaan dan diskriminasi
gender dalam pendidikan dasar dan menengah terutama untuk
tahun 2005 dan untuk semua tingkatan pada tahun 2015.
Target-target ......
4. Mengurangi tingkat kematian anak
Target untuk 2015: Mengurangi dua per tiga tingkat kematian anakanak usia di bawah 5 tahun
5. Meningkatkan kesehatan ibu
Target untuk 2015: Mengurangi dua per tiga rasio kematian ibu
dalam proses melahirkan
6. Perlawanan terhadap HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya
Target untuk 2015: Menghentikan dan memulai pencegahan
penyebaran HIV/AIDS, malaria dan penyakit berat lainnya.
7. Menjamin daya dukung lingkungan hidup
Target:
a. Mengintegrasikan
prinsip-prinsip
pembangunan
yang
berkelanjutan dalam kebijakan setiap negara dan program
serta mengurangi hilangnya sumber daya lingkungan
b. Pada tahun 2015 mendatang diharapkan mengurangi setengah
dari jumlah orang yang tidak memiliki akses air minum yang
sehat
c. Pada tahun 2020 mendatang diharapkan dapat mencapai
pengembangan yang signifikan dalam kehidupan untuk
sedikitnya 100 juta orang yang tinggal di daerah kumuh
Target-target....
8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan
Target:
a. Mengembangkan lebih jauh lagi perdagangan terbuka dan
sistem keuangan yang berdasarkan aturan, dapat diterka dan
tidak ada diskriminasi. Termasuk komitmen terhadap
pemerintahan yang baik, pembangungan dan pengurangan
tingkat kemiskinan secara nasional dan internasional.
b. Membantu kebutuhan-kebutuhan khusus negara-negara kurang
berkembang, dan kebutuhan khusus dari negara-negara
terpencil dan kepulauan-kepulauan kecil. Ini termasuk
pembebasan-tarif dan -kuota untuk ekspor mereka;
meningkatkan pembebasan hutang untuk negara miskin yang
berhutang besar; pembatalan hutang bilateral resmi; dan
menambah bantuan pembangunan resmi untuk negara yang
berkomitmen untuk mengurangi kemiskinan.
Target-target....
c. Secara komprehensif mengusahakan persetujuan mengenai
masalah utang negara-negara berkembang.
d. Menghadapi secara komprehensif dengan negara berkembang
dengan masalah hutang melalui pertimbangan nasional dan
internasional untuk membuat hutang lebih dapat ditanggung
dalam jangka panjang.
e. Mengembangkan usaha produktif yang layak dijalankan untuk
kaum muda
f. Dalam kerja sama dengan pihak "pharmaceutical", menyediakan
akses obat penting yang terjangkau dalam negara berkembang
g. Dalam kerjasama dengan pihak swasta, membangun adanya
penyerapan keuntungan dari teknologi-teknologi baru, terutama
teknologi informasi dan komunikasi.
Apabila keberhasilan pencapaian MDGs diukur dari Human
Development Index (HDI), maka pencapaian MDGs di Indonesia
masih sangat memprihatinkan. Posisi Indonesia dalam HDI pada
tahun 2006 berada pada urutan 108, dengan nilai indeks sebesar
0,83. Ranking Indonesia ini jauh di bawah negara-negara Asia
Tenggara lainnya, misalnya Singapura yang berada pada urutan ke25, Malaysia ke- 61, Thailand ke-74, Filipina ke–84 dan Brunei
Darrusalam ke-34.
‫و اهلل اعلم باالصواب‬
‫دعاء رسول اهلل ص م ‪:‬‬
‫”اللهم امتين مسكينا‪“.....‬‬
‫‪Kajen, 1 Juni 2010, Dini Hari‬‬
‫)‪(Orang Yang Masih Pingin Kaya‬‬