7. Wawancara - TECHNOCOMINFO

Download Report

Transcript 7. Wawancara - TECHNOCOMINFO

Hakikat Wawancara
(Pertemuan ke-6)
 Berbicara dalam kegiatan
wawancara
 Persiapan wawancaca
 Pelaksanaan wawancara
Hakikat Wawancara
Wawancara  proses pencarian data berupa
pendapat/pandangan/pengamatan seseorang yang akan
digunakan sebagai salah satu bahan penulisan karya
jurnalistik.
Wawancara sangat penting dalam dunia jurnalistik.
Wawancara vs reportase
• Apakah wawancara sama dengan reportase? Jawabnya
adalah tidak.
• Reportase memiliki ruang lingkup yang jauh lebih luas dari
wawancara, sedangkan wawancara adalah salah satu
teknik reportase.
Jenis Wawancara
1.
Man in the street interview. Untuk mengetahui
2.
Casual interview. Wawancara mendadak. Jenis
3.
Personality interview. Wawancara terhadap figur-
4.
News interview. Wawancara untuk memperoleh
pendapat umum masyarakat terhadap isu/persoalan
yang akan diangkat jadi bahan berita.
wawancara yang dilakukan tanpa
persiapan/perencanaan sebelumnya.
figur publik terkenal. Atau orang yang memiliki
kebiasaan/prestasi/sifat unik, yang menarik untuk
diangkat sebagai bahan berita.
informasi dari sumber yang mempunyai kredibilitas
atau reputasi di bidangnya.
Wawancara yang Baik
1.
2.
Lakukanlah persiapan sebelum melakukan wawancara.
Taatilah peraturan dan norma-norma yang berlaku di
tempat pelaksanaan wawancara tersebut.
3. Jangan mendebat nara sumber.
4. Hindarilah menanyakan sesuatu yang bersifat umum
5. Ungkapkanlah pertanyaan dengan kalimat yang sesingkat
mungkin
6. Hindari pengajuan dua pertanyaan dalam satu kali
bertanya
7. Pewawancara hendaknya pintar menyesuaikan diri
terhadap berbagai karakter nara sumber
8. Bisa menjalin hubungan personal dengan nara sumber
9. Tidak memihak
10. Proses untuk menemui nara sumber
Wawancara yang Baik
1.
Lakukanlah persiapan sebelum melakukan wawancara.
Persiapan tersebut menyangkut outline wawancara,
penguasaan materi wawancara, pengenalan mengenai
sifat/karakter/kebiasaan orang yang hendak kita
wawancarai, dan sebagainya.
2.
Taatilah peraturan dan norma-norma yang berlaku di
tempat pelaksanaan wawancara tersebut. Sopan
santun, jenis pakaian yang dikenakan, pengenalan
terhadap norma/etika setempat, adalah hal-hal yang
juga perlu diperhatikan agar kita dapat beradaptasi
dengan lingkungan tempat pelaksanaan wawancara.
Wawancara yang Baik
3. Jangan mendebat nara sumber. Tugas seorang pewawancara
adalah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari nara
sumber, bukan berdiskusi. Jika Anda tidak setuju dengan
pendapatnya, biarkan saja. Jangan didebat. Kalaupun harus
didebat, sampaikan dengan nada bertanya, alias jangan
terkesan membantah.
Contoh yang baik: "Tetapi apakah hal seperti itu tidak
berbahaya bagi pertumbuhan iklim demokrasi itu sendiri,
Pak?"
Contoh yang lebih baik lagi: "Tetapi menurut Tuan X, hal
seperti itu kan berbahaya bagi pertumbuhan iklim demokrasi
itu sendiri. Bagaimana pendapat Bapak?"
Contoh yang tidak baik: "Tetapi hal itu kan dapat berbahaya
bagi pertumbuhan iklim demokrasi itu sendiri, Pak.“
4. Hindarilah menanyakan sesuatu yang bersifat umum, dan
biasakanlah menanyakan hal-hal yang khusus. Hal ini akan
sangat membantu untuk memfokuskan jawaban nara sumber.
Wawancara yang Baik
5. Ungkapkanlah pertanyaan dengan kalimat yang
sesingkat mungkin dan to the point. Selain untuk
menghemat waktu, hal ini juga bertujuan agar nara
sumber tidak kebingungan mencerna ucapan si
pewawancara.
6. Hindari pengajuan dua pertanyaan dalam satu kali
bertanya. Hal ini dapat merugikan kita sendiri,
karena nara sumber biasanya cenderung untuk
menjawab hanya pertanyaan terakhir yang
didengarnya.
Wawancara yang Baik
7. Pewawancara
hendaknya pintar menyesuaikan diri terhadap
berbagai karakter nara sumber. Untuk nara sumber yang
pendiam, pewawancara hendaknya dapat melontarkan
ungkapan-ungkapan pemancing yang membuat si nara sumber
"buka mulut". Sedangkan untuk nara sumber yang doyan
ngomong, pewawancara hendaknya bisa mengarahkan
pembicaraan agar nara sumber hanya bicara mengenai hal-hal
yang berhubungan dengan materi wawancara.
8. Pewawancara juga hendaknya bisa menjalin hubungan personal
dengan nara sumber, dengan cara memanfaatkan waktu luang
yang tersedia sebelum dan sesudah wawancara. Kedua belah
pihak dapat ngobrol mengenai hal-hal yang bersifat pribadi,
atau hal- hal lain yang berguna untuk mengakrabkan diri. Ini
akan sangat membantu proses wawancara itu sendiri, dan juga
untuk hubungan baik dengan nara sumber di waktu-waktu
yang akan datang.
Wawancara yang Baik
9. Jika kita mewawancarai seorang tokoh yang memiliki lawan
ataupun musuh tertentu, bersikaplah seolah-olah kita
memihaknya, walaupun sebenarnya tidak demikian. Seperti
kata pepatah, "Jangan bicara tentang kucing di depan
seorang pecinta anjing".
10. Bagi seorang reporter pers yang belum ternama, seperti pers
kampus dan sebagainya, kendala terbesar dalam proses
wawancara biasanya bukan wawancaranya itu sendiri,
melainkan proses untuk menemui nara sumber. Agar kita
dapat menemui nara sumber tertentu dengan sukses,
diperlukan perjuangan dan kiat-kiat yang kreatif dan tanpa
menyerah. Salah satu caranya adalah rajin bertanya kepada
orang-orang yang dekat dengan nara sumber. Koreklah
informasi sebanyak mungkin mengenai nara sumber tersebut,
misalnya nomor teleponnya, alamat villanya, jam berapa saja
dia ada di rumah dan di kantor, di mana dia bermain golf, dan
sebagainya.
Media Cetak vs Media Elektronik
Cara memperoleh/mengumpulkan berita  melalui reportase,
yang bertujuan untuk mengumpulkan sebanyak mungkin data
yang berhubungan dengan karya jurnalistik yang akan dibuat.
Pihak yang menjadi objek reportase disebut nara sumber. Nara
sumber ini bisa berupa manusia, makhluk hidup selain
manusia, alam, ataupun benda-benda mati. Jika nara
sumbernya berupa manusia, maka reportase tersebut
bernama wawancara.
 Dengan demikian, ada sedikit perbedaan antara reportase
dengan wawancara. Wawancara merupakan bagian dari
reportase, dan reportase tidak hanya dapat dilakukan
terhadap manusia.
Media Cetak vs Media Elektronik
Wawancara untuk media cetak berbeda dengan wawancara
untuk media elektronik.
Wawancara untuk media elektronik biasanya dikemas semenarik
mungkin. Sebelum wawancara berlangsung, seringkali
dilakukan briefing antara pewawancara dan nara sumber,
yang bertujuan untuk menjaga kelancaran wawancara. Hal ini
dilakukan karena wawancara untuk media elektronik
merupakan "produk" tersendiri yang "dijual" kepada
pemirsa/pendengar.
Sedangkan dalam media cetak, yang terpenting bagi pembaca
adalah tulisan yang dibuat berdasarkan hasil reportase,
sehingga proses wawancara tidaklah penting bagi mereka.
Karena itu, wawancara untuk media cetak dapat berlangsung
tanpa kemasan yang menarik ataupun briefing antara
wartawan dengan nara sumber. Satu-satunya persiapan yang
perlu dilakukan adalah persiapan wartawan itu sendiri, yang
mencakup bahan wawancara dan pengetahuan umum mengenai
materi wawancara. Sedangkan proses wawancaranya dapat
berlangsung dalam berbagai situasi dan tempat. Bisa di
kantor, di restoran sambil makan siang, lewat telepon, sambil
berjalan menuju halaman parkir, sambil ngobrol, dan
sebagainya.
Teknik & Persiapan Wawancara
• SUMBER berita, selain diperoleh dalam suatu peristiwa atau
kejadian di lapangan juga bisa dari hasil wawancara.
• Mengadakan wawancara atau interview pada
prinsipnya merupakan usaha untuk menggali keterangan yang
lebih dalam dari sebuah
berita dari sumber lain yang relevan.
• Informasi atau keterangan itu bisa berupa pendapat, kesan,
pengalaman, pikiran dan sebagainya.
Referensi : - www.infojawa.org Oleh: Mulyadi Adhisupo
- Langkah Awal Menjadi Presenter, Oleh
Hendi Triono
- Teknik Wawancara, hlm. 72
Sumber Informasi
(Informan)
Dalam dunia jurnalistik, wawancara selalu dimaksudkan  upaya untuk
mendapatkan berita, komentar atau opini sehubungan dengan sesuatu
yang berhubungan dengan otoritas yang dimiliki seseorang.
Mis: keterangan atau informasi tentang kampanye advokasi pengelolaan
sumber daya hutan yang adil & berkelanjutan atau perubahan PP
tentang pengelolaan hutan negara  (yg punya otoritas : Kel.Tani
Hutan, Kadinas Kehutanan, Menteri Kehutanan).
Namun wawancara yg dilakukan untuk mendapat bahan tulisan yang
bersifat ‘human interest’ tidak harus dilakukan dengan seseorang yang
mempunyai otoritas tetapi siapapun bisa menjadi sumber berita untuk
diwawancarai.
Mis: kelompok tani di Gunungkidul dan Kulonprogo yang tengah berjuang
mendapat izin pengelolaan hutan negara tidak hanya sekadar 5 thn
tetapi 35 thn. Perjuangan ini sangat menarik karena menyangkut mati
hidup kelompok tani yang berada di sekitar hutan. Hidup dan matinya
masyarakat di sekitar hutan tiba-tiba diputus tentu akan menjadi pusat
perhatian.
Mencari Informasi
Untuk melengkapi dan mempertajam suatu berita wartawan
harus melakukan wawancara.
Mis: seseorang berhasil mengendus kasus illegal logging, selain
memberitakan kasus dari pernyataan seseorang, harus
mencari informasi yg akurat dan faktual untuk mendapat
kebenaran kasus itu kepada yang lebih punya otoritas untuk
memperjelas persoalan, siapa di balik kasus tersebut.
Hasil dari wawancara diharapkan menjadi laporan,
mengungkapkan fakta, memberikan gambaran yang lebih
lengkap tentang illegal logging.
Wawancara dapat dilakukan dengan pemangku adat,polisi hutan,
masyarakat di sekitar hutan, juga penguasa di tingkat
kelurahan, kecamatan, kabupaten, gubernur, Kapolri sampai
pelaku.
Berita: Fakta & Opini
• Berita yang disajikan merupakan perpaduan antara fakta
(fact news) dan opini / pendapat / omongan (talk news).
• Untuk menggali keterangan atau informasi dari
seseorang, wawancara yang diperlukan tidak sekedar
sambil lalu, tetapi memerlukan kekhususan.
• Dalam dunia jurnalistik wawancara khusus opini
mempunyai nilai tambah, lebih-lebih kalau yang menjadi
sumber wawancara memiliki nama atau keistimewaan dan
opini yang dikemukakan merupakan suatu yang sama sekali
baru dan belum pernah dikemukakan kepada media lain.
Persiapan Wawancara
> Untuk melakukan wawancara memerlukan persiapan
1)
2)
3)
4)
dengan langkah-langkah sbb:
Sebelum wawancara hrs menguasai persoalan, kalau perlu
membuat daftar pertanyaan dari yang bersifat umum
sampai detail.
Menentukan arah permalahan dilengkapi berbagai berita
terkait
Menetapkan siapa saja yg akan menjadi nara sumber.
Harus jelas kriterianya mengapa mewawancarai nara
sumber tersebut.
Mengenali sifat-sifat nara sumber sebelum wawancara 
tanya kepada orang lain atau membaca tulisan dan
riwayat hidup termasuk hobi, keluarganya, dan kesukaan
lainnya.
Persiapan Wawancara
5) Membuat janji dulu  kapan waktu yang luang dan
tepat
6) Persiapan mental krn masing2 pribadi punya karakter
yang berbeda, shg perlu membaca karakter calon
nara sumber.
7) Persiapan lainnya  membawa bloknote, pena, tape
recorder, kamera.
8) Dianjurkan untuk berpakaian rapi dan sopan.
Untuk mendapatkan hasil yang baik harus menemukan
orang yg sesuai dengan bidang dan keahlian, atau bisa
juga karena hobi terkait dengan permasalahan yang
akan menjadi topik wawancara.
Melakukan Wawancara
• Kalau sudah ada janji mau wawancara dan waktu sudah
ditentukan maka sudah selayaknya menepati waktu
yang sudah disepakati bersama.
• Namun wawancara itu bisa dilakukan di mana dan kapan
saja, meski mendadak, tetapi penguasan masalah tetap
harus dipegang, supaya informasi yang didapatkan
sesuai dan memberi nilai tambah pada berita yang
diharapkan.
• Wawancara bisa dilaksanakan di mana saja, seperti di
depan pintu, ketika narasumber sedang masuk mobil
Namun diperlukan persiapan matang dari wartawan,
terutama pengenalan lebih dulu pewancara dengan nara
sumber.
Pelaksanaan Wawancara
Saat wawancara yang perlu
diperhatian adalah:
1.
•
1. Menjaga Suasana
2. Bersikap Wajar
3. Memelihara Situasi
4. Tangkas Menarik
Kesimpulan
5. Menjaga Pokok Persoalan
6. Kritis
7. Sopan Santun
•
Menjaga Suasana
Ini sangat penting dalam
pelaksanaan wawancara
dibuat lebih rileks,
sehingga berjalan dengan
santai tidak terlalu formal
meskipun membahas
masalah yang serius.
Menciptakan suasana
nyaman dan baik
memerlukan waktu,
sebelum memasuki materi
lebih enak kalau dibuka
dengan hal-hal yang umum.
Misalnya, keadaan nara
sumber: kesehatan, hobi
dan yg mungkin menyentuh
hati.
Pelaksanaan Wawancara
2. Bersikap Wajar
Dalam mewawawancarai
narasumber yang benarbenar pakar, ada yg tidak
menguasai persoalan  jgn
rendah diri atau merasa
lebih tinggi, seharusnya
bisa mengimbangi atau
mengangkatnya.
Pewawancara juga harus bisa
mencegah supaya
narasumber tidak
berceramah, krn itu perlu
menguasai materi, selain
menguasai nara sumber dan
pandai-pandai membawakan
diri agar tidak
direndahkan.
• 3. Memelihara Situasi
Pewawancara jangan
terbawa emosi, hrs
dikuasai utk mendapat
informasi yang
dibutuhkan dan jangan
sampai terjebak ke
dalam situasi,
berdiskusi, yg panjang,
berdebat, apalagi
menghakimi.
Mis: wwncara dg direktur
rumah sakit terkait
dengan kasus flu burung,
karena etika kedokteran
hrs merahasiakan
informasi.
Pelaksanaan Wawancara
4. Tangkas Menarik Kesimpulan
Pada saat wawancara berlangsung
dituntut untuk secara setia
mengikuti setiap jawaban yg
diberikan nara sumber untuk
menarik kesimpulan dengan
tangkas, spy nara sumber tdk
mengulang kembali apa yang
telah disampaikan.
Juga spy tidak kehilangan sumber
berita, karena nara sumber
takut salah kutip.
Cek kembali istilah atau bahasa
Inggrisnya.
5.
Menjaga Pokok Persoalan
Menjaga pokok persoalan
sangat penting dalam
setiap wawancara agar
dalam menggali informasi
mendapatkan informasi
sebanyak-banyaknya  jgn
hanya mengikuti apa yang
dikatakan nara sumber.
Pelaksanaan Wawancara
• 7. Sopan Santun
Sikap kritis perlu agar mendapat Sopan santun perlu dijaga, krn
informasi rinci dan lengkap 
menyangkut etiket
kejelian menangkap pokok
pergaulan.
pembicaraan dan jeli
menangkap gerakan-gerakan yang Jgn bersikap sembarangan,
sombong atau perilaku yang
diwawancarai, meluruskan
tidak simpatik lainnya.
data bila nara sumber salah
mengungkapkannya.
Mis: merokok sementara
Baik itu tentang angka, tempat
narasumber tidak merokok
kejadian dsb. Ini penting
Kondisi ruangan yg ber-AC,
sebagai bahan untuk
mengucapkan rasa terima
menuliskan laporan, sehingga
kasih di awal dan akhir,
benar-benar utuh dan penuh
berpesan menghubungi bila
warna (bisa mendeskripsikan
data masih kurang. Jgn
sifat narasumber saat
gusar jika ditolak utk
diwawancara)
wawancara, janji lagi lewat
telp, jgn menjanjikan akan
dimuat, tapi yakinkan
hasilnya berguna.
6. Kritis
Penulisan Wawancara
• Hasil wawancara bisa dituangkan dalam beberapa
bentuk penulisan sesuai dengan tujuan wawancara
yang telah dilakukan.
• Bila hasil wawancara akan digabungkan dengan
hasil wawancara yang lain, cara menuliskannya akan
lain dengan bentuk penulisan yang didasarkan pada
satu wawancara.
• Hasil wawancara dapat dipergunakan untuk bahan
penulisan berita atau straight news, laporan atau
tulisan khusus wawancara.