Transcript disini

MENGENAL
PERJUANGAN PGRI
Oleh
Drs. H. Soebagyo Brotosedjati, M.Pd.
Ketua Pengurus PGRI Provinsi Jawa Tengah
PENDAHULUAN
Banyak pihak yang tidak mengenal sejarah,
perjuangan, kegiatan, konstitusi PGRI sehingga
memberikan apresiasi yang salah dan pendapat yang
keliru terhadap PGRI. Pengenalan dan pemahaman
yang benar terhadap organisasi guru ini, baik
konstitusi, kegiatan dan perjuangannya, akan
melahirkan sikap yang wajar terhadap organisasi guru
ini
Perlu penyebarluasan aktivitas organisasi ke
berbagai pihak, khususnya anggota, sehingga didapat
dukungan yang wajar dan memadai
PB PGRI
LKBH PGRI
PUSAT
SUARA
GURU
YPLP PGRI
PUSAT
LAIN-LAIN
PENG. PROV.
PGRI JATENG
LKBH
CABANG
DANSET
DERAP
YPLP
YPLP PT
DIKDASMEN
IKIP PGRI
SMG
PENG. KAB/KOD
PGRI SE-JATENG
YPLP
Dikdasmen/Kab/Kota
PENG. CABANG
SEKOLAH
PGRI
249.248
ANGGOTA
LAIN
LAIN
SUBSTANSI PERJUANGAN
1.
2.
3.
Menyerap, menyalurkan, dan
memperjuangkan aspirasi.
Meningkatkan kesejahteraan dan kualitas
profesi.
Membela dan melindungi (hak2) anggota.
PENINGKATAN
MUTU PENDIDIKAN
PENINGKATAN
KESEJAHTERAAN/
MUTU GURU
PGRI LAHIR 25-11-1945 DI SURAKARTA
Tujuan:
1. Mempertahankan dan menyempurnakan RI
2. Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran
3. Membela hak dan nasib kaum buruh umumnya,
dan guru pada khususnya
SIFAT DAN SIASAT
1. Korektif- Pemerintah
2. Kooperatif - Organisasi Buruh dan Politik
3. Memasyarakat
PGRI pada era Reformasi
a. Keorganisasian
1) memperbaiki persepsi yang keliru terhadap PGRI
2) Sifat PGRI
a) unitaristik
b) independen
c) non politik praktis
b. Jatidiri Organisasi
1) perjuangan
2) profesi
3) ketenagakerjaan
Visi
Mewujudkan PGRI sebagai organisasi
dinamis, mandiri, dan berwibawa
yang dicintai oleh anggotanya,
disegani oleh mitranya, dan diakui
keberadaannya oleh masyarakat luas.
STRATEGI (1)
Kekuatan
Internal
Kekuatan
Anggota
Anak Lembaga/
Badan Khusus
Perjuangan
Internasional (EI / PSI)
Kerjasama
Pemerintah
Nasional
Non Pemerintah
STRATEGI (2)
Jalur
Organisasi
• PGRI
• Serikat Pekerja
• Kemasyarakatan
Birokrasi
•
•
•
•
Menteri
Dirjen
Direktur
Kepala Dinas
Provinsi
• Kepala Dinas
Kabupaten
Politik
• Kerjasama/
bargaining dgn
Partai Politik
• DPR RI/DPRD I
/DPRD II
• DPD
• Presiden/Wakil
Presiden
• Gubernur/Wakil
Gubernur
• Bupati/Walikota
Lain-lain
• Media Massa
• Tokoh Agama
• Tokoh Masyarakat
Hasil Perjuangan antara lain
1. Tahun 1999
a. Juni 1999 Pengurus Besar PGRI kerjasama dengan
RCTI dengan sponsor B-29 dapat memberikan
bantuan kepada + 200 orang guru masing-masing
Rp. 1.000.000,00.
b. 8 November 1999 Pengurus Besar PGRI
kerjasama dengan UNIVERSITAS TERBUKA yang
mendapat dana dari Menko Kesra bagi 1.000
orang guru untuk program D2 SD dan 1.000
orang anak guru yang kuliah pada Perguruan
Tinggi Negeri.
c. Melaksanakan advokasi kepada Presiden (BJ.
Habibie) dan desakan ke DPR-RI yang
kemudian membuahkan hasil berupa seluruh
pegawai negeri mendapat tambahan tunjangan
penghasilan sebesar Rp 155.250,00
2. Tahun 2000
a. Mengadakan pertemuan dengan Wakil Presiden
(Megawati Soekarno Putri). Pengurus Besar
PGRI mengajukan agar Anggaran Pendidikan
dinaikkan menjadi 25%.
b. Advokasi dengan Mendiknas dengan substansi
yang sama.
c. Advokasi dengan Ketua/Pimpinan DPR-RI
substansi sama dengan yang diajukan kepada
Presiden.
d. Karena anggaran pendidikan pada zaman
Suharto + 9%, pada masa BJ. Habibie
dijanjikan 20%, tapi pada masa KH.
Abdurahman Wahid anggaran pendidikan hanya
3,8 %, yang kemudian memicu Pengurus Besar
PGRI untuk berjuang lebih intensip.
e. Pengurus Besar PGRI membuat satuan tugas yang
dikenal “KOMITE PERJUANGAN PERBAIKAN
KESEJAHTERAAN GURU” disingkat KP2KG. Satgas ini
bertugas secara khusus dan intensif untuk
memperjuangkan kesejahtraan guru melalui berbagai
pendekatan dan cara.
f. Dengan KP2KG, Pengurus Besar PGRI mengadakan
advokasi ke Wakil Presiden (Megawati Sukarno Putri),
Mendiknas, BAPPENAS, Pimpinan DPR-RI dan 10
Fraksi di DPR-RI. Sambutan cukup baik meskipun
dalam pelaksanaan kurang memberikan harapan
yang nyata kepada PGRI.
g. KP2KG menyerukan kesiapan perjuangan kepada
KP2KG tingkat I dan II bahkan sampai anggota agar
memperjuangkan issue yang telah dirumuskan secara
Nasional dengan thema “GURU MENGGUGAT”.
Isi Guru Menggugat adalah :
a) Penghapusan perlakuan yang berbeda terhadap tenaga fungsional
guru, dosen dengan tenaga fungsional lainnya.
b) Peningkatan serta penambahan tunjangan fungsional guru sehingga
tidak terlalu jauh berbeda dengan tunjangan fungsional yang lain
dan dengan jumlah yang wajar.
c) Pemberlakuan sistem penggajian guru dan Tenaga Kependidikan
secara khusus.
d) Peningkatan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 25% dari
APBN.
e) Pelaksanaan desentralisasi sebagai akibat berlakunya UU No.22/1999
tentang Otda, harus menjamin berlakunya prinsip dan paradigma
pendidikan, kebebasan akademis para guru dan tenaga kependidikan
lainnya serta tercapainya tujuan pendidikan yang demokratis dan
menghargai hak-hak asasi manusia. Karena itu pengelola
pembangunan pendidikan di daerah harus berada di tangan tenaga
profesional.
f) Pembentukan UU khusus yang mengatur Status Guru dengan
mengacu kepada Rekomendasi ILO/UNESCO tahun 1966 tentang
Status Guru.
Akibat seruan pernyataan itu terjadi kegiatan sebagai berikut:
a. 11 April 2000 KP2KG Jakarta dengan kekuatan + 10.000
orang guru mengadakan unjuk rasa ke Presiden , DPR-RI
dan Mendiknas.
b. 17 April 2000 Pengurus Besar PGRI dan KP2KG di undang
untuk hadir dalam pertemuan dengan Mendiknas, Dirjen
Anggaran (mewakili Dep. Keuangan), BAPPENAS dan BKN.
Hasil pertemuan antara lain :
1) Semua tunjangan disatukan dengan menaikkan pokok gaji
300% dan yang riil diterima tambahan tersebut + 20%
oleh para pegawai negeri sipil (Keppres 64/2001).
2) Menaikan tunjangan pendidikan 100% yang dibayar
dengan 2 tahap (edaran Dirjen Anggaran No.SE 33/A/2000
terhitung 1 April 2000.
c. Sekalipun telah ada pertemuan, KP2KG tetap
melaksanakan unjuk rasa besar-besaran yang diisi oleh
warga PGRI Jawa Barat tanggal 18 April 2000 dengan
kekuatan sekitar 30.000 orang
d. tanggal 19 April 2000, 100 orang dari PD Tingkat I PGRI
Jawa Tengah dan PD Tingkat II PGRI se- Jawa Tengah
menyampaikan aspirasinya langsung kepada Presiden
menyampaikan 11 tuntutan.
e. Sementara itu aksi serupa terjadi diberbagai daerah
seperti Jawa Timur, Bali NTB, Sulawesi Selatan, dsb.
dalam berbagai bentuk dan cara untuk menyampaikan
aspirasi “guru menggugat”
3. Tahun 2001
a. Keluarnya Keppres 64/2001 tentang kenaikan gaji (pokok
gaji) dan kenaikan tunjangan fungsional yang
diberlakukan mulai Januari 2001. Kondisi ini cukup
memicu para guru di daerah untuk menuntut
pembayaran rapel gaji. PB PGRI melakukan pemantauan
aksi-aksi di daerah dan melakukan koordinasi dengan
pihak Departemen Keuangan, Depdiknas, Menko Kesra
agar pembayaran rapel guru dapat dibayarkan dengan
segera. Peristiwa ini telah memberikan shock therapy
bagi para pimpinan di daerah dan selanjutnya memberikan
hasil yang cukup baik.
b. Melalui kerjasama dengan Ditjen Dikdasmen
(Direktorat Tenaga Kependidikan) dihasilkan adanya
bantuan subsidi bagi guru-guru swasta masing-masing
Rp.75.000,- dengan total dana + Rp. 500 miliyar. Dalam
pelaksanaannya PGRI di semua tingkatan diikutsertakan
dalam komite pengelolaan.
c. Menjelang Hari Guru Nasional 2001, dalam
kesempatan audiensi dengan Presiden RI (Megawati
Sukarno Putri) disampaikan berbagai kenyataan
penderitaan kesejahteraan guru di daerah terutama
daerah terpencil. Beliau memberikan tanggapan
yang positif, dan kemudian diungkapkan dalam
pidatonya pada peringatan Hari Guru Nasional 25
Nopember 2001 di Istana Negara.
d. Sebagai tindak lanjut dari pidato Presiden diadakan
audiensi dengan MenPAN dan kemudian diadakan
satu lokakarya khusus bertempat di Kantor Menpan.
Lokakarya itu membahas kemungkinan
pengembangan satu sistem Renumerasi Guru.
4. Tahun 2002
a. Pengurus Besar PGRI terus mendorong pemerintah
dan DPR agar semua komitmen yang telah dinyatakan di
tahun 2001 segera direalisasikan.
b. Menjelang sidang tahunan MPR, PB-PGRI melalukan lobi
dan advokasi dengan berbagai unsur di DPR dan MPR
dalam kaitan dengan amandemen UUD 45. Hasil yang
dicapai ialah adanya amandeman pasal 31 UUD 1945
termasuk hal yang berkenaan dengan anggaran
pendidikan.(pasal 31 ayat 4).
c. PB-PGRI terus memperjuangkan agar otonomi daerah
dan desentralisasi pendidikan dapat dilaksanakan
dengan memposisikan pendidikan dan guru sebagai
prioritas utama pembangunan baerah dalam kerangka
kesatuan nasional. Guru dan tenaga kependidikan
lainnya diupayakan berada dalam kendali nasional tanpa
melawan arus semangat otonomi daerah.
d. Bekerjasama dengan Dikdasmen telah terjadi kesepakatan
bersama Perum DAMRI yang isinya memberikan keringanan
berupa potongan harga bagi para guru yang menggunakan
jasa angkutan DAMRI. Masih terus diupayakan adanya
kerjasama dan bantuan dari perusahaan angkutan lainnya.
e. PB PGRI terus secara aktif bersama Depdiknas dalam upaya
reformasi pendidikan nasional dalam berbagai aspek dan
dimensi.
f. Dengan dukungan dari Ditjen Dikdasmen, mulai tahun 2003
akan dilaksanakan pemberdayaan LKBH PGRI sebagai
wahana pemberian perlindungan dan pembelaan hukum
bagi para guru.
g. Bersama dengan Depdiknas, Depag, Kantor Menpan, dan
BKN sedang dikembangkan satu sistem kenaikan pangkat
para guru yang lebih berkeadilan dari unsur pangkat,
jabatan, golongan/ruang, dan tunjangan.
5. UU 20/2003 Tentang Sisdiknas
Hak pendidik dan tenaga kependidikan:
a. penghasilan dan jaminan kesejahteraan
b. penghargaan
c. pembinaan karier
d. perlindungan hukum
e. promosi dan penghargaan berdasarkan
latar belakang pendidikan, pengalaman,
kemampuan dan prestasi
6. UU No. 14/2005 Tentang Guru dan Dosen
a. Hak Guru:
1) penghasilan di atas kebutuhan hidup
minimum dan jamkesos:
a) gaji pokok
b) tunjangan melekat pada gaji:
(1) tunjangan isteri/suami
(2) tunjangan anak
(3) tunjangan beras
2) penghasilan lain:
a) tunjangan fungsional
b) tunjangan khusus
c) maslahat tambahan:
(1) tunjangan pendidikan
(2) asuransi pendidikan
(3) beasiswa
(4) penghargaan
(5) kemudahan untuk pendidikan anaknya
(6) bentuk lain
b. Batas usia pensiun 60 tahun
c. Beban mengajar 24 jam
Pasal 41 UU No. 14/2005
(1) Guru membentuk
independen.
organisasi
profesi
yang
bersifat
(2) Organisasi profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berfungsi untuk memajukan profesi, meningkatkan
kompetensi, karier, wawasan kependidikan, perlindungan
profesi,
kesejahteraan,
dan
pengabdian
kepada
masyarakat.
(3) Guru wajib menjadi anggota organisasi profesi.
(4) Pembentukan organisasi profesi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
(5) Pemerintah
dan/atau
pemerintah
daerah
dapat
memfasilitasi organisasi profesi guru dalam pelaksanaan
pembinaan dan pengembangan profesi guru.
Pasal 42 UU No. 14/2005
Organisasi profesi guru mempunyai
kewenangan:
a.
menetapkan dan menegakkan kode etik guru;
b.
memberikan bantuan hukum kepada guru;
c.
memberikan perlindungan profesi guru;
d.
melakukan pembinaan dan pengembangan profesi
guru; dan
e.
memajukan pendidikan nasional.
7. Menggugat UU APBN karena bertentangan dengan UUD
1945
a. Tahun 2006: menang  pemerintah
membangkang
b. Tahun 2007: menang  pemerintah
membangkang
c. Tahun 2008: menang  pemerintah patuh,
RAPBN 2009 alokasikan 20%
8. Permendiknas No. 18 Tahun 2007
Lahir karena desakan PGRI  mengatur
sertifikasi Guru dalam Jabatan (portofolio)
9. PP 74 Tahun 2008
Pasal 66: Guru dlm jabatan yg belum
memenuhi kualifikasi akademik S-1 atau D-4
dpt mengikuti uji kompetensi utk memperoleh
Sertifikat Pendidik apabila sudah:
 Mencapai usia 50 th dan mempunyai
pengalaman kerja 20 th sbg guru; atau
 Mempunyai gol IV/a, atau yg memenuhi
angka kredit kumulatif setara dengan gol
IV/a.
10. Perpres 52 Tahun 2009
Tambahan penghasilan bagi Guru PNS yang
belum mendapat Tunjangan Profesi
Penilaian, Penghargaan, dan Sanksi oleh
Guru kepada Peserta Didik



Guru memiliki kekebasan memberikan penilaian hasil
belajar kpd peserta didik
Guru ikut menentukan kelulusan peserta didik dari
satuan pendidikan sesuai dgn ketentuan perundangundangan.
(Pasal 37 PP 74/2008)
Guru dpt memberikan sanksi kepada peserta didik dlm
proses pembelajaran yg berada dibawah
kewenangannya, dan sanksi dpt berupa teguran
dan/atau peringatan, baik lisan maupun tulisan, serta
hukuman yg sifatnya mendidik sesuai dgn kaidah
pendidikan, kode etik guru dan perundang-undangan.
(Pasal 39 PP 74/2008)
Perlindungan dalam Melaksanakan Tugas dan
Hak atas Kekayaan Intelektual


Guru berhak mendapat perlindungan dlm
melaksanakan tugas dlm bentuk rasa aman dan
jaminan keselamatan dari pemerintah, pemerintah
daerah, satuan pendidikan, organisasi preofesi
guru, dan/atau masyarakat sesuai dgn
kewenangan masing-masing (Ayat 1 Pasal 40 PP
74/2008).
Berupa: Hukum, Profesi, dan Keselamatan dan
Kesehatan kerja (Ayat 2 Pasal 40 PP 74/2008).
10. Perpres 52 Tahun 2009
Tambahan penghasilan bagi Guru PNS yang
belum mendapat Tunjangan Profesi. Tambahan
penghasilan diterimakan kepada Guru yang
belum menerima tunjangan profesi sesuai
dengan ketentuan perundang- undangan.
Besarnya tambahan penghasilan Guru adalah
Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu
rupiah) setiap bulan, diberikan terhitung
mulai tanggal 1 Januari 2009.
DALAM PROSES PERJUANGAN
Menolak penghapusan Ditjen PMPTK
 Cabut Perpres No 24/2010
 Bayar tunjangan profesi guru
 Tuntaskan segera sertifikasi guru
 Angkat guru honor yang memenuhi syarat
sebagai PNS
 Guru swasta dan honor perlu
perlindungan dan penghargaan/
penghasilan minimal

Audiensi Akbar
Audiensi Akbar PGRI Provinsi Jawa Tengah
tanggal 12 Mei 2010 di Kementerian Agama Ri
dan Kementerian Pendidikan Nasional RI
dengan hasil sebagai berikut:
a. Kementerian Agama RI
1. Kementrian Agama RI tidak akan
berlaku diskriminatif dalam pelaksanaan
sertifikasi guru PAI NIP 13……… dan
Guru PAI NIP 15....
2. Guru yang sudah tua usianya dan atau masa
kerja lama akan didahulukan sertifikasinya.
3. Akan dibentuk tim pengawal kebijakan
kementrian agama tentang pelaksanaan
sertifikasi Guru PAI yang terdiri dari Kementrian
Agama dan PGRI.
4. Penentuan alokasi kuota peserta sertifikasi Guru
PAI dilakukan oleh Kementrian Agama Pusat
5. Penetapan alokasi calon peserta sertifikasi
dengan kategori guru kelas, guru mata
pelajaran, tidak diberlakukan lagi pada tahun
2011 (tahun 2010 sudah terlanjur ditetapkan
dalam DIPA)
b. Kementerian Pendidikan Nasional
PGRI tetap menghendaki agar
Direktorat Jenderal (Ditjen) PMPTK
dipertahankan. Namun, Menteri
Pendidikan Nasional tetap bertahan
menghapus Ditjen PMPTK sesuai
dengan Peraturan Presiden nomor 24
Tahun 2010, dengan jaminan bahwa
pelayanan terhadap guru akan menjadi
lebih baik di bawah koordinasi langsung
Wakil Menteri Pendidikan Nasional
Rapat Kerja PB PGRI dengan Menpan dan
Reformasi Birokrasi serta Kepala BKN tanggal 19 Mei
2010 menghasilkan: a) Tahun 2010/2011 sebanyak
197.678 guru dan tenaga honorer, termasuk CPNS
Teranulir dari Jawa Tengah dan 5.966 orang guru
bantu DKI akan diangkat PNS, b) segera diterbitkan
PP mengenai penyelesaian permasalahan tenaga
honorer, c) segera diterbitkan PP mengenai PTT
(termasuk guru) yang antara lain memuat
penghargaan/gaji minimal, d) segera diterbitkan
Perpres mengenai BUP Penilik menjadi 60 tahun, e)
segera dibayarkannya tunjangan profesi dan
tambahan penghasilan Rp 250.000/bulan (bagi yang
belum mendapat tunjangan profesi, serta beberapa
keputusan penting lainnya.
6. PGRI JAWA TENGAH
a. Paling besar, tertib, dan paling lengkap
sarana prasarananya
b. Perjuangannya meliputi tingkat
Internasional, Nasional, Regional (Provinsi),
Kabupaten/Kota, Unit Kerja baik dalam
bidang profesi maupun kesejahteraan
c. Perjuangan dilakukan juga melalui Anak
Lembaga dan Badan Khusus.
Kirimkan Kritik, Saran, dan
Pendapat anda ke alamat:
PGRI JAWA TENGAH
Jl. Lontar No. 1 Semarang 50125
Telp./Faks. (024) 8453858
Email: [email protected]
Website: www.pgrijateng.org
Terima kasih