Kebijakan Hutang

Download Report

Transcript Kebijakan Hutang

KEBIJAKAN HUTANG
Tugas Kelompok III :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Ismanuddin Berutu
Wawan Novianto
Mutia Kartika Sari
Azimnayanti
Fidyos Vera Fidhin
Agil Muharya
P2C214020
P2C214009
P2C214036
P2C214051
P2C214055
P2C214033
MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
Daftar isi :
1
Pengertian
2
Fenomena Penelitian
3
Research Gap
4
Tujuan Penelitian
5
Metode Penelitian
6
Hasil Penelitian
7
Kesimpulan dan Mapping Jurnal
PENGERTIAN
Pengertian Hutang
Munawir (2007:18) berpendapat bahwa “hutang adalah
semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak
lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini
merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang
berasal dari kreditor.
Rudianto (2008:292) mendefinisikan hutang adalah
kewajiban perusahaan untuk membayar sejumlah
uang/jasa/barang di masa mendatang kepada pihak lain,
akibat transaksi yang dilakukan di masa lalu.
Empat Alasan Penggunaan Hutang
1. Adanya manfaat pajak (mengurangi beban pajak
penghasilan) atas pembayaran bunga pinjaman.
2. Biaya transaksi pengeluaran hutang lebih murah
dari pada transaksi saham baru
3. Lebih mudah mendapatkan pendanaan hutang
dari pada pendanaan saham.
4. Kontrol manajemen akan lebih besar dengan
adanya hutang baru dari pada saham baru.
Jurnal Penelitian
1. Faktor – faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang
pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia – Yeniatie dan Nicken Destriana
(2010)
2. Determinan tingkat hutang serta hubungan tingkat
hutang terhadap nilai perusahaan : Perspektif pecking
order theory – Vivi Ariyani dan Winda Susanto (2011).
3. Kepemilikan manajerial : kebijakan hutang, kinerja dan
nilai perusahaan - Yulius Jogi Christiawan dan Josua
Tarigan (2007)
4. Analisa ekuitas terhadap penentuan pendanaan
hutang pada perusahaan manufactur di Indonesia
studi kasus mempublik di BEJ periode 2008-2012Endang Kartini Panggiarti, Nuwun Priyono, Lucia Rita
lndrawati Dosen Tetap Fakultqs Ekonomi.
FENOMENA
PENELITIAN
Fenomena Penelitian
1. Faktor – faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang
pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia – Yeniatie dan Nicken Destriana
(2010)
Untuk memenuhi kebutuhan pendanaan, pemegang saham lebih
menginginkan pendanaan perusahaan yang dibiayai dengan hutang
karena dengan penggunanaan hutang, hak mereka terhadap perusahaan
tidak akan berkurang. Tetapi manajer tidak menyukai pendanaan
tersebut karena mengandung resiko yang tinggi, fenomena tersebut
membuat peneliti termotivasi untuk menguji faktor-faktor yang
mempengaruhi kebijakan hutang untuk perusahaan non keuangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Fenomena Penelitian
2. Determinan tingkat hutang serta hubungan tingkat
hutang terhadap nilai perusahaan : Perspektif pecking
order theory – Vivi Ariyani dan Winda Susanto (2011).
Manajer memiliki kepentingan yang berbeda dengan pemegang
saham. Pemegang saham berkeinginan pengembalian yang
tinggi, sedangkan manajer takut bila memberikan dividen tinggi
secara berkelanjutan dan harus melakukan keputusan pendanaan
jangka panjang akan berdampak kekurangan uang dalam
perusahaan untuk kegiatan operasional. Alternatif yang dapat di
gunakan oleh pemilik dan manajer untuk pendanaan jangka
pajang dapat dilakukan dengan peningkatan hutang. Tingkat
hutang perusahaan akan berdampak pada nilai perusahaan,
seberapa besar dampak tersebut merupakan daya tarik untuk
dilakukan penelitian.
Fenomena Penelitian
3. Kepemilikan manajerial : kebijakan hutang, kinerja dan
nilai perusahaan - Yulius Jogi Christiawan dan Josua
Tarigan (2007)
Manajer yang memiliki saham perusahaan tentunya akan
menselaraskan kepentingannnya sebagai manajer dengan
kepentingannya sebagai pemegang saham. Sementara manajer
yang tidak memiliki saham perusahaan, ada kemungkinan hanya
mementingkan kepentingannya sendiri. Penelitian mengenai
hubungan kepemilikan manajerial dengan keputusan bisnis
manajer telah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya.
Namun para peneliti menemukan hasil yang berbeda, karena
perbedaan hasil penelitian tersebut maka menarik untuk diteliti
kembali apakah memang benar ada perbedaan dalam
pengambilan keputusan bisnis antara perusahaan dengan
kepemilikan manajerial dengan perusahaan yang dikelola oleh
manajer yang bukan sekaligus pemegang saham.
Fenomena Penelitian
4. Analisa ekuitas terhadap penentuan pendanaan hutang pada
perusahaan manufactur di Indonesia studi kasus mempublik
di BEJ periode 2008-2012- Endang Kartini Panggiarti, Nuwun
Priyono, Lucia Rita lndrawati Dosen Tetap Fakultqs Ekonomi.
Ekuitas atau Modal adalah harta kekayaan pertama kali yang
harus dimiliki pengusaha sebelum melakukan usahanya. Idealnya
perusahaan boleh melakukan pendanaan hutang jika dia memiliki
modal yang cukup mapan. Namun dengan peningkatan hutang
tersebut tentu akan menyertai risiko-risiko yang mengikutinya
termasuk risiko likuiditas, karena perusahaan harus menyediakan
cash untuk membayar cicilan pokok maupun atas bunga dari
fasilitas hutang yang di terima oleh perusahaan. Namun seberapa
besar perusahaan yang menganggap mempunyai likuiditas
cukup itu baik. Adakah perusahaan yang bahkan mengalami
defisiensi modal mampu melakukan pendanaan utang. Suatu hal
yang tidak masuk akal, namun mungkin saja terjadi di
perusahaan manufaktur yang ada di Indonesia.
RESEARCH
GAP
Research Gap
1.
Faktor – faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang pada
perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia –
Yeniatie dan Nicken Destriana (2010)
PENELITI
Wahidahwati (2002),
Junaidi (2006),
Mardiyah (2003), dan
Masdupi (2005)
Murni dan Andriana
(2007) serta
Wuryaningsih (2004)
Fidyati (2003)
HASIL PENELITIAN
 Menemukan adanya hubungan negatif dan signifikan antara
debt ratio dengan managerial ownership.
 Hasil penelitian menyatakan kepemilikan institusional
berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang
 Mengatakan bahwa struktur aset mempunyai pengaruh positif
yang signifikan terhadap tingkat hutang perusahaan
 Risiko bisnis memiliki pengaruh negatif terhadap kebijakan
hutang perusahaan.
 kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap
kebijakan hutang perusahaan.
 Mengatakan bahwa kepemilikan institusional memiliki
pengaruh positif terhadap kebijakan hutang.
 Mengatakan bahwa pembagian dividen berhubungan negatif
dengan debt ratio.
 Menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh
positif terhadap kebijakan hutang.
mengatakan bahwa semakin banyak aktiva tetap suatu perusahaan,
maka semakin mudah perusahaan mendapatkan dana dengan
hutang sehingga struktur aset mempunyai pengaruh positif yang
signifikan terhadap tingkat hutang perusahaan
Research Gap
1.
Faktor – faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang pada
perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia –
Yeniatie dan Nicken Destriana (2010)
PENELITI
(Harjanti dan Tandelilin
2007) Faisal (2000).
Junaidi (2006)
(Masdupi 2005).
HASIL PENELITIAN
Semakin tinggi profit yang diperoleh perusahaan maka akan
semakin kecil penggunaan hutang yang digunakan dalam
pendanaan perusahaan karena perusahaan dapat menggunakan
internal equity yang diperoleh dari laba ditahan terlebih dahulu.
Apabila kebutuhan dana belum tercukupi, perusahaan dapat
menggunakan hutang. Dari hasil penelitian yang dilakukan
menunjukkan profitabilitas memiliki pengaruh negatif terhadap
kebijakan hutang
Penelitian ini menemukan bahwa hubungan antara risiko
bisnis dan hutang berlawanan arah. Hal ini berarti perusahaan
dengan risiko yang tinggi cenderung memiliki hutang yang
rendah, sehingga risiko bisnis memiliki pengaruh negatif
terhadap kebijakan hutang perusahaan.
Profitabilitas merefleksikan laba untuk pendanaan investasi.
Berdasarkan pecking order theory, pilihan pertama dalam
keputusan pendanaan adalah dengan mengunakan retained
earning, baru kemudian menggunakan hutang dan ekuitas. Oleh
karena itu, terdapat hubungan negatif antara profitabilitas
perusahaan dengan hutang
Research Gap
2.
Determinan tingkat hutang serta hubungan tingkat hutang terhadap
nilai perusahaan : Perspektif pecking order theory – Vivi Ariyani dan
Winda Susanto (2011).
PENELITI
Sujoko dan Soebiantoro
(2007),
Amirya dan Atmini
(2008)
Supriyanto dan Falikhatun
(2008), dan Juniati (2010)
HASIL PENELITIAN
Kebijakan dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kebijakan hutang.
 Menunjukkan bahwa kebijakan dividen berpengaruh signifikan
negatif terhadap kebijakan hutang, yang berarti dividen
mensubtitusikan fungsi tingkat hutang dalam mengurangi
risiko perusahaan.
 Menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan
negatif tehadap tingkat hutang yang berarti manajer yang
menggunakan Pecking Order Theory akan selalu memperbesar
tingkat profitabilitas untuk meningkatkan labaditahan
 Menemukan pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh
signifikan terhadap kebijakan hutang,
 Pertumbuhan total aktiva berpengaruh signifikan positif
terhadap kebijakan hutang karena pertumbuhan total aktiva
mencerminkan horison waktu lebih panjang dari pertumbuhan
penjualan.
 Kebijakan hutang berpengaruh signifikan negatif, yang berarti
bila tingkat hutang rendah, nilai perusahaan tinggi dan
sebaliknya bila tingkat hutang tinggi maka nilai perusahaan
rendah.
pertumbuhan penjualan berpengaruh signifikan positif terhadap
kebijakan hutang
Research Gap
3.
Kepemilikan manajerial : kebijakan hutang, kinerja dan nilai
perusahaan - Yulius Jogi Christiawan dan Josua Tarigan (2007)
PENELITI
Kim dan Sorensen 1986,
Agrawal dan Mendelker
1987, Mehran 1998
Moh’d 1998 dalam
Wahidahwati
2002,
Wahidahwati
2002,
Mahadwartha 2003
Mudambi 1995
HASIL PENELITIAN
Menemukan hubungan positif antara kepemilikan manajerial
dengan debt ratio perusahaan
Penelitian ini menemukan kepemilikan manajerial mempunyai
pengaruh dan berhubungan negative dengan debt ratio
Menunjukkan bahwa kepemilikan saham oleh manajer
mempengaruhi kinerja perusahaan. Bahkan penelitian ini berhasil
membuktikan arah hubungannya yaitu tidak selalu sama (nonmonotonic). Arah hubungan akan berbeda untuk setiap rentang
persentase kepemilikan.
Kumar 2004, Coles 2002 Menunjukkan terdapat hubungan antara kepemilikan manajerial
dan kinerja perusahaan
Soliha dan Taswan 2002 menemukan hubungan yang signifikan dan positif antara
kepemilikan menajerial dan nilai perusahaan
Laster dan Faccio 1999
menemukan hubungan yang lemah antara kepemilikan
menajerial dan nilai perusahaan
Research Gap
4.
Analisa ekuitas terhadap penentuan pendanaan hutang pada
perusahaan manufactur di Indonesia studi kasus mempublik di BEJ
periode 2008-2012- Endang Kartini Panggiarti, Nuwun Priyono, Lucia
Rita lndrawati Dosen Tetap Fakultqs Ekonomi.
PENELITI
Panggiarti (2007)
Kallapur dan Trombley
(1999)
HASIL PENELITIAN
Menjelaskan bahwa beban utang dan dividen yang rendah akan
membuat manajemen mempunyai keleluasaan atas sisa kas
perusahaan untuk membiayai kegiatan operasionalnya. Dengan
sisa kas tersebut, manajemen dapat melakukan investasi-investasi
yang menambah nilai perusahaan, meningkatkan 1aba,
meningkatkan kompensasi yang akan diterima dan membayar
pajak yang menjadi kewajiban manajemen. Kebijakan utang
dapat ditempuh jika manajemen kekurangan. dana dari ekuitas
dan laba ditahan untuk mendanai investasinya.
Menyatakan bahwa perusahaan yang berinvestasi berhubungan
dengan perusahaan yang sedang bertumbuh.
TUJUAN
PENELITIAN
Tujuan Penelitian
1. Faktor – faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang
pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia – Yeniatie dan Nicken Destriana
(2010)
Tujuan penelitian untuk mengukur pengaruh
kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional,
kebijakan deviden, struktur asset, profitablitas,
pertumbuhan perusahaan, dan risiko bisnis terhadap
kebijakan hutang perusahaan non keuangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Tujuan Penelitian
2.
Determinan tingkat hutang serta hubungan tingkat hutang terhadap
nilai perusahaan : Perspektif pecking order theory – Vivi Ariyani dan
Winda Susanto (2011).
Tujuan penelitian untuk mengukur pengaruh
kebijakan deviden, pengaruh profitabilitas,
pengaruh pertumbuhan penjualan, pengaruh
pertumbuhan total aktiva terhadap kebijakan
hutang perusahaan dan pengaruh kebijakan
hutang terhadap nilai perusahaan.
.
Tujuan Penelitian
3. Kepemilikan manajerial : kebijakan hutang, kinerja dan
nilai perusahaan - Yulius Jogi Christiawan dan Josua
Tarigan (2007)
Tujuan penelitian ini untuk mengukur pengaruh
kepemilikan manajerial terhadap kebijakan
hutang perusahaan dan pengaruh kepemilikian
manajerial terhadap kinerja perusahaan serta
pengaruh kepemilikan manajerial terhadap nilai
perusahaan
antara
perusahaan
dengan
kepemilkan manajerial dan perusahaan tanpa
kepemilikan manajerial.
Tujuan Penelitian
4. Analisa ekuitas terhadap penentuan pendanaan hutang pada
perusahaan manufactur di Indonesia studi kasus mempublik
di BEJ periode 2008-2012- Endang Kartini Panggiarti, Nuwun
Priyono, Lucia Rita lndrawati Dosen Tetap Fakultqs Ekonomi.
Pada penelitian ini peneliti akan menyelidiki pengaruh
ekuitas terhadap kebijakan utang. Peneliti hanya meneliti
perusahaan yang memiliki ekuitas yang positif. Ekuitas
positif berarti perusahaan cukup bisa bertahan
mengendalikan biaya operasional perusahaan. Selain itu,
peneliti juga ingin menyelidiki peran masyarakat terhadap
kebijakan utang. peran masyarakat ini diwakili oleh
manajemen dan pemegang saham yang memiliki otoritas
penuh terhadap pendanaan utangnya. Apakah tingkat
ekuitas yang positif tersebut mempengaruhi manajemen
dalam pengambilan keputusan melakukan kebijakan
hutang atau adakah kebijakan lainnya yang diambil oleh
manajemen dan pemegang saham.
METODE
PENELITIAN
Metode Penelitian
1.
Faktor – faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang pada
perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia –
Yeniatie dan Nicken Destriana (2010)
Sumber
Data
Sumber
data yang
digunakan
berasal dari
ICMD
(Indonesian
Capital
Market
Directory).
Tahun
Data
2005
2007
Populasi Sampel
s/d Populasi :
Populasi data sebanyak 897
perusahaan non keuangan
yang melaporkan laporan
keuangannya dalam mata
uang rupiah, dan yang
memiliki operating income
positif, dan merupakan
perusahaan yang
membayarkan devidennya
kepada pemegang saham.
Sampel penelitian :
Metode pengambilan sampel
dalam penelitian ini
dilakukan secara purposive
sampling. dari total 897 di
pilah menjadi 120 sampel
perusahaan.
Valiabel
Penilaian
Teknis
Analisis
variabel dependen :
Kebijakan hutang
Regresi
berganda
(multiple
regression)
variabel
independen :
- Kepemilikan
manajerilan
- Kepemilikan
Institusional
- Kebijakan
deviden
- Struktur Aset
- Profitabilitas
- Pertumbuhan
perusahaan
- Risiko bisnis
Metode Penelitian
2.
Determinan tingkat hutang serta hubungan tingkat hutang terhadap
nilai perusahaan : Perspektif pecking order theory – Vivi Ariyani dan
Winda Susanto (2011).
Sumber
Data
Sumber
data yang
digunakan
berasal dari
ICMD
(Indonesian
Capital
Market
Directory).
Dari
penelitian
Amirya dan
Atmini
Tahun
Data
2008
Populasi Sampel
Populasi :
Sampel data di ambil dari hasil
penelitian Amirya dan Atmini
sebanyak 323 populasi data.
Sampel penelitian :
Metode pengambilan sampel
dalam penelitian ini dilakukan
secara purposive sampling.
dari populasi data di pilah
menjadi 44 perusahaan yang di
jadikan sampel perusahaan non
keuangan setelah di kurangi
dengan perusahaan non keuangan
yang tidak membagikan deviden
sebanyak 279 perusahaan.
Valiabel
Penilaian
Teknis
Analisis
Variabel dependen : - Tingkat hutang
dan nilai
perusahaan.
Variable
Independen :
- Kebijakan
deviden.
- Profitabilitas
- Pertumbuhan
penjualan
- Pertumbuhan
total aset
-
Regresi
linier
berganda
Regresi
linier
sederhana,
Persamaan
regresi
Tujuan Penelitian
3. Kepemilikan manajerial : kebijakan hutang, kinerja dan
nilai perusahaan - Yulius Jogi Christiawan dan Josua
Tarigan (2007)
Sumber
Data
Bursa Efek
Jakarta.
Tahun
Data
2003
sd
2005
Populasi Sampel
Valiabel
Penilaian
Populasi :
Populasi sampel sebanyak 336
perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta.
Variabel dependen :
- Kepemilikan
manajerial
Sampel penelitian :
Metode pengambilan sampel
dalam penelitian ini dilakukan
secara purposive sampling,
dengan data dokumentasi
sebanyak 137 sampel, dari
137 sampel sebanyak 64
perusahaan dengan
kepemilikan manajerial dan
58 perusahaan tanpa
kepemilikan manajerial dan
sisanya 15 perusahaan dalam
kepemilikan manajerial
kemudian berubah tanpa
kepemilikan manajerial.
Variable
Independen :
- Keputusan
pendanaan.
- Kinerja
perusahaan
- Nilai
Perusahaan.
Teknis
Analisis
Melakukan
Uji “ t”
Tujuan Penelitian
4.
Analisa ekuitas terhadap penentuan pendanaan hutang pada
perusahaan manufactur di Indonesia studi kasus mempublik di BEJ
periode 2008-2012- Endang Kartini Panggiarti, Nuwun Priyono, Lucia
Rita lndrawati Dosen Tetap Fakultqs Ekonomi.
Sumber
Tahun
Data
Data
2008 sd
Laporan
keuangan 2012
perusahaan
yang listing
di BEJ.
melalui
www.idx.co
.id.
Populasi Sampel
Populasi :
Populasi diambil dari seluruh
perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek jakarta.
Sampel penelitian :
Pada penelitian ini peneliti
hanya menggunakan sampel
perusahaan manufaktur yang
mempublik sebesar 30
perusahaan.
Valiabel Penilaian
Teknis
Analisis
variabel dependen Regresi
:
Korelasi
Kebijakan hutang
variabel
independen :
- Tingkat ekuitas
- Tingkat
kepemilikan
manajemen
- Tingkat
kepemilikan
pengendali
HASIL
PENELITIAN
Hasil Penelitian
1.
Faktor – faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang pada
perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia –
Yeniatie dan Nicken Destriana (2010)

Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang
Hal ini disebabkan karena masih rendahnya kepemilikan saham oleh
insider dibandingkan dengan kelompok lainnya dalam perusahaan,
sehingga manajer tidak dapat mengambil keputusan berdasarkan atas
keinginannya sendiri. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Harjito
dan Nurfauziah (2006) dan Wuryaniningsih (2004).

Kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang
Semakin tinggi kepemilikan institusional maka keberadaan investor
institusional untuk memonitor perilaku manajemen akan semakin efektif.
Adanya monitoring yang efektif oleh investor institusional menyebabkan
penggunaan hutang menurun, karena peranan hutang sebagai salah satu
alat monitoring agency cost sudah diambil ahli oleh investor institusional.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian Masdupi (2005), Junaidi (2006)
dan Wahidahwati (2001).
Hasil Penelitian


Kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang.
Peningkatan dividen akan menurunkan penggunaan jumlah hutang yang
ada di dalam suatu perusahaan. Dalam konteks masalah agensi,
mekanisme pembayaran dividen dapat digunakan untuk menggantikan
peranan hutang dalam pengawasan masalah agency, namun hubungan
tersebut tidak berjalan secara efektif, sehingga kebijakan dividen tidak
berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Hasil penelitian ini mendukung
penelitian Harjito dan Nurfauziah (2006) dan Wahidahwati (2001).
Struktur aset berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang.
Semakin tinggi jumlah fixed asset dalam total asset perusahaan maka
akan semakin mempermudah perusahaan untuk mendapatkan hutang
karena fixed asset tersebut dapat dijadikan sebagai jaminan bagi kreditur.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian Masdupi (2005), Harjito dan
Nurfauziah (2006), Wahidahwati (2001)
Hasil Penelitian

Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang.
Semakin tinggi profitabilitas perusahaan maka akan semakin rendah
hutang yang digunakan untuk kegiatan pendanaan. Hal ini berkaitan
dengan pecking order theory, yang menyatakan bahwa dalam kegiatan
pendanaan perusahaan akan menggunakan dana internal yang berasal
dari retained earnings terlebih dahulu baru kemudian menggunakan dana
eksternal (hutang dan ekuitas). Perusahaan yang mempunyai profitabilitas
yang tinggi akan menggunakan hutang lebih kecil karena perusahaan
mampu menyediakan dana yang cukup melalui retained earning. Hasil
penelitian ini konsisten dnegan penelitian Harjanti dan Tandelilin (2007)
serta tidak konsisten dengan hasil penelitian Masdupi (2005) dan Bukhori
(2005)

Pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan
hutang.
Perusahaan yang sedang tumbuh akan membutuhkan banyak dana. Salah
satu cara untuk memenuhi dana tersebut adalah melalui hutang. Oleh
karena itu, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi
cenderung lebih banyak menggunakan hutang. Hasil penelitian ini
konsisten dengan penelitian Supriyanto dan Falikhatun (2008), Frensidy
dan Setyawan (2007) dan Saidi (2004) serta tidak konsisten dengan hasil
penelitian Murni dan Andriana (2007).
Hasil Penelitian

Bahwa risiko bisnis tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang.
Hal ini disebabkan karena tingkat risiko bisnis perusahaan merupakan
suatu keadaan yang sulit untuk diukur atau ditentukan secara pasti. Hasil
penelitian ini konsisten dengan Saidy (2004) serta tidak konsisten dengan
hasil penelitian Harjito dan Nurfauziah (2006), Yuniningsih (2003), Junaidi
(2006) dan Wahidahwati (2001).
Hasil Penelitian
2.
Determinan tingkat hutang serta hubungan tingkat hutang terhadap
nilai perusahaan : Perspektif pecking order theory – Vivi Ariyani dan
Winda Susanto (2011).

Hasil penelitian ini menemukan bahwa dividen tidak berpengaruh
signifikan terhadap kebijakan hutang.
Hal ini tidak mendukung penelitian terdahulu dari penelitian Sujoko dan
Soebiantoro (2007), Baskin (1989): Adedeji (1998); Mahadwartha dan
Hartono (2002). Dan konsisten dengan hasil penelitian Amirya & Atmini
(2008) karena perusahaan harus membayar dividen secara berkelanjutan
dan membiayai biaya operasional sehingga membutuhkan dana yang
besar.

Dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa Profitabilitas (PROFT)
berpengaruh signifikan terhadap leverage (LEVR).
Profitabilitas berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap
kebijakan hutang hal ini konsisten dengan hasil penelitian Supriyanto dan
Falikhatun (2008), dan Juniati (2010), serta tidak konsisten dengan
pelenilitian Amirya & Atmini (2008). Demikian halnya dengan hasil
penelitian Yeniatie dan Nicken Destriana (2010) tidak konsisten.
Hasil Penelitian

Hasil penelitian pengaruh pertumbuhan penjualan (SALES) berpengaruh
signifikan terhadap leverage (LEVR) terdukung dengan arah positif.
Hal ini sesuai dengan penelitian Pujiani dan Prasetiono (2012), Supriyanto
dan Falikhatun (2008), Sartono (2001) dalam Supriyanto dan Falikhatun
(2008), dan Juniati (2010) artinya menemukan bahwa semakin meningkat
penjualan maka semakin bertambah pula penggunaan hutang karena
perusahaan dengan penjualan relatif stabil berarti memiliki aliran kas
yang relatif stabil pula maka dapat menggunakan hutang yang lebih
besar, ini juga didukung juga penelitian dari Pandey (2001) serta Kusuma
dan Roekhudin (2004) dalam Supriyanto dan Falikhatun (2008). Dan hasil
penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Amirya & Atmini
(2008).

Pertumbuhan total aktiva (ASSETS) berpengaruh signifikan terhadap
lavarage (LEVR) tidak terdukung dengan arah positif.
Arah positif sesuai dengan penelitian Amirya dan Atmini (2008) serta
penelitian Baskin (1989), Chang dan Rhee (1990) dalam Kaaro (2001)
dalam Amirya dan Atmini (2008). Artinya pertumbuhan total aktiva
mencerminkan horison waktu lebih panjang dari pertumbuhan penjualan.
Pertumbuhan total aktiva berpengaruh positif berarti bila tingkat
pertumbuhan total aktiva tinggi maka perusahaan menggunakan tingkat
hutang untuk membiayai kebutuhan dana internal.
Hasil Penelitian

Penelitian ini menghasilkan kebijakan hutang perusahaan berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan.
Penelitian ini tidak mendukung penelitian terdahulu Amirya dan Atmini
(2008) yang menyatakan kebijakan hutang berpengaruh negatif terhadap
nilai perusahaan Perusahaan. Penerapan Pecking Order Theory dalam
perusahaannya akan menghindari perubahan dividen yang tiba-tiba
sedangkan tahun 2010 dan 2011 terjadi pergerakan inflasi yang tiba-tiba
sebesar 6,96% dan 3,79% (www.bi.co.id) membuat perusahaan kesulitan
mengikuti pergerakan yang menyebabkan perusahaan mengalami
kerugiaan dan kosongnya kas perusahaan. Kas perusahaan yang kosong
membuat perusahaan sulit untuk membayar biaya operasional dan
dividen. Salah satu cara menanggulangi kesulitan perusahaan ini dengan
berhutang atau mengeluarkan obligasi. Hutang yang tinggi akan
meningkatkan nilai perusahaan di mata investor karena tingkat
kepercayaan investor terhadap perusahaan meningkat. Artinya kebijakan
hutang perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Tujuan Penelitian
3. Kepemilikan manajerial : kebijakan hutang, kinerja dan
nilai perusahaan - Yulius Jogi Christiawan dan Josua
Tarigan (2007)

Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang
Pada penelitian ini membuktikan terdapat perbedaan kebijakan hutang
antara perusahaan tanpa kepemilikan manajerial dibanding dengan
perusahaan dengan kepemilikan manajerial. Rata-rata skor variabel
kebijakan hutang, perusahaan dengan kepemilikan manajerial dibanding
dengan perusahaan tanpa kepemilikan manajerial menguatkan bukti
bahwa seorang manajer sekaligus pemegang saham lebih berhati-hati
dalam mengambil kebijakan hutang. Manajer tidak ingin perusahaan
mengalami kesulitan keuangan atau bahkan kebangkrutan. Hasil
penelitian ini memperkuat penelitian-penelitian sebelumnya tentang
hubungan antara kepemilikan manajerial dengan debt rasio yaitu: Kim
dan Sorensen (1986), Agrawal dan Mendelker (1987), Mehran (1998)
dalam Wahidahwati (2002), Soliha dan Taswan (2002), Brailsford (1999),
Moh’d, 1998 dalam Wahidahwati (2002), Wahidahwati, (2002), dan
Mahadwartha (2003).
Tujuan Penelitian

Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kenerja perusahaan
Rata-rata kinerja perusahaan tanpa kepemilikan manajerial dibanding
perusahaan dengan kepemilikan manajerial adalah sama saja meskipun
rata-rata kinerja perusahaan yang dikelola manajer sekaligus pemegang
saham lebih baik tapi tidak berpengaruh secara signifikan. Rasa memiliki
manajer atas perusahaan sebagai pemegang saham tidak cukup mampu
membuat perbedaan dalam pencapaian kinerja dibanding dengan
manajer murni sebagai tenaga professional yang digaji perusahaan. Hasil
ini tidak mendukung penelitian Mudambi (1995), Kumar (2004), Coles
(2002) yang menunjukkan bahwa kepemilikan saham oleh manajemen
mempengaruhi kinerja perusahaan.
Tujuan Penelitian

Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
Terdapat perbedaan nilai perusahaan antara perusahaan tanpa
kepemilikan manajerial dibanding perusahaan dengan kepemilikan
manajerial terbukti. Nilai perusahaan dengan kepemilikan manajerial
lebih baik dibanding dengan perusahaan tanpa kepemilikan manajerial.
Manajer yang sekaligus pemegang saham terbukti akan meningkatkan
nilai perusahaan. Dengan meningkatnya nilai perusahaan maka nilai
kekayaannya sebagai individu pemegang saham akan ikut meningkat
pula. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Soliha dan Taswan
(2002) yang menemukan hubungan yang signifikan dan positif antara
kepemilikan menajerial dengan nilai perusahaan.
Hasil Penelitian
4. Analisa ekuitas terhadap penentuan pendanaan hutang pada
perusahaan manufactur di Indonesia studi kasus mempublik
di BEJ periode 2008-2012- Endang Kartini Panggiarti, Nuwun
Priyono, Lucia Rita lndrawati Dosen Tetap Fakultqs Ekonomi.

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat ekuitas berpengaruh
terhadap kebijakan hutang dapat diterima secara signifikan.
Perusahaan masih tetap menjaga agar ekuitas tetap efisien sehingga
membatasi pendanaan utang. Karena ada juga beberapa perusahaan
yang mengalami masalah dengan pendanaan utang, sehingga
menyebabkan perusahaan mengalami defisiensi ekuitas.
Hasil Penelitian

Sedangkan tingkat kepemilikan manajemen dan tingkat kepemilikan
pengendali tidak berpengaruh terhadap kebijakan utang.
Kebutuhan pendanaan operasional perusahaan banyak yang didanai oleh
pendanaan ekuitas dari pada pendanaan utang. Hal ini disebabkan karena
tingkat bunga yang besar yang membuat manajemen harus
mengembalikan pokok hutang beserta bunganya. Selain itu jika terjadi
konflik tentang pendanaan hutang akan membuat likuiditas perusahaan
terancam, yang akibatnya mungkin saja terjadi defisiensi. Daya tarik
masyarakat ini diproksikan atau diwakilkan oleh tingkat kepemilikan
manajemen dan tingkat kepemilikan pengendali. Berdasarkan penelitian
diatas, yang ditunjukkan dengan tidak diterimanya H2 (kepemilikan
manajemen), dan H3 (Kepemilikan pengendali), berarti masyarakat pada
umumnya tidak tertarik pada perusahaan yang memiliki hutang. Atau
tingkat kepernilikan manajemen dan pengendali tidak berpengaruh
signifikan terhada rasio hutang.
Mapping Jurnal
Variabel Dependent
Jurnal 2
Tingkat Hutang &
Nilai Perusahaan
+
Kebijakan
Hutang
Variabel Independent
Jurnal 3
Variabel dependent
Jurnal 1 - 4
+
++
+
+
+
+
-
Variabel independent (Jurnal 1, 2, 3 & 4)
Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan Institusional
Kebijakan Deviden
Struktur Asset
Profitabilitas
Pertumbuhan PerusahaanAudit
Risiko Bisnisl
Pertumbuhan Penjualan
Pertumbuhan Total Asset
Keputusan Pendanaan
Kinerja Perusahaanm
Nilai Perusahaan
Tingkat Ekuitas
Tingkat Kepemilikan Pengendali
TERIMA KASIH