ppt - SAP Universitas Tarumanagara

Download Report

Transcript ppt - SAP Universitas Tarumanagara

Bab 5
ANALISIS
KELAYAKAN BISNIS
PENGERTIAN
• Analisis kelayakan bisnis adalah proses yang
menentukan apakah ide bisnis entrepreneur
dapat menjadi bisnis yang sukses (Barringer
dan Ireland, 2008; Scarborough, Wilson,
Zimmerer, 2009).
TUJUAN
• Tujuannya adalah untuk menentukan apakah
suatu ide bisnis layak direalisasikan. Jika ide
bisnis memang layak, maka langkah
selanjutnya adalah menyusun rencana bisnis.
Jika tidak layak, entrepreneur seharusnya
melupakan ide bisnis tersebut dan mencari ide
yang lain. Dengan melakukan analisis
kelayakan bisnis, entrepreneur tidak perlu
membuang-buang waktu, tenaga dan biaya
untuk ide bisnis yang tidak layak.
MANFAAT
• Beberapa studi menunjukkan mayoritas
entrepreneur tidak melakukan studi kelayakan
karena memandang ringan persaingan yang
ada dalam pasar dan cenderung terlalu yakin
akan peluang mereka untuk sukses.
MANFAAT
• Studi kelayakan tidak sama dengan rencana
bisnis. Analisis kelayakan bisnis berfungsi sebagai
filter untuk menentukan apakah sebuah
• Rencana bisnis disusun berdasarkan studi
kelayakan, tetapi memberikan gambaran yang
lebih komprehensif daripada studi kelayakan.
Rencana bisnis merupakan alat bantu bagi
entrepreneur untuk mengubah ide bisnis menjadi
usaha yang sukses.
MACAM ANALISIS KELAYAKAN
• Analisis kelayakan bisnis dapat dikaji dari
empat aspek utama yaitu produk dan jasa,
industri dan pasar, organisasi dan keuangan.
ANALISIS KELAYAKAN PRODUK
• Analisis ini dilakukan untuk menilai seluruh
tampilan produk yang akan dikembangkan.
Analisis ini juga untuk menentukan daya tarik
ide suatu produk bagi calon pelanggan dan
mengidentifikasi berbagai sumber daya yang
dibutuhkan untuk menghasilkan produk
tersebut (Scarborough et al, 2009).
• Entrepreneur harus melakukan penelitian,
baik primer maupun sekunder. Penelitian
primer dilakukan dengan mengumpulkan
data langsung dari konsumen dan
menganalisisnya. Penelitian sekunder
dilakukan dengan mengumpulkan data yang
telah disusun pihak lain dan yang telah
tersedia. Misalnya data dari Badan Pusat
Statistik (BPS), riset pasar, asosiasi profesi,
asosiasi industri dan sebagainya.
• Penelitian sekunder dilakukan dengan
mengumpulkan data yang telah disusun pihak
lain dan yang telah tersedia. Misalnya data
dari Badan Pusat Statistik (BPS), riset pasar,
asosiasi profesi, asosiasi industri dan
sebagainya.
• Penelitian primer dapat dilakukan dengan
survei pelanggan dan melakukan kelompok
fokus.
• Survei dilakukan dengan membagikan
kuesioner kepada pelanggan. Kuesioner yang
disusun tidak panjang. Pertanyaan dirangkai
dengan hati-hati agar tidak bias dan
menggunakan sistem pemeringkatan yang
sederhana. Kuesioner yang telah disusun
sebaiknya diuji terlebih dahulu validitas dan
reliabitasnya.
• Kelompok fokus dibentuk dengan
mengumpulkan sejumlah pelanggan potensial
(8 hingga 12 orang) untuk memberikan umpan
balik terhadap suatu produk. Entrepreneur
dapat mengetahui apa saja yang disukai dan
tidak disukai pelanggan.
• Penelitian juga dapat dilakukan dengan
melakukan tes terhadap produk yaitu concept
testing dan usability testing.
• Pada concept testing, tes dilakukan untuk
mengetahui minat, hasrat dan maksud
pembelian produk.
Tujuan Concept Testing
• Memvalidasi asumsi dasar dari ide produk.
• Membantu pengembangan ide.
• Mengestimasi pangsa pasar potensial dari
produk.
Hasil dari concept testing berupa pernyataan
konsep yang mencakup hal-hal berikut ini
(Barringer dan Ireland, 2008):
• Deskripsi barang atau jasa yang ditawarkan.
• Pasar sasaran yang dimaksud.
• Benefit dari produk atau jasa.
• Deskripsi mengenai bagaimana produk akan
diposisikan relatif berbeda dibandingkan
produk sejenis di pasar.
• Deskripsi mengenai bagaimana barang atau
jasa akan dijual dan didistribusikan.
• Umumnya entrepreneur melakukan concept
testing dengan jalan langsung berbicara
dengan pelanggan potensial dan memperoleh
umpan balik secara informal. Cara yang ideal
adalah mengkombinasikan keduanya, yaitu
menggunakan kuesioner dan berbicara
langsung dengan pelanggan potensial.
• Usability testing adalah kelanjutan dari
concept testing. Dalam hal ini ide produk
dikembangkan menjadi prototype.
• Usability testing adalah bentuk dari analisis
kelayakan produk untuk mengukur
kemudahan penggunaan produk dan persepsi
mengenai pengalaman menggunakan produk.
Entrepreneur dengan anggaran terbatas dapat
meminta bantuan teman atau kolega untuk
menggunakan produk, kemudian memberikan
evaluasi secara tertulis maupun lisan.
ANALISIS KELAYAKAN INDUSTRI DAN
PASAR
• Analisis ini dilakukan untuk menilai seluruh
tampilan pasar untuk produk yang akan
dikembangkan.Terdapat tiga aspek yang dikaji,
yaitu: kemenarikan industri, ketepatan waktu
pasar dan identifikasi ceruk pasar (Barringer
dan Ireland, 2008).
Secara umum industri yang menarik memilik
karakteristik sebagai berikut:
• Besar dan sedang tumbuh.
• Penting bagi pelanggan.
• Industri yang relatif masih muda daripada sudah tua
atau matang.
• Memiliki marjin operasi yang besar sehingga
profitabilitas bisnisnya tinggi.
• Tidak terlalu ramai.
• Pasar yang ramai berikut pesaing yang banyak identik
dengan persaingan harga dan marjin operasi yang
kecil.
• Ketepatan waktu pasar menjadi bahan kajian
entrepreneur ketika akan meluncurkan produk
ke pasar. Dalam hal ini entrepreneur harus
mempertimbangkan apakah produk
merupakan produk yang sama sekali baru atau
produk yang merupakan produk perbaikan
dari keluaran sebelumnya.
• Identifikasi ceruk pasar merupakan langkah
terakhir dalam analisis kelayakan industri.
Ceruk pasar adalah tempat di dalam segmen
pasar yang lebih besar yang mewakili
kelompok kecil dari pelanggan dengan minat
serupa.
• Di samping itu, alat yang berguna untuk
menganalisis daya tarik suatu industri adalah
model lima kekuatan (five forces model) dari
Porter (Scarborough et al, 2009).
ANALISIS KELAYAKAN ORGANISASI
• Analisis ini dilakukan untuk menentukan
apakah bisnis yang akan dijalankan memiliki
cukup keahlian manajemen, kompetensi
organisasi dan sumber daya untuk
meluncurkan bisnis secara sukses. Ada dua
aspek utama dalam analisis ini yaitu
kecakapan manajemen dan kecukupan
sumber daya (Barringer dan Ireland, 2008).
• Aspek kecakapan manajemen menuntut
entrepreneur untuk mengevaluasi kecakapan
dan kemampuan tim manajemen. Penilaian ini
bersifat rinci dan entrepreneur harus mengisi
penilaiannya sendiri.
• Analisis dari sisi kecukupan sumber daya
untuk menentukan apakah usaha baru yang
dikembangkan memiliki jumlah sumber daya
yang cukup, yang menentukan sukses tidaknya
pengembangan ide produk. Hal ini juga
menyangkut kualitas sumber daya yang
tersedia.
ANALISIS KELAYAKAN KEUANGAN
• Analisis ini merupakan tahap terakhir dari
analisis kelayakan secara keseluruhan. Aspek
yang dikaji dalam analisis ini adalah uang kas
yang dibutuhkan untuk memulai bisnis, kinerja
keuangan dari bisnis serupa dan kemenarikan
keuangan secara menyeluruh dari bisnis yang
akan dikembangkan (Barringer dan Ireland,
2008).
• Pada aspek uang kas yang dibutuhkan untuk
memulai bisnis, entrepreneur harus
menentukan anggaran aktual yang memuat
pembelian modal dan pengeluaran operasi
untuk menghasilkan pendapatan. Jika uang
yang dibutuhkan berasal dari pinjaman, maka
entrepreneur juga harus menentukan rencana
pengembalian uang.
• Aspek kedua yaitu kinerja keuangan dari bisnis
serupa, untuk mengestimasi kinerja bisnis
yang akan dimulai dan dibandingkan dengan
kinerja bisnis serupa. Data dan informasi
mengenai kinerja bisnis serupa dapat
diperoleh dari observasi sederhana dan
rekaman data publik yang tersedia.
• Aspek yang terakhir yaitu kemenarikan
keuangan secara menyeluruh dari bisnis yang
akan dikembangkan, dievaluasi berdasarkan
tingkat pengembalian keuangan yang
diproyeksikan seperti return on assets, return
on equity dan return on sales. Analisis
mengenai tingkat pengembalian modal
dihitung dengan membagi antara perkiraan
pendapatan yang dihasilkan usaha tersebut
dengan jumlah modal yang telah
diinvestasikan.