SIM pertemuan 7.

Download Report

Transcript SIM pertemuan 7.

Metode Pengembangan
Sistem Informasi
Pengampu: Dr. A. Ramadona Nilawati, S.Kom,MMSI,
PSI
Terdapat 2 macam PSI
1. Perubahan SI manual ke SI
berbasis Komputer
2. Perubahan SI berbasis Komputer
ke berbasis komputer yang lebih
efektif dan efisien
Pengembangan Sistem Informasi (PSI)
• Pengembangan Sistem Informasi /
Information System Development (PSI):
kesatuan aktivitas penyusunan suatu sistem
informasi baru untuk menggantikan sistem
informasi yang sedang berjalan.
Faktor pemicu dilakukannya PSI:
1. Adanya masalah pada sistem informasi
yang sedang berjalan.
2. Adanya tuntutan/instruksi/permintaan logis
dari para stakeholders (pihak manajemen,
karyawan, pemegang saham, pelanggan,
pemerintah, atau lainnya) untuk segera
memiliki SI baru yang jauh lebih efektif dan
efisien.
Pengembangan Sistem Informasi (PSI)
3. Adanya kebutuhan untuk menciptakan
berbagai inovasi.
4. Adanya kepentingan meraih berbagai
peluang bisnis.
5. Adanya kepentingan untuk secara
bekesinambungan terus menjaga
keunggulan daya saing dalam
mengantisipasi tingkat persaingan yang
semakin ketat.
THE SYSTEMS DEVELOPMENT LIFE
CYCLE
• System Development Life Cycle (SDLC
/ siklus hidup pengembangan sistem)
adalah salah satu metode dengan
pendekatan sistem yang diterapkan
untuk pengembangan sistem informasi
berbasis komputer.
Traditional Systems Lifecycle
• Systems Development lifecycle
(SDLC)
• Merupakan metode pengembangan sistem
informasi yang paling umum digunakan (Traditional)
terutama untuk proyek TI berskala besar.
• Pelaksanaannya dibagi ke dalam beberapa tahapan
formal (dengan selalu harus mendapat persetujuan
pihak manajemen pada setiap selesainya satu
tahapan) yang wajib dilakukan dan dituntaskan
seluruh tahapan secara berurutan sehingga disebut
juga Waterfall Approach / pendekatan metode air
terjun.
Team Pengembang Sistem
• Steering Committee: kelompok
manajemen puncak yang memberi
keputusan persetujuan proyek dan
segala dukungan sumber-sumber daya
yang diperlukan.
• Project Leader: pimpinan proyek PSI
bisa dipimpin oleh Manager TI dari
perusahaan penguna, atau diambil dari
pihak vendor yang memiliki
kemampuan dan pengalaman tinggi
dalam hal manajemen proyek PSI yang
sukses.
Team Pengembang Sistem
• Para pengguna (users) Manager masingmasing divisi dan beberapa karyawan dari
berbagai divisi fungsional.
• System analysts para profesional sistem
informasi yang menspesialisasikan di bidang
analisis dan perancangan berbagai sistem
• Programmers para profesional sistem
informasi yang memiliki kemampuan
memodifikasi program-program komputer
yang sedang berjalan maupun membuat
software baru berdasarkan hasil rancangan
dari System Analyst yang memenuhi
kebutuhan para penggunanya.
Team pengembang sistem (lanjutan)
• Technical specialists /para ahli di
bidang teknologi tertentu seperti
bidang database, telekomunikasi, dsb.
• System stakeholders/ semua
orang/semua pihak yang terkait
ataupun berkepentingan dengan proyek
maupun hasil dari proyek
pengembangan sistem informasi: para
spesialis sistem informasi, karyawan,
manajemen, pemasok, pelanggan,
mitra bisnis, dsb.
Tahapan dalam SDLC
1. Perencanaan (Planning)
2. Analisis (Analysis)
3. Perancangan (Design):
a. Perancangan secara garis besar
(general design)
b. Perancangan secara rinci (detailed
design)
4. Penerapan (Implementation)
5. Pengoperasian/Penggunaan dan
Pemeliharaan (Use/Operation &
Maintenance)
The Planning Phase
MIS Steering Comm
Manager
1.
2.
3.
4.
Systems Analyst
Recognize the
problem
Define the
problem
Set system objectives
Consult
Identify system
constraints
5.
6.
7.
8.
Approve or disapprove the study project
Establish a control mechanism
Conduct a
feasibility study
Prepare a system
study proposal
Tahap 1: Perencanaan / Planning
1. Memahami masalah-masalah yang ada
sehingga bisa menetapkan arah
pengembangan sistem yang ingin
dilakukan.
2. Mendefiniskan masalah agar lebih
rinci dan jelas apa-apa saja secara
spesifik yang perlu dikembangkan.
3. Menetapkan tujuan-tujuan proyek
pengembangan SI yang ingin dicapai.
4. Menetapkan ruang lingkup/batasan
proyek agar jelas fokusnya.
Tahap 1: Perencanaan / Planning
5. Melaksanakan studi kelayakan dari
sisi operasional perusahaan,
organisasi yang bersangkutan, sisi
ekonomi, teknologi, perilaku sosial,
politik, dan hukum.
Feasibility Study
• Feasibility Studies/Studi Kelayakan: suatu studi awal
untuk menetapkan:
– Informasi apa saja yang dibutuhkan oleh para
pengguna
– Kebutuhan sumber daya keuangan, teknologi,
manusia, dsb.
– Pembiayaan, penjadwalan, dan pembentukan team.
– Manfaat-manfaat yang dapat diperoleh
– Kelayakan (memastikan apakah PSI layak atau
tidak layak dilakukan)
– Pada beberapa kasus tertentu, FS (Feasibility
Study) tidak diperlukan. Hal ini dikarenakan telah
ada dokumentasi FS sebelumnya, segala situasi
telah dipahami dan dipersiapkan, keadaan yang
memaksa dan mendesak, dsb.
Feasibility Study/Studi Kelayakan
• Technical feasibility/kelayakan
teknis/teknologi: mengevaluasi apakah PSI
yang akan dilakukan mampu menghasilkan SI
baru yang jauh lebih mengefektifkan dan
mengefisienkan proses-proses bisnis,
memecahkan berbagai masalah,
meningkatkan kualitas pengambilan
keputusan, mewujudkan strategi-strategi
perusahaan, serta mempertahankan
keunggulan daya saing untuk jangka panjang
yang ditetapkan.
Feasibility Study/Studi Kelayakan
• Economic feasibility/kelayakan ekonomi:
mengevaluasi apakah PSI yang akan
dilakukan tidak mengganggu (tidak
berisiko tinggi terhadap) keuangan
perusahaan serta memiliki waktu untuk
terlibat didalam proyek baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Mengevaluasi pula apakah SI yang
diusulkan akan mampu lebih menghemat
biaya untuk jangka panjang,
meningkatkan pendapatan dan
kemampuan memperoleh keuntungan
(profitabilitas) dengan melakukan
cost&benefit analysis (analisis biaya dan
manfaat).
Feasibility Study (Lanjutan)
• Organizational feasibility/ Kelayakan
organisasional: mengevaluasi apakah pihak
organisasi memiliki kemampuan untuk
menyelenggarakan proyek PSI.
• Behavioral / Social feasibility/Kelayakan
perilaku sosial: mengevaluasi apakah para
stakeholders termasuk pengguna sistem
secara keseluruhan mendukung perubahan
yang akan dilakukan, mendukung
dilaksanakannya training / pengembangan
ketrampilan/keahlian.
Feasibility Study (lanjutan)
• Operational Feasibility/Kelayakan
operasional: Mengevaluasi seberapa baikkah
SI yang diusulkan mampu:
– Membantu mewujudkan strategi-strategi
perusahaan pengguna termasuk prioritasprioritas.
– Memecahkan berbagai masalah pada
setiap proses bisnis baik yang bersifat
rutin, semi rutin, maupun tidak rutin.
– Sesuai dengan struktur organisasi yang
ada.
Feasibility Study (lanjutan)
• Legal and political feasibility/kelayakan
dari segi hukum dan politik: mengevaluasi
apakah proyek PSI yang akan dilakukan
memenuhi kriteria berikut:
– Tidak melanggar undang-undang hak cipta,
hak paten, maupun merek dagang.
– Seluruh software yang dibuat memiliki
lisensi resmi yang asli.
– Tidak melanggar peraturan pemerintah.
– Dokumentasi perubahan-perubahan
dilaporkan dengan mengikuti format
pelaporan yang sah.
Tahap 1: Perencanaan / Planning
6. Membuat proposal/usulan proyek
pengembangan sistem informasi (PSI)
7. Menyetujui atau menolak proyek PSI
oleh pihak manajemen/steering
Committee.
8. Membuat mekanisme pengawasan
dan pengendalian selama
berlangsungnya dan pasca selesainya
proyek PSI.
The Analysis Phase
MIS Steering
Committee
1.
Manager
Systems Analyst
Announce the system study
2.
Organize the project team
3.
Define information needs
4.
Define system performance criteria
5.
6.
Approve or disapprove the design project
Prepare
design
proposal
Tahap 2: ANALISIS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Meresmikan pelaksanaan analisis
Membentuk project team bisa dipimpin oleh manager
IT di perusahaan yang bersangkutan atau oleh
pimpinan dari pihak vendor/konsultan.
Mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan informasi yang
diperlukan seluruh para pengguna (Hardware,
software, network, database)
Mendefinisikan kriteria-kriteria kemampuan/kinerja SI
yang diharapkan/diidamkan.
Membuat proposal / usulan rancangan sistem
informasi secara umum / garis besar yang telah jadi
berdasarkan hasil analisis.
Menyetujui atau menolak proposal rancangan sistem
informasi tersebut oleh pihak manajemen/steering
Committee.
MIS Steering Committee
Manager
Systems Analyst
1.
The Design Phase
2.
3.
4.
5.
6.
Approve or disapprove the system
implementation
Prepare the
detailed
design system
Identify alternate
system
configurations
Evaluate system
configurations
Select the best
configuration
Prepare the
implementation
proposal
Tahap 3: PERANCANGAN
1. Meresmikan dilaksanakannya perancangan
SI secara umum/garis besar (untuk
didiskusikan kepada user, bukan kepada
programmer atau IT specialists lainnya)
dan perancangan SI secara rinci (untuk
didiskusikan kepada programmer dan para
IT Specialists lainnya dalam hal
perancangan rincian hardware yang paling
tepat dibutuhkan, Business Process
Diagrams, DFD, ERD, System Flowchart,
integrated database, network, perancangan
output seperti pembuatan berbagai macam
laporan, dll)
Tahap 3: PERANCANGAN
1. Menetapkan beberapa alternatif konfigurasi
sistem yang mungkin dibuat.
2. Mengevaluasi masing-masing alternatif
tersebut.
3. Menetapkan pilihan/seleksi alternatif
terbaik.
4. Membuat proposal / usulan implementasi /
penerapan sistem informasi baru.
5. Menyetujui atau menolak proposal
implementasi sistem informasi oleh pihak
manajemen/steering Committee.
6. Membuat mekanisme pengawasan dan
pengendalian selama berlangsungnya
aktivitas perancangan PSI.
Systems Design
• Perancangan sistem informasi difokuskan pada
tiga area:
The Implementation Phase
MIS Steering Committee
Information Specialists
Plan the implementation
1.
2.
Manager
Announce the implementation
Control
Control
3
Obtain the
hardware resources
4
Obtain the software
resources
5
6
7
8.
Prepare the database
Prepare the
physical facilities
Educate the
participants and users
Cutover the new system
Tahap 4: IMPLEMENTASI (tahap terpanjang)
1. Melakukan persiapan langkah-langkah yang
diperlukan dalam implementasi sistem
informasi baru.
2. Meresmikan dimulainya tahap implementasi.
3. Memperoleh hardware yang diperlukan
sesuai rancangan.
4. Membuat / memperoleh seluruh software
yang diperlukan sesuai rancangan.
5. Membuat database system.
6. Melakukan testing hadware, software,
network dan konversi database ( koreksi
data error, filtering pembebasan dari data
yang tak diinginkan, integrasi database, dll).
Tahap 4: IMPLEMENTASI (tahap terpanjang)
7. Membuat dokumentasi lengkap ( user
documentation dan system documentation)
8. Membuat / memperoleh fasilitas fisik yang
dibutuhkan (ruang data processing, ruang IT,
meja-meja komputer, ruang server, dll)
9. Memberikan berbagai pelatihan kepada
semua ragam pengguna.
10. Melakukan konversi penempatan sistem
baru dengan mempertimbangkan sistem
yang sedang berjalan (sistem lama) melalui
4 metode konversi sistem informasi baru.
11. Membuat mekanisme pengawasan dan
pengendalian selama pelaksanaan
implementasi SI baru.
Implementation Process
Kunci kesuksesan implementasi
sistem informasi baru
1. Testing
2. Konversi data
3. Konversi yang tepat terhadap
sistem informasi baru
4. Pelatihan
Dokumentasi
• User Documentation
– Mendokumentasikan sample dari tampilan-tampilan data
entry, seluruh formulir-formulir perusahaan yang
dikomputerisasikan, laporan-laporan.)
– Instruksi-instruksi sistem operasi
• Systems Documentation
– Mendokumentasikan metode komunikasi dari mulai tahap
perencanaan, analisis, perancangan, implementasi,
pengoperasian dan pemeliharaan sistem informasi baru.
– Rekam jejak terperinci perancangan sistem informasi baru.
– Dokumentasi cara-cara mendiagnosa / analisis masalahmasalah, penetapan pilihan/keputusan perubahan sistem.
Training
• End-user training : para pengguna akhir harus diberi pelatihan
mengoperasikan sistem informasi baru agar SI baru tidak gagal
seperti pelatihan mulai dari data entry di sistem baru, dan
seluruh aspek pelatihan lainnya di masing-masing divisi dan
cabang yang berbeda.
• Manager training: para manager perlu diberi pelatihan singkat
agar lebih memahami bagaimana SI baru berdampak pada
operasi-operasi bisnis perusahan dan pencapaian strategistrategi.
• System training juga dilakukan yang terkait dengan:
– Perangkat keras (hardware)
– Paket-paket software yang diimplementasi di perusahaan
yang bersangkutan.
Strategi Konversi SI Baru
terhadap Sistem Lama
Direct / Immediate Conversion
1. Langsung menerapkan sistem baru secara penuh (100%)
dan sistem lama langsung dihapus secara penuh pula.
2. Sepintas merupakan cara yang paling cepat dan sederhana.
3. Cukup menghebohkan semua pihak dalam
organisasi/perusahaan.
4. Biasanya digunakan bila dalam keadan mendesak/memaksa
atau sistem lama sudah rusak/tak bisa digunakan lagi.
5. Secara umum lebih menghemat waktu, menghemat tenaga
pengoperasi sistem, menghemat biaya.
6. Berisiko tertinggi.
7. Harus didasari pemikiran yang komprehensif untuk
memutuskan penggunaan strategi ini.
Parallel Conversion
1. Sistem baru dan sistem lama berjalan secara bersamaan
sampai semua pihak telah merasa sangat puas dengan
kinerja SI baru barulah SI lama dihapus.
• Berisiko terendah terhadap kegagalan SI.
• Berbiaya tertinggi.
• Pada perusahaan tertentu (misalnya: Bank) malah
mempertahankan metode paralel untuk jangka waktu
panjang bahkan tak terbatas karena Bank memiliki
pelanggan dengan berbagai keragaman budaya, wilayah,
dan demografinya. Misalnya:
Parallel Conversion
- Pelanggan yang tidak suka teknologi baru/gagap teknologi baru
lebih memilih bertransaksi dengan sisem lama.
-Pelanggan yang mengerti teknologi baru tetapi kurang
percaya terhadap keamanan teknologi baru, juga memilih SI
lama.
- Pelanggan di wilayah pelosok yang belum terfasilitasi dengan
TI baru memilih SI lama. Belum lagi pelanggan berusia muda,
dewasa, tua, dsb.
- Perusahaan ingin merangkul lebih banyak pelanggan dari
berbagai kalangan.
Pilot Conversion
1. Dipilih bila perusahaan memiliki sejumlah cabang
yang berbeda lokasi.
2. SI baru diterapkan di salah satu cabang terpilih
sampai waktu dimana SI baru dirasakan sangat
memuaskan, barulah diterapkan untuk cabangcabang lainnya.
3. Bila uji coba gagal, maka bisa dibatalkan dengan
risiko hanya satu cabang.
4. Berisiko lebih rendah daripada Direct/immediate
Conversion.
Phased / Gradual Conversion
1. Implementasi SI baru dilakukan secara bertahap semakin
besar penggunaannya, sementara SI lama bertahap semakin
dikecilkan penggunaannya, sampai pada saat dimana SI baru
digunakan penuh dan SI lama dihapus secara total.
2. Dengan maksud mengurangi risiko.
3. Memerlukan waktu terpanjang.
4. Paling menghebohkan dalam waktu bekepanjangan.
5. Sulit menentukan pada bagian proses bisnis mana yang bisa
dijalankan dengan SI baru terlebih dahulu, bagian mana pada
tahap berikutnya, dst.
The Use Phase
MIS Steering Committee
Manager
2
1
Control
5
Information Specialists
Use the
system
Approve or disapprove the
reengineering proposal
Audit the
system
3
Maintain
the
system
4
Prepare
reengineering
proposal
Tahap 5: Pengoperasian/penggunaan
dan pemeliharaan/
Use and maintenance
• Audits dilakukan untuk mengevaluasi apakah SI baru benar-benar
memiliki kemampuan sesuai harapan dan memastikan apakah SI
baru digunakan secara benar oleh para pengguna.
• 3 jenis pemeliharaan/maintenance:
– Debugging: suatu proses evaluasi/pengecekan/pengawasan
dan pengendalian yang berlangsung terus menerus dan
berulang sesuai tahapan siklus hidup pengembangan sistem.
– Updating: melakukan pembaruan-pembaruan SI untuk
mengakomodasikan perubahan-perubahan kondisi bisnis.
– Maintenance: menjaga keberlangsungan operasi SI yang tetap
berkinerja baik dan meningkatkan fungsi SI melalui
penambahan fitur-fitur baru tanpa mengganggu operasi SI yang
sedang berlangsung.
Systems Maintenance/
Pemeliharaan sistem
• 4 kategori dasar pemeliharaan sistem:
– Corrective: memperbaiki kerusakan-kerusakan
dan kesalahan-kesalahan logika/ logical errors
– Adaptive: meningkatkan fungsional sistem dengan
menambahkan fitur-fitur baru.
– Perfective: meningkatkan kinerja SI.
– Preventive: tindakan-tindakan antisipasi
sebelumnya terhadap kegagalan siostem yang
mungkin aja terjadi.
SDLC
• Manfaat utama
– Control sistem yang baik
– Accountability/dapat diandalkan karena lengkap
dan rinci
– Kemudahan mendeteksi error
– Hasilnya lebih komprehensif/menyeluruh
– Cocok untuk PSI berskala besar
SDLC
• Kelemahan utama
– Relatif tidak fleksibel/kaku karena harus mengikuti
tahapan-tahapan pelaksanaan proyek yang tidak
boleh terlewatkan sedikitpun.
– Memerlukan banyak waktu dan biaya
– Bisa terjadi keraguan-keraguan pada saat
perjalanan proyek seperti kembali menjadi tidak
siap, atau selalu ada perubahan-perubahan
mendadak saat berjalannya PSI.
Metode PSI lainnya
2. Rapid Application Development (RAD)/Pengembangan Aplikasi Cepat
Figure 17.14 RAD Advantages
and Disadvantages
Manfaat RAD:
RAD
1. Penghematan waktu yang cukup besar dibantu aplikasi
khusus untuk RAD
2. Fokus kepada kebutuhan sistem yang pokok-pokok saja (tidak
perlu rinci)
3. Mampu melakukan perancangan sistem secara cepat yang
sesuai dengan kebutuhan user.
Kelemahan RAD:
1. Kualitas hasil tidak sebaik hasil SDLC karena yang penting
adalah penghematan waktu penyelesaian proyek.
2. Membuang waktu yang terkadang cukup lama untuk
mendapatkan kesepakatan komitmen dari para manajemen
dan pegawai kunci.
3. Memungkinkan terjadinya pelanggaran terhadap standar
internal perusahan.
Tahapan dalam RAD
1. Requirement Planning/perencanaan kebutuhan dimana para
users seringkali terlibat sehingga dapat saja mengganggu
mereka dari segi jam kerja, konsentrasi, dsb. (
2. Perancangan secara langsung sesuai kebutuhan/keinginan
para users yang tentunya kegiatan ini melibatkan kembali para
users secara aktif.
3. Construction adalah tahap pembuatan sistem informasi baru
yang aktif melibatkan divisi TI perusahaan pengguna.
4. Cutover / konversi dari SI lama ke SI baru, kembali sangat aktif
melibatkan para users di masing-masing divisi.
Tidak melakukan feasibility study dan analisis secara lengkap dan
formal.
3. Metode Prototyping
• Prototyping. Salah satu metode PSI berskala kecil
yang mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan user,
dilanjutkan secara langsung membuat contoh sistem
usulannya, diujicobakan, dan secara berulang
/iteratif dikembangkan/diperbaiki sesuai berjalannya
masukan/umpan balik dari para pengguna.
Prototyping tidak melakukan feasibility study, dan
tidak melakukan analisis formal yang lengkap.
Essentials of Management Information Systems
Chapter 12 Redesigning the Organization With information Systems
ALTERNATIVE SYSTEM-BUILDING APPROACHES
Manfaat dan kelemahan Prototyping
Manfaat
• Bermanfaat dalam merancang end-user
interface.
Kelemahan
• Dapat terjadi incompatibility karena banyak
tahapan yang dilewatkan untuk kecepatan
pelaksanaan.
4. Metode JAD
• Joint application design (JAD). Merupakan salah
satu metode PSI melalui penggunaan software
aplikasi kelompok yang khusus membantu
pelaksanaan PSI yang melibatkan aktif suatu
kelompok untuk mengumpulkan kebutuhan
pengguna dan dilanjutkan dengan aktivitas
perancangan sistem.
Metode ini untuk PSI berskala sedang dan ringan
dengan waktu yang relatif cepat.
Metode ini memiliki kelemahan berupa banyaknya
waktu terbuang karena seringkali terjadi perbedaan
pendapat/komitmen antar anggota dalam kelompok.
5. End-User Development
• End-User Development merupakan salah satu
metode PSI berskala kecil dimana pengembangan SI
dilakukan sendiri oleh pengguna yang bersangkutan
yang memiliki keahlian untuk lebih memenuhi
kebutuhannya.
- Skala kecil
- Cepat
- Hanya memenuhi kebutuhan per pengguna
- Bila dilakukan kurang matang, dapat terjadi
incompatibility dengan sistem secara keseluruhan.
Aplikasi-Aplikasi yang dapat dipakai untuk membantu
pelaksanan proyek PSI dalam
perekayasaan berbasis komputer terintegrasi
• Computer-Assisted Software Engineering (CASE)
adalah software yang dipakai untuk
mengotomatiskan banyak aktivitas SDLC.
• Ada 2 jenis:
Upper Case: mengotomatiskan aktivitas-aktivitas
awal dalam SDLC
Lower Case: mengotomatiskan aktivitasaktivitas
akhir dalam SDLC.
Aplikasi-Aplikasi yang dapat dipakai untuk membantu
pelaksanan proyek PSI dalam
perekayasaan berbasis komputer terintegrasi
• Integrated Computer-Assisted Software Engineering
(ICASE) Tools . adalah aplikasi yang mengintegrasikan
(link) Upper Case dengan Lower Case.
Menyeleksi Vendor & Software
• Step 1: Mengidentifikasi vendor mana saja yang potensial
(berpengalaman dan kinerja kesuksesan yang baik, serta
reputasi yang baik.)
• Step 2: Menetapkan kriteria evaluasi melalui pembuatan
RFP.
– Request for proposal (RFP) adalah dokumen yang
dikirimkan oleh perusahaan pengguna kepada pihak
vendor untuk mengajukan proposal yang disesuaikan
dengan kriteria user mengenai paket software yang
ditawarkan dan apakah software tersebut mampu
memenuhi kebutuhan user, perincian pembiayaan dan
waktu yang diperlukan untuk proyek PSI, permintaan
melakukan software demo, dsb).
• Step 3: Pelaksanaan evauasi terhadap vendor dan paketpaket software yang ditawarkannya.
Menyeleksi Vendor dan Software
(lanjutan)
• Step 4: menetapkan pilihan pada vendor dan
paket software-nya.
• Step 5: menegosiaskan kontrak proyek PSI .
• Step 6: membuat dokumen ikatan kontrak
bermuatan hukum mengikat antara kedua
pihak (servive level agreement/SLA).
Strategi Perolehan Software
1. Membeli produk software jadi (off-the-shelf strategy)
2. Menyewa (Lease strategy) dari pihak ketiga (vendor)
3. Membangun sendiri (Insourcing/in-house building
strategy)
4. Menggunakan jasa vendor/IT consultant/software
house (vendor strategy)
5. Menyerahkan penyediaan software dan
pengoperasian kepada pihak ketiga (outsourcing
strategy)
Strategi Membeli produk jadi / off-theshelf strategy
Kelebihan:
1.Tersedia banyak pilihan produk.
2. Menghemat waktu karena software dapat langsung
digunakan.
3. Perusahaan mendapat lebih banyak waktu untuk mengalihkan
fokus pemikiran bisnis ke hal-hal lain yang bersifat strategis.
4. Dapat diketahui cara proses dan hasil/outputnya berdasarkan
uji coba singkat sebelum membeli.
5. Sudah banyak para user lain yang telah menggunakannya.
6. Tidak memerlukan tenaga ahli untuk membuat dan
mengopeasikannya, karena diberikan pelatihan singkat.
7. Biaya relatif lebih murah.
8. Tidak perlu melaksanakan proyek PSI.
Strategi Membeli produk jadi / offthe-shelf strategy
Kelemahan:
1. Pada umumnya hanya berupa aplikasi, bukan kumpulan paket
aplikasi terintegrasi untuk keseluruhan perusahaan.
2. Belum tentu sesuai/pas dengan kebutuhan.
3. Tidak bisa dikembangkan, karena target bisnis penjual yang
mengharuskan adanya pembelian lanjutan untuk versi yang
lebih baru pengembangannya.
4. Tidak compatible dan tidak dapat terintegrasi.
5. Produsennya belum tentu ‘exist’ terus, bisa saja behenti
berproduksi, sehingga mengganggu pengembangan lanjutan,.
Bila mengganti ke produsen lain, bisa terjadi perombakan
ulang dokumentasi, filing, dsb.
Strategi Menyewa dari pihak
ketiga/vendor
Kelebihan:
1.Tidak memerlukan proyek PSI.
2. Mengurangi tuntutan keahlian bagi divisi TI dan para
user.
3. Perusahaan mendapat lebih banyak waktu untuk
mengalihkan fokus pemikiran bisnis ke hal-hal lain
yang bersifat strategis.
4. Dapat menyewa TI yang tercanggih tanpa harus
membuat terlebih dahulu
5. Biaya relatif lebih murah untuk jangka pendek.
6. Pemeliharaan dilakukan oleh pihak vendor.
Strategi Menyewa dari pihak
ketiga/vendor
Kelemahan:
1. Pihak vendor kurang dapat mengontrol terutama bila terjadi
gangguan, kekacauan, ataupun kegagalan sistem.
2. Perusahaan pengguna menjadi tergantung dengan vendor.
3. Software sewaan belum tentu sesuai/pas dengan kebutuhan
pengguna.
4. Keamanan informasi dan kerahasiaan perusahaan pengguna
bisa saja tidak aman karena diolah oleh sistem ataupun
software sewaan milik vendor.
5. Kemungkinan terjadinya kenaikan-kenaikan harga sewa yang
terkadang mendadak/tidak dipersiapkan sebelumnya.
6. Modifikasi belum tentu sesuai kebutuhan.
Strategi Membuat sendiri /
insourcing/in-house
Kelebihan:
1.Tidak perlu melakukan metode SDLC termasuk Feasibility Study
karena tidak lagi diperlukan analisis secara mendalam karena
dilakukan oleh orang dalam perusahaan sendiri yang tentunya
sudah mengenal dan memahami kondisi sistem internal
sendiri.
2. Hanya memerlukan proyek PSI dengan metode RAD, JAD,
bahkan bisa saja Prototyping.
3. Hasil bisa sesuai / pas dengan kebutuhan pengguna.
3. Biaya menjadi lebih rendah.
4. Meningkatkan kepercayaan diri, keahlian, dan pengalaman.
5. Keamanan informasi lebih terjamin.
Strategi Membuat sendiri /
insourcing/in-house
Kelemahan:
1. Keterbatasan keahlian.
2. Rawan terjadinya kegagalan dipertengahan proyek yang pada
akhirnya ditangani juga oleh pihak vendor (biaya menjadi
lebih mahal)
3. Perusahaan disibukkan/banyak waktu tersita oleh proyek
tersebut, sehingga bisa saja mengganggu fokus ke
pengembangan-pengembangan strategi bisnis lainnya.
4. Jangka waktu proyek PSI bisa saja tidak sesuai jadwal karena
kurangnya komitmen, karena bisa saja disela oleh kesibukan
mendesak lainnya.
Strategi Memakai Jasa vendor/Vendor
Strategy
Kelebihan:
1. Produk lebih pas/sesuai dengan kebutuhan
perusahaan.
2. Hanya memerlukan proyek PSI dengan metode RAD,
JAD, bahkan bisa saja Prototyping.
3. Hasil bisa sesuai / pas dengan kebutuhan pengguna.
3. Biaya menjadi lebih rendah.
4. Meningkatkan kepercayaan diri, keahlian, dan
pengalaman.
5. Keamanan informasi lebih terjamin.
Strategi Memakai Jasa
vendor/Vendor Strategy
Kelemahan:
1. Memerlukan proyek PSI tergantung skalanya
termasuk feasibility study.
2. Ketergantungan pihak perusahaan pengguna kepada
vendor.
3. Kemungkinan terjadinya pelanggaran komitmen baik
dari pihak pengguna atau vendor.
4. Jangka waktu proyek PSI bisa saja memanjang keluar
dari jadwal yang telah disepakati dan ditetapkan,
serta biaya yang melambung,
Strategi Menyerahkan kepada pihak
ketiga/Outsourcing
Kelebih
1.Tidak memerlukan proyek PSI.
2. Mengurangi tuntutan keahlian bagi divisi TI dan para
user.
3. Perusahaan mendapat lebih banyak waktu untuk
mengalihkan fokus pemikiran bisnis ke hal-hal lain
yang bersifat strategis.
4. Biaya relatif lebih murah untuk jangka pendek.
5. Pemeliharaan dilakukan oleh pihak vendor.
Strategi Menyerahkan kepada
pihak ketiga/Outsourcing
Kelemahan:
1. Pihak perusahaan kurang dapat mengontrol terutama bila
terjadi gangguan, kekacauan, ataupun kegagalan sistem.
2. Perusahaan pengguna menjadi tergantung dengan vendor.
3. Software yang digunakan belum tentu sesuai/pas dengan
kebutuhan pengguna.
4. Keamanan informasi dan kerahasiaan perusahaan pengguna
bisa saja tidak aman karena diolah oleh sistem ataupun
software milik vendor.
5. Biaya lebih mahal dari pada menyewa.
6. Ketergantungan.
THE END