INKOMPATIBILITAS SEDIAAN SALEP

Download Report

Transcript INKOMPATIBILITAS SEDIAAN SALEP

Dwi Endarti, SF, M.Sc, Apt.
LAB MANAJEMEN FARMASI DAN FARMASI
MASYARAKAT
BAGIAN FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI UGM
4/10/2015
1
Definisi Sediaan Salep
 Salep (unguenta/ointment) :
bentuk sediaan yang lunak, tidak bergerak dan tergolong
sediaan semi padat, biasanya mengandung obat untuk
pemakaian pada kulit atau pada membran mukosa.
 Sediaan salep bervariasi dalam komposisi, konsistensi dan
tujuan penggunaannya.
 Beberapa variasi dari prototipe salep banyak digunakan
dalam praktek peresepan dan dibedakan dengan namanya.
 Macamnya : unguenta, krim, pasta, jeli, oculenta,cerata.
4/10/2015
2
Macam sediaan salep
 Unguenta : mengandung relatif lebih sedikit bahan dan
perbedaan pokok dengan yang lainnya pada konsistensi;
bila dipakaikan pada kulit akan melunakkan dan
membentuk lapisan penutup pada permukaan kulit.
 Krim : jenis salep yang dapat dicuci, memiliki konsistensi
yang lebih lunak dan mengkilat, biasanya digunakan pada
daerah yang teriritasi atau tempat yang sensitif.
 Pasta : mengandung zat padat dalam persentase tinggi;
popular digunakan pada bidang dermatologi, bersifat
kaku, biasanya tidak meleleh pada suhu tubuh,
membentuk dan mempertahankan lapisan pelindung pada
area yang diaplikasikan.
4/10/2015
3
Macam sediaan salep
 Cerata : salep berlemak, mengandung malam
dalam persentase tinggi, titik lebur tinggi.
 Jeli : salep yang sangat tipis, hampir cair,
mengandung sedikit atau tanpa malam,
digunakan pada membran mukosa, untuk tujuan
melicinkan dan sebagai basis obat, biasanya terdiri
dari campuran sederhana lemak dengan titik leleh
rendah dan minyak.
4/10/2015
4
Fungsi Salep
 Dasar salep atau pembawa substansi obat untuk
penggunaan pada kulit (topikal)
 Pelumas pada kulit
 Pelindung untuk mencegah kontak permukaan kulit
dengan rangsang kulit
4/10/2015
5
Pemilihan dasar salep
Banyak faktor berpengaruh dalam pemilihan dasar salep :
 sifat dasar obat, stabilitas, dan aksi terapi (obat yang
terhidrolisis cepat lebih stabil dalam basis hidrokarbon
dibandingkan basis berair)
 karakteristik umum kulit pasien (kering atau berminyak)
 daerah kulit yang akan diterapi (berambut atau gundul)
 jenis lesi yang terjadi (kering atau serous)
 efek kimia bahan pembawa terhadap obat dan obat
terhadap bahan pembawa
 aksi bahan pembawa pada kulit
4/10/2015
6
Kualitas Dasar Salep (basis)
 Stabil : salep harus stabil selama masih digunakan untuk
pengobatan (bebas inkompatibilitas, stabil pada suhu
kamar, kelembaban yang ada dalam kamar)
 Lunak : krn salep banyak digunakan untuk kulit teriritasi,
inflamasi shg semua zat keadaan halus dan seluruh produk
harus lunak dan homogen
 Mudah dipakai : salep yang sulit dipakai salep yang sangat
kaku (keras) atau sangat encer.
4/10/2015
7
Kualitas dasar salep (basis)
 Dasar salep yang cocok : dasar salep harus dapat
bercampur secara fisika dan kimia dengan obat
yang dikandungnya, dasar salep tidak boleh
merusak atau menghambat aksi terapi obat,
mampu melepaskan obat pada daerah yang
diobati, dapat membentuk lapisan film penutup,
mudah dicuci sesuai yang diperlukan.
 Terdistribusi merata : obat harus terdistribusi
merata melalui dasar salep.
4/10/2015
8
Ciri dasar salep yang ideal secara fisika-kimia
 Stabil,
 bereaksi netral,
 tidak mengotori,
 tidak mengiritasi,
 tidak menimbulkan dehidrasi,
 tidak beraksi menghilangkan lemak,
 tidak higroskopis,
 dapat dihilangkan dengan air,
 dapat dicampur dengan semua obat
4/10/2015
9
Ciri dasar salep yang ideal secara fisika-kimia
 bebas dari bau yang tidak enak,
 tidak memberi noda,
 mampu memenuhi sebagai medium bagi obat
yang tak larut dalam lemak atau air,
 efisien untuk kulit kering, berminyak, atau basah,
 dapat disimpan untuk penggunaan ekstemporer,
 dapat mengandung 50% air,
 mudah dibuat,
 meleleh atau melunak pada suhu badan.
4/10/2015
10
Dasar salep hanya dapat memenuhi beberapa
sifat-sifat tersebut diatas (tergantung pada tipe
dasar salep dan akhir penggunaan).
4/10/2015
11
Penggolongan basis berdasarkan keadaan
 Dasar salep anhidrus
Minyak hidrofob : minyak mineral (vaselin, paraffin), minyak dari
hewan (adeps lanae), minyak tumbuh2an (Ol. Sesami, Ol. Olivarum,
Ol. Cocos)
Minyak hidrofil : dasar salep tercuci (aquaphor, carbowax, polysorb)
 Dasar salep yang mengandung air
Dasar salep emulsi tipe A/M (lanolin)
Dasar salep emulsi tipe M/A (hydrophilic ointment USP, cold cream,
vanishing cream)
 Dasar salep yang mengandung serbuk
Serbuk dalam minyak hidrofob (zinc oxide ointment USP)
Serbuk dalam minyak hidrofil (starch in hydrophilic petrolatum)
4/10/2015
12
Penggolongan Basis berdasarkan komposisi
 Dasar salep berminyak/berlemak (vaselin, paraffin
cair, paraffin dan jelene, minyak tumbuh2an, silicon)
 Dasar salep absorpsi (adeps lanae, hydrophilic
ointment petrolatum dan dasar salep yang baru :
aquaphor, polysorb, hydrosorb dan plastibase
hydrophilic).
 Dasar salep tercuci (polyethylene glycol ointment
USP)
 Dasar salep emulsi (lanolin, cold cream, vanishing
cream, Hydrophilic ointment, Emulsifying ointment
dan emulsifying wax )
4/10/2015
13
Dasar salep Berlemak/Berminyak
 Vaselin terdiri dari vaselin putih dan vaselin kuning.
Vaselin putih : bentuk yang telah dimurnikan/dipucatkan
warnanya dengan asam sulfat shg tidak boleh digunakan
pada salep mata krn akan mengiritasi.
Vaselin digunakan jika dikehendaki adanya film penutup
pada kulit yang diobati. Kemampuan menyerap air 5%,
dapat ditingkatkan dengan menambah kholesterol.
4/10/2015
14
Dasar salep Berlemak/Berminyak
 Parafin adl paraffin padat, digunakan untuk
mengeraskan salep krn titik lebur campuran naik.
 Paraffin cair, ada dua kualitas, yang viskositasnya encer
digunakan untuk pembuatan vanishing cream, yang
viskositasnya kental digunakan untuk pembuatan cold
cream.
 Minyak tumbuh2an ditambahkan pada dasar salep
sebagai pelumas dan untuk menurunkan titik lebur.
Pada proses hidrogenasi minyak akan menjadi semi
solid dan berwarna putih, keuntungan : makin stabil,
tidak tengik, menambah daya absorpsi air.
4/10/2015
15
Dasar salep Berlemak/Berminyak
 Jelene : terdiri dari minyak hidrokarbon dan malam,
fase air mudah bergerak shg difusi obat ke media
sekelilingnya dapat terjadi lebih baik.
 Silikon : dikenal dengan dimetikon, suatu semi
polimer sintetik yang struktur dasarnya bukan suatu
hidrokarbon tetapi rantai Si dan O, silicon termasuk
dasar berminyak, bila dipegang rasanya seperti
minyak, tak campur dengan air. Silicon stabil pada
suhu tinggi, tahan terhadap oksidasi, Contoh sediaan ;
Silicone hydrophilic ointment, silicone absorption
base, silicone emulsion base.
4/10/2015
16
Dasar Salep Absorpsi
Ada dua tipe pokok dasar salep absorpsi :
 Dasar salep anhidrus: dapat menyerap air dan
membentuk emulsi A/M (adeps lanae dan hydrophilic
petrolatum).
 Dasar salep anhidrus dan merupakan emulsi A/M tapi
masih mampu menyerap air yang ditambahkan (cold
cream, lanoline), tidak mudah dicuci, tidak tercuci,
krn fase kontinu adl minyak. Adeps lanae digunakan
sbg lapisan penutup dan melunakkan kulit tetapi
banyak yang alergi. Hydrophilic petrolatum digunakan
sebagai pengganti adeps lanae.
4/10/2015
17
Dasar Salep Emulsi
 Dasar salep emulsi tipe A/M (lanolin, cold cream). Lanolin




adalah adeps lanae cum aqua digunakan sbg pelumas dan
penutup kulit serta bersifat lebih mudah digunakan.
Cold cream, emulsi tipe M/A, dibuat dengan pelelehan cera alba,
cetacium dan Ol. Amygdalarum ditambah larutan borax dlm air
panas, diaduk sampai dingin. Dasar salep ini harus dibuat baru
krn Ol. Amygdalarum tidak stabil. Digunakan sbg pendingin,
pelunak dan sbg pembawa obat.
Hydrophilic ointment: dapat ditambah cairan obat tanpa
merubah viskositasnya, mudah dicuci dari kulit.
Vanishing cream, digunakan sbg dasar kosmetik dan pengobatan
kulit.
Emulsifying ointment dan emulsifying wax : tipe M/A krn
natrium lauril sulfat larut dalam air.
4/10/2015
18
Inkompatibilitas Sediaan salep
 Inkompatibilitas : tak tercampurkannya bahan-bahan
obat dalam suatu formula sediaan obat yang
diresepkan.
 Akibat : perubahan efek, perubahan penampilan
 Peran farmasis : pengatasan problema
inkompatibilitas dengan beberapa alternatif
4/10/2015
19
Beberapa inkompatibilitas bahan
obat dalam sediaan salep
 Polietilenglikol (PEG) :
PEG kompatibel dengan HgO kuning, ammoniated
mercury, asam salisilat, kalomel, asam benzoate, asam
undesilinat, sulfur, asam borat, resorsinol, dan pix
liquida.
PEG inkompatibel dengan resorcinol, balsam
Peruvian, dan tannin.
• Silikon :
bersifat inkompatibel dengan PEG, sabun lunak,
gliserin dan malam, minyak tumbuh2an, dan paraffin
liq.
4/10/2015
20
…inkompatibilitas bahan obat dalam salep
 Asam undesilinat (undecylenic acid) : digunakan
dalam bentuk garam (zinc undecylenate)
digunakan pada salep tidak menyebabkan
inkompatibilitas.
 Urea : membentuk campuran eutetik dengan
chloral hydrate, pyrocatechol, pyrogallol.
 Asam salisilat : menyebabkan inkompatibilitas
akibat asam dan salisilat nya.
 Methyl salicylate : inkompatibel dengan volatile oil
dan salisilat.
4/10/2015
21
…inkompatibilitas bahan obat dalam salep
 Resorcinol :
Warna menjadi gelap oleh adanya alkali;
Membentuk komponen yang berwarna dengan ferric
chloride, chloroform, formaldehyde, beberapa gula.
Membentuk campuran eutetik dengan acetamide,
acetanilide, antipyrin, camphor, chloral hydrate,
menthol, phenol, pyrogallol dan urethane.
4/10/2015
22
…inkompatibilitas bahan obat dalam salep
 Resin : mencair atau melunak bila dicampur
dengan camphor, menthol, phenol, phenyl
salicylate, thymol atau urethane.
 Promethazine hydrochloride (phenergan) :
Bersifat asam, inkompatibel dengan alkali, dirusak
oleh oksidator.
 Procaine hydrochloride : diendapkan oleh alkali
dan alkaloid, inkompatibel dengan mild
mercurous chloride, mercuric chloride, garam
perak, dan oksidator.
4/10/2015
23
…inkompatibilitas bahan obat dalam salep
 Phenol : membentuk campuran eutetik dengan
acetanilide, aminopyrine, chloral hydrate,
camphor, menthol, resorcinol, phenyl salicylate
dan thymol.
 Menthol : dirusak oleh oksidator kuat, sifat
inkompatibilitas : liquefaction, membentuk
campuran eutetik dengan betanaphthol, borneol,
chloralhydrate, camphor, phenol, resorcinol,
thymol, urethane, pyrocatechol, pyrogallol.
4/10/2015
24
…inkompatibilitas bahan obat dalam salep
 Naphthalene (naphthalin) : inkompatibel dengan oksidator
kuat, membentuk campuran eutetik dengan phenol, phenyl
salicylate, dan beberapa komponen organic lain.
 Betanaphtol : inkompatibel dengan oksidator dan membentuk
komponen yang bervariasi dengan beberapa asam. Membentuk
suatu massa yang lembab bila dicampur dengan antipyrine,
camphor, menthol, phenol dan phenyl salicylate.
 Glycerin (glycerol) : pelarut yang baik untuk asam borat dan
sodium borat, bukan pelarut yang baik untuk volatile oil,
camphor, menthol, dan resin, pelarut yang baik untuk phenol.
Inkompatibel dengan oksidator kuat. Bila dicampur dengan
tannin, phenol, salisilat menyebabkan warna menjadi gelap yang
dapat dicegah dengan penambahan sedikit sodium citrate.
4/10/2015
25
…inkompatibilitas bahan obat dalam salep
 Lidocaine hydrochloride : inkompatibel dengan garam
alkali.
 Iodoform : dirusak oleh cahaya, alkali, tannin dan mild
mercurous chlorides, inkompatibel dengan mercuric
oxide.
 Vioform (iodochlorhydroxyquin) : Bila dicampur
dengan bacitracin akan menyebabkan inaktifasi
sampai 10%.
 Ichthammol (ichthyol) : diendapkan oleh asam dan
mineral dan garam asam, dan dirusak oleh alkali.
Membentuk komponen tak larut dengan mild
mercurous chloride, resorcinol dan potassium iodide.
4/10/2015
26
…inkompatibilitas bahan obat dalam salep
 Asam benzoate : inkompatibel dengan besi, perak dan
merkuri.
 Balsam Peruvian : menyebabkan masalah pada salep
karena tidak dapat bercampur dengan baik dan menjadi
kotor, dapat dicegah dengan mencampurkan separuh
jumlah balsam terlebih dulu dengan castor oil.
 Bacitracin : diurai oleh larutan alkali kuat. Diinaktivasi
oleh sodium thiosulfate dan oksidator. Diendapkan oleh
garam logam berat, asam benzoate, asam salisilat, tannic
acid, dan sodium chloride konsentrasi tinggi.
 Perborates : inkompatibilitas dengan oksidator dan borat.
4/10/2015
27
Resep 1
R/ Menthol
Ephedrin
Paraff. Liq.
0,200
0,200
ad 30
Menthol dan ephedrine dapat meleleh, tetapi pada waktu penambahan
paraffin akan terjadi pemisahan (menthol larut, ephedrine tidak larut dan
akan memisah lagi).
4/10/2015
28
Resep 2
R/ Phenol
Camphor
Vaselin
1
6
ad 50
Problema : Pada campuran fenol dan kamfer (14% fenol) tidak akan terjadi
larutan dan akan didapat serbuk yang keruh.
Pengatasan : sekurang2nya diperlukan 24%
fenol
4/10/2015
29
Resep 3
R/ Cocain Hydrchl.
Menthol
Phenol
aa 10
Problema : Pembuatan larutan anestetik dengan pelelehan, tetapi setelah
didiamkan beberapa lama pada suhu kamar terjadi penghabluran yang
terjadi dari persenyawaan 1 mol cocaine Hydrochl dengan 2 mol
Phenolum.
Pengatasan: dapat dicegah dengan mengganti sekurang-kurangnya 2/3
bagian dari garam kokaina hidroklorida dengan basa nya.
4/10/2015
30
Resep 4
R/ Borax
Hydrargyr. Chloride
Vaselin alb.
0,5
0,050
ad 20
Problema : Boraks membentuk raksa oksida yang berwarna kuning
dari Hg Cl2.
Pengatasan : Reaksi dapat diperlambat dengan jalan menggerus kedua
garam tersebut dalam keadaan tidak terlarut dengan sebagian vaselin
kemudian baru dicampurkan.
4/10/2015
31
Resep 5
R/ Iodi
Calomel
Vaselin
0,6
2,5
6
Problema : terjadi reaksi :
HgCl2 + I2
HgI2 + HgCl2
Pengatasan : Kombinasi dari beberapa persenyawaan raksa dengan
persenyawaan halogenida yang dapat larut harus dihindarkan.
4/10/2015
32
Resep 6
R/ Phenol
Hydrarg. Oxyd. Flav.
Vaselin alb.
0,300
0,150
30
Raksaoksida direduksi oleh fenol sehingga salep berwarna tua jika fenol
dan raksaoksida dicampurkan bersama-sama baru ditambahkan vaselin.
Pengatasan : fenol dan raksaoksida dicampur dengan sebagian vaselin
dulu.
4/10/2015
33
Resep 7
R/ Hydrarg. Oxyd
Cocaini Hydrochl
Vaselin
0,100
0,050
ad 10
Terbentuk HgCl2 pada salep mata tersebut, menyebabkan
bekerjanya merangsang
Kombinasi dari beberapa persenyawaan raksa dengan persenyawaan
halogenida yang dapat larut harus dihindarkan
4/10/2015
34
Resep 8
R/ Ung. Merc. Praec.flav. 3%
Sol. Adrenal. Hydrochl.
Cocain. Hydrochl.
10
gtt X
0,100
Larutan adrenalin bereaksi asam pada kombinasi salep mata tersebut,
tidak dikehendaki
4/10/2015
35
Resep 9
R/ Anaesthesin
Natrii Bicarb. 0,4
Acid salicyl.
Vaselin
ad
0,4
0,2
50
Dibuat dengan mencampurkan ketiga zat-zat padat secara terpisah-pisah
dengan sebagian vaselin. Setelah didiamkan 1 hari, tutup dari wadah salep
akan terlepas disebabkan oleh terbentuknya CO2.
4/10/2015
36
Resep 10
R/ Mild silver protein
Pet. Alba
M ungt.
5%
15
Problema : mild silver protein tidak larut dalam petrolatum sehingga salep
menjadi kasar dan kotor.
Pengatasan : mild silver protein dilarutkan dulu dalam gliserin atau air
sedikit mungkin
4/10/2015
37
Resep 11
R/ Sulfathiazole 10%
Calamine
Phenol
Ung. Aqua rosae
M ungt.
5%
1%
qs ad 30
Problema : cold cream suatu emulsi akan dirusak oleh calamine, garam
logam berat dan asam.
Pengatasan : basis cold cream diganti dengan white petrolatum, sbg
parfum ditambahkan satu tetes rose oil.
4/10/2015
38
Resep 12
R/ Betanaphthol
Sulfur
Balsam peruv
Pet. Alba
M ungt.
4
2
15
qs ad 90
Problema : terjadi pemisahan resin dari balsam Peruvian shg pada
penyimpanan salep menjadi menggumpal dan kotor.
Pengatasan : balsam dilarutkan dulu dalam castor oil sama banyak. Basis
white petrolatum diganti dengan white unguentum untuk mendapatkan
salep yang lebih keras.
4/10/2015
39
Resep 13
R/ Methyl salicylate
Belladona extract
Aquaphor
Lanolin
M ung.
20
5
15
q s ad 60
Problema : sediaan terlalu cair untuk dibuat menjadi
salep.
Pengatasan : metal salisilat diabsorpsi dengan amilum atau ditambahkan
15% malam putih untuk menghasilkan salep yang lebih kental.
4/10/2015
40
Resep 14
R/ Precipitated sulfur
Salicylic acid
I.O.D
Vanishing cream
M ung.
2%
5%
2%
qs ad 30
Problema : asam salisilat menyebabkan emulsi vanishing
cream pecah.
Pengatasan : ditambahkan stablisator gliserin atau basis vanishing cream
diganti dengan washable ointment base yang mengandung non-ionic
emulsifier.
4/10/2015
41
Resep 15
R/ Camphor
Menthol
Plastibase
M ung.
2%
5%
qs ad 30
Problema : camphor dan menthol menyebabkan basis salep menjadi
mencair.
Pengatasan : dibuat campuran eutetik antara camphor dengan menthol
dan diadsorpsi terlebih dulu dengan amilum, baru dicampurkan dengan
plastibase.
4/10/2015
42
Resep 16
R/ Coal tar
Zinc oxide
Starch
Petrolatum
5%
10%
10%
qs ad 30
Problema :
jika semua bahan dicampur bersama maka terbentuk salep berwarna
hitam,
jika zinc oxide dicampur terlebih dulu dengan petrolatum, lalu
ditambahkan coal tar, kemudian starch, maka akan terbentuk salep
berwarna abu-abu,
jika coal tar dicampur terlebih dulu dengan petrolatum, lalu ditambahkan
zinc oxide dan starch, maka akan terbentuk salep berwarna hijau.
Pengatasan : ditambahkan coloring agent untuk menutup atau
menyamarkan warna.
4/10/2015
43
Resep 17
R/ Resorcinol
Hydrarg. Chloride. Mit.
Ung. Aq.rosae qs ad 100
20
15
Problema : Sodium borat dalam ung, aq.rosae menyebabkan semua
komponen berwarna gelap.
Pengatasan : basis diganti dengan white petrolatum dan sbg parfum
tambahkan satu tetes rose oil.
4/10/2015
44
Resep 18
R/ Bacitracin
Sod.sulfathiazole
Washable base
M. ung.
500 u/gm
10%
qs ad 30
Problema : sifat alkalis sod.sulfathiazole akan menguraikan
bacitracin.
Pengatasan : gunakan sulfathiazole sbg pengganti sod.
sulfathiazole.
4/10/2015
45
Resep 19
R/ Allantoin
5
Urea
1
Sulfur
2
Ung.aq.rosae qs ad 30
m.ung.
Problema : allantoin diurai oleh sifat basa dari ung.aq.rosae shg
menyebabkan perubahan warna.
Pengatasan : ganti basis dengan white petrolatum dan sbg parfum
tambahkan beberapa tetes rose oil.
4/10/2015
46
Resep 20
R/ Hydrocortisone tab
Water to levigate
Aquaphor
xxx
qs
qs ad 30
Problema : penggunaan tablet untuk mendapatkan zat aktif hidrokortison
tidak dibenarkan, tablet mengandung bahan-bahan lain yang tidak
diminta dalam resep dan mungkin tidak dikehendaki adanya.
Pengatasan : seharusnya digantikan dengan zat aktif dalam bentuk
micronized bulk powder krn memiliki keuntungan serbuk lebih mudah
terdispersi, lebih efektif dan mengurangi iritasi;
4/10/2015
47
Latihan 1
R/ Ppt. sulfur
Salicylic acid
Peru balsam
Cold cream
m.ung.
4/10/2015
2%
5%
3%
qs ad 30
48
Latihan 2
R/ Neocalamine 5%
Benzocaine
Sulfathiazole 10%
Cold cream
m.ung.
4/10/2015
1%
60
49
Latihan 3
4/10/2015
50
Latihan 4
4/10/2015
51
Latihan 5
4/10/2015
52
Latihan 6
4/10/2015
53
Latihan 7
4/10/2015
54
Index
Formula dasar salep (basis)
4/10/2015
55
White ointment
R/ white wax
white petrolatum
4/10/2015
50 g
950 g
56
Hydrophilic petrolatum
R/ cholesterol
stearyl alcohol
white wax
white petrolatum
4/10/2015
30 g
30 g
80 g
860 g
57
Cold cream
R/ cetyl esters wax
white wax
mineral oil
sodium borate
purified water
4/10/2015
125 g
120 g
560 g
5g
190 ml
58
Hydrophilic ointment
R/ methylparaben
propylparaben
sodium lauryl sulfate
propylene glycol
stearyl alcohol
white petrolatum
purified water qs ad
4/10/2015
0,25 g
0,15 g
10 g
120 g
250 g
250 g
1000 g
59
Polyethylene glycol ointment
R/ polyethylene glycol 3350
polyethylene glycol 400
4/10/2015
400 g
600 g
60
Vanishing cream
R/ Acd. stearin.
Glycerin
Natr. biborat.
Triaethanolamin.
Aq. dest.
Nipagin
4/10/2015
142
100
2,5
10
750
q.s.
61