GENERAL PRECAUTION

Download Report

Transcript GENERAL PRECAUTION

GENERAL PRECAUTION
Anita Istiningtyas, S.Kep., Ns
SEJARAH PERKEMBANGAN
Pertama kali di AS thn 1987
Akibat maraknya penyakit AIDS,
hepatitis B dan C
Dilakukan isolasi & tndkan kewaspadaan
Namun penggunaan tes kesehatan tdk
efektif
Hasil tes akan diketahui umum dan
melanggar HAM
DEFINISI
• panduan mengenai pengendalian
infeksi yang dikembangkan untuk
melindungi para pekerja di bidang
kesehatan dan para pasiennya
sehingga dapat terhindar dari
berbagai penyakit yang disebarkan
melalui darah dan cairan tubuh
tertentu (Depkes RI, 2003).
TUJUAN
mencegah penularan dan penyebaran
infeksi dari :
– Pasien ke petugas kesehatan
– Petugas kesehatan ke pasien
– Pasien ke pasien lainnya
– Pasien ke keluarga dan pengunjung
sarana kesehatan lainnya.
(Depkes, 2003)
PELAKSANAAN
• Merupakan bagian dr pengendalian infeksi di
sarana kesehatan
• Keterlibatan : pimpinan, staf administrasi, staf
pelaksana pelayanan termasuk staf
penunjangnya dan juga pengguna yaitu pasien
dan pengunjung
• Prinsip : menjaga hygiene sanitasi individu,
hygiene sanitasi ruangan dan sterilisasi
peralatan
5 Kegiatan Pokok
1. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang.
2. Pemakaian alat pelindung diantaranya
pemakaian sarung tangan guna mencegah
kontak dengan darah serta cairan infeksius yang
lain.
3. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai.
4. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk
mencegah perlukaan.
5. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.
(Depkes RI, 2003)
PROSEDUR GENERAL PRECAUTION
1. Cuci tangan
2. Pemakaian sarung tangan
3. Perhatian khusus utk mencegah
kecelakaan tusuk jarum dan alat tajam
lainnya
4. masker dan pelindung mata/wajah
5. Jubah atau celemek
6. Mouthpiece, resusitation bags, atau alat
bantu nafas
7. Petugas kesehatan dg luka hrs menjauhi
tugas perawatan
8. Pembawaan linen dan bahan kotor
9. Pengelolaan limbah medis
GENERAL PRECAUTION SERING
DIABAIKAN???
• kurang pengetahuan dr tenaga kesehatan
• Kurang dana untuk menyediakan pasokan yang
dibutuhkan, misalnya sarung tangan dan masker
• Penyediaan pasokan tersebut kurang
• Petugas layanan kesehatan ‘terlalu sibuk’
• Dianggap Odha harus ‘mengaku’ bahwa dirinya HIVpositif agar kewaspadaan dapat dilakukan
• RS swasta tdk mau memberikan beban pd pasien
KOMPONEN
1.
2.
3.
4.
Cuci tangan
Alat pelindung
Dekontaminasi
Sterilisasi
1. CUCI TANGAN
• Tindakan
aktif,
singkat
dengan
menggosok
bersamaan
semua
permukaan tangan yang bersabun, yang
kemudian diikuti dengan membasuhnya
dibawah air hangat yang mengalir
(Barbara, 2002).
• Tujuan : membuang kotoran dan
organisme yang menempel dari tangan
dan mengurangi jumlah mikroba
• dilakukan dengan benar sebelum dan sesudah
melakukan tindakan
• Tiga cara cuci tangan :
a. Cuci tangan higienik / rutin – mengurangi
kotoran dan flora yang ada di tangan dg
sabun / detergen.
b. Cuci tangan aseptik – sebelum tindakan
aseptik pd pasien dg anti septik.
c. Cuci tangan bedah (surgical handscrub) –
sebelum dilakukan tindakan bedah cara
aseptik dg antiseptik dan sikap steril.
2. ALAT PELINDUNG
• melindungi kulit & selaput lendir petugas dr resiko
pajanan darah, semua cairan tubuh, sekret, ekskreta,
kulit yang tidak utuh & selaput lendir pasien
• Jenis-jenis alat pelindung yaitu :
a. Sarung tangan
b. Pelindung wajah / masker / kaca mata
c. Penutup kepala
d. Gaun pelindung ( baju kerja / celemek )
e. Sepatu pelindung
Penutup
kepala
Kacamata
Sarung
tangan
Gaun
pelindung
Sepatu
pelindung
3. DEKONTAMINASI
• menghilangkan mikroorganisme patogen dan
kotoran dari suatu benda sehingga aman
untuk pengelolaan selanjutnya dan dilakukan
sebagai langkah pertama bagi pengelolaan
alat kesehatan habis pakai.
• Tujuan : mencegah penyebaran infeksi melalui
alat kesehatan atau suatu permukaan benda
4. STERILISASI
• proses untuk menghilangkan seluruh mikroorganisme dari alat
kesehatan termasuk endospora bakteri
• dilakukan dg 2 cara :
1. fisik
Sterilasi secara fisik yaitu dengan pemanasan, radiasi, dan
filtrasi
2. Kimiawi
menggunakan bahan kimia dg cara merendam (misalnya
dalam larutan glutardehid) dan menguapi dengan gas kimia
(diantaranya dengan gas etilin oksida).