Transcript XIII_PJM

MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
Pengantar Proses Perencanaan
DESA TERTINGGAL DAN PENANGGULANGANNYA DI
JABAR
Ekspose Penanggulangan Kemiskinan di Desa Tertinggal Melalui Pendekatan
Keluarga dan Spatial
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
Pengantar Proses Perencanaan
Program Penanggulangan Kemiskinan di
Desa Tertinggal
Penanggulangan :
Adalah suatu gerakan semesta dari, oleh dan untuk
masyarakat dengan dorongan pemerintah yang
merambat dan tumbuh dari hasrat masyarakat yang
dengan penuh kesabaran dan ketawakalan
mengusahakan dirinya agar lebih baik.
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
Pengantar Proses Perencanaan
Program Penanggulangan Kemiskinan di
Desa Tertinggal
Kemiskinan :
Adalah penduduk yang berpendapatan per bulan
sama dan di bawah garis kemiskinan.
Di Kota = Rp. 800.000,00
Di Desa = Rp. 500.000,00
Desa Tertinggal :
Adalah desa yang menurut hasil penelitian BPS/KS
diklasifikasikan sebagai desa miskin dengan menggunakan
27 variabel.
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
Pengantar Proses Perencanaan
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
Pengantar Proses Perencanaan
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
Pengantar Proses Perencanaan
Indikator Desa Tertinggal
Variabel
Klasifikasi
Skor
Intervensi
I. POTENSI DESA
1. Tipe LKMD/LMD
 Tipe 3
 Tipe 1 atau 2
 Tipe 0
3
2
1
Pembinaan oleh Ditbangdesa/PMD
2. Jalan Utama Desa
 Aspal
 Diperkeras
 Tanah
3
2
1
Peningkatan/Pembangunan
oleh
masyarakat, Kabupaten dan Kota
 Perdagangan,
jasa, dll
 Industri/keraj
inan
 Pertanian
3
2
1
Pembinaan/penyuluhan oleh Dinas Teknis
Lingkup Pertanian dan Industri
 > 1 Ha
 0,5 – 1 Ha
 < 0,5 Ha
3
2
1
 Transmigrasi
 Transformasi tenaga kerja ke sektor
non pertanian
 Urbanisasi
 0 – 5 Km
 6 – 9 Km
 > 10 Km
3
2
1
3. Sebagian besar
penduduk
bergantung pada
potensi
4.
Rata-Rata
tanah
pertanian
diusahakan
luas
yang
5. Jarak dari desa ke
ibukota
kecamatan
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
Pengantar Proses Perencanaan
Indikator Desa Tertinggal
Variabel
Klasifikasi
Skor
Intervensi
6. Fasilitas Pendidikan



S.d SMU keatas
S.d SLTP keatas
S.d SD
3
2
1
Pembangunan filial SMP/SMA di
Desa dan SMP terbuka oleh
Depdiknas
7. Fasilitas Kesehatan




Poliklinik ke atas
Puskesmas
Puskesmas Pembantu
Tidak ada fasilitas
3
2
1
0
Posyandu oleh Kabupaten dan
masyarakat
8.




Dokter
Paramedis
Dukun bayi
Tidak ada fasilitas
3
2
1
0
Penempatan tenaga medis dan
paramedis
oleh
Dinas
Kesehatan

Pemasangan
telepon
umum
Kantor pos
Tidak ada sarana
4
2
0
Pembangunan
kantor
Pos
Pembantu oleh Deparpostel
Bangunan permanen/
setengah permanen
Kios/pertokoan
Tanpa bangunan
3
2
1
Pembangunan
pasar
oleh
Kabupaten atau Kota dan
swadaya masyarakat
Tenaga
kesehatan
yang
tinggal di desa
9. Sarana Komunikasi


10. Pasar



PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
Pengantar Proses Perencanaan
Indikator Desa Tertinggal
Variabel
Klasifikasi
Skor
Intervensi
II. PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN
11. Kepadatan PEnduduk
12. Sumber Air Minum



0 – 200 jiwa/Km2
201–299 jiwa/Km2
> 300 jiwa/Km2
4
3
1




PAM, pompa listrik
Sumur pompa atau
mata air
Air hujan, sungai
3
2
1
Pembnagunan sarana air bersih pedesaan oleh
Dinas Kesehatan propinsi, kabupaten dan
masyarakat
Tidak ada wabah
Selain muntaber atau
demam
berdarah
paling sedikit satu kali
Muntaber
atau
demam
berdarah
sedikit satu kali
5
2
0



13. Wabah penyakit selama
satu tahun terakhir




Transmigrasi
Urbanisasi/tranformasi
pertanian di kota
ke
sektor
non
Pembangunan fasilitas kesehatan
Penyediaan sarana air bersih dan perbaikan
lingkungan
Penempatan tenaga medis/non medis
14. Bahan Bakar



Listrik atau gas
Minyak tanah
Kayu bakar
3
2
1
Listrik masuk desa oleh PLN dan kabupaten serta
memasyarakatkan briket batu bara
15. Pembuangan sampah

Tempat sampah dan
diangkut
Kedalam lubang
Ke sungai, dll
3
2
1
Swadaya masyarakat


PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
Pengantar Proses Perencanaan
Indikator Desa Tertinggal
Variabel
Klasifikasi
Sko
Intervensi
r
16. Jamban



Sendiri
Bersama-sama
Lainnya
atau
bukan jamban
3
2
1
Swadaya masyarakat
17. Penerangan



Listrik PLN
Listrik non PLN
Lainnya/tidak ada
3
2
1
Pembangunan listrik masuk desa oleh PLN dan
kabupaten
18. Ratio banyaknya tempat
ibadah/1.000 penduduk



> 5/1.000
(2-4)/1.000
< = 1/1.000
3
2
1
Swadaya masyarakat
19. Tingkat kelahiran
kasar/1.000 penduduk



(0-2)/1.000
(3-9)/1.000
> 10/1.000
5
3
1
BKKBN dan Dinas KEsehatan
20. Tingkat kematian
kasar/1.000 penduduk



(0-4)/1.000
(5-9)/1.000
> 10/1.000
5
3
1
Dinas Kesehatan
III. KEADAAN PENDUDUK
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
Pengantar Proses Perencanaan
Indikator Desa Tertinggal
Variabel
Klasifikasi
Skor
Intervensi
21. Enrollment Ratio
Penduduk (7-15 tahun)



96-100 %
81-95 %
< 80 %
5
3
1


Pembangunan SD dan SLTP
Penyuluhan Wajar (Wajib Belajar) Dinas
Pendidikan 9 tahun
22. Rata-Rata jumlah ternak/
rumah tangga ternak



> 5 ekor
2-4 ekor
< 1 ekor
5
3
1


Penyaluran ternak milik pemerintah/swasta
Penanaman hijauan makanan ternak
23. Persentase rumah tangga
punya TV



> 29
5 - 29
<5
5
3
1

Meningkatkan pendapatan masyarakat
24. Persentase rumah tangga
punya telepon



>9%
1–9%
<1%
5
3
1

Meningkatkan pendapatan masyarakat
25. Sosial budaya penduduk
Salah satu dari :
 B, C, dan D
 B dan C, B dan D
atau C dan D
 B,C atau D
4
2
1


Pembinaan seni budaya dan olahraga
Pengembangan kelompok
26. Persentase rumah tangga
pertanian
(khusus
pedesaan)



> 15 %
16 – 19 %
< 30 %
3
2
1

Transformasi pertanian ke non pertanian
27.



(5), (6) atau (7)
(1), (2), (3), (4)
(8), (9) atau
(10)
3
2
0


Perbaikan atau peningkatan jalan
Peningkatan pendapatan
Angkutan
penduduk
(khusus pedesaan)
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
Pengantar Proses Perencanaan
Orang Miskin
Batas
Garis kemiskinan
Jumlah dari batas kecukupan
pangan dan batas kecukupan non
pangan.
Kota
Desa
Batas Kecukupan Pangan
Nilai
rupiah
dari
52
komoditi pangan yang
mewakili pola konsumsi
penduduk
25.519
17.499
Batas
Kecukupan
Non
Pangan
Nilai
rupiah
dari
45
komoditi non pangan
5.040
2.998
Jumlah
30.559
20.497
Penduduk Miskin di Jawa Barat Tahun 2003
Keterangan
1. Batas Miskin (Rp/Kapita/Bulan)
2. Jumlah Penduduk Miskin
3. Persentase Penduduk Miskin
4. Jumlah Penduduk Total
Desa
Kota
Kota + Desa
100.000
150.000
-
3.459.129
3.125.079
6.584.208
15,55 %
10,00 %
22.245.203
31.250.790
53.495.993
Sumber : Website Propinsi Jawa Barat, 2008
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
Pengantar Proses Perencanaan
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
Pengantar Proses Perencanaan
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
Pengantar Proses Perencanaan
Hubungan Antara Pendekatan Keluarga dengan Pendekatan Spatial
IDT
KELUARGA
Kepala
Keluarga
Nafkah
Pokok
Istri
Nafkah
Tambahan
Anak
Peningkatan
Pendapatan
Keluarga
Peningkatan
Kegiatan
sosial/Ekonomi
Masyarakat Desa
Perubahan status
Desa Miskin
Menjadi Desa
Tidak Miskin
Membantu
Mencari
Nafkah
Non
IDT
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
Pengantar Proses Perencanaan
Hubungan Antara Pendekatan Keluarga dengan Pendekatan Spatial
Kepala Rumah
Tangga
Manajemen Usaha
dan Wiraswasta
PEMDA
BUMN
Perguruan Tinggi
Nafkah Pokok
Pertanian
Industri
Jasa
Peningkatan
Pendapatan
Latihan
Keterampilan
Dinas Teknis
BUMN
Permodalan
IDT
Perbankan
BAZ
Tabungan
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
Pemasaran
Kanwil
Perdagangan
Kanwil Koperasi
Koperasi
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
Pengantar Proses Perencanaan
Hubungan Antara Pendekatan Keluarga dengan Pendekatan Spatial
Istri
Keterampilan
Dinas Teknis
PKK
BUMN
Nafkah
Tambahan
(Pengolahan
Hasil)
Permodalan
Tabungan
Arisan
PKK
BUMN
Ranginang
Ulen
Opak
Dodol
Sale
Pindang
Ikan Asin
Karamel
Tambahan
Pendapatan
Pemasaran
PKK
Kelompok
Koperasi
Kesejahteraan
Keluarga
BKKBN
PKK
DInas Kesehatan
Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
Pengantar Proses Perencanaan
Hubungan Antara Pendekatan Keluarga dengan Pendekatan Spatial
Anak
Pendidikan
Kursus
Keterampilan
Kejar Paket B
Wajar Diknas
Membantu Mencari
Nafkah
Kesehatan
Asuransi
Kesehatan
Puskesmas
Pembantu
Puskesmas
Tambahan
Pendapatan
Mental
Pendidikan Agama
Organisasi
Pesantren/Madrasa
h
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
Pengantar Proses Perencanaan
BAHAN PELATIHAN PJM
PELATIHAN BAGI TENAGA
PELATIH (PJM)
PERENCANAAN JALAN DESA
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
Pengantar Proses Perencanaan
Tujuan Modul
 Membantu
aparat desa dalam
menyiapkan penyusunan Program
Jangka Menengah untuk sektor jalan
desa.
 Penjelasan cara pengumpulan data
kondisi jalan desa yang diperlukan
agar didapat data yang akurat untuk
penyusunan program.
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
Pengantar Proses Perencanaan
Isi Modul
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kondisi jalan perdesaan dilengkapi dengan table kondisi peta.
Metodologi survai untuk pengumpulan dan pengisian data dan pembahasan kondisi
eksisting mengenai :
Status jalan dan kaitan antara hirarki jalan dengan system jaringan jalan menurut
wewenang pembinaan.
Fungsional jalan desa yang ada dan penentuan klarifikasi fungsi jalan di wilayah
pedesaan yang dilengkapi dengan peta klasifikasi fungsi jalan.
Identifikasi permasalahan jalan
Penentuan jenis konstruksi perkerasan dan penentuan aksesibillitas lalu lintas
Survai kondisi permukaan jalan untuk mengetahui tingkat kerusakan seperti :
• Kekasaran permukaan (surface texsture)
• Lubang – lubang (pot holes)
• Tambalan (patching)
• Retak-retak (cracking)
• Alur (ruting)
• Amblasan (depression)
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
Pengantar Proses Perencanaan
Isi Modul
Analisa kebutuhan dan rencana perbaikan serta pengembangan jalan
ditentukan berdasarkan pada :
2. Pembahasan tentang kesatuan sistem jalan secara regional dan sistem
jaringan jalan yang terjalin dalam hubungan hirarki.
3. Konfirmasi klasifikasi fungsi jalan.
4. Pemecahan masalah yang terdiri dari beberapa alternatif, yaitu :
1.

Pembenahan perkerasan berdasarkan tingkat kerusakan, dan pemilihan
jenis serta tebal perkerasan yang akan dioakai.
 Sumber pendanaan pemeliharaan jalan desa
 Penentuan kriteria dan prioritas
 Pengadaan peralatan untuk pembangunan/pemeliharaan jalan
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
Pengantar Proses Perencanaan
Pendekatan Teknis dan Pembangunan Sistem
Jalan Desa
Langkah Pertama
MENINGKATKAN KUALITAS BERKENDARAAN
- Pemeliharaan rutin (sepanjang tahun)
Langkah Kedua
MENINGKATKAN KEMAMPUAN STRUKTURAL
-Pemeliharaan Berkala (Pada waktu-waktu
tertentu)
Langkah Ketiga
MEMPERBAIKI PELAYANAN JALAN
-Pemeliharaan konstruksi atau geometrik (Pada
waktu-waktu tertentu)
Langkah Keempat
PENGEMBANGAN WILAYAH
-Pengembangan jalan baru (pada waktu-waktu
tertentu)
Sumber : Program Pembangunan Tahunan Sektor Jalan
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
Pengantar Proses Perencanaan
Data Dasar Minimal yang Dipakai
1. Status desa sekarang dan akhir PJM
2. Peta batas wilayah administrasi desa
3. Peta lokasi wilayah terbangun sekarang dan akhir PJM
4. Jumlah penduduk wilayah adminsitrasi sekarang dan
di akhir PJM
5. Peta fungsi dan status jalan yang ada
6. Peta fasilitas umum di perdesaan
7. Rencana pengembangan desa
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
Pengantar Proses Perencanaan
Metode Penyajian
 Questionare berupa pengisian data-data
 Diskusi berupa :
• Analisa kebutuhan untuk tahun perencanaan
• Analisa pembiayaan
• Analisa pengelolaan
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
Pengantar Proses Perencanaan
Formulir isian Pelatihan PJM-Perdesaan
•
•
•
•
Sektor
Desa
Kecamatan
Kabupaten
No
: Jalan Desa
:
:
:
Lokasi
Panjang (m)
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
Lebar (m)
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
Pengantar Proses Perencanaan
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
Pengantar Proses Perencanaan
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
Pengantar Proses Perencanaan
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
Pengantar Proses Perencanaan
 Sumber pembiayaan untuk jalan desa/lingkungan,
pembiayaan dapat melalui swadaya masyarakat dan
pemerintahan kabupaten, jalan desa yang berfunsgi
sebagai penghubung antar desa atau penghubung
ke jalan negara, propinsi dan kabupaten bisa
mendapat bantuan dari pemerintah.
 Sesuai dengan strategi dalam pembangunan dan
pembiayaan pelaksanaan program P2LDT maka
ditetapkan :
 Pemerintah pusat dan pemerintah propinsi
membantu pembiayaan berupa stimulasi dalam
bentuk bantuan teknis, bahan dan bimbingan teknis.
 Pembiayaan operasi dan pemeliharaan merupakan
tanggung jawab masyarakat dan pemerintah
Kabupaten.
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
Pengantar Proses Perencanaan
Analisa Kebutuhan Jalan Perdesaan
1. Mengingat kemajuan dalam pembangunan dan informasi memberi
dampak meningkatnya volume lalu lintas sampai 5 tahun
mendatang, maka jalan desa yang ada Semarang perlu
ditingkatkan dengan perawata, pengaspalan atau peningkatan,
pengembangan jeringan jalan baru, dan lain-lain.
2. Kriteria dan prioritas lokasi dalam pelasanaan program perdesaan
lebih dititik beratkan pada peningkatan dan pemantapan kondisi
konstruksi disamping segi fungsinya seperti :
- Jalan desa yang merupakan penghubung, ke jalan negara,
propinsi dan kabupaten.
- Jalan penghubung kesektor pertanian dan perkebunan.
- Jalan yang menghubungkan ke pasar dan Terminal.
- Jalan lingkungan desa.
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
Pengantar Proses Perencanaan
Panjang jalan berdasarkan jumlah
penduduk
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
Pengantar Proses Perencanaan
Pemeliharaan dan peningkatan berdasarkan
kondisi yang ada
Pemilihan jenis peningkatan dan
pemeliharaan berdasarkan kondisi yang ada
dengan jenis konstruksi yang dianggap
cocok untuk kondisi desa adalah :
– Pemadatan kapur batu
– Aspal penetrasi/madacam
– Burda
– Burtu
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
Pengantar Proses Perencanaan
Peningkatan dan pemeliharaan jalan perdesaan
disesuaikan dengan fungsi ruas yaitu :
1. Jalan perdesaan yang merupakan penghubung dengan jalan negara,
jalan propinsi dan jalan kabupaten diusulkan menggunakan perkerasan
penetrasi Madacam atau jalan aspal dengan lebar badan jalan minimal
5 meter dan bahu jalan dipadatkan di lengkapi dengan saluran
samping.
2. Jalan penghubung ke daerah industri, perkebunan dan pertanian
menggunakan penetrasi Madacam dengan lebar jalan + 5 meter dan
bahu jalan dipadatkan dilengkapi dengan saluran samping.
3. Jalan lingkungan menggunakan konstruksi batu yang dipadatkan atau
jalan aspal penetrasi Madacam dengan lebar badan jalan 3 s.d 5 meter
dilengkapi dengan saluran samping.
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
Pengantar Proses Perencanaan
Sasaran kebutuhan program tersebut dianggap
mendesak karena :
Untuk meningkatkan arus pengangkutan
dan perhubungan desa.
Kelancaran arus lalu lintas dan sarana
perekonomian masyarakat desa.
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
Pengantar Proses Perencanaan
Contoh Tabel Observasi
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
Pengantar Proses Perencanaan
PERENCANAAN
PENGEMBANGAN PERUMAHAN
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
Pengantar Proses Perencanaan
Tujuan
Tujuan modul ini adalah untuk
memberikan arahan dan contoh kepada
Tim Teknis Kabupaten dan Aparat Desa
dalam Penyusunan Program Jangka
Mengenah Pambangunan Sarana
Perumahan.
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
Pengantar Proses Perencanaan
Isi Modul
Isi modul ini adalah penjelasan dalam
pendataan kondisi perumahan desa yang
ada dan masalahnya, kebutuhan dan
program penanganannya.
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
Pengantar Proses Perencanaan
Penyiapan Program Perumahan Pedesaan
Dasar-Dasar Penyusunan Program
Untuk dapat menyiapkan usulan program, maka perlu
dilaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
Pendataan kondisi rumah dan lingkungan permukiman
Kebutuhan perbaikan rumah dan lingkungan pedesaan
Kebutuhan penyediaan tambahan perumahan pedesaan
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
Pengantar Proses Perencanaan
2. Data yang Dibutuhkan
A. Kependudukan
- Pola pengelompokkan penduduk
- Jumlah dan kepadatan penduduk pada setiap satuan permukiman
B. Perumahan dan Lingkungan
- Inventarisasi jumlah rumah menurut kondisi, tingkat hunian dan kualitas rumah secara
lingkungan yang
benar-benar tidak memenuhi kriteria sebagai ”rumah layak huni”.
- Kondisi prasarana dan sarana lingkungan permukiman
C. Permasalahan Spesifik
- bencana alam
- rawan penyakit, rawan bencana alam
- masalah-masalah yang menyebabkan desa tersebut termasuk dalam kategori desa kritis
d. Potensi yang dapat dikembangkan
- Inventarisasi ketersediaan bahan bangunan lokal yang dapat dimanfaatkan untuk
perbaikan atau pemugaran rumah dan lingkungan.
- Inventarisasi tenaga kerja yang dapat dilatih untuk menjadi tenaga terampil atau motivator
yang dipilih dari penduduk desa yang ada, dan memenuhi beberapa kriteria yang
mendukung pelaksanaan tugas-tugasnya.
- Masyarakatnya bersedia ikut dalam program perintisan.
-Potensi lainnya yang dapat dikembangkan.
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
Pengantar Proses Perencanaan
Prioritas Lokasi Perbaikan Perumahan
1.
2.
3.
4.
5.
Sejalan dengan arahan kebijakan dalam Pelita V, prioritas
pembangunan permukiman di daerah pedesaan mempunyai
beberapa sasaran prioritas yang disesuaikan dengan kondisi daerah
setempat dan telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat, antara lain :
Penataan lingkungan desa yang lebiih menyeluruh dengan prioritas
bagi ”satu unit satuan wilayah” yang belum termasuk kota maupun
berpenduduk cukup padat serta mempunyai potensi untuk tumbuh
sebagai ”Desa Pusat/Pemimpin” bagi desa-desa di sekitarnya.
Penangangan untuk desa-desa dengan kondisi belum atau sedang
berkembang yang mempunyai potensi untuk dapat dikembangkan.
Memberikan perhatian khusus pada desa-desa yang dikategorikan
sebagai ”Desa Miskin”, desa-desa yang terkena bencana alam atau
kejadian khusus lainnya.
Pembinaan desa-desa ”maju” melalui peningkatan motivator dan
tenaga terampil dibidang perumahan yang akan diupayakan lewat
program OKK-P2LDT, yang akan lebih ditingkatkan bagi propinsi
atau daerah yang lebih maju
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
Pengantar Proses Perencanaan
Perbaikan Lingkungan Perumahan Desa
Proyeksi kebutuhan perumaha sampai akhir tahun perencanaan
Perumahan di suatu desa jumlahnya ditentukan oleh besar kecilnya jumlah
penduduk desa yang bersangkutan. Secara ideal rumah sebaiknya sama
dengan jumlah KK (kepala Keluarga) yang ada dengan anggapan 1 KK = 5
jiwa. Dalam memperkirakan kebutuhan pengadaan perumahan desa, perlu
diketahui perkiraan proyeksi jumlah penduduk desa, berdasarkan data yang
diperoleh dilakukan analisis sebagi berikut :
Jumlah rumah ideal tahun 1994 = jumlah penduduk tahun 1994 : 5
Maka kebutuhan jumlah rumah pada tahun 1994 =
Jumlah rumah ideal 1994 – jumlah rumah yang ada pada tahun 1994
Contoh :
Jumlah penduduk desa A tahun 1994 adalah 4.000 jiwa, 800 KK dan jumlah
rumah 600 unit, tingkat hunian 8,7 jiwa/unit.
Jumlah rumah ideal pada tahun 1994 = 4.000 : 5
= 800 unit
Jumlah kebutuhan rumah pada tahun 1994
= 800 – 600
= 200 unit
Demikian untuk tahun-tahun berikutnya sampai tahun perencanaan berakhir.
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
Pengantar Proses Perencanaan
Kebutuhan lingkungan perumahan untuk
mendapat perbaikan
Perbaikan lingkungan pemukiman di desa
diarahkan untuk menangani lingkungan
pemukiman yang kumuh di kampung-kampung
yang masyarakatnya berpenghasilan rendah, dari
data yang ada dapat dibuatkan kebutuhan
perbaikan lingkungan pemukiman desa.
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
Pengantar Proses Perencanaan
Kebutuhan Program Perumahan Pedesaan
Pembangunan rumah
Pembangunan rumah baru di desa umumnya dilaksanakan secara individu
yang tersebar dalam satu desa, sesuai dengan kepemilikan kapling maisngmasing. Dengan mengethaui jumlah rumah pada tahun-tahun mendatang,
maka dapat direncanakan pembangunan lingkungan perumahan yang baru.
Selanjutnya menentukan kebutuhan luas kapling dari masing-masing rumah
tergantung pada kondisi rumah yang ada. Batasannya adalah :
- Kapling kecil
= 125 m2
- Kapling sedang = 250 m2
- Kapling besar = 500 m2
Luas dan jumlah kapling perumahan yang akan diabngun ditentukan dengan
mempertimbangkan :
Lokasi dan tata letak rumah-rumah yan akan dibangun.
Kemampuan biaya.
Kebutuhan kepala keluarga yang akan menempati rumah-rumah tersebut.
Arahan lokasi diperoleh dari rencana pengembangan wilayah desa dan
gambarkan rencana lokasi perumahan.
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
Pengantar Proses Perencanaan
Program Perbaikan

Program perbaikan perumahan dari :
1.
2.
3.
4.
5.
Pemugaran perumahan adalah serangkaian kegiatan untuk
mencipatakan kondisi rumah yang lebih layak serta memenuhi
persyaratan-persyaratan yang dikehendaki tersebut dengan cara
memperbaiki, mengganti bagian-bagian yang dianggap perlu, menata
kembali ruang-ruang, menambah ruang atau prasarana yang sangat
diperlukan dan sebagainya, sepanjang masih dalam batas-batas
tertentu seperti serasi dengan lingkungan dan sesuai dengan adatistiadat.
Rumah yang akan dipugar adalah rumah yang kondisinya kurang
memenuhi persyaratan teknis, kesehatan, kesusilaan, sosial dan
keamanan serta belum berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak.
Lingkungan yang dipugar adalah lingkungan yang belum memiliki
sarana lingkungan yang memadai, misalnya persediaan air berish,
jalan lingkungan, pembuangan kotoran dan sebagainya.
Relokasi, dapat dilaksanakan untuk lingkungan perumahan yang
kondisi fisk alamnya tidak dapat menjamin kehidupan masyarakat
yang tinggal seperti lokasi rawan bencana alam, banjir, dsb. Relokasi
dapat dilaksanakan di desa itu sendiri ke lokasi yang aman atau desa
lainnya, atau transmigrasi.
Peningkatan, meningkatkan kondisi fisik rumah-rumah yang ada.
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
Pengantar Proses Perencanaan
Program Perbaikan
Prasarana terdiri dari :





Penyediaan air bersih
Perbaikan drainase
Penyediaan MCK
Perbaikan jalan desa dan lingkunganj
Penanganan persampahan
Sarana terdiri dari :



Pasar desa beserta kelengkapannya
Sub terminal lokal
Balai karya atau fasilitas pelayanan umum lainnya
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
Pengantar Proses Perencanaan
Lingkup program dan pelaksanaannya
Tribina
1.
2.
3.
Bina Manusia : dilaksanakan melalui
program Bangdes, Departemen Sosial
Bina Lingkungan : dilaksanakan melalui
program-program Direktorat Perumahan
dengan paket-paket kegiatan P2DLT murni,
OKK P2DLT, P2DN, P2DPP
Bina Usaha : dilaksanakan melalui
Departemen Sosial dan Kandep
Koperasi/Pemda Kabupaten
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
Pengantar Proses Perencanaan
Ruang Lingkup Kebijaksanaan Program
Pembangunan Pemukiman Desa
1.
Bina Manusia, sasarannya antara lain :
- Rohani melalui bidang pembinaan P4 dan kesadaran bernegara, kesehatan dan kesejahteraan.
- Jasmani melalui bidang pembinaan kesehatan lingkungan dan masyarakat dengan cara
pendidikan/pelatihan/kursus.
2. Bina Lingkungan, sasarannya antara lain :
- Rumah, melalui bidang pembinaan peningkatan mutu rumah dengan cara bimbingan teknis dan
percontohan.
- Pekarangan, melalui nidang pembinaan pemanfaatan pekarangan dengan cara penyuluhan.
- Prasarana Utilitas Umum, melalui bidang pembinaan jalan penghubung dan lingkungan
terminal, sarana air berish, MCK, sarana air limbah, listrik/telepon (diberikan dalam paket
stimulasi).
- Pelayanan Umum, melalui bidang pembinaan SD, SMP, pasar, toko, terminal,
Puskesma/Posyandu, Balai Pengobatan.
- Rencana Tata Lingkungan, melalui bidang pembinaan penentuan lokasi, rembug desa,
penyusunan rencana teknis, penyusunan detail dan pelaksanaan.
3. Bina Usaha, sasarannya adalah pengembangan kegiatan usahan ekonomimelalui bidang
pembinaan peningkatan lembaga pembangunan dan sarana desa, industi kecil dan
kerajinan, pariwisata, pertanian, pertukangan, perbengkelan, peningkatan peran
koperasi, KUD, BUUD,
peningkatan lembaga keuangan desa.
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
Pengantar Proses Perencanaan
Pembiayaan
Dana pembangunan dan perbaikan ruamh serta lingkungan permukiman
bersumber dari :
• Swadaya masyarakat
• Desa/APBD
• Bantuan Pemerintah Pusat
• Bantuan Pemerintah Propinsi
• Bantuan Pemerintah Kabupaten
• Pinjaman
Dana pengelolaan dan pemeliharaan bersumber dari :
• Swadaya masyarakat
• Desa/APBD
• Bantuan Pemerintah Kabupaten
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
Pengantar Proses Perencanaan
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
Pengantar Proses Perencanaan
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
Pengantar Proses Perencanaan
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
Pengantar Proses Perencanaan
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
Pengantar Proses Perencanaan
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
Pengantar Proses Perencanaan
BACK
MENU
NEXT
MORFOLOGI
DAN
TATA
RUANG
DESA
MORFOLOGI DAN
TATA
RUANG
DESA
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M
Pengantar Proses Perencanaan
BACK
MENU
NEXT