tpt rizki ramadhani (0810480085) ketahanan penyakit

Download Report

Transcript tpt rizki ramadhani (0810480085) ketahanan penyakit

KETAHANAN PENYAKIT PADA
TANAMAN PISANG
RIZKI RAMADHANI
0810480085
SEKILAS TENTANG PISANG
 Pisang merupakan komoditas
yang menduduki tempat
pertama di Indonesia diantara
jenis buah-buahan lainnya, baik
dari sisi sebaran, luas
pertanaman maupun dari sisi
produksinya.
 Pusat keragaman utama pisang
terletak di daerah Malesia (Asia
Tenggara, Papua dan Australia
tropika). Pusat keragaman
minor juga terdapat di Afrika
tropis.
BOTANI TANAMAN PISANG
 Tanaman pisang termasuk dalam golongan terna monokotil





tahunan berbentuk pohon yang tersusun atas batang semu.
Batang semu ini merupakan tumpukan pelepah daun yang
tersusun secara rapat teratur.
Percabangan tanaman bertipe simpodial dengan meristem ujung
memanjang dan membentuk bunga lalu buah.
Bagian bawah batang pisang menggembung berupa umbi yang
disebut bonggol.
Pucuk lateral (sucker) muncul dari kuncup pada bonggol yang
selanjutnya tumbuh menjadi tanaman pisang.
Buah pisang umumnya tidak berbiji/bersifat partenokarpi.
Jenis-jenis Pisang Konsumsi












Pisang Ambon Kuning
Pisang Ambon Lumut
Pisang Ambon Putih
Pisang Barangan
Pisang Raja
Pisang Kepok
Pisang Tanduk
Pisang Badak
Pisang Nangka
Pisang Mas
Pisang Susu
Pisang Cavendish
Jenis-Jenis Penyakit Pisang
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Penyakit Layu Fusarium atau Panama
Penyakit Bercak Daun Sigatoka
Bercak daun cordana
Penyakit kerdil pisang
Penyakit Layu Bakteri (Penyakit Darah atau
Penyakit Moko)
Bintik daun
Daun pucuk
Jenis-Jenis Penyakit Utama pada Pisang
1)
Penyakit Layu Fusarium atau Panama
 Penyebab : cendawan Fusarium oxysporum f. sp. cubense.
 Gejala serangan :
 Daunnya menguning dan menjadi layu
 Tangkainya terkulai kemudian patah
 Sepanjang jaringan pembuluh pada batang semu berwarna
coklat kemerahan
 Kadang-kadang lapisan luar batang semu terbelah dari bawah
ke atas
 Yang paling khas adalah jika pangkal batang dibelah
membujur, terlihat garis-garis coklat atau hitam dari bonggol
ke atas melalui jaringan pembuluh ke pangkal dan tangkai
daun
Lanjutan…
 Jamur Fusarium hidup didalam tanah, masuk ke dalam




akar, selanjutnya masuk ke dalam bonggol dan jaringan
pembuluh.
Penularan penyakit ini dapat melalui bibit, tanah dan air
yang mengalir mengandung spora jamur.
Misalnya tanah yang terbawa oleh alat pertanian, bibit
yang terkontaminasi dan pengairan yang tercemar spora.
Pengendalian penyakit :
Menanam bibit yang sehat
Mensterilkan alat yang akan digunakan
Pengairan terkontrol
Alat yang akan dipakai harus dibersihkan, saluran drainase
harus berfungsi & terkontrol, mencegah serangan vector
daun-daun yang kering secepatnya ambil
Penyakit Layu
Fusarium atau Panama
2) Penyakit kerdil pisang
 Penyebab : Banana Bunchy Top Virus (BBTV).
 Penyebaran penyakit di Asia Tenggara, Asia Selatan,
Pasifik, Australia, dan beberapa negara Afrika.
 Gejala:
 Awal : garis-garis pendek terputus-putus diselingi titiktitik terdapat di antara dan sejajar tulang-tulang daun
sekunder
 Lanjut: daun-daun yang muncul berikutnya (daundaun muda) tumbuh lebih tegak lebih pendek lebih
sempit tangkai daun lebih pendek. Sepanjang tepi
daun terjadi klorosi dan kering daun menjadi rapuh.
Infeksi pda tanaman muda menyebabkan tanaman
tidak berproduksi
Lanjutan…
 Pengendalian:
Penerapan karantina tumbuhan
Penggunaan bibit bebas virus
Roguing
Penggunaan insektisida
3) Penyakit Layu Bakteri (Penyakit Darah atau Penyakit Moko)
 Penyebab : Bakteri Pseudomonas solanacearum dan bakteri
Xanthomonas celebensis
 Disebut penyakit darah, karena bila akar tinggal/bonggol
tanaman sakit dipotong maka keluar cairan kental yang
berwarna kemerahan dari berkas pembuluh.
 Gejala :
 Layunya daun-daun tua sebelum waktunya, daun menguning
dan mati, pada tanaman muda terjadi kelayuan yang
menyeluruh.
 Jaringan menjadi kemerah-merahan seperti berdarah.
 Serangan terjadi terutama saat pisang menjelang berbunga.
Tanaman tiba-tiba layu tanpa didahului menguningnya daun.
 Pada bonggol pisang terdapat lendir.
Lanjutan…
 Penularan penyakit ini dapat terjadi melalui bibit terinfeksi, serangga
yang mengunjungi bunga, alat-alat pemangkasan dan kontak akar.
 Pengendalian Penyakit Layu antara lain :
 Menanam bibit pisang yang sehat
 Melakukan pemupukan yang seimbang
 Sanitasidan drainase kebun yang baik agar waktu hujan, air tidak
mengalir di permukaan tanah
 Membongkar dan membakar tanaman yang sakit
 Memelihara tanaman dengan hati-hati untuk mengurangi
terjadinya luka pada akar
 Untuk mencegah penularan oleh serangga melalui luka pada bunga
yang rontok, maka dapat dilakukan pemotongan jantung.
 Memotong siklus patogen dengan rotasi tanaman paling tidak
selama satu tahun
 Penyakit Layu Fusarium atau Penyakit Panama dan Penyakit Layu
Bakteri atau Penyakit Darah merupakan penyakit yang sangat
berbahaya pada pisang, dapat menimbulkan kerusakan mencapai
27- 36 % bahkan bisa mencapai lebih dari 75%.
 Untuk keberhasilan usahatani pisang selain penerapan teknologi,
penggunaan varietas unggul dan perbaikan varietas harus
dilaksanakan.
 Varietas unggul yang dimaksud adalah varietas yang toleran atau
tahan terhadap hama dan penyakit penting pisang, mampu
berproduksi tinggi, selain penerapan teknologi, penggunaan
varietas unggul dan perbaikan varietas harus mempunyai kualitas
buah yang bagus dan disukai masyarakat luas.
TEKNOLOGI PEMULIAAN TANAMAN UNTUK
KETAHANAN PENYAKIT PISANG
Perakitan varietas unggul
Perlu keragaman genetik yang tinggi, tersedia sifat-sifat unggul yang diinginkan
Tanaman pisang, perbanyakan vegetatif, keragaman rendah
Keragaman genetik tinggi, perlakuan fisik sinar gamma atau bahan mutagen tertentu
Mutasi alami terjadinya sangat lambat, induksi mutasi buatan cara efektif meningkatkan
keragaman genetik
TEKNOLOGI PEMULIAAN TANAMAN UNTUK
RESISTENSI PISANG TERHADAP LAYU FUSARIUM
 Sampai saat ini belum ditemukan satupun kultivar pisang yang
benar-benar tahan terhadap penyakit layu fusarium.
 Pemuliaan tanaman pisang untuk memindahkan gen ketahanan
dari suatu kultivar ke kultivar lain melalui persilangan secara
konvensional mengalami hambatan karena sebagian besar
kultivar pisang bersifat steril.
 Karena itu diperlukan pendekatan lain untuk mendapatkan
tanaman pisang yang tahan terhadap layu fusarium
 Misalnya menginduksi ketahanan terhadap asam fusarat sebagai
toksin utama yang dihasilkan cendawan Fusarium menggunakan
agen penginduksi berupa senyawa kimia, mikroba endofitik dan
cendawan fusarium non patogenik.
Metode perbaikan ketahanan tanaman
1.



Teknik seleksi in vitro dikombinasikan keragaman
somaksonal
Efektif karena perlakuan lebih dapat diarahkan kepada
sifat yang diinginkan seperti ketahanan terhadap
penyakit, toleransi terhadap kekeringan dan lahan
masam
Efektif karena dapat dilakukan pada tingkat sel, dan
dalam populasi yang besar
Seleksi dilakukan terhadap massa sel atau nodul bakal
tunas yang telah diberi perlakuan induksi mutasi dan
dikulturkan pada media yang mengandung komponen
seleksi seperti toksin murni asam fusarat.
 Pada seleksi in vitro terdapat korelasi antara sel yang tahan
terhadap komponen seleksi dan mampu diregenerasikan
dengan ketahanan tanaman terhadap faktor abiotik dan
biotik.
 Tahapan metode :
a) Regenerasi dan multiplikasi tunas
b) Radiasi dan seleksi in vitro menggunakan asam fusarat
c) Pengujian di rumah kaca untuk ketahanan penyakit layu
menggunakan inokulum Fusarium oxysporum
HASIL PENELITIAN
 Media yang terbaik regenerasi tunas yaitu MS +BA 3 mg/l
 Pada media seleksi terlihat ada pengaruh radiasi dan asam
fusarat terhadap regenerasi tunas. Semakin tinggi dosis
radiasi (0-1500 rad) dan konsentrasi asam fusarat (0-45
mg/l) maka semakin rendah kemampuan regenerasi
tanaman yang diseleksi
 Induksi mutasi menggunakan sinar gamma dan seleksi in
vitro menggunakan asam fusarat dapat menghasilkan
nomor-nomor harapan dianggap tahan penyakit layu
fusarium berdasarkan inokulasi menggunakan jamur
Fusarium oxysporum
Pengimbasan Ketahanan Pisang Dengan
Burkholderia cepacia
 Pengendalian hayati patogen tular tanah merupakan pendekatan
alternatif yang perlu dikembangkan, sebab relatif murah dan
mudah dilakukan, serta bersifat ramah lingkungan.
 Menurut Upadhay dan Jayaswal (1992), Burkholderia cepacia
memiliki daya antagonisme yang tinggi terhadap jamur patogen
tanaman.
 Bakteri ini dapat menekan perkembangan penyakit soilborne yang
disebabkan oleh Rhizoctonia solani (Zaki et al., 1998), Pythium spp.
(King dan Parke, 1993), Sclerotinia sclerotiorum (mcLoughlin et al.,
1990), Fusarium moniliforme (Hebbar et al., 1992), dan F.
sumbucinum (Burkhead et al., 1994).
 Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa asam salisilat atau 2-
hidroksi-benzoat merupakan salah satu molekul signal terjadinya
aktivasi sistem pertahanan tanaman (Conrath et al., 1995).
 Gejala penyakit muncul lebih lambat pada 4 msi dengan
persentase daun sakit sebesar 12,003 %. Kondisi ini diduga karena
pengaruh keberhasilan tanaman dalam mengenali keberadaan B.
cepacia, sehingga tanaman bereaksi dengan mengaktifkan sistem
pertahanannya. Di lain fihak, aktivasi sistem pertahanan tanaman
menyebabkan infeksi yang diakibatkan oleh F. oxysporum f.sp.
cubense menjadi terhambat sehingga waktu inkubasi penyakit layu
Fusarium menjadi lebih lama pula.
Pengimbasan Ketahanan Pisang terhadap Penyakit
Layu Bakteri (Rastolnia solanacearum) dengan
Pseudomonas cepacia
 Mekanisme pengendalian hayati yang didasarkan pada mikrobia
antagonis dapat secara langsung (kompetisi dan antibiosis) atau
tidak langsung dengan ketahanan terimbas dari inang.
 Bakteri P. cepacia (Pc-C6) yang tergolong Plant Growth
Promoting Rhizobacteria (PGPR) diharapkan dapat sebagai
agensia pengimbas ketahanan pisang terhadap penyakit layu
bakteri akibat R. solanaceae.
 Diamatinya kandungan asam salisilat pada ekstrak fitoaleksin
sebagai tanda terjadinya aktivasi ketahanan tanaman terhadaap
serangan patogen.
HASIL PENELITIAN
1.
2.
Protein ekstraseluler dan bakteri hidup P. cepacia (Pc-C6)
mampu mengimbas ketahanan pisang Ambon Kuning, yang
ditandai dengan penurunan persentase daun sakit yaitu tetap
0% sampai umur tanaman 4MSI.
Pengimbasan ketahanan pada tanaman pisang Ambon Kuning
dapat dilihat dengan meningkatnya kandungan asam salisilat
pada tanaman yang diimbas dengan protein ekstraseluler
bakteri P. cepacia.
Peningkatan Ketahanan Terhadap Penyakit Darah Bakteri
Dengan Cendawan Mikoriza Arbuskular Indigenus
 Penyakit utama yang menyebabkan rendahnya produksi pisang di
Indonesia adalah serangan penyakit darah bekteri yang disebabkan
oleh Blood disease bacterium (BDB).
 Tingginya kerusakan oleh penyakit darah akan diperparah karena
umumnya penguasaan tanaman pisang di Indonesia belum
mempertimbangkan aspek kultur tehnis, seperti penggunaan bibit
yang sehat, pemupukan pemeliharaan apalagi pengendalian hama
dan penyakit dan eradikasi tanaman terserang.
 Penerapan sistem perlindungan tanaman secara terpadu yaitu
dengan menggalakkan pemanfaatan agens hayati Cendawan
Mikoriza Arbuskular (CMA).
 Eksplorasai CMA indigenus dari ekosistem setempat
memungkinkan dilakukan untuk memperoleh sumber inokulant
yang potensial dalam pengendalian penyakit darah bakteri.
 Karena CMA indigenus tersebut tersebut tingkat adaptasi dan
kompatibilitasnya sangat tinggi apabila dikembangkan ke
ekosistem asal dan tanaman inang.
 Untuk meningkatkan pertumbuhan, hasil tanaman pisang
sekaligus memperbaiki tingkat kesuburan tanah maka perlu
dilakukan pamanfaatan Cendawan Mikoriza Arbuskular Indigenus
pisang.
 Inokulasi CMA pada tanaman pisang sangat diperlukan sebab :
Tanaman pisang memiliki akar serabut dan sistem parakaran
yang dangkal (Edison et al, 1996),
(2) Tanaman pisang sangat rentan terhadap stress air (kekurangan
dan kelebihan air) (subakti dan supriyanto, 1996).
(3) Perakaran sering diserang oleh nematoda.
 Metode ini sangat potensial untuk dikembangkan karena lebih
praktis, efisien, ekonomis dan ramah lingkungan.
(1)
Sumber Pustaka
Lestari, E.G., I. Mariska, I. Roostika, dan M. Kosmiatin. 2006.
Induksi mutasi dan seleksi in vitro menggunakan asam
fusarat untuk ketahanan penyakit layu pada pisang ambon
hijau. Berita Biologi 8(1): 27−35.
Mariska, I., E.G. Lestari, M. Kosmiatin, dan I. Roostika. 2005.
Seleksi in vitro untuk mendapatkan tanaman pisang ambon
yang tahan terhadap penyakit layu Fusarium. Laporan
Rusnas Buah Tropika. Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik
Pertanian dan Institut Pertanian Bogor.
Rumahlewang, Wilhelmina, dkk. 2002. Pengimbasan Ketahanan
Pisang terhadap Penyakit Layu Bakteri (Rastolnia
solanacearum) dengan Pseudomonas cepacia. Agrosains 15
(1) : 9-16
Lanjutan…
Suswati. Peningkatan Ketahanan Pisang Kepok (Musa sp)
Terhadap Penyakit Darah Bakteri (Blood Disease Bakterium)
Dengan Cendawan Mikoriza Arbuskular Indigenus Sebagai
Upaya Pengendalian Penyakit Yang Barwawas Lingkungan.
2008. Lembaga Penelitian UMA
Widono, Salim, ChristantiS., dan Bambang H. 2003. Pengimbasan
Ketahanan Pisang terhadap Penyakit Layu Fusarium dengan
Burkholderia Cepacia . Agrosains 5 (2) : 72-79.