akhlak mahmudah - ESA233-Pendidikan Agama Islam

Download Report

Transcript akhlak mahmudah - ESA233-Pendidikan Agama Islam

BAHAN AJAR
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
OLEH :
DR. AMINUDDIN, M. Ag.dkk
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
JAKARTA
2011
MODUL IX
AKHLAK
A.Pengertian
1. Etimologis (bahasa) kata akhlak (bhs.Arab) berasal dari kata akhlaqa, yukhliku,
ikhlakan berarti as sajiyah (perangai), ath thabi’ah (tabiat, kelakukan,watak dasar), al
‘adah (kebiasaan, kelaziman), al maruah (peradaban yang baik, ad din (agama).
2. Pendapat lain :
Kata akhlak berasal dari kata khilqun atau khulqun, berarti seperti diatas. Dalam Al
Quran disebut kata khulqun surat Al Qalam 4, dan kata akhlak pada hadis Nabi
riwayat Tirmizi.
3. Secara terminologis (istilah)
a. Ibnu Miskawih (w.1.030 M)
Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan
perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
b. Imam Ghazali (1.059-1.111 M)
Akhlak adalah sifat yang tertaman dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam
perbuatan dengan gampang dan mudah,tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan.
c. Ibrahim Anis dalam Mu’jam Al Wasith
Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang dengannya lahirlah macammacam perbuatan baik atau buruk tanpa membutuhkan dan pertimbangan.
4. Ciri-ciri akhlaq
a. Perbuatan akhlaq adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa
seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya.
b. Perbuatan akhlaq adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa
pemikiran.
c. Perbuatan akhlah adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang
mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.
d. Perbuatan akhlaq adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesungguhnya
e. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan ikhlas semata-mata
karena Allah.
5. Ilmu akhlak
Ilmu akhlaq adalah ilmu tentang keutamaan dan cara mengikutinya hingga terisi
dengan keutamaan tersebut, dan tentang keburukan dan cara menghindarinya
hingga jiwa kosong dari padanya (Abdul Hamid Yunus).
Ilmu akhlaq adalah ilmu yang objek pembahasannya adalah tentang nilai-nilai yang
dapat disifatkan dengan perbuatan manusia yang dapat disifatkan dengan baik atau
buruk (Ibrahim Anis)
6. Akhlak Islamy
Akhlak Islamy adalah akhlak yang berdasarkan ajaran Islam, atau akhlak yang
bersifat Islamy. Maka akhlak Islamy adalah perbuatan yang dilakukan dengan
mudah, disengaja, mendarah daging, dan sesungguhnya, yang didasarkan pada
ajaran Islam.
Karena ajaran islam bersifat universal, maka dalam menjabarkan akhlak Islamy
diperlukan pemikiran akal manusia dan perilaku sosial yang terkandung dalam ajaran
etika dan moral.
Misal :
Menghomarti orang tua (birrul walidain) adalah akhlak IslamyYang bersifat universal.
Bagaimana cara mengaplikasinya disesuaikan dengan pemikiran manusia, sesuai
kondisi dan situasi manusia tempat akhlak Islamy itu dilaksanakan. Seperti adat
Betawi dengan cium tangan, adat Yogyakarta dengansungkem, adat sunda dengan
gerakan seperti menyembah, sedangkan adat Sumatera Barat cukup dengan
bersalaman saja, dsb.
Akan tetapi akhlak tidak sama dengan moral dan etika, sebab etika dan morai
adalah hasil pemikiran manusia yang bersifat lokal, temporer dan berubah-ubah,
sedangkan akhlak berasal dari Allah yang bersifat absolut, universal dan permanen.
B. Etika, moral dan susila
1. Pengertian
a.Etika
Etika berasal dari kata ethos (Yunani) berarti watak kesusilaan atau adat.
Atau berarti ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak. Jadi etika
berhubungan dengan tingkah laku manusia.
Secara istilah, etika berarti :
Ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan
manusia, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia didalam perbuatan mereka
dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat. (Achmad
Charris, 13)
Filsafat nilai, kesusilaan tentang baik buruk, serta berusaha mempelajari nilai-nilai dan
merupakan juga pengetahuan tentang nilai-nilai itu sendiri.
Ilmu yang mempelajari soal kebaikan dan keburukan didalam hidup manusia semuanya,
teristimewa yang mengenai gerak gerik pikiran dan rasa yang dapat merupakan
pertimbangan dan peraraan sampai mengenai tujuannya yang dapat merupakan
perbuatan. (KH Dewantara)
b.Moral
 istilah moral berarti :
 Suatu istilah yang digunakan untuk
menentukan batas-batas dari sifat, perangai,
kehendak, pendapat atau perbuatan yang
secara layak dapat dikatakan benar, salah,
baik atau buruk (Abuddin Nata : 90)
 Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan benar
atau salah, baik dan buruk
 Kemampuan untuk memahami perbedaan
antara benar dan salah
c. Susila



Kata susila berasal dari kata su dan sila. Kata su berarti baik, sila
berarti dasar, prinsip, peraturan hidup/norma (Sansekerta).
Susila = aturan hidup yang lebih baik, sopan. Kesusilaan = kesopanan.
Kesusilaan mengacu pada membimbing, mengarahkan, membiasakan
hidup sesuai norma yang berlaku di masyarakat, kesusilaan
menggambarkan kadaan orang yang menerapkan nilai-nilai yang
dipandang baik.
d. Hubungan etika,moral,susila dan
akhlak
 Penerapan akhlak Islami memerlukan pemikiran,
konsep, norma, aturan-aturan dan kesepakatan
masyarakat untuk menggunakanya.
 Banyak sekali ayat Alquran dan hadis yang
memerintahkan manusia menggunakan akalnya untuk
memahami rahasia kekuasaan Allah diantaranya
 Dengan akalnya manusia dapat memahami segala
sesuatu yang diperintahkan dan dilarang Allah, dan
bahkan hikmah dan perbuatan Allah.
 Demikian pula Allah menyatakan segala sesuatu hasil
pemikiran manusia yang Baik yang dilakukan
berasarkan penelitian dan pengklajian secara ilmiah
(empirik), dipandang baik juga oleh Allah
 Kebiasaan (`urf) merupakan salah satu dari sumber
ajaran Islam. Asal tidak bertentangan dengan ajaran
Islam. Adapt dapat dijadikan sumber hukum Islam.
Adat tersebut menjadi ketetapan atauhukum Islam.
Misal : halal bihalal, jual beli dengan travel cek.
 Akhlak Islam yang besumber dari wahyu dapat
menerima dan mengakui peranan atika, moral dan
susila, sebagai sarana untuk menjabarkan akhlak yang
terdapat didalam Alquran dan Hadis, sepanjang hal
tersebut tidak bertentangan dengan Alquran dan Hadis.
Dasarnya qaidah ushul fiqh : menarik manfaat
terhadap yang memberi kebaikan dan meniggalkan
terhadap yang mendatangkan kerusakan (jalbul
maslahah wa dar-ul mafasid )
c. Pembagian akhlak
Secara garis besar akhlak dibagi dua, yaitu akhlak terpuji
(akhlak mahmudah) dan akhlak tercela (akhlak mazmumah)
1.
Akhlak terpuji (akhlak mahmudah) adalah akhlak yang senantiasa
berada dalam kontrol Ilahiyah, yang dapat membawa nilai-nilai positif
dan konstruktif kepada kemaslahatan umat, seperti sifat sabar, jjur,
ikhlas, bersyukur, rendah hati, dan husnuzzon)
2.
Akhlak tercela (akhlak mazmumah) adalah akhlak yang tidak dalam
kontrol Ilahiyah, berasal dari hawa nafsu manusia yang berada dalam
lingkaran syaithaniyah, dan dapat membawa suasana negatif serta
destruktif bagi kepentingan umat manusia, seperti sifat takabur
(sombong), suudzzon, tamak, pesimis, dusta, kufur, khianat dan malas.
D. Ruang lingkup
Dari segi sasaran atau objeknya, akhlak dibagi menjadi
akhlak kepada Allah dan akhlak kepada makhluk. Akhlak
kepada mahluk dibagi akhlak kepada manusia dan akhlak
kepada alam sekitar. Akhlak kepada manusia terdiri atas
akhlak kepada Rasulullah, orang tua, diri manusia sendiri,
akhlak dalam lingkungan keluarga, akhlak terhadap
tetangga dan akhlak dalam lingkungan masyartakat luas.
Akhlak kepada alam sekitar terdiri atas akhlak terhadap
hewan, tumbuh-tumbuhan dan alam sekitar.
1. Akhlak kepada Allah
-
Mentauhidkan dan menyembah hanya kepada Allah
Bertaqwa kepada-Nya
Berdoa kepada-nya
Berzikir dan mengingat Allah semata
Bertawakal kepada-Nya
2. Akhlak terhadap diri sendiri
-
Tawadhu’
Sabar
Bersikap jujur
Amanah
Qanaah (mencukupkan apa adanya)
‘Iffah (pemaaf, menahan diri)
 3. Akhlak dalam lingkungan keluarga
 - Akhlak suami sebagai kepala keluarga
 - Anak wajib menghormati dan berbuat baik terhadap kedua
orang tua
 - Orang tua wajib mendidik anak-anak-nya
 - Memelihara keturunan
 - Istri wajib menghormati suami
 - Suami wajib menghargai istri
 - Orang tua menghargai anak-anaknya
 - Suami wajib memmenuhi nafkah bagi keluarganya











4. Akhlak dalam lingkungan masyarakat luas
- Tolong menolong (ta’awun)
- Adil (‘adalah)
- Menepati janji
- Bermusyawarah
- Menjaga persaudaraan (ukhuwah)
5. Akhlak terhadap alam sekitar (ekosistem)
- Melestarsikan lingkungan
- Menjaga kebersihan linbgkungan dari pencemaran
- Memamfaatkan sumber daya alam untuk kesejahteraan
bersama
E. Kedudukan akhlak
Dalam ajaran Islam akhlak adalah muara atau hasil dari seluruh ajaran Islam
yang bersumber dari aqidah dan syariah. Aqidah sebagai pondasi ajaran
Islam, syariah sebagai implementasi, dan akhlak sebagai hasil atau muara
dari seluruh ajaran islam. Akhlak adalah tujuan akhir dari seluruh ajaran Islam
(Hadis).
F. Pembinaan akhlak dalam kehidupan sehari-hari
Induk akhlak adalah hikmah (bijaksana), syajaah (perwira, kesatria), dan
‘iffah (menjaga diri). Induk ketiuganya adalah adil, yaitu sikap
pertengahan dan seimbang dalam mempergunakan potensi rohaniyah
manusia yaitu akal (di kepala), ghazab (di dada), dan nafsu syahwat (di
perut).
Maka inti akhlak mulia, sebaliknya apabila berlebihan menhasilkan
akhlak adalah adil (Ali Imran 8, An Nisa 4,
An Nahl 70). Sikap adil
(pertengahan) mengahasilkan akhlak tercela. Menurut kaum Mu’tazilah
perbuatan Allah terhadap manusia menunjukkan keadilan-Nya. Manusia
yang adil meniru sifat Allah dan selalu cenderung kepada sifat-sifat
tersebut ( Hadis).