Keperawatan Sistem Reproduksi 1 Pertemuan 11

Download Report

Transcript Keperawatan Sistem Reproduksi 1 Pertemuan 11

Lilis Komariah, S.Kp, M.Kes, Sp.Mat
HEMORAGIC POST PARTUM
(perdarahan pasca persalinan)
Perdarahan >500 CC yg terjadi setelah anak lahir.
Perdarahan primer : 24 jam pasca persalinan
Perdarahan sekunder : >24 jam pasca persalinan
Kemungkinan penyebab :
- Atonia uteri
- Perlukaan jalan lahir
- Pelepasan plasenta dari uterus
- Tertinggalnya sebagian plasenta dalam uterus
- Kelainan proses pembekuan darah
- Tindakan yang salah untuk mempercepat kala 3
Penatalaksanaan :
- Segera setelah bayi lahir, injeksi ergometrin/
oksitosin IM untuk  kontraksi uterus
- Hentikan perdarahan sementara dengan
kompressi bimanual
- Pasang tampon uterovaginal dengan kasa
gulung panjang, pertahankan 12 – 24 jam
- Jika ada sisa plasenta yang sulit dikeluarkan
kolaborasi untuk laparatomi/histerektomi
INFEKSI NIFAS
Adalah infeksi yang terjadi melalui traktus
genitalis setelah persalinan. Suhu >380C pada
hari ke 2 – 10 post partum.
Faktor predisposisi :
- Kurang gizi/malnutrisi
- Anemia
- Hygiene buruk
- Kelelahan
- Proses persalinan bermasalah : partus lama/
macet, korioamnitis, persalinan traumatik,
kurang baiknya proses pencegahan infeksi
- Periksa dalam yang berlebihan
a. Metritis
Infeksi uterus setelah persalinan. Bila
pengobatan kurang adekuat dapat menjadi
abses pelvik, syok septik, penyumbatan tuba
dan infertilitas.
Penatalaksanaan :
- Pemberian antibiotik dosis tinggi
- Pemberian anti tetanus profilaksis
- Bila curiga sisa plasenta, lakukan pengeluaran
- Bila ada pus, lakukan drainase.
- Bila tak ada perbaikan, dilakukan laparatomi
untuk mengeluarkan pus.
b. Bendungan payudara
adalah peningkatan aliran vena dan limfe pada
payudara.
Bila ibu menyusui bayinya :
- Susukan sesering mungkin
- Kedua payudara disusukan
- Kompres hangat payudara sebelum disusukan
- Masase payudara
- Sangga payudara
- Kompres dingin payudara diantara waktu
menyusui
- Bila demam, berikan paracetamol
- Evaluasi setelah 3 hari
Bila ibu tidak menyusui :
- Sangga payudara
- Kompres dingin payudara untuk mengurangi
bengkak dan rasa sakit
- Pemberian antipiretik
- Jangan dimasase
- Pompa dan kosongkan payudara
c. Mastitis
Adalah infeksi pada payudara yang disebabkan
oleh kuman staphilococcus Aureus Hemolitik
Insiden :
- 1% pada wanita post partum
- > sering pada yg pertama kali memberikan ASI
- > sering unilateral, terjadi setelah ASI terbentuk.
Lokasi :
Dibawah areola mammae
Ditengah areola mammae
Diantara payudara dan otot
Patofisiologi :
Luka pada puting
↓
Terinfeksi staphilococcus aureus
↓
Inflamasi parenkim & jaringan interstitiel
↓
Edema payudara
↓
Aliran ASI terhambat
↓
Pembentukan abses
Gejala :
Tahap awal : Febris, nyeri pada area, kemerahan
dan tegang
Tahap lanjut : Payudara membesar dan bengkak,
keras, kulit kemerahan, nyeri, terbentuk pus, febris
Pencegahan :
- Antenatal care dan perawatan puting susu
selama kehamilan dan laktasi
- Bila ada luka pada puting, jangan menyusui
dengan mammae tersebut sampai luka sembuh
Penatalaksanaan :
- Masase dan kompres payudara dengan air dingin
- Pemberian ASI dari mamae yang terinfeksi dihentikan
- Laktasi dipelihara dengan mengosongkan payudara setiap 4 jam
- Lakukan pemberian ASI dengan tepat
- Pemberian antibiotika, analgetik dan antipiretik
- Bila terjadi abses, dilakukan insisi radial sejajar
dengan jalannya ductus lactiferus agar tidak
memotong saluran ASI
- Pemasangan drain/tampon untuk mengeluarkan
pus.
d. Tromboflebitis femoralis
adalah perluasan/invasi mokroorganisme
patogen yang mengikuti aliran darah yang
mengenai vena-vena paa tungkai.
- Keadaan umum tetap baik, suhu subfebris selama
7-10 hari, kemudian naik pada hari ke 10 – 20, disertai dengan menggigil dan nyeri sekali
- Tanda-tanda pada kaki yang terkena:
. Kaki sedikit fleksi dan rotasi keluar, sukar bergerak, lebih panas dari kaki yang lain.
. Seluruh bagian dari salah satu vena pada kaki
terasa tegang dan keras pada paha bagian atas
. Nyeri hebat pada lipat paha dan daerah paha.
. Dapat terjadi spasmus arteri : kaki menjadi
bengkak, tegang, putih, nyeri dan dingin,
pulsasi menurun
. Nyeri pada betis, yang akan terjadi spontan
atau dengan meregangkan tendo akhiles
(tanda Homan)
Penanganan :
- Kaki ditinggikan untuk mengurangi edema,
lakukan kompres. Setelah mobilisasi kaki tetap
dibalut elastik atau memakai kaos kaki panjang
yang elastik selama mungkin.
- Jangan menyusui dulu
- Pemberian antibiotik dan analgetik
ATONIA UTERI
Terjadi bila miometrium tidak berkontraksi. Uterus
menjadi lunak dan pembuluh darah pada daerah
Bekas perlekatan plasenta terbuka lebar.
Faktor risiko :
- Polihidramnion, kehamilan kembar, makrosomi
- Persalinan lama
- Persalinan terlalu cepat
- Persalinan dg induksi atau akselerasi oksitosin
- Infeksi intra partum
- Paritas tinggi
Lakukan penanganan kala 3 secara aktif, yaitu :
- Menyuntikkan oksitosin 10 unit IM
- Penegangan tali pusat terkendali
- Mengeluarkan plasenta secara benar
- Melahirkan plasenta dengan hati-hati
- Masase uterus
- Memeriksa kemungkinan adanya perdarahan
pasca persalinan : kelengkapan plasenta,
kontraksi uterus, perlukaan jalan lahir
Langkah-langkah penanganan atonia uteri :
1. Lakukan massase fundus uteri segera setelah
plasenta dilahirkan
2. Bersihkan kavum uteri dari selaput ketuban
dan gumpalan darah
3. Mulai lakukan kompressi bimanual interna. Jika
uterus berkontraksi, keluarkan tangan setelah
1-2 menit. Jika uterus tetap tidak berkontraksi,
teruskan kompressi bimanual interna hingga 5’
4. Minta keluarga untuk melakukan kompressi
bimanual eksterna
5. Berikan metil ergometrin 0,2 mg IM/IV
6. Berikan IVFD RL dan oksitosin 20 unit/500 CC
7. Mulai lagi kompressi bimanual interna atau
pasang tampon utero vagina
8. Buat persiapan untuk merujuk segera.
9. Teruskan cairan intravena hingga ibu
mencapai tempat rujukan.
Bila kondisi tak membaik, kemungkinan dilakukan laparatomi/histerektomi.
Kompressi bimanual interna:
Letakkan satu tangan pada dinding perut, usaha
kan untuk menahan bagian belakang uterus
sejauh mungkin. Letakkan tangan yang lain pada
korpus depan dari dalam vagina, kemudian tekan
kedua tangan untuk mengkompressi pembuluh
darah di dinding uterus.
RETENSIO PLASENTA
Adalah plasenta yang belum lahir dalam setengah
jam setelah janin lahir.
Plasenta adhesiva :
plasenta yang belum lahir & masih melekat di
dinding rahim karena kontraksi rahim kurang
kuat untuk melepaskan plasenta.
Plasenta akreta :
Plasenta yang belum lahir & masih melekat di
dinding rahim karena villi korialisnya menembus
desidua sampai miometrium
Plasenta inkarserata :
Plasenta yang sudah lepas dari dinding rahim
tetapi belum lahir karena terhalang oleh
lingkaran konstriksi di bagian bawah rahim.
Melalui periksa dalam/tarikan pada tali pusat
dapat diketahui apakah plasenta sudah lepas
atau belum, dan bila lebih dari 30 menit maka
dapat dilakukan plasenta manual
Prosedur plasenta manual :
- Pasang infus NaCl
- Lakukan desinfektan pada tangan, vulva
termasuk daerah seputarnya.
- Labia dibeberkan dengan tangan kiri,
sedangkan tangan kanan dimasukkan
secara obstetrik ke dalam vagina
- Tangan kiri menahan fundus, tangan kanan dgn
posisi obstetrik menuju ke ostium uteri & terus
ke lokasi plasenta dengan menyusuri tali pusat
Setelah tangan dalam sampai ke plasenta, maka
tangan tersebut dipindahkan ke pinggir plasenta
dan mencari bagian plasenta yang sudah lepas.
- Dengan sisi tangan kanan sebelah kelingking,
plasenta dilepaskan pada bidang antara bagian
plasenta yang sudah terlepas dan dinding rahim
dengan gerakan sejajar dengan dinding rahim.
Setelah seluruh plasenta terlepas, plasenta dipegang dan perlahan-lahan ditarik keluar.
- Setelah plasenta dilahirkan, periksa kelengkapan
plasenta, lakukan kompressi bimanual uterus
dan disuntikkan ergometrin 0,2 mg IM/IV
sampai kontraksi uterus baik.