Pemeliharaan Tanaman Hutan

Download Report

Transcript Pemeliharaan Tanaman Hutan

 Secara umum sama seperti pada budidaya tanaman di
tanah
 Meliputi: penyiraman, pemupukan, pengendalian
OPT, dan pemeliharaan yang bersifat spesifik untuk
spesies tertentu
Penyiraman/pemberian air
 Interval pemberian air disesuaikan dengan kondisi
lingkungan dalam sistem produksi hidroponik
 Lingkungannya panas, berawan, hujan
 Panas: evapotranspirasi tinggi, pemberian air
intervalnya lebih sering
 Berawan: intensitas cahaya rendah,
evapotranspirasi rendah, interval pemberian air
lebih jarang
 Hujan: intensitas cahaya tidak ada, tidak terjadi
evapotranspirasi, interval pemberian air sangat
rang
Gambar penyiraman
Pemupukan
 Konsentrasi, interval, dosis, waktu aplikasi, cara
aplikasi
 Konsentrasi: kandungan bahan aktif dalam setiap
volume aplikasi pupuk
 Interval aplikasi: berapa kali pupuk diberikan
selama satu siklus hidup tanaman
 Konsentrasi pupuk yang diberikan disesuaikan
dengan umur tanaman, kebutuhan tanaman akan
hara berbeda pada setiap fase pertumbuhan
tanaman, jenis nutrisi juga berbeda pada setiap
fase
 Fase pertumbuhan tanaman: gambarannya sigmoid
yaitu lambat, dipercepat, cepat, dan tetap
 Jenis nutrisi yang diberikan juga tergantung apakah
tanaman dalam fase vegetatif ataukah reproduktif
 Vegetatif: lebih banyak diperlukan N
 Reproduktif: lebih banyak diperlukan P dan K
 Dosis: konsentrasi x interval aplikasi
 Kapan waktu aplikasi: pagi, siang, sore hari
 Aplikasi pupuk melalui media tanam dapat
dilakukan kapan saja, lebih baik pagi/sore hari
saat suhu media cukup rendah, berkaitan dengan
respirasi perakaran dan konsentrasi oksigen dalam
media
 Aplikasi pupuk melalui daun: konsentrasi tidak
boleh terlalu tinggi, lebih utama dilakukan pada
siang hari saat transpirasi maksimal, berkaitan
dengan bukaan stomata, arah aplikasi dari
permukaan bawah helaian daun
Pengendalian OPT
 Kelompok hama: insekta
 Kelompok penyakit: jamur, bakteri, dan virus
 Kelompok gulma: ganggang, lumut, dan sedikit
rumputan
Kelompok hama
 Dua tipe serangga: serangga penggigit (pemakan
daun/buah/organ tanaman lainnya) dan serangga
pencucup/penghisap
 Serangga penggigit: mengurangi kuantitas
produksi (contoh ulat Plutella)
 Serangga pencucup/penghisap: mengurangi
kualitas produksi, menghisap cairan jaringan,
jaringan mati, pada organ akan tampak bercakbercak coklat (seperti nekrosis). Contoh: kutu
daun
 Pencegahan serangan: dengan sanitasi di dalam
ruangan produksi, penggunaan net/kasa pada
dinding rumah kaca, serangga tidak bisa masuk
 Kalau sudah masuk: diutamakan pengendalian
secara mekanik (apabila intensitas serangan tidak
tinggi)
 Intensitas
serangan
tinggi:
diperbolehkan
pengendalian
dengan
insektisida,
waktu
pengendalian maksimal 1 minggu sebelum produk
tanaman dipanen, bahan aktif yang ada pada
residu sudah non aktif saat produk dipanen
Kelompok penyakit
 Yang menjadi inang penyakit: jamur, bakteri, dan virus
 Lingkungan ideal bagi pertumbuhan inang: kondisi
yang terlalu lembab dalam ruangan produksi
 Penyiraman tajuk tanaman jangan dilakukan pada
sore hari
 Penyiraman sore hari, pada permukaan daun sering
menempel air dan tidak teratus sampai malam hari
 Air yang melekat di permukaan daun merupakan
media yang baik bagi perkembangan jamur dan
bakteri
 Spora jamur akan mudah berkecambah, membentuk
hifa, menyebar keseluruh jaringan tanaman
 Pencegahan serangan: sanitasi ruangan produksi
secara rutin dilakukan
 Jamur, bakteri, dan virus dapat menyebar ke ruangan
produksi melalui bibit (seed borne desease)
 Pencegahan seed borne desease: sanitasi tempat
pembibitan dan seleksi bibit secara ketat
 Pencegahan lainnya: mengkondisikan tanaman
selalu kecukupan hara
 Tanaman yang kecukupan hara lebih tahan
terhadap serangan penyakit dibandingkan yang
defisiensi
 Penyakit juga bisa masuk ke dalam ruangan
produksi karena terbawa oleh manusia ataupun
pintu rumah kaca yang tidak ditutup
 Pengendalian penyakit: dianjurkan mekanik kalau
intensitas serangannya rendah
 Pengendalian kimiawi boleh dilakukan kalau
intensitas serangan tinggi. Dianjurkan untuk memilih
pestisida yang bahan aktifnya biologis atau biotis
 Aplikasi pestisida maksimal dilakukan 1 minggu
sebelum dipanen, residu bahan aktif sudah non aktif
sehingga tidak berbahaya
Gulma
 Dalam sistem hidroponik, intensitas serangan gulma
jauh lebih rendah dari pada pertanian konvensional,
sehingga pengendaliannya paling cocok dilakukan
secara mekanis
 Jenis gulma yang merugikan lebih sedikit: ganggang,
lumut, dan sedikit rumputan
 Gulma yang paling sering ditemukan dalam ruangan
produksi hidroponik adalah kelompok ganggang dan
lumut
 Ganggang: khususnya menjadi gulma pada sistem
hidroponik yang medianya air (NFT, rakit apung).
Ganggang juga sering tumbuh pada bak penampung
larutan hara
 Kenapa ganggang merugikan: sering menyumbat
saluran air/larutan hara, menyumbat nozle,
kompetitor penyerapan nutrisi, dan mengurangi
estetika dalam ruangan produksi
 Lumut: sering menjadi gulma pada sistem
hidroponik substrat terutama apabila tingkat
ketebalannya tinggi
 Lumut juga sering tumbuh pada papan penyangga
tanaman (misal styrofoam)
 Susbtrat padat yang mudah ditumbuhi lumut:
arang sekam, akar pakis, rockwool
 Kenapa lumut merugikan: mengurangi estetika,
kompetitor bagi penyerapan nutrisi, inang
beberapa jenis penyakit
Pemeliharaan yang bersifat spesifik
Misal: tanaman melon,mentimun, dan tomat
 Pengajiran dilakukan pada saat tanaman berumur
1 minggu setelah pindah tanam dengan
menggunakan tali kasur
 Pewiwilan dilakukan pada saat tanaman mulai
bercabang. Pada ruas 1-4 dipelihara 2 daun, ruas
5,6,7… dipelihara 3 daun
 Pemangkasan daun yang tua dan menguning
 Penjarangan dan pembungkusan buah
 Pada saat pewiwilan, pemangkasan daun tua, dan
penjarangan buah timbul luka. Luka disterilkan
untuk mencegah infeksi oleh penyakit
PEMELIHARAAN
TANAMAN HUTAN
PEMELIHARAAN TANAMAN HUTAN
Pendahuluan
•Suatu tindakan yang dilakukan terhadap tanaman hutan
untuk menjamin keberhasilan pertumbuhan dan kualitas
kayu yang diinginkan.
•Memerlukan investasi yang cukup besar. Tindakan
pemeliharaan harus memenuhi tiga kelayakan : (1)
Kelayakan Teknis, (2) Kelayakan ekologis (3) Kelayakan
Ekonomis
•Pemeliharaan
merupakan
suatu
system
yang
memasukan input berupa modal, tenaga, teknologi untuk
menghasilkan output berupa kualitas dan kuantitas
produk yang dihasilkan
•Dua masalah utama yang timbul setelah Penanaman : (1)
Kematian Awal Tanaman (2) Pertumbuhan yang tidak
Normal.
PEMELIHARAAN TANAMAN HUTAN
A. Kematian Awal Tanaman
Faktor-faktor yang mempengaruhi kematian awal di lapangan yaitu :

Ketrampilan menanam, terutama kedalaman penanaman dan
kegemburan tanah disekitar akar,

Kondisi cuaca yang berubah saat setelah penanaman,

Kondisi anakan, akar yang rusak, apakah bibit tersebut stress
karena transportasi dsb

Kondisi tanah yang kurang baik, tergenang atau tererosi
permukaannya

Serangga

Gulma kompetitor dan
 Binatang
PEMELIHARAAN TANAMAN HUTAN
B. Pertumbuhan lambat dan Tidak Normal
Kadang-kadang pohon muda pertumbuhannya lambat tapi tidak mati. Ini dapat
terjadi kapan saja tetapi yang paling umum sebelum tajuknya saling
menutup. Cirinya pohon hanya hidup tapi dengan daun kecil dan tidak sehat
dan tumbuh hanya beberapa centimeter per tahun.
Ada beberapa sebab pertumbuhan pohon tidak normal yaitu:
•
Salah dalam memilih jenis/provenance, tolerant-intolerant
• Defisiensi nutrisi akut (drainase jelek, erosi top soil,
pencucian berat)
• Kondisi sifat fisik tanah yang jelek
• Tidak ada assosiasi mikoriza atau rhizobium
• Kurangnya kegiatan weeding
PEMELIHARAAN TANAMAN HUTAN
Pemeliharaan Tanaman Muda dan Dewasa
Pemeliharaan Hutan Tanaman dapat dibagi menjadi dua bagian :
(1) Pemeliharaan Tanaman Muda : Penyulaman,
Penyiangan, Wiwilan, Pemupukan
Pendangiran,
(2) Pemeliharaan Tanaman Dewasa : Pemupukan,
Pemangkasan, Penjarangan
PEMELIHARAAN TANAMAN HUTAN
Penyulaman
Bila kematian setelah penanaman cukup tinggi maka harus dilakukan
penyulaman. Bibit yang digunakan untuk penyulaman harus sehat dan
lebih besar sedikit dari rata-rata dengan pertumbuhan akar yang baik.
Pemupukan dapat dilakukan pada sat penyulaman untuk mengejar
ketertinggalan pertumbuhan dengan tanaman awal.
Tabel Intensitas Penyulaman hutan Tanaman
Prosentase Jadi
Tanaman
Klasifikasi
Keberhasilan
100 %
Baik sekali
80 % - 100 %
Baik
Sulaman ringan maksimal pada tahun
pertama 20 % dan tahun ke dua 4 %
60 % - 80 %
Cukup
Sulaman pada tahun pertama 40 %
dan Tahun kedua 16 %
Dibawah 60 %
Kurang
Penanaman diulang
Intensitas Penyulaman
Tidak perlu disulam
PEMELIHARAAN TANAMAN HUTAN
Penyiangan
 Kegiatan pembuangan gulma baik yang ada di bawah maupun yang
merambat (liana) yang mengganggu pertumbuhan tanaman muda
 Gulma dapat mengganggu tanaman muda dengan berbagai cara :
 Berkompetisi langsung terhadap cahaya, kelembaban tanah dan
nutrisi
 Membunuh tanaman dengana menaungi dan melilit tanaman pokok
 Gulma yang lebat merupakan potensi bahan bakar
 Intensitas penyiangan tergantung dari jenis, tapak dan iklim
 Metode Penyiangan bisa dilakukan secara Manual, Mekanis maupun
Kimia
PEMELIHARAAN TANAMAN HUTAN
Wiwilan
1. -Kegiatan pemotongan tunas-tunas air pada tanaman
muda
2. -Dilakukan pada tanaman yang menghasilkan tunas air
cukup banyak
PEMELIHARAAN TANAMAN HUTAN
Pemupukan
Pentingnya Pemupukan Hutan di Daerah Tropis :
1. Pertumbuhan cepat sehingga memerlukan nutrisi
yang banyak
2. Rotasinya pendek bila dibanding negara temperate
3. Hutan tanaman umumnya monokultur, persaingan
ketat
4. Respon pupuk sangat signifikan terhadap
pertumbuhan
PEMELIHARAAN TANAMAN HUTAN
Pemupukan
Tanaman yang Perlu Dipupuk; karena defisiensi Nutrisi yang
dapat disebabkan oleh :
1. Tumbuh pada tanah kritis
2. Siklus Nutrisi yang kurang baik (akumulasi bahan organik
dapat menyebabkan imobilisasi nutrisi)
3. Pencucian air (daerah dengan curah hujan tinggi)
4. Daerah yang curah hujannya rendah (kering)
5. Tidak adanya cendawan mikoriza
PEMELIHARAAN TANAMAN HUTAN
Pemupukan
Tanda-tanda umum kekurangan Nutrisi
1. Pertumbuhan : stagnan, vigor rendah
2. Warna : Terjadi perubahan warna pada daun
3. Perubahan anatomi, terjadi keguguran pada pucuk dan
mata tunas, keriting.
PEMELIHARAAN TANAMAN HUTAN
Pemupukan
Waktu Pemupukan
• Pada Saat Penanaman (dalam tiga bulan penanaman)
• Setelah Penanaman sampai penutupan kanopi dan
menunjukkan tanda-tanda defisiensi
• Saat awal Penjarangan
• 3 – 10 tahun sebelum rotasi tebang
Macam Pupuk menurut Fungsinya
• Pupuk dasar (diberikan pada awal Pertumbuhan,
TSP)
• Pupuk Lanjutan (diberikan pada masa pertumbuhan
berikutnya, NPK, KCl, Urea)
PEMELIHARAAN TANAMAN HUTAN
Pemupukan
Macam pupuk menurut bahannya
1. Pupuk Organik
2. Pupuk Anorganik
3. Pupuk Biologi
Terima Kasih