BAB 12 PRINSIP-PRINSIP INVESTASI MODAL

Download Report

Transcript BAB 12 PRINSIP-PRINSIP INVESTASI MODAL

PENGANGGARAN MODAL
Prinsip
penilaian aset
Menaksir arus kas
Metode-metode penilaian profitabilitas
investasi
Proyek dengan usia ekonomis tidak sama
Real options dalam penganggaran modal
Penganggaran modal
1
Pengertian penganggaran modal


Penganggaran modal (capital budgeting)
adalah rencana pengeluaran yang
berdampak jangka panjang.
Karena itu capital budgeting merupakan;




Analisis potensi penambahan aset tetap.
Keputusan jangka panjang; menyangkut
jumlah yang besar.
Penting untuk masa depan perusahaan.
Proyek-proyek capital budgeting “diciptakan”
oleh perusahaan.
Penganggaran modal
2
Prinsip penilaian aset



Nilai suatu aset merupakan present value kas yang
dihasilkan oleh aset tersebut.
Karena itu untuk aset yang memberikan penghasilan (income generating asset), nilai aset tersebut
dapat berbeda dengan harga perolehannya.
Dengan demikian untuk menaksir nilai suatu aset
perlu;


Menaksir kas yang diharapkan akan dihasilkan oleh aset
tersebut (besarnya dan kapan).
Menentukan tingkat bunga untuk mem-present value-kan
arus kas tersebut (harus memasukkan unsur risiko).
Penganggaran modal
3
Menaksir arus kas

. . . (1)
Masalah penaksiran arus kas bukanlah
hanya menyangkut akurasi penaksiran
(yang namanya taksiran selalu terbuka
kemungkinan salah), tetapi yang
penting adalah memahami arus kas
yang relevan.
Penganggaran modal
4
Menaksir arus kas

. . . (2)
Untuk menaksir arus kas yang relevan perlu
diperhatikan hal-hal berikut ini;




Taksirlah arus kas atas dasar setelah pajak.
Taksirlah arus kas atas dasar incremental atau
selisih.
Taksirlah arus kas yang timbul karena keputusan
investasi. Kalau investasi tersebut akan dibiayai
dengan sebagian hutang, jangan mengurangkan
pembayaran bunga dan angsuran pinjaman.
Jangan memasukkan sunk costs.
Penganggaran modal
5
Menaksir arus kas: Ilustrasi ..(1)



PT. Dwi akan meluncurkan produk baru.
Untuk itu diperlukan mesin baru dengan
harga (termasuk biaya pemasangan)
Rp.2.600 juta. Usia ekonomis 5 tahun, nilai
sisa Rp.100 juta.
Telah dikeluarkan biaya riset untuk
pengembangan produk baru tersebut
sebesar Rp.300 juta.
Penjualan dilakukan secara tunai, per tahun
sebesar Rp.2.000 juta.
Penganggaran modal
6
Menaksir arus kas: Ilustrasi ..(2)




Biaya variabel sebesar 40% dari penjualan.
Biaya tetap (tidak termasuk penyusutan)
sebesar Rp.200 juta setahun.
Tarif pajak penghasilan 30%.
Sebagai akibat peluncuran produk baru
tersebut, penjualan produk lama berkurang
sehingga mengakibatkan penurunan kas
masuk besih setiap tahun sebesar Rp.100
juta.
Penganggaran modal
7
Arus kas yang relevan
Keterangan
Penjualan
Biaya variabel (40% dari penjualan)
Biaya tetap (belum termasuk penyusutan)
Penyusutan
Laba operasi
Pajak penghasilan (30%)
Laba operasi setelah pajak
Arus kas operasi
Penganggaran modal
..(1)
Rp.
2.000
800
200
500
500
150
350
850
8
Arus kas yang relevan




..(2)
Arus kas operasi produk baru Rp.850 juta
Berkurangnya kas produk lama Rp.100 juta
Kas operasi yang relevan
Rp.750 juta
Biaya riset yang sudah dikeluarkan sebesar
Rp.300 juta, tidak relevan dalam taksiran
arus (merupakan sunk cost).
Kas keluar (untuk investasi) pada tahun ke 0
adalah Rp.2.600 juta.
Terminal cash flow pada th 5 = Rp.100 juta.
Penganggaran modal
9
Arus kas yang relevan

..(3)
Arus kas selama 5 tahun adalah sbb:
0
-2.600
1
2
3
4
5
+750
+750
+750
+750
+750
+100
Penganggaran modal
10
Metode penilaian profitabilitas
investasi
. . . . . (1)

Net Present Value (NPV)


NPV merupakan selisih present value (PV) kas masuk
dengan present value (PV) kas keluar. Apabila PV kas
masuk ≥ PV kas keluar, atau NPV positif, maka investasi
tersebut dinilai menguntungkan. Tingkat keuntungan yang
diinginkan para pemodal (= r) dipergunakan sebagai
tingkat bunga untuk menghitung PV arus kas tersebut.
Misal r = 14%. Proyek peluncuran produk baru tersebut
mempunyai NPV = -2.600 + 2.626,7 = +26,7 
menguntungkan.
Penganggaran modal
11
Metode penilaian profitabilitas
investasi
. . . . . (2)

Internal Rate of Return (IRR)


Menunjukkan tingkat bunga yang
menyamakan PV kas masuk dengan PV
kas keluar. Apabila IRR ≥ tingkat bunga
yang dipandang layak (r), maka investasi
tersebut dinilai menguntungkan
Dengan cara trial and error IRR proyek
peluncuran produk baru ≈14,4%. Karena
itu dinilai menguntungkan.
Penganggaran modal
12
Rumus IRR
IRR
dapat dihitung dengan rumus :
IRR = i1 – (NPV1 (i2 – i1)/(NPV2 – NPV1))
i1 = suku bunga bank paling atraktif
i2 = suku bunga coba-coba ( > dari i1)
NPV1 = NPV awal pada i1
NPV2 = NPV pada i2
Penganggaran modal
13
Metode penilaian profitabilitas
investasi
. . . . . (3)

Payback Period


Metode ini menghitung seberapa cepat suatu
investasi bisa kembali (payback). Karena itu
hasil analisisnya dinyatakan dalam satuan waktu
(tahun, bulan). Digunakan dasar arus kas tetapi
tidak memperhatikan nilai waktu uang. Secara
konsep juga tidak ada standar seberapa lama
suatu investasi dinilai masih menguntungkan.
Payback period proyek = 3,47 tahun. Apabila
payback period maksimum adalah 4 tahun,
maka proyek dinilai menguntungkan.
Penganggaran modal
14
Metode penilaian profitabilitas
investasi
. . . . . (4)

Profitability Index (PI)


PI menunjukkan perbandingan antara PV kas
masuk dengan PV kas keluar. Apabila PI ≥ 1,
maka investasi tersebut dinilai menguntungkan.
Perhatikan bahwa apabila NPV positif, maka PI
≥ 1.
PI proyek tersebut = 1,01. Karena itu dinilai
menguntungkan.
Penganggaran modal
15
Metode mana yang lebih baik? . (1)


Metode payback period mengabaikan nilai waktu
uang disamping tidak adanya standar
menguntungkan / tidaknya suatu investasi
IRR mempunyai kelemahan karena bisa
menghasilkan IRR ganda apabila arus kas tidak
normal, dan kesalahan memilih apabila ada
perbedaan besaran (size) investasi (perhatikan
bahwa investasi dengan IRR lebih tinggi akan
dinilai lebih menguntungkan)
Penganggaran modal
16
Metode mana yang lebih baik? . (2)


Metode PI mempunyai kelemahan dalam hal size
proyek yang berbeda bisa mengarah pada
keputusan yang salah (perhatikan bahwa investasi
dengan PI yang lebih tinggi akan dinilai lebih
menarik)
Karena itu secara konsep NPV lebih baik dibanding
dengan metode-metode lainnya
Penganggaran modal
17
NPV dan tujuan normatif
keuangan


NPV menunjukkan tambahan kemakmuran (wealth)
pemodal yang melakukan investasi. Karena itu
seharusnya investasi yang dipilih adalah investasi
yang diharapkan memberikan NPV yang paling
tinggi.
Dengan kata lain, apabila perusahaan mengambil
suatu investasi yang diharapkan memberikan NPV
yang positif, maka nilai perusahaan akan naik
sebesar NPV tersebut.
Penganggaran modal
18
Mutually exclusive projects



Proyek-proyek mutually exclusive artinya
proyek yang hanya dapat dipilih salah satu
diantara proyek-proyek tersebut.
Apabila metode-metode penilaian
profitabilitas investasi, yaitu NPV, IRR, dan
PI, digunakan untuk memilih proyek, maka
proyek yang memberikan indikator
profitabilitas tertinggi akan dinilai lebih
menarik.
Tetapi penggunaan kriteria tersebut dapat
menimbulkan kesimpulan yang salah.
Penganggaran modal
19
Mutually exclusive projects:
Perbandingan PI dan NPV
Dua proyek, A dan B, mempunyai karakteristik sbb:
Proyek A
Proyek B
Investasi
PV kas
pada tahun masuk
ke 0
Rp.1.000 Rp.1.100
Rp.500
Rp.560
PI
1,10
1,12
NPV
+Rp.100
+Rp.60
PI memilih proyek B, NPV memilih proyek A. Mana yang
dipilih? Kalau perusahaan bisa memilih proyek A atau B,
maka perusahaan mempunyai dana minimal Rp.1.000.
Kalau mempunyai dana minimal Rp.1.000 dan tidak ada
proyek lain, mana yang dipilih? Proyek A.
Penganggaran modal
20
Mutually exclusive projects:
Perbandingan IRR dan NPV . . . .(1)
Arus kas dua proyek mutually exclusive, C dan D sbb.
Proyek Tahun 0
C
D
-1.000
-1.000
1
+1.300
+300
2
3
NPV
(r = 18%)
+100 +100
+234
+300 +1.300
+261
IRR
42%
30%
NPV mengatakan pilih D. IRR mengatakan pilih C. Mana
yang benar? Analisis berikut ini menyimpulkan bahwa D
lebih dipilih. Berarti kembali ke NPV.
Penganggaran modal
21
Mutually exclusive projects:
Perbandingan IRR dan NPV . . . .(2)
Modifikasi masalah tersebut menjadi sbb:
Proyek Tahun 0
C
D
D-C
1
2
3
-1.000
-1.000
+1.300
+300
NPV
(r = 18%)
+100 +100
+234
+300 +1.300
+261
0
-1.000
+200 +1.200
+26,5
IRR
42%
30%
20%
D – C artinya kita menrima D dan menolak C. Kalau kita
melakukan hal tsb, maka pada tahun 1 kita akan menerima
Rp.1.000 lebih kecil, tetapi pada tahu n2 dan 3 berturut-turut
akan lebih besar Rp200 dan Rp.1.200. Tingkat bunga yang
menyamakan incremental cash flow ini (disebut juga
incremental IRR) adalah 20%. Mengapa harus menolak kalau
tingkat bunga yang relevan 18%?
Penganggaran modal
22
Pemilihan aktiva dengan usia
ekonomis tidak sama
. . . . .(1)
Ada dua mesin, A dan B, dengan kapasitas yang sama.
Bedanya adalah pada harga, usia ekonomis, dan biaya
operasi. Harga A Rp.15 juta, B hanya Rp.10 juta. Usia
ekonomis A 3 tahun, B hanya 2 tahun. Biaya operasi per
tahun, A sebesar Rp.4 juta, B Rp.6 juta. Arus kas keluar
tersebut nampak sebagai berikut.
Proyek Tahun 0
A
B
15
10
1
2
4
6
3
4
6
PV
(r = 10%)
4
24,95
20,41
Kalau kita hitung PV kas keluar, maka PV B < PV A.
Karena kita menganalisis kas keluar, maka kita pilih kas
keluar yang lebih kecil. Apakah B yang dipilih?
Penganggaran modal
23
Pemilihan aktiva dengan usia
ekonomis tidak sama
. . . . .(2)



Kita tidak dapat menggunaka cara tersebut karena
usia ekonomis kedua mesin tersebut tidak sama.
Kita perlu menghitung equivalent annual cost (EAC)
kedua mesin tersebut, dan dipilih yang mempunyai
EAC yang lebih kecil.
EAC A dihitung sbb:
24.95 = Σ X/(1 + 0,1)t . . . . (t = 1 sd 3)
X = 10,03. (X adalah EAC)

Dengan cara yang sama, EAC mesin B = 11.75.
Karena itu mesin A dipilih.
Penganggaran modal
24
Apa yang dimaksud dengan analisis
real options?


Real options terjadi ketikan manajer dapat
mempengaruhi besaran dan risiko arus kas
proyek dengan keputusan-keputusan
selama usia proyek tersebut.
Analisis real option menggunakan analisis
NPV dengan memasukkan analisis berbagai
kesempatan yang berasal dari keputusankeputusan manajer.
Penganggaran modal
25
Beberapa contoh real options



Growth/expansion options (opsi
memperluas usaha apabila terbukti berhasil)
Abandonment/shutdown options (opsi
membatalkan proyek apabila proyek
tersebut gagal)
Investment timing options (opsi menentukan
kapan proyek akan dilaksanakan)
Penganggaran modal
26
Growth/expansion options ..(1)


Seorang pemodal akan mendirikan hotel di
suatu daerah wisata. Apabila hotel tersebut
dinilai berhasil ia mempunyai opsi untuk
membangun 10 hotel. Tetapi apabila hotel
tersebut gagal, ia berhenti hanya
membangun 1 hotel saja.
Karena investasinya pada hotel (mendirikan
perusahaan), maka usia ekonomisnya =
infinity (tidak terhingga)
Penganggaran modal
27
Growth/expansion options ..(2)




Biaya pembangunan satu hotel Rp.12 miliar.
Ada probabilitas 50% proyek akan berhasil
dan 50% akan gagal.
Apabila proyek berhasil kas masuk bersih
setelah pajak per tahun sebesar Rp.3 miliar.
Apabila gagal, hanya Rp.1 miliar per tahun.
Tingkat keuntungan yang layak (= r) = 20%
Penganggaran modal
28
Growth/expansion options ..(3)

Apabila tidak mempertimbangkan opsi untuk
ekspansi,




Apabila mempertimbangkan opsi untuk ekspansi,




NPV proyek berhasil = -12 + 3/0.2 = 3 miliar
NPV proyek gagal = -12 + 1/0.2 = -7 miliar
NPV yang diharapkan = 0,5(3) + 0,5(-7) = -2 miliar
NPV proyek berhasil = 10 (-12 + 3/0.2) = 30 miliar
NPV proyek gagal = 1 (-12 + 1/0.2) = -7 miliar
NPV yang diharapkan = 0,5(3)(10) + 0,5(-7) = 11,5 miliar
Adanya opsi akan meningkatkan NPV yang
diharapkan.
Penganggaran modal
29
Growth/expansion decision tree
Sukes
Ekspansi
50% prob.
Dirikan 1 hotel
50% prob.
Gagal
Penganggaran modal
Tidak ekspansi
30
Abandonment option



Suatu perusahaan akan meluncurkan produk
baru. Usia ekonomis 3 tahun. Investasi pada
tahun 0 = Rp.200 juta. Arus kas proyek tersebut
akan sangat tergantung pada penerimaan
konsumen akan produk tersebut.
Ada 60% probabilitas bahwa produk tsb akan
diterima oleh pasar dan akan menghasilkan kas
masuk bersih sebesar Rp.150 juta per tahun.
Sebaliknya, ada 40% probabilitas pasar menolak
produk tersebut sehingga menghasilkan kas
masuk bersih –Rp.25 juta per tahun.
Tingkat keuntungan yang diinginkan (=r) = 10%.
Penganggaran modal
31
Abandonment decision tree
60% prob.
-Rp.200
40% prob.
0
150
150
150
-25
-25
-25
1
2
3
Tahun



Apabila produk diterima pasar
NPV = Rp.173
Apabila produk ditolak oleh pasar
NPV = -Rp.262
E(NPV) = 0.6(173) + 0.4(-262)
= -Rp.1,052
Penganggaran modal
32
Misalkan perusahaan mempunyai opsi
membatalkan proyek tersebut


Perusahaan dapat membatalkan
proyek tersebut apabila pada tahun 1
ternyata konsumen menolak produk
tersebut.
Apabila proyek dibatalkan, maka tidak
akan ada kas masuk maupun kas
keluar setelah tahun 1.
Penganggaran modal
33
NPV dengan opsi pembatalan
150
60% prob.
-Rp.200
40% prob.
0



150
150
2
3
-25
1
Tahun
Apabila produk tersebut diterima pasar,
NPV = Rp.173
Apabila produk tersebut ditolak pasar,
NPV = -Rp222
E(NPV) = 0.6(173) + 0.4(-222)
= 14,7
Penganggaran modal
34
Timing option . . . (1)


Seorang pengusaha memiliki sebidang tanah.
Untuk membangun gedung perkantoran diperlukan
biaya Rp.10 miliar. Apabila dibangun maka kantorkantor tersebut akan disewakan dan pengusaha
tersebut akan memiliki bisnis tersebut selamanya (n
= ∞).
Saat ini tarif sewa perkantoran relatif murah
sehingga diperkirakan hanya akan dapat
menghasilkan sewa sebesar Rp.0,9 miliar per tahun
selamanya.
Penganggaran modal
35
Timing option . . . (2)


Apabila r = 10%, maka NPV pembangunan
kantor = -10 + (0,9/0,1) = -Rp.1 miliar.
Pengusaha tersebut tidak akan membangun
saat ini.
Ia akan membangun perkantoran tersebut
apabila sewa perkantoran naik sehingga
bisa mengharapkan memperoleh kas masuk
bersih per tahun lebih besar dari Rp.1 miliar.
Penganggaran modal
36
Timing option decision tree
Tarif sewa rendah
Tidak membangun
Belum membangun
Tarif sewa naik
Membangun
Penganggaran modal
37