pengantar FT - maharanny puspaningrum

Download Report

Transcript pengantar FT - maharanny puspaningrum

Fisioterapi
dan Masa Depan
Sebuah Pengantar
Drs.Djohan Aras, S.Ft, Physio, M.Pd
J.Hardjono, SKM, MARS
Muh.Akraf, S.St,FT
([email protected])
Apakah Fisioterapi Itu ?
• Dokterkah ?





Physical Therapy - Physical Therapist (USA)
Physio Therapy - Physio Therapist ( Eropa)
Fysiotherapie - Fysiotherapueit ( Bld )
Fisioterapi - Fisioterapis ( Indonesia )
Kinesi Therapy - Kinesitherapist ( France )
Kemana orang sakit berobat pada Zaman
Purbakala ?
• Rempah - rempah
Obat-obatan
Cikal Bakal Kedokteran
• Palpasi - Pemanasan - Rendaman air Berjemur
Cikal Bakal Fisioterapi
*The instinctive rubbing (naluri palpasi) of a bruise
(cedera) or an ache is a basic form of physical therapy.
*The principles of physical therapy have been part of the
healing arts since the beginning of recorded time.
*As early as 3000 B.C., the Chinese used rubbing as a
therapeutic measure.
*Hippocrates advocated it in his writings in 460 B.C.
*The Romans, as well as every other civilization, used it.
* Finally, in 1812, Peter Hanley Ling developed the first
scientific basis for therapeutic manual.
* Candi Borobudur mempunyai panel tentang / dinding
penyembuhan dengan metoda fibrasi
Hand in hand with the development of manipulation
went scientific muscle re-education or training.
Sometimes this was accomplished with mechanical
assistance. But, just as often, it involved the therapist
moving the limbs of the patient in specific patterns.
Other standard treatments in the physical therapist’s
arsenal have their origins in the early healing arts.
For example, hydrotherapy was celebrated by Homer
as the cure for the wounded Hector, while the Nile
and the Ganges were worshipped for their healing
properties.
di zaman dahulu
Zaman Modern - Fisioterapi Modern
Abad 18






Ditemukannya Atom
Ditemukannya mesin uap
Ditemukannya Listrik
Ditemukannya ilmu Biologi
Ditemukannya ilmu anatomi
Revolusi Industri, dlll
Membawa perubahan besar terhadap
dunia kedokteran dan Fisioterapi
Modern Physical Therapy
• Di Eropa Sejak Akhir Abad 18
• di Belanda 1887
• di Amerika 1917
• di Indonesia 1965
Definisi Fisioterapi sebelum 1995 :
Ilmu dan Seni pengobatan yang
menggunakan khasiat Sumber fisis,
misalnya Panas, Dingin, Sinar, Arus
Listrik, Palpasi, Manipulasi, dan
latihan gerak.
Electro therapy
Terapi Latihan
MEDAN LISTRIK
Gelombang Suara
Traksi dan Manipulasi
Perbedaan pandang secara filosofis,
mencari identifikasi jati diri ?
( World Confederation for Physical Therapy - 1990 )
• Apa yang menjadi garapan Fisioterapi ?
• Apanya manusia menjadi pokok garapan fisioterapi ?
• Dengan apa dan cara bagaimana Fisioterapi menanganinya ?
• Apa yang dipelajari Fisioterapi, seberapa jauh yang dipelajari ?
• Bagaimana legalitas, Etika dan estetika Fisioterapi ?
APA BAGAIMANA FISIOTERAPI ITU ?
( WCPT 1995 )
Physical Therapist ( or Physiotherapist as they are called in some
countries) are health professionals who work with people of all ages
to maintain and promote health, and to restore function and
independence when individuals have disabilities or problems caused
by physical, psychological and other disorders.
Fisioterapis adalah tenaga kesehatan profesional yang
bekerja untuk manusia segala umur yang bertujuan untuk
memelihara, meningkatkan kesehatan, mengembalikan fungsi
dan ketergantungan bila individu mendapatkan kekurangan
gangguan kemampuan atau masalah yang disebabkan
kerusakan fisik, psykis dan lain sebagainya.
Penyempurnaan Definisi oleh WCPT 1999 (Yokohama)
• Physical Therapy is providing services to people
and populations to develop, maintain and restore
maximum movement and functional ability
throughout the lifespan.
• Physical therapy includes the provision of services
in circumstances where movement and function are
threatened by the process of ageing or that of injury
or disease.
• Full and functional movement are at the heart of
what it means to be healthy.
 Ditujukan kepada perorangan dan masyarakat
 Yang menjadi bidang garapan Fisioterapi adalah
(maksimilisasi) Gerak dan (kemampuan) Fungsi
 Lingkup pelayanan Fisioterapi adalah
Mengembangkan, memelihara, dan memulihkan
 Sehat yang dimaksud oleh Fisioterapi adalah
keadaan gerakan penuh dan fungsional.
Apa yang dipelajari

They are educated in the physical, human, health
sciences and therapeutic use of physical means
and agents such as exercise, manual techniques,
cold, heat and electro-therapeutic modalities.

Ilmu yang dipelajari adalah Fisika, kemanusiaan,
dan ilmu kesehatan serta penggunaan sumber fisis
untuk penyembuhan seperti misalnya latihan,
tehnik manipulasi, dingin, panas serta modalitas
elektroteraputik.
Physical therapy is concerned with identifying
and maximizing movement potential, within the
spheres of promotion, prevention, treatment and
rehabilitation. Physical therapy involves the
interaction between physical therapist, patients
or clients, families and care givers, in a process of
assessing movement potential and in establishing
agreed upon goals and objectives using
knowledge and skills unique to physical
therapists.
 Fisioterapi mengenali dan memaksimalkan
masalah potensi gerak yang berhubungan dengan
lingkup promosi, preventif, penyembuhan dan
pemulihan.
 Fisioterapi ikut dalam interaksi antara Fisioterapis,
pasien atau klien, famili dan pemberi pelayanan
kesehatan dalam proses pemeriksaan potensi gerak
dalam upaya penegakan goal dan tujuan pengobatan
yang disepakati dengan menggunakan pengetahuan
dan ketrampilan Fisioterapi yang unik
The physical therapists' distinctive view of the
body and its movement needs and potential is
central to determining a diagnosis and an
intervention strategy and is consistent whatever
the setting in which practice is undertaken. These
settings will vary in relation to whether physical
therapy is concerned with health promotion:
prevention, treatment or rehabilitation.
.
Fisioterapis secara khusus memandang tubuh
dan kebutuhan/potensi gerak merupakan inti
penentuan diagnosis dan strategi intervensi dan
konsiten dengan bentuk apapun dimana praktek
fisioterapi dilakukan.
Bentuk pelayanan Fisioterapi akan sangat
bervariasi dalam hubungannya dengan dimana
Fisioterapi bekerja maupun berkenaan dengan
promosi, pencegahan, penyembuhan dan
pemulihan kesehatan
PROSES FISIOTERAPI
Independently or multi-disciplinary teams,
physical therapist asses patients and than plan
and deliver treatment and education programmes
in partnerships with patients and their families.
They are involved in screening and prevention
programmes, health education and research. They
are often engages as a consultant to education,
health and social agencies concerned with the
delivery of health care.
Secara mandiri atau bersama-sama dalam
team, Fisioterapi memeriksa pasien, kemudian
merencanakan dan memberikan pengobatan
dan program pendidikan kepada pasien dan
keluarganya.
Fisioterapi terlibat dalam program-program
skreening dan pencegahan, pendidikan
kesehatan maupun penelitian. Fisioterapis
dapat menjadi konsultan pada lembagalembaga pendidikan, kesehatan dan sosial yang
berkenaan dengan perawatan kesehatan.
Proses Fisioterapi





Assesment ( Pengkajian )
Diagnose ( Diagnosa )
Planning ( Perencanaan )
Intervention ( Pelaksanaan )
Evaluation ( Evaluasi )
Manajemen Fisioterapi
Selain ke 5 tsb. Di atas ditamabah
6.Modifikasi,7.Pengemb kemitraan, 8.Kesejaht Ft

Assessment includes both the examination of
individuals or groups with actual or
potential impairments, functional
limitations, disabilities, or other conditions
of health by history taking, screening and
the use of specific tests and measures and
evaluation of the results of the examination
through analysis and synthesis within a
process of clinical reasoning.
Asesmen termasuk pemeriksaan dan evaluasi pada
perorangan atau kelompok, nyata atau yang
berpotensi untuk terjadi kelemahan, keterbatasan
fungsi, ketidakmampuan atau kondisi kesehatan
lain dengan cara pengambilan perjalanan penyakit
(history taking), skreening, test khusus,
pengukuran dan evaluasi dari hasil pemeriksaan
melalui analisis dan sintesa dalam sebuah proses
pertimbangan klinis.
Diagnosis arises from the examination and
evaluation and represents the outcome of the
process of clinical reasoning. This may be
expressed in terms of movement dysfunction or
may encompass categories of impairments,
functional limitations, abilities/disabilities or
syndromes.
Diagnosa ditegakkan dari pemeriksaan
dan evaluasi dan menyatakan hasil dari
proses pertimbangan/pemikiran klinis,
dapat berupa pernyataan keadaan
disfungsi gerak, dapat meliputi/mencakup
kategori kelemahan, limitasi fungsi,
kemampuan /ketidakmampuan, atau
sindrom
Planning begins with determination of the
need for intervention and normally leads
to the development of a plan of
intervention, including measurable
outcome goals negotiated in collaboration
with the patient/client, family or care giver.
Alternatively it may lead to referral to
another agency in cases which are
inappropriate for physical therapy.
Perencanaan dimulai dengan pertimbangan
kebutuhan intervensi dan biasanya menuntun
kepada pengembangan rencana intervensi,
termasuk hasil sesuai dengan tujuan yang
terukur yang disetujui pasien/klien, famili atau
pelayan kesehatan lainnya.
Dapat menjadi pemikiran perencanaa alternatif
untuk dirujuk kepada pihak lain bila dipandang
kasusnya tidak tepat untuk fisioterapi
Intervention is implemented and modified in order
to reach agreed goals and may include manual
handling; movement enhancement; physical,
electro-therapeutic and mechanical agents;
functional training; provision of aids and
appliances; patient related instruction and
counselling; documentation and co-ordination, and
communication. Intervention may also be aimed at
prevention of impairments, functional limitations,
disability and injury including the promotion and
maintenance of health, quality of life, and fitness in
all ages and populations.
Intervensi di-implementasikan dan dimodifikasikan untuk
mencapai tujuan yang disepakati dan dapat termasuk :
penanganan secara manual;
peningkatan gerakan;
peralatan fisis,
peralatan elektroterapuetis dan
peralatan mekanis;
pelatihan fungsional;
penentuan bantuan dan peralatan bantu;
instruksi dan konseling;
dokumentasi dan koordinasi, komunikasi.
Intervensi dapat juga ditujukan pada
pencegahan ketidak-normalan
(kelemahan), keterbatasan fungsi,
ketidakmampuan dan cidera, termasuk
juga peningkatan dan pemeliharaan
kesehatan , kualitas hidup, kebugaran
segala umur dan segala lapisan
masyarakat.
Evaluation necessitates re-examination
for the purpose of evaluating outcomes.
EVALUASI KEHARUSAN UNTUK
PEMERIKSAAN KEMBALI UNTUK
TUJUAN EVALUASI HASIL
Modifikasi : Inovasi pemilihan modalitas, tetodetehnik, dosis dan alat evaluasi sesuai perubahan
patologi, dan kond eksternal pend.
Pengembangan kemitraan : Inovasi jalinan
kerja sama antardisiplin terhadap pel pend.
Kesejahteraan Fisioterapis : Peningkatan
penghasilan, keselamatan dan perlindungan profesi
Fisioterapi dalam bekerja.
Pelayanan Fisioterapi

Physical therapist provide services in the
private and public sectors in hospitals,
rehabilitation centers, residential care
facilities, clinics, schools and work
setting.

Fisioterapis memberikan pelayanan Fisioterapi
memberikan pelayanan pada sektor privat atau
umum di rumah sakit, pusat rehabilitasi,
puskesmas, klinik, sekolah dan tempat kerja.
Peran dalam kehidupan manusia







Bayi dan Balita
kesehatan Reproduksi
Ibu hamil
Tumbuh Kembang
Cedera - trauma
Penyakit
Kesehatan kerja







Olah Raga
Proses penuaan
Pre/Post operatif
Kesehatan Masyarakat
Promotif/preventif
Kuratif
Rehabilitatif
WCPT menyarankan pendidikan untuk menjadi
fisioterapis dipusatkan pada universitas atau studi
lain setingkat universitas, minimum 4 tahun mandiri
dan diakreditasi dan lulusannya disetujui sebagai
tamatan universitas secara hukum (accords
graduates full statutory ) dan diakui profesinya.
WCPT akan membantu asosiasi nasional fisoterapi
dengan mengembangkan standar pendidikan yang
sesuai (tepat) dan pengembangan proses akreditasi.
PROGRAM STUDI SARJANA (S1) FISIOTERAPI
PROFESI FAK.KEDOKTERAN UNHAS MAKASSAR
SK.DIKTI NO: 852/D/T/2008
SK.DEPKES NO: HK.O3.2.4.1.O3654 THN.2007
Program Pendidikan Profesi
Fisioterapi
oleh :
Drs.Djohan Aras, S.Ft,Physio, M.Pd
dibawakan pada Konas IFI ke X dan TITAFI XXIII
jakarta 21-23 Agustus 2008
APA ITU PEND. PROFESI ?
I. DASAR
1. UU RI. No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, 3 jenis pendidikan :

Pend. Akademik merupakan Pend.Sarjana dan Pasca Sarjana
untuk menguasai disiplin ilmu tertentu ( S1, S2, S3)

Pend. Profesi adalah Pend.tinggi setelah prog.sarjana
mempersiapkan peserta didik memiliki pekerjaan dgn persaratan
keahlian khusus (S1.Profesi, Sp1 dan Sp2).

Pend.Vokasi adalah Pend.tinggi mempersiapkan peserta didik
memiliki pekerjaan dgn keahlian terapan tertentu , maksimal setara
dgn prog.sarjana (D.III/D.IV)

Gelar ada 3 : Gelar Akademik ( S.Ft), Gelar Profesi (Physio), Gelar
Vokasi (S.St.Ft).

Konsekuensi :

Pend. Profesi tidak sama , tidak setara dan tidak selevel dengan
Pend Vokasi dalam hal kontens kompetensi, dan aturan dasar
praktek

Lulusan Pend.Vokasi dpt lanjut ke Pend.Profesi via pend.
Akademik dgn perlakuan khusus
2. SKB Mendiknas – Menkessos No : 3/U/SKB/2001 dan No :
232/Menkes-Kesos/SKB/2oo1, ttg Pend.Profesi Kedokteran
:

Psl 1.1. Mendiknas adlh Menteri yg bertanggungjawab di
bid.Pendiknas

Psl 1.2.Menkes adlh Menteri yg bertanggungjawab di bid.
Kes.

Psl 1.3 .Pend.Profesi Kedok adlh Pend.lanjutan stlh
S.Ked. yg diarahkan pd persiapan penerapan keahlian
dokter, dokter spesialis (Sp.1), dan dokter sub spesialis /
dokter spesialis konsultan (Sp.2) , ta : Prog dokter tahap
Profesi, Prog dokter Spesialis dan Prog dokter Sub
Spesialis

Psl 1.4. Ikatan Dokter Ind (IDI) adlh Org Profesi
Kedokteran .

Analogi :Prog.FT.Profesi, (S1.Profesi),
Prog.FT.Spesialis (SP.1), Prog. FT. Sub Spesialis
(SP.2).



Psl 2.1. Mendiknas bertjb dlm pengelolaan dan penetapan baku
mutu Akademik Prog S.Ked utamanya penguasaan Iptek
Kedokteran sbg landasan mengikuti Prog Pend Profesi dan Prog
pasca Sarjana.
Psl 2.2. Menkes bertjb dlm :
a. Penentuan jumlah dan jenis teng dokter
b. Penyediaan dan pembinaan sarana kes. tempat praktek pend.
profesi kedok teran
berbagai jenjang.
Psl 2.3.IDI bertjb dlm pengelolaan sist Pend. Profesi Kedokteran
meliputi :
a. Penetapan Prog. studi berbagai jenjang
b. Penetapan Kurikulum Pend. Profesi berbagai jenjang
c. Penetapan tatacara Penyelenggaraan Pend. Profesi
d. Penetapan sertifikasi lulusan dalam dan Luar Negeri
e. Penetapan sebutan Profesi (singkatan dan kewenangan
penggunaannya)
Apa konsekuensi tanggungjawab dan kewenangan IFI
terhadap Prog Pend Profesi FT
1.
2.
Konsekuensi Pend.Profesi bidang Fisioterapi adlh Pend.lanjutan stlsh
Sarjana Fisioterapi yakni prog.FT tahap profesi (Physio), Sp1 FT
(Physio pediatrik) dan Sp2 FT (Physio Pediatrik Konsultan disingkat
Physio pediatrik (K)
IFI bertanggungjawab dlm pengelolaan sistem Pend Profesi
Fisioterapi :
a. Penetapan Prog. studi berbagai jenjang profesi FT di Institusi
tertentu
b. Penetapan Kurikulum Pend. Profesi FT berbagai jenjang
c. Penetapan tatacara Penyelenggaraan Pend. Profesi FT
d. Penetapan sertifikasi lulusan FT dalam dan Luar Negeri
e. Penetapan sebutan Profesi FT (singkatan dan kewenangan
penggunaannya)
3.
Kepmenkes No.1363 tahun 2001, ttg Registrasi
dan Ijin Praktek FT. Psl
13.2. dan 3. masih diskriminatif bagi FTs, karena
jenjang Pend.FT(hanya Diploma) dianggap tidak
setara dan tidak selevel dengan Pend.Kedokteran.
Konsekuensi bagi FT:

Sistem pelayanan FT. di lapangan terkesan
diskriminatif

Harus meningkatkan jenjang Pend.FT ke Level
Sarjan Profesi, (Sp1, Sp2 ) dan Pasca Sarjan, di
samping pendidikan Vokasi
4. Masalah Kajian fakta di lapangan :










Fisioterapi tidak diakui sebagai profesi, tetapi vokasi
Lulusan Fisioterapi tidak selevel dengan dokter
Penanggung jawab klinik Fisioterapi / bagian Fisioterapi di rumah
sakit tertentu pada umumnya bukan fisioterapis
Fisioterapi tidak boleh mengintervensi pasien sebelum di konsul ke
dokter
Fisioterapi adalah asisten dokter
Penilaian PAK Fisioterapi di RS tertentu adalah dokter
Pembagian financial dan fasilitas antara fisioterapis dengan dokter
sangat timpang
Fisioterapis bermasa bodoh atau menentang tanpa konsep
Tidak tercipta jalinan kemitraan dalam pelayanan
Fisioterapis selalu dirugikan
Kompetensi Fisioterapi diambil oleh disiplin lain !
II.
SOLUSI
1.
2.
3.
4.
IFI harus berbenah diri dan melakukan pembenahan agar
seperti IDI – PPNI. Dalam pend.Profesi FT.
Regionalisasi pengembangan pendidikan tinggi Fisioterapi
(Pend S1 Profesi, pasca Sarjana dan pend. Vokasi), Quality
Control.
Identifikasi perbedaan kompetensi jenjang pendidikan
Fisioterapi : D.III, D.IV, S1 Profesi ke dalam masingmasing kurikulumnya.
Lulusan pendidikan vokasi dapat lanjut (program B) ke
pendidikan Profesi via Pend.Akademik / sarjana Fisioterapi
dengan perlakuan khusus.
Solusi :
5. Kewenangan mutlak pendidikan profesi berada pada IFI
bekerjasama Dikti dan Depkes
6. Pendidikan sarjana Fisioterapi merupakan satu
kesatuan dengan pendidikan profesi Fisioterapi yang
tak terpisahkan
7. Cara terbaik menyelesaikan masalah Fisioterapi di
Indonesia adalah melalui pendidikan sarjana (S1)
profesi Fisioterapi, dan Pasca Sarjana di samping
Pend.Vokasi, sehingga setara dan selevel dengan
pendidikan lain. dkl aspek knowledge, teknologi, skill
berada dalam 1 person (Three in one) dikontrol oleh
etika Fisioterapi
Mengapa hrs Pend.Profesi FT ?
1.
2.
3.
4.
Sbg. Konsekuensi kelanjutan Pend. Akademik
Agar FTs. dpt melakukan kewenangan Praktek
Profesi :
- Terampil implementasi Ilmu Penget.FT
- Terampil Implementasi Tehnologi FT
- Terampil Implementasi Metode/tehnik
modalitas FT
Agar FTs. Memp.Taja dan Taga Profesi
Agar FTs. Mendapat perlindungan Profesi.
Apa efek Pend Profesi ?
1.
2.
Efek Fungsional : Pend.FT setara dan selevel dgn Profesi
lain ; berhak Praktek Profesi dan bermitra profesi
Efek Struktural : CPNS dan penyesuaian kepangkatan
III/b, dengan catatan Jumlah SKS Pend Profesi minimal
30 SKS.
3.
Efek Psikological : Rasa percaya diri meningkat,
- Pend.setara dan selevel dgn Profesi lain
- Three in one dlm diri FTs.
Profil lulusan S1 FT Profesi (The Five Star
Physiotherapist / Predikat Kinerja
Tertinggi FTs)
1. Care Provider
2. Decision Maker
3. Educator
4. Community Leader
5. Manager
= penyelenggara
pelayanan Fisioterapi
= pembuat keputusan
tindakan Fisioterapi
= pendidik
= panutan masyarakat
= manajer Fisioterapi
Butuh 7 Area Kompetensi capai profil
lulusan S1 FT Profesi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kemampuan komunikasi efektif
Kemampuan menerapkan landasan ilmu-ilmu Fisioterapi
Kemampuan melakukan layanan Fisioterapi profesional
Kemampuan mengelola informasi untuk modifikasi teknologi
tindakan Fisioterapi
Kemampuan mendidik, meneliti, dan mengembangkan diri
serta belajar sepanjang hayat.
Kemampuan manajerial Fisioterapi
Kemampuan menjunjung tinggi etika moral Fisioterapi ,
Fisioterapi kolegal dan profesionalisme dalam pelayanan
Fisioterapi.
Cara mencapai Profil Lulusan S1 FT Profesi
butuh 3 upaya :
1.
2.
3.
Proses pembelajaran (menguasai dasar ilmu) dalam
bentuk teori.
Latihan keterampilan (menguasai keterampilan klinik)
dalam bentuk praktek simulasi dan orientasi praktek
(pre klinik).
Kepanitraan interensip (pemahiran kompetensi)
dalam bentuk praktek komprehensif klinik berupa
kompetensi profesi.
Tujuan Pendidikan Prodi Ilmu Fisioterapi
Profesi
Tujuan pendidikan dari Program Studi Ilmu Fisioterapi Profesi
adalah menghasilkan sarjana Fisioterapi profesi yang kompeten
sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
Mampu melaksanakan proses fisioterapi yang inovatif dengan
baik dan benar
Mampu melakukan edukasi kepada pasien, keluarga dan
masyarakat
Mampu menerapkan prinsip manajemen dalam pelayanan
fisioterapi
Mampu melakukan penelitian di bidang fisioterapi
Mampu melakukan kemitraan yang profesional dan
proporsional
Contoh : Area Kompetensi Kemampuan Komunikasi
Efektif
a. Gambaran Umum
- Komunikasi efektif pintu keberhasilan
- Komunikasi efektif bersifat : instruktif, koordinatif, persuasif dan
konsultatif
- Ruang Lingkup :
* Profesi : Pasien, keluarga, sejawat fisioterapis, Nara medik
* Birokrasi : Pengambil kebijakan
* Sosial : Masyarakat umum
b. Kompetensi Inti
Mampu menggunakan prinsip, teknik, metode, dan terminologi
berkomunikasi secara verbal, non verbal, dengan pasien, anggota
keluarga, masyarakat, sejawat Fisioterapi , dan profesi lain.
Lulusan Fisioterapi mampu :
1). Berkomunikasi dengan pasien serta anggota
keluarganya.
a). Bersambung rasa dengan pasien dan
keluarganya.
b). Mengumpulkan informasi
c). Berkomunikasi Terapeutik
2). Berkomunikasi dengan kolega Fisioterapi
3). Berkomunikasi dengan masyarakat
4). Berkomunikasi dengan profesi lain
c. Komponen Kompetensi


Menerapkan prinsip komunikasi dalam hal :
Assessment, konseling, penjelasan berbagai
prosedur, negosiasi pembuatan keputusan,
pendidikan penderita, dengan tetap menjaga
kerahasiaan, otonomi dan reaksi positif klien.
Menggunakan Prinsip-prinsip komunikasi terhadap
individu dan kelompok dalam hal : komunikasi
tertulis, kerjasama kelompok, pertemuan klinik,
presentasi oral dan publikasi, pendidikan keluarga
dan masyarakat, komunikasi dengan profesi lain.
d. Substansi Kompetensi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Komunikasi kesehatan
Antropologi dan sosiologi kesehatan
Kesehatan masyarakat
Etika profesi dan hukum kesehatan
Bahasa
Psikologi fisioterapi
Proses fisioterapi
Agama
Struktur Kurikulum Pend. Profesi
a.
b.
c.
Pend. Sarjana FT (S.Ft) merupakan satu kesatuan
tak terpisahkan dgn pend. Profesi FT (Physio) 
setara & selevel dgn dokter.
Masukan Pend. Profesi FT adalah lulusan S1 FT
Jumlah SKS = minimal 30 SKS (30% x 100 SKS
Komp. utama)
u/ Pend. Profesi FT UNHAS 32 SKS (sesuai
persyaratan CPNS S1 Profesi III/b)
d. Kriteria penentuan kompetensi kurikulum
profesi FT :
- kompetensi utama 30%
- kompetensi pendukung, % sesuai kebutuhan.
- aplikasi bersifat komprehensif teknologi
skill minded (interensif / pemahiran
kompetensi), artinya full praktek.
- terukur dan lentur.
e. PBM profesi  38 SKS (2 semester / 1 tahun)







Pedoman buku kepanitraan
Pembimbing klinik dan akademik
Rolling skill Lab.
Laporan kasus bagian
Studi kasus 1 x seminggu
Ujian bagian
Laporan kasus akhir studi program profesi
f. Struktur Kurikulum Program Profesi ( 32 SKS )
No
Kode
1
501C133
2
502C133
3
503C133
4
504C133
MK Keahlian Berkarya &
MK Perilaku Berkarya
(Kuratif)
Kurikulum Kurikulum
Inti
Institusi
 sks
 sks
Bobot
 sks
Teori
 sks
Praktek
 sks
Manaj. FT Komp. Profesi
Musculo Skeletal & Bedah
Manaj. FT Komp. Profesi
Neuromuskular
Manaj. FT Komp. Profesi
Kardio Vaskulo Pulmonal
Manaj. FT. Komp. Profesi
Keswan dan Kulit Kelamin
3
0
3
3
0
3
0
3
3
0
3
0
3
3
0
3
0
3
3
0
Jumlah
12
0
12
12
0
No
Kode
5
506C133
6
507C133
7
508C133
8
509C133
MK Keahlian Berkarya & MK
Perilaku Berkarya
(Preventif – Promotif)
Manaj. FT Komp. Profesi OR
dan Kebugaran
Manaj. FT Komp. Profesi
Aktivitas Fungsional,
Pemeliharaan diri &
Rekreasi
Manaj. FT Komp. Profesi
Kesehatan Kerja (Ergonomi)
Manaj. FT Komp. Profesi
Tumbuh Kembang (Pediatri)
Jumlah
Kurikulum Kurikulum
Inti
Institusi
 sks
 sks
Bobot
 sks
Teori
 sks
Praktek
 sks
3
0
3
3
0
3
0
3
3
0
3
0
3
3
0
3
0
3
3
0
12
0
12
12
0
MK Keahlian Berkarya &
MK Perilaku Berkarya
(Preventif – Promotif)
Kurikulum Kurikulum
Inti
Institusi
 sks
 sks
Bobot
 sks
Teori
 sks
Praktek
 sks
Manaj. FT Komp. Profesi
Geriatri
Manaj. FT Komp. Profesi
Psikiatri
Manaj. FT Komp. Isu
Profesi
3
0
3
3
0
2
0
2
2
0
3
0
3
3
0
Jumlah
8
0
8
8
0
Jumlah SKS Keseluruhan
32
0
32
32
0
No
Kode
9
510C133
10
505C132
11
511C133
Distribusi Mata Kuliah Persemester Program Profesi
SMT
IX
NO
KODE
01.
02.
03.
04.
05.
501C133
502C133
503C133
504C133
505C132
MATA KULIAH
Manaj. FT. Profesi Komprehensif Musculoskeletal - bedah
Manaj. FT. Profesi Komprehensif Neuromuskular
Manaj. FT. Profesi Komprehensif Kardio Vaskulo Pulmonal
Manaj. FT. Profesi Komprehensif Keswan dan Ginekologi
Manaj. FT. Profesi Komprehensif Psikiatri
Jumlah
X
01.
02.
506C133
507C133
03.
04.
508C133
509C133
05.
06.
510C133
511C133
Manaj. FT. Profesi Komprehensif Olah Raga dan Kebugaran
Manaj. FT. Profesi Komprehensif Aktifitas Fungsional
Pemeliharaan Diri dan Rekreasi
Manaj. FT. Profesi Komprehensif Ergonomi dan Hiperkes
Manaj. FT.Profesi Komprehensif Tumbuh Kembang Anak
(Pediatri)
Manaj. FT. Profesi Komprehensif Lansia (Gediatri)
Manaj. FT. Komprehensif Isu Profesi
Jumlah
SKS
3
3
3
3
2
14
3
3
3
3
3
3
18
Makna penilaian skill Profesi laboratorium
berdasarkan Piramida Miller :
Tingkat kemampuan 1 : Mengetahui dan menjelaskan
Lulusan Fisioterapi memiliki pengetahuan teoritis mengenai
keterampilan ini sehingga dapat menjelaskan kepada teman
sejawat, pasien maupun klien tentang konsep, teori, prinsip,
maupun proses Fisioterapi, serta komplikasi yang timbul dan
sebagianya.
Tingkat kemampuan 2 : Pernah melihat atau pernah
didemonstrasikan
Lulusan Fisioterapi memiliki pengetahuan teoritis mengenai
keterampilan ini (baik konsep, teori, prinsip, maupun proses
Fisioterapi, serta komplikasi yang timbul dan sebagianya).
Selain itu, selama pendidikan pernah melihat atau pernah
didemonstrasikan keterampilan ini.
Tingkat kemampuan 3 : Pernah melakukan atau pernah
menerapkan di bawah supervisi.
Lulusan Fisioterapi memiliki pengetahuan teoritis mengenai
keterampilan ini (baik konsep, teori, prinsip, maupun proses Fisioterapi,
serta komplikasi yang timbul dan sebagianya). Selama pendidikan,
pernah melihat atau pernah didemonstrasikan keterampilan ini dan
pernah menerapkan keterampilan ini beberapa kali di bawah supervisi.
Tingkat kemampuan 4 : Mampu melakukan secara mandiri.
Lulusan Fisioterapi memiliki pengetahuan teoritis mengenai
keterampilan ini (baik konsep, teori, prinsip, maupun proses Fisioterapi,
serta komplikasi yang timbul dan sebagiannya). Selama pendidikan,
pernah melihat atau pernah didemonstrasikan keterampilan ini, dan
pernah menerapkan keterampilan ini beberapa kali di bawah supervisi,
serta memiliki pengalaman untuk menggunakan dan menerapkan
keterampilan ini dalam konteks praktek Fisioterapi secara mandiri.
GELAR


Gelar S1 FT
Gelar Profesi
= S.Ft
= Physio
Kepustakaan
1. Hogesschool van Amsterdam (2001), Sector Gezondheid Szorg, Afdeling
Fysiotherapie, Amsterdam Nederland.
2. Benchmark Statement Healt Care Program Physiotherapy (2001), The
Quality Assurance Agency for Higher Education, South gate House UK.
3. Faculty of Health Sciences (2003), The University of Sydney.
4. The University of Melbourne (2001), School of Physiotherapy Melbourne.
5. WCPT (2003), Moving Physical Therapy, Forward London
6. WCPT (1995), Declaration of Principle and Position Statements, UK
7. BPPSDM, Depkes (2003), Kurikulum Pend. D. IV Fisioterapi Depkes.
8. Konsil Kedokteran Indonesia (2006), Standar Kompetensi Kedokteran,
Jakarta.
9. Departemen Pendidikan Nasional (2003), UU Sisdiknas, Jakarta.
10. Kepmenkes RI No. 1363 (2001), Registrasi dan Izin Praktek FT, Jakarta.
11. Kepmenkes RI No. 376 (2007), Standar Profesi Fisioterapi, Jakarta.
12. New Zealand (2001), Component Competence of Physiotherapy
Curriculum, New Zealand.
13. SKB Mendiknas – Menkes No. 3/U/SKB/2001 dan No. 232/Menkes –
Kesos/ SKB III / 2001 tentang Pendidikan Profesi Bidang Kedokteran.
14. SK Mendiknas RI No. 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan
Tinggi.
SPESIALISASI
Konfederasi dunia untuk fisioterapi (WCPT)
menegaskan adalah hak tiap anggota organisai untuk
membuat kebijakan nasional yang mengijinkan
praktek spesialis bila menurut pertimbangan mereka
menguntungkan bagi masyarakat dan profesi dengan
mendorong peningkatan standar fisioterapi.
Fisioterapis spesialis adalah fisioterapis yang
dapat menunjukkan kemampuan klinis tingkat
lanjut, dengan memenuhi syarat - syarat secara
memuaskan,
Prosedur yang diperlukan dan syahkan secara
formal pengetahuan dan ketrampilannya oleh
organisasi anggota atau badan I lembaga
akreditasi.
WCPT mengharapkan pemaduan dan penyelarasan
pengembangan praktek spesialis dengan mengambil
definisi dan acuan sebagai berikut:
Fisioterapi spesialis adalah aplikasi lanjut dari
kewenangan klinis yang dilakukan fisioterapis yang
qualified pada area praktek tertentu dalam lingkup
aktivitas yang diakui sebagai fisioterapi.
.
Wewenang klinis tingkat lanjut ini menunjukkan
suatu pengetahuan dan ketrampilan yang
melampaui/melebihi syarat yang diperlukan
untuk melakukan praktek dasar profesi.
Profesi spesialis adalah yang {disarankan) dituju
secara formal oleh praktek fisioterapi yang diakui
oleh organisasi anggota yang didalamnya
memungkinkan fisioterapis untuk
mengembangkan dan menunjukan pengetahuan
dan keterampilan pada tingkat yang lebih
tinggi.))Kualifikasi
OTONOMI
Elemen sentral dari otonomi adalah
terjaminnya seorang fisioterapis bebas untuk
melakukan keputusan profesional (profesional
judgement) dalam meningkatkan (promotion)
kesehatan, mencegah (prevention) dan
pemeliharaan serta penyembuhan klien dalam
batas pengetahuan yang didapat dan
kompetensinya.
Secara luas, tindakan fisioterapis adalah tanggung
jawab fisioterapis secara individu, yang disertai
oleh keputusan profesi mereka yang tidak dapat
dikontrol atau dikompromikan oleh pegawai,
orang dari profesi lain atau lainnya.
Sebagai pembatasan otonomi profesi yang benar,
profesi fisioterapi mempunyai tanggung jawab
yang berkesinambungan untuk mengaturan diri
(self regulating)
FISIOTERAPI GLOBAL
A DOCTOR’S REFERAL
IS NOT NECESSARY TO ATTEND
THIS PRACTICE AS A PRIVATE PATIENT.
Dimana bila secara legal (hukum) atau etik diperlukan
surat pengantar untuk memulai pelayanan fisioterapi,
surat rujukan harus hanya berisi informasi medis yang
penting.
Fisioterapis harus kualified dan profesional yang
diperlukan untuk melakukan pemeriksaan
komprehensif terhadap klien, menformulasikan
diagnosa fisioterapi, merencanakan dan melakukan
pengobatan yang tepat, mengevaluasi hasil pengobatan
dan menentukan rencana selesai pengobatan.
HUBUNGAN DENGAN DOKTER
( MEDICAL PRACTIONERS )
Fisioterapi dikenal sebagai profesi tenaga/ pelayanan
kesehatan yang bekerja secara terbuka dan
berkedudukan sama secara profesional dengan dokter
dalam melakukan perawatan terhadap klien.
Dalam perkembangannya, di beberapa negara
fisioterapi mendapatkan status kontak pertama
(berhubungan langsung) dimana rujukan dokter tidak
menjadi suatu keharusan secara legal atau menurut etik
sebelum melakukan layanan fisioterapi.
KODE ETIK FISIOTERAPI


Physical therapist work within the ethical principles
detailed in a code of ethics published by their
profesional organisation. In Member Organisation
of WCPT, this code must be consistent with WCPT’s
ethical principles.
Fisioterapi bekerja dengan tuntunan prinsip-prinsip
etika yang dirinci sejara jelas pada kode etik profesi
yang dikeluarkan oleh organisasi profesi . Sebagai
anggota WCPT, kode etik profesi fisioterapi harus
sejalan dengan prinsip-prinsip kode etik yang
dikeluarkan oleh WCPT.
Kode etik Profesi Fisioterapi
Tap.Konas IFI. VIII . Thn. 2003. ( 7 butir )
Pendahuluan : K.E.F. adalah Tatanan perilaku seorang Fisioterapis yang
bertujuan untuk memelihara martabat dan integritas profesi fisioterapi,
mengutamakan kepentingan klien/pasien, kpd pihak yang membutuhkan.
Untuk menghindari hal-hal yang dpt terjadi di kemudian hari, maka anggota
IFI dlm melayani hendaknya ( kesimpulan) :
1. Menghargai hak dan martabat individu
2. membantu siapa saja yang membutuhkan pelayanan sec.prof
tanpa diskriminasi
3. Memberikan pelayanan prof. sec. jujur, kompeten & bertjwb
4. Mengakui batasan & kewenangan profesi & hanya memberi
kan pelay dlm lingkup profesi FT.
5. Menjaga rahasia Pasien/klien yang dipercayakan kpdnya
6. Selalu memelihara standar prof, serta meningkatkan penge
tahuan dan keterampilan
7. membei kontribusi dlm perencanaan & pengembangan pelay demi pening
katan derajat kes. Individu dan masyarakat.
KEF. I. Menghargai Hak dan Martabat Individu
1. Hak Pasien / Klien ada 6 butir
2. Hak Fisioterapis ada 5 butir
- Mandir –Rasa bebas dan aman – bekerjasama dgn TS
- menolak melakukan interfensi jika dipandang tdk baik bagi
pasien/klien
- Jasa yang layak dan pelay profesional.
3. Hak Profesi IFI ada 4 butir
- Loyalitas anggotanya, dan melindungi anggotanya
- Norma baik dan menolak pelecehan dari siapapun
- Pengajaran FT. yang berkualitas, kompeten edan berpenga
laman di bidangnya
- praktek FT yang prof. dan menolak digurui sec.semena-mena disiplin
lainnya dalam bid FT.
KEF. II. Membantu siapa saja yang mem
butuhkan pelay FT. tanpa diskriminasi
KEF. III. Memberikan pelay FT. profesional, jujur
kompeten dan bertanggungjawab
a. Taja Profesi
b. Taja Organisasi Profesi
KEF. IV. Mengakui batas dan kewenangan profesi dan
hanya memberikan pelay dlm lingkup prof
FT.
KEF.V. Menjaga rahasia individu yang dipercayakan kpdnya
KEF.VI. Selalu memelihara standar prof dan meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan FT.
KEF.VII. Memberikan kontribusi dlm perencanaan dan pengem
bangan pelay u/ meningkt derajat kes. Indiv 7 masy.
Kesimpulan






Fisioterapi profesi yang mandiri
Mempunyai otonomi yang tak dapat diganggu gugat oleh profesi lain,
seperti kemandirian profesi medis dan kesehatan lainnya misalnya
dokter, dokter gigi.
Dengan demikian Fisioterapi mempunyai tanggung jawab dan tanggung
gugat dalam menjalankan tugasnya.
Bukan hanya dalam dimensi penyembuhan dan pemulihan tetapi
pemeliharaan, pencegahan, peningkatan kesehatan.
Berperan bagi kehidupan manusia mulai sejak dari pra konsepsi, janin,
proses pra - pasca kelahiran, anak, bayi, balita, remaja, dewasa, usia
produktif, dan usia lanjut
Perkembangan Fisioterapi didasari oleh perkembangan ilmu Fisioterapi
yang dikembangkan dari penelitian-penelitian ilmiah.
Sepanjang memakai
istilah Fisioterapi
harus mengikuti kaidah
universal
Masa depan anda ?
Thailand
1 : 15.000 penduduk
di Indonesia
1 : 200.000 penduduk
Kesempatan melanjutkan pendidikan
Lebih mudah mencari pekerjaan
Pendidikan lanjut di LN sampai S3
Insya Allah di Indonesia
Kebutuhan Fisioterapis








Rumah Sakit 12.000 0rang
Di Luar Rumah Sakit ?
Liberalisasi dan demokratisasi Pel. Kes.
Penyakit modern
Kecelakaan
Kesehatan wanita
Praktek Privat
Dukun Modern ?
How ?


Belajar dengan tekun
Membuka wawasan






Rajin Membaca majalah
Internet
Lihat Video
Berkesinambungan
Jadilah bagian dari perjuangan
Fighter fights no end
Modalitas Fisioterapi
1.
Hight Frequency Current (HFC) 27 Mhz :
Fisika Dasar :
- Arus AC, Ocillasi
- External Kinetics Energy (EKE)
- Energi Electro Magnetic (EEM)
- Medan Electro Magnetic (MEM)
Biofisika :
- Internal Kinetics Energy ( IKE)
- Mobilisasi : Ionen, Benda Dipols, Benda Isolator
- Perubahan suhu /temperatur jaringan ( panas )
Neuro Fisiologi :
- Pain depressor sampai netralisasi Noxe sensory
Nerve Ending
- Gait Controll
- Sedative effect perubahan suhu jaringan
HasiI
-Efek
Indikasi
1. Efek fisiologis : Peningkatan : metabolik 13 %, Elastisitas
jaringan 5 – 10 kali lebih baik,Relaksasi jar,konduktivitas
saraf.
2.Terapeutik : Mengurangi Nyeri, > Sirkulasi darah,atasi
spasme otot
Kontra Indikasi :
Fixasi Logam, Infeksi aktif, Tumor maligna,kond mudah
berdarah,sendi belum usia 18 thn, pend inkooperatif
2. HFC, Microwave Diathermy ( MWD ) 24,50 Mhz.
Fisika dasar, Biofisika, Neurofisiologi,
Efek- Indikasi dan kontra indikasi,
idem dgn SWD, kecuali penetrasi MWD
lebih dangkal ( 3 cm ) dan lebih terpu
sat pd jar otot dan jar banyak cairan.
3. Ultra Sound Therapy: a. Fisika dasar
- Alat khusus barium titanat
- Piezo Electric, Rare fractio-comp
ression, memproduksi gel suara
>20.000 Hz.
- Micro massage/Mecanical Effect
- Efek perub suhu dan Biomekanik
b. Biofisika :
- The reverse piezo electric effect
dlm jaringan
- Timbul efek suhu dan efek biome
kamik dlm jaringan
c. Neurofisiologi :
- Micro Tissue Damage (MTD)
> Iritasi lokal – segmental
> Efek vascular dan cellular “ P”
- Neurogenic inflammation
d. Hasil
- Efek Fisiologi : Metabolik,sirkulas darah
- Efek terapeutik : relaksasi, sequnder pain dumping, atasi
lengket antar jaringan, collagen forming proses reparasi jar
cedera.
- Dampak/Kontra indikasi : Kondisi mudah berdarah,
t.malligna, Logam fixasi, Infeksi aktif, cedera jar sebelum 1x24
jam.
4. Interferensi Therapy
a. Fisika dasar :
- Arus AC. frekuensi 4250 Hz (Med)
- 2 sumber arus frek berbeda saling
bersuperposisi, membentuk frek
baru bersifat linear.
- Penetrasi cukup dalam.
- AMF. depolarisasi saraf
- Kedalaman Modulasi Linear
superposisi,
dinyatakan dg % (membentk
grs diagonal)
b. Biofisika :
- Frek.baru linear supeposisi beriteraksi dgn jar.exitable
(potensial aksi otot dan tipe saraf bermyelin tebal)
- Sensory Nerve ending Noxe tertutup,tdk menangkap
macrofak & neurotransmitter reaksi radang.
- Kedalaman efek,trgtng AMF, Modulasi
- Metode aplikasi 2 & 4 pad
c.Neurofisiologi :
- Pain depressor sampai netralisasi noxe sensory nerve end
- Gait controll
d. Hasil 1). Efek : - Fisiologi
> Relaksasi jaringan menurun
> Sirkulasi darah dan metabolik >baik
-Terapeutik :
> Kuantitas dan kualitas nyeri turun
> Spasme jaringan otot
> Healing process cepat terjadi
2). Dampak/kontraindikasi :
- Allergi arus litrik (jarang)
- Logam fixasi yang terjangkau.
5. Galvano Therapy :
a. Fisika dasar :
- Arus rendah searah ( DC)
- None frequens
- Durasi 0,1 – 3 ms.
b. Biofisika :
- Penetrasi Superfisial/tanpa freq.
- Chemic effect nyata : hypersensasi,
hyperaemi, rasa panas, sedikit gata
tal di kulit.
- Kontraksi otot dan vasodilatasi >
nyata
c. Neurofisiologi :
-Stimulasi A gamma dan A alfa via motor point motor unit
d. Hasil :
> Efek Fisiologi berupa tonus dan kontraksi otot
Vasodilatasi pembuluh darah,efek sensasi
Efek Terapeutik : memelihara sifat fisiologi otot
berupa kontraksi otot, Ionto phoresis,
melancarkan sirkulasi darah superfisial
> Dampak : allergi stimulasi arus listrik (jarang)
6.Faradic Therapy
a. Fisika dasar :
- Arus bolak-balik freq rendah
(AC)
- Frequensi < 50 ma
- Durasi 0,1- 3 ms
b. Biofisika :
- Penetrasi superfisial (bawah
kulit)
- Chemical effect tidak nyata
(AC)
- Kontraksi
otot,vasodilatasi,netral Noxe
c. Neurofisiologi :
-Stimulasi A gamma- A alfa via motor point
motor unit
- Stimulasi tipe saraf bermyelin tebal
dan
d. Hasil :
> Efek Fisiologis : Meningk.metabolik/sirkulasi darah
pelihara sifat fisiolog otot/tonus-kontraksi
vasodilatasi, rileksai otot
> Efek terapeutik :meningkatkan tonus dan kekuatan
otot , dapat mengurangi nyeri
> Dampak : Allergi arus listrik (jarang)
7. Trubert Current ( arus 2-5)
Modifikasi Galvao-faradic current, chemic
effect lebih dominan,terutama reaksi
imflammasi untuk proses reparasi jar
sup.fisial
8. Dyadinamic Current
a. Fisika dasar :
- Modifikasi arus faradic ( AC ) menjadi
DC dlm : bentuk
arus, Frequency dan Durasi
- Frequency 50 Hz, Durasi 1-10 ms
- Continu, dan Interremittens
b. Biofisika :
- Midle penetrasi, chemical effect sedkit, lebih comfort
- Fariasi Freq,durasi, continu dan interremittens mendukumg
dominasi proses biofisika tertentu, seperti fasilitasi sensomotorik, tipe saraf tertentu dan reaksi kimia tertentu.
c. Neurofisiologi :
- Gamma loop : fasilitasi senso-motorik u.sensasi
dan kontraksi otot
- Homeostatic/Vasomotion system
-Pain depressor/ Gait controll
-d. Hasil :
> Efek Fisiologis : Meningk metabolik/sirkulasi
darah, pelhr sifat fisiologi otot via kontrasi dan
relaksasi, meningkatkan konduktivitas saraf,
> Efek terapeutik: Mengurangi : Nyeri, Spasme
otot,memperkuat otot
> Dampak
: Allergi arus listrik ( jarang).
9. Laser ( Light Amplification by Stimulated Emission and Radiation )
a. Fisika dasar :
- Melipatgdkan emissi radiasi : Helium,
Neon, Cobalt, dan CO2. dg spectrum
6,328 A dan IR Laser gelbg 9040 A
- Pancaran sinar merup loncatan parti
kel kecil ( Foton) dari satu electron
atom difasilitasi dengan sebuah energi
dlm pompa energi shg terjadi 3 hal :
1. absorbsi elektron, 2.energi/foton
3. emissi (quantum energi > besar)
- Koheren dan monochromatis
- Freq sangat tinggi shg laser ta. Ber
manfaat dan merusak
b. Biofisika :
- Freq tinggi memfasilitasi jar. Kls 1.laser tdk merusak, kls 2. merusak jar stlh
1000 ‘ kontak kls 3, radiasi langsung merusak mata dan kls 4.radiasi
langsung/tdk langsung, merusak mata dan kulit.
- Fungsi laser : Coagulasi jar, Pemotong jar, danBiostimulasi Jar : merubah
ketegangan membran sel (freq oscillasi membran cell), Ion Ca+ bebas shg
merangsang prostaglandin dan algogenic u.normalkan cedera jar via reaksi
radang/osnteking reatie
c. Neurofisiologi :
- Micro Tissue Damage u/ reparasi proses
- Sintese ATP-> ADP memacu Ferric sulphide redox system dlm mitochondria
shg sel sel magrophage, sel schwann dan firocytes-> efek terapeutic ( Laser
Catalyzed Reaction)
- Pain depressor (aktivitas endhorpin dan penurunan oedem karena sirkulasi
darah lancar)
d. Hasil : > Efek fisiologis 1. metabolik/ V.dilatasi darah.2.relaksasi
> Efek Terapeutik : 1. Reparasi radang, 2. Mengurangi Nyeri,
3. mengurangi spasme otot superfisial,4 sirkulasi
> Dampak : Merusak jaringan jika salah menerapkan, Allergi sinar laser
(jarang).
10. Sinar Infra Merah (IRR).
a. Fisika dasar :
- Glbg Electromagnetic 7.700 – 4 juta A.
- Glbg panjang 12.000 – 15.000 A, penetrasi 0,5 mm (sup.ficial
epidermis), glb pendek 7.700-12.000 A penetr subcut,
capiler,lymfe,ujungsaraf dan jar bawah kulit, 4 sumber IRR :
M.hari 20.000 - 7.700 A (80%), Plain carbon Arc idem,
Air cooled mercury vapour lamp (52 %), Kromayer lamp
diabsorbsi air (60 % UV, 40 % Visible.
- Hukum hukum penyinaran (pemantulan, pembiasan, quadrat
jarak terbalik, penyerapan, Quantum Energy penetr berbadg
lurus dg freq). Generator Non Luminous 100 % IRR,
Luminous campuran visible radiant.
b. Biofisika :
- Glbg pendek penetrasi > dalam, diabsorbsi kulit  panas setempat, sub cutan, reaksi saraf dan
sudorifera, reaksi otot, dan kulit
c. Neurofisiologi : Pain depressor, Homeostatic Vasomotion, vasilitasi tipe saraf II.
d.. Hasil :
> Fisiologis : Metabolik,vasodilatasi pemb darah, temperatur tubuh,ventilasi kulit/
keringat, rileksasi otot supficial,konduktivitas saraf,pigmentasi
> Terapeutik : sirkulasi daran, < tonus otot,pain less, < oedem.
> Dampat : Destruksi jaringan kulit ( Combutio ), keratitis jika kontak langsung mata
11. Ultra Violet Therapy
b. Biofisika :
- idem IRR
- Reaksi kulit
c. Neurofisiologi
- Homeostatic Vasomotion
- Micro tissue damage ( MTD)
a. Fisika dasas :
- glbg electromagnetic 100-380 nm,
M.hari 76-300 nm sapai bumi,> 300,
diserap atmosfir,glbg pendek 100290 nm, 3 tipe UV : A, 315-380 nm,
B. 280-315 nm, C. 100-2800 nm
- Produksi UV : Arus litrik , tekanan
gas dlm tabung rendah,Ionisasi gas
dlm tabung
- Hukum hukum penyinaran,desain lampu
UV hampir sama IRR.
d. Hasil
> Fisiologis :V.dilatasi, Erithema kulit (E1-E4),
Penebalan epidermis,desquamatio, Pigmentasi
kulit,pembentukan vit D (270-310 nm)
hasil
reaksi 7 dehydro cholesterol u.metab Ca dan
phosfor dlm usus halus,Esophylactic effect
yakni reaksi kulit o/UV merangsang turunnya
S.R.E u/ > anti radang
> Terapeutik : Metabolik/sirkulasi darah,abitic rays
(membunuh kuman di kulit), regenerasi kulit via
repair hormon ke kulit,> daya tahan kulit, perbaiki
tulang, Counter irritasi u/ < nyeri dan general tonic
effect ( + nafsu makan, tidur baik,+ metabol
> Dampak : Descuammatio berlebihan, combutio,
allergi UV.
12. Hydro Therapy
a. Fisika dasar
- Thermal : Panas, dingin
- Mekanika : daya gerak air
- Chemic : zat kimia dlm air
- Tekanan : daya apung,hyperbarik
- Perpindahan suhu : konduksi, kon
veksi, Radiasi, evaporasi
- Daya rekreasi air
b. Biofisika air :
- Reaksi jaringan tubuh : suhu, mekanik, kimia, tekananan
air dan daya kreasi air,
c. Neurofisiologi :
- Pain depressor, Homeostatic vasomotion,
- Sensomotoric integration
- Reciproke inchibition,rec fascilitation, cortical movement
d. Hasil



,
Fisiologi : Metabolik/V.dilatasi/constrition,rileksasi,konduk
tivitas saraf,sedatif/analgsic, >fundamental motor
skill,cardiorespiratory function
Terapeutik :
Sirkulasi darah Pain less,< spasme otot,mengobati ggn. motor
skill, > LGS, menyembuhkan penyakit kulit tetentu
Dampak :
Takut air, misskomunikasi pada pasien non kooperative
13. Exercises Therapy
a. Fisika dasar :
- Posisi
- fasilitasi
- Gerak
- limitasi
- Fasilitasi
- lingkungan
- karakteristik individu & psikosomatis
b. Biofisika :
- Reaksi : Posisi, gerak, fasilitasi,
lingkungan & karakteristik indiv
c. Neurofisiologi :
- Pain depressor, homeostatic Vasomotion
- sensomotoric intergration
- reciproke ichibition, rec.fascilitatin, Cor
tical movement,- Respon mekanikalsar
komer &myofibrilstrecth ke resting
length menurunkan tighness otot.nyeri
- Respons Neurofisiologi ;
Stretchsensorik mekanikal reseptor
musc. spindle & golgi tendon menginhibisi
impuls nyeri o/ nosiceptor nyeri turun.
- Gate Control Theory :
a Impuls serabut saraf diameter kecil, dgn NAR tinggi membuka
pintu gerbang impuls nyeri di lamina gelatinosa C.Post MS.
memfasilitasi impuls nyeri ke tingkat SSP.
b Impuls ser.saraf dim.besar (mekanoseptor) dgn NAR rendah
menutup pintu gerbang.
c Mecanical effect o/ passive stretcing mengembalikan elastisi
tas Sarcomer shg nyeri menurun dan kontraktur teatasi, bersa
maan dgn Neurofisiologis effect o/ PM, memfasilitasi musc
les spindle & golgi tendon (mecanoseptor) menginhibisi im
puls nyeri oleh serabut otot berdiameter kecil /bermyelin tipis
shg nyeri menurun
d. Hasil :
> Fisiologi : Peningkt Fundamental Motorskill ; Strength, Speed,
Agility, Coordination, Power, Muscular endurance, Cardio
respiratory function( VO2 Max), Flexibility, Balanc, Accuracy
Health for Sport , peningkt Vasodilatasi,Rileksasi, Kondukti
vitas saraf, Sedatif/analgesic, > kesehatan dan kebugaran tbh.
> Terapeutik : Mengobati gangguan Fundamental motorskill,
sirkulasi darah, Pain less, mengatasi spasme otot, > ROM ,
mecapai tujuan paradigma sehat.
> Dampak : Fatic, Muscle sprain, strain, Rupture, Fracture,
sudden death dan atau tanpa manfaat ( jika salah dosis ).
Say : Physiotherapy is no day without Exercise.
LAPANGAN KERJA FISITERAPIS
1.PNS : - Pengelola Fisioterapi RS, sesuai jenjang profesi FT.
- Pengelola diklat FT. RS, sesuai jenjang profesi, Depkes
- Pengelola FT.Ergonomi/RS, Dep.Perindustrian
- Pengelola FT.Olah Raga, Depdiknas
- Pengelola FT. Klinik/RS, Dep.Perhubungan Laut-Udara
- Pengelola FT/guidance Dep.Pariwisata
- Pengelola FT.Klinik Lembaga Tinggi Negara (DPR)
- Dosen/staf pengajar Institusi Pendidikan
2. ABRI/POLRI :
- Dinas ABRI/POLRI pangkat Letnan
- Pengelola FT. Klinik/RS. TNI/POLRI
3. Swasta :
- Pengelola FT.Klinik/RS Swasta
- Pengelola FT. Olah-Raga Koni
- Fisioterapis berbagai Klub Olah-Raga
- Praktek berkelompok dengan disiplin lainnya
- Dosen/staf pengajar institusi Pend.Swasta
4. Praktek Mandiri :
- Praktek Mandiri berkelompok dengan FTs. Lainnya
- Fisioterapis Keluarga
- Praktek Mandiri Individu
Semoga sukses demi masa depan anda