(KKLD) Kofiau - RarePlanet.org

Download Report

Transcript (KKLD) Kofiau - RarePlanet.org

Taman Pulau-pulau Kecil Daerah Raja
Ampat
Luas Wilayah : 1.148.700 Ha
Tediri dari 6 kawasan konservasi
1. Ayau – Asia  101.400 Ha
2. Wayag
 155.000 Ha
3. Teluk Mayalibit 53.100 Ha
4. Selat Dampier
 303.200 Ha
5. Kofiau
 170.000 Ha
6. Misool

366.000 Ha
KEANEKARAGAMAN HAYATI
Habitat yang unik :
 Terumbu karang tepi, penghalang, taka, laguna dan cincin
 Mangrove, lamun, pantai berpasir
 laut yang dalam, selat sempit dan dalam

510 jenis ikan, 292 jenis karang keras - 67 genera
 12 jenis paus dan lumba-lumba, 3 jenis penyu
 ketam kenari, pari manta, duyung, moluska (lola,
kima, bia, dll), udang
Draft Zonasi
Usulan :
TUZ 1,2,4 = Zona Pemanfaatan Tradisional Masyarakat
TUZ 3 = Zona Ketahanan Pangan dan Pariwisata
NTZ 4+5 = dibagi 2 dengan mengakomodasi adanya rumah berlabuh
dan petani kelapa yang biasa mancing ikan untuk makan
GUZ = Zona Perikanan Berkelanjutan dan Budidaya, luasan dikurangi
lokasi antara Boo dan Kofiau dimasukkan dalam Zona Pemanfaatan
Tradisional Masyarakat
KONDISI SOSEK
Terdiri 2 pulau besar yaitu, Kofiau dan
Pulau Boo.
Luas lokasi dalam hektar: 170.000 ha,
perkiraan besarnya populasi : 2.345 Jiwa
Masyarakat Kofiau merupakan
masyarakat yang homogeny. Mereka
dikenal sebagai suku Beser, yang berasal
dari Biak, sekitar 90 % dari jumlah
penduduk Kofiau. Suku lainnya, yaitu
pendatang dari (suku Menui) dan suku
lainnya di Papua. Mayoritas masyarakat
memeluk agama Kristen protestan.
Wilayah ini terdiri dari 1satu distrik
dengan 4 kampung yang semuanya
berada didalam kawasan konservasi laut.
BOM
PENAMBANGAN
KARANG
POTASIUM
PENANGKAPAN
BERLEBIHKAN
ILLEGAL FISHING DAN PENANGKAPAN
SATWA YANG DILINDUNGI






Membentuk UPTD
Melaksanakan Patroli
Memberi Bantuan Sarana Prasana Perikanan
Tangkap,Budidaya dan Lain -lain
Pemantauan biologi dan pemanfaatan sumberdaya
Advokasi Pengembangan Kebijakan
Perencanaan Zonasi
“Konservasi tidak dapat berhasil
tanpa mengubah cara
masyarakat berhubungan dengan alam”
Maka
salah
satu
konsep
Teori
perubahan RARE untuk mendukung
rencana pride.
A + K + IC + BR  BC  TR CR
Pada akhir kampanye tahun 2014, jumlah
biomassa ikan di No Take Zone
(Wamei,Gebe,dan Boo besar) di KKLD Kofiau
tidak mengalami perubahan berdasarkan data
dasar tahun 2011.

Pada tahun 2014, tidak ditemukan lagi
kegiatan ‘destructive fishing’ di 3 daerah no
take zone (Wamei,gebe dan Boo besar) di
KKLD Kofiau.

Pada akhir kampanye di tahun 2014,
masyarakat local di KKLD Kofiau
sudah tidak melakukan penangkapan
ikan dengan alat yang tidak ramah
lingkungan dari X% berkurang menjadi
Y%
Memperkuat kelompok masyarakat/nelayan
dan kelompok masyarakat pengawas dalam
kegiatan Patroli Kampung.
Membuat peraturan Kampung bersama masyarakat
serta memasang Tanda batas pada 4 no take zone
di Kofiau.
Mata pencaharian Alternatif budidaya ikan kerapu
yang bibitnya diberikan oleh DKP sehingga
masyarakat
yang dapat mengurangi tekanan
terhadap sumberdaya.
Memperkuat kegiatan Bertani Kopranya dengan
menyediakan pasar.
Interpersonal Communication
Terjadi pembicaraan di kampung-kampung, kalau penangkapan dengan
alat yang ramah lingkungan jauh lebih bermanfaat untuk perikanan di masa
akan datang
Masyarakat sudah mendiskusikan tentang tanda batas kawasan konservasi
dan jenis-jenis zona yang ada di dalam kawasan
Masyarakat selalu berdiskusi tentang manfaat terumbu karang dan
dampaknya ketika terumbu karang rusak akan berpengaruh terhadap
Biomasa ikan


Rasa memiliki wila-yah konservasi se-hingga
timbul kesa-daran untuk berpar-tisipasi
menjaga dan melindungi kawasan
Sikap pasif berubah menjadi proaktif dalam
mendukung pemanfaatan sumberdaya laut
yang ramah lingkungan
Kualitas
Terumbu
Karang
Menurun
• Hilangnya nilai ekonomi kesejahtraan
masyarakat
• Hilangnya jaminan makanan dan
pekerjaan untuk masyarakat pesisir
 Tokoh
adat
 Tokoh Agama
 Tokoh pemuda
 Pemerintahan Kampung
 Pemerintahan Distrik
 Nelayan

Organisasi konservasi yang memiliki
peran di lokasi ini termasuk diseluruh
kabupaten Raja Ampat antara lain :
TNC, Conservation International
Indonesia (CII), WWF, Balai Besar
Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah
II (BBKSDA II) Papua Barat, Dinas
kepalutan dan Perikanan kabupaten
Raja Ampat,UPTD, Pemerintah
kabupaten Raja Ampat.