anis.sida bengkulu

Download Report

Transcript anis.sida bengkulu

ANIS
•
Keseluruhan proses dalam satu
sistem untuk
menumbuhkembangkan inovasi
yang dilakukan antar institusi
pemerintah, pemerintah daerah,
lembaga keltbangan, lembaga
pendidikan, lembaga penunjang
inovasi, dunia usaha, dan
masyarakat di daerah (Peraturan
Bersama Menegristek dan
Mendagri no 03/2012 dan no
36/2012)
SINERGI
ABG + C
1. Implementasi Peraturan Bersama antara Kemendagri
dan Kemenristek tentang SIDa
2. Komitmen dan konsensus pemda yang dituangkan
dalam bentuk regulasi di daerah;
3. Membangun interaksi antar aktor di daerah;
4. Memperkuat kapasitas Balitbangda/Terkait (level
Provinsi);
5. Menentukan fokus unggulan daerah
6. Jangka menengah – panjang  Konsentrasi pada
peningkatan kompetensi daerah; pertumbuhan
perekonomian daerah
struktur
kultur
• Meningkatnya Kesadaran Iptek
• Apresiasi kreativitas dan inovasi
o Membentuk Tim, SC
o Aktor kunci dan
koordinator
o VISI dan MISI
o Tujuan dan Sasaran
o Membentuk
Organisasi
o Sosialisasi
o Memelihara
konsensus dan
komitmen
o Pendalaman dan
pengembangan
program
o Melembagakan
proses menjadi
sebuah sistem
inovasi
o Perluasan jaringan
kerjasama
KOMITMEN
PEMETAAN
o Pemataan Tingkat Kematangan
 ANIS
o Analisa Kebutuhan dan
Dukungan Inovasi
o Analisis tren perkembangan
teknologi dan sektor
o Analisis Prioritas (Fokus dan
Lokus)
o Kapasitas Inovasi (SDM,
o Pendanaan Inovasi
SIDa
KEBERLANJU
TAN
PENYUSUNAN
STRATEGI
UNGGULAN
DAERAH
o
o
o
o
Dialog dg pemangku kepentingan
Analisis kebutuhan dan dukungan teknologi
Organisasi, penanggungjawab dan “CHAMPION”
Difusi dan diseminasi teknologi
o Penyusunan
Masterplan dan
Rencana Aksi
o Penyusunan
Dokumen RPJMD,
RPJPD
Terbentuknya Tim SIDa dg SK Gubernur
MoU/Kerjasama?
Peta Kematangan SIDa
Base Line Data Kebutuhan SDM dan Iptek
Road Map SIDa :
• Rencana Aksi (Penetapan Prioritas
SIDa, Sosialisasi ke masyarakat dan
industri)
• Dukungan Iptek
• Dampak kontribusi Iptek
Anis adalah alat atau tools untuk menakar kematangan suatu
daerah dalam melaksanakan Sistem Inovasi Nasional atau
Daerah. Analisa dilakukan melalui metode survey dengan
penyebaran kuesioner. Responden terdiri dari tiga unsur ABG.
Akademik, Bisnis dan Government.
Tujuan :
Memperoleh data dan informasi yang akurat, lengkap dan
terpercaya tentang potret sistem inovasi untuk perumusan
kebijakan dalam hal inovasi nasional/daerah.
Pengisian harus sesuai dengan keadaan atau kondisi saat ini.
Bukan kondisi ideal yang diinginkan.
Berbagai Metode Analisa
Lisbon
Diamond
Review
OECD Review of
National Innovation System
Kelebihan
Kelemahan
Bukan sekedar alat ukur, namun sekaligus alat untuk KUALITAS ANALISA sangat
mencapai KONSENSUS dalam menentukan langkah- bergantung pada KUALITAS
langkah penguatan Sistem Inovasi Nasional
RESPONDEN
Mampu memberikan rekomendasi dan menetapkan
SKALA PRIORITAS terhadap apa yang perlu
dikerjakan
Membutuhkan biaya yang relatif sedikit
Dapat diterapkan baik di negara berkembang
maupun negara maju
Dapat diterapkan baik di tingkat nasional maupun
tingkat daerah
Mudah dipahami oleh para pembuat kebijakan
Hasil analisa dapat dibandingkan dengan negaranegera lain karena menggunakan parameter yang
sama
Keberhasilan sangat ditentukan
oleh KAPASITAS responden
karena ANIS merupakan alat
untuk mencapai KONSENSUS
Kebijakan
Perbandingan
Global
Competitiveness
Report
[World Economic
Forum]
Analysis Of National
Innovation System
[VDI|VDE|IT]
Perbandingan GCR & ANIS
GCR
ANIS
Obyek yang diukur
Daya Saing Negara
Tahap Kematangan Sistem
Inovasi Nasional
Sumber data
1. Data sekunder dari organisasi
internasional dan nasional
(kuantitatif & kualitatif)
Expert Opinion Survey
(kualitatif)
2. Executive/Bisnis Opinion
Survey (kualitatif)
Hasil
Benchmarking
Benchmarking dan
Rekomendasi Kebijakan
Klasifikasi
Ekonomi/Negara
Berdasarkan GDP
Klasifikasi GCR dapat
digunakan
Aplikasi
Dapat diaplikasikan di negara
berkembang
Dapat diaplikasikan di
negara berkembang
Topik Inovasi
Merupakan topik yang penting
(Pilar ke-12)
Merupakan fokus utama.
Perbedaan GCR terhadap ANIS
Cakupan GCR jauh lebih luas (world-wide)
GCR menggunakan data statistik (hard data)
GCR diperbarui setiap tahun
ANIS relatif lebih dalam menganalisa Inovasi
ANIS mendeduksi rekomendasi (GCR tidak)
ANIS mensyaratkan komunikasi yang intensif
dengan negara yang disurvey
Parameter yang diukur GCR & ANIS
(secara umum)
GCR
- institusi,
- infrastruktur,
- makroekonomi,
- efisiensi Pasar,
- efisiensi buruh,
- perkembangan pasar
finansial,
- ukuran pasar,
- business sophistication
ANIS
- Kebijakan dan regulasi pro
inovasi,
- klaster,
Inovasi
- R&D Foresight,
- Masterplan,
Kesehatan &
- pusat transfer teknologi,
pendidikan dasar
- taman teknologi,
- lembaga promosi bisnis,
Pendidikan tinggi
- intermediasi teknologi,
& Pelatihan
- inkubator,
- lembaga pendanaan,
Kesiapan teknologi
- program litbang,
- kerjasama internasional,
- Dukungan bagi Wirausahawan
PENGENALAN ANIS: GARIS BESAR
• Merupakan Expert Opinion Survey
• Mengidentifikasi faktor-faktor penentu tingkat
kematangan SINAS dan mengelompokkannya
menjadi tiga level:
• level makro (kebijakan inovasi),
• level meso (dukungan kelembagaan dan
program inovasi), serta
• level mikro (kapasitas inovasi).
• Tingkat kematangan pada setiap level
dipengaruhi oleh sistem yang telah terjalin dan
interaksi para aktor.
Guatemal
a
El
Salvador
Honduras
Brasil
Factor driven economies
Mesir
Syria
Jordan
Zambia
Indonesia
Namibia
Botswana
Afrika
Selatan
Transition economies
Efficiency driven economies
LEVEL MAKRO
Kebijakan
1.
2.
Kebijakan
Inovasi Nasional
1.
Kebijakan
Inovasi Daerah
3.
Master Plan
4.
Pelatihan dan
Pendidikan
5.
R&D Foresight
6.
Kebijakan
Klaster
7.
LEVEL MESSO
Kelembagaan Inovasi
Regulasi Inovasi
LEVEL MESSO
Program Pendukung Inovasi
Pusat Alih
Teknologi
1.
2.
Technopark
2.
Program Riset Dasar
3.
Inkubator Teknologi
3.
Program Riset Terapan
4.
Klaster
4.
5.
Lembaga Promosi
Bisnis
Skema Pendanaan
Bersama
5.
Penyedia Layanan
Inovasi
Upaya Pendampingan
STI
6.
Lembaga
Pendanaan Inovasi
6.
7.
Skema Pembiayaan
STI
LEVEL MIKRO
Kapasitas Inovasi
1.
Universitas
2.
Institusi Riset Dasar
3.
Institusi Riset
Swasta
4.
Inovator
5.
Investor Swasta
6.
Wirausaha
Dukungan
Kewirausahaan
7.
IKM Berbasis
Teknologi
7.
Program
Pengembangan
Klaster
8.
IB Berbasis
Teknologi
8.
Dukungan
Internasional
Contoh Pertanyaan
Determinan A1: Kebijakan Inovasi Nasional
A1.1. Pemerintah Indonesia :
• telah mengimplementasikan Kebijakan
Inovasi Nasional yang akomodatif bagi
pemangku kepentingan
4. Sangat setuju
3.Setuju
• tidak memiliki atau tidak menerapkan
kebijakan inovasi
1. Sangat setuju
2. Setuju
*) Terdapat ± 152 pertanyaan untuk menentukan nilai dari 30 Determinan AN
HASIL ANALISIS (1)
Hasil survey Workshop Sistem Inovasi Nasional 02.11.2010
dan Rakornas Ristek 08.12.2010
*) Guatemala, Mesir, Botswana, Syria
HASIL ANALISIS (2 - Gabungan)
Hasil survey Workshop Sistem Inovasi Nasional 02.11.2010
dan Rakornas Ristek 08.12.2010
*) Guatemala, Mesir, Botswana, Syria
Menentukan Portofolio Intervensi
Fokus pada
Determinan yang
berada di bawah
• Langkah ini opsional.
rata-rata
• Nilai sebuah Determinan
dibandingkan terhadap
rerata kelompoknya (misal:
makro).
• Determinan yang berada di
bawah rerata kelompok,
dipertimbangkan untuk
diintervensi.
1
Menentukan Effort Index
Menentukan Impact Index
• Di dalam Forum Discussion
Group, ditentukan
bersama-sama effort yang
dibutuhkan untuk
mengembangkan setiap
Determinan.
• Di dalam FGD, bersamasama ditentukan impact
yang diperkirakan akan
diperoleh setiap
mengembangkan sebuah
Determinan.
• Tiga parameter penyusun
Effort Index adalah:
• Besaran Investasi
Pemerintah
• Waktu yang dibutuhkan
• Kompleksitas
• Dua parameter penyusun
Impact Index adalah:
• Kekuatan dampak
• Waktu yang dibutuhkan
hingga dampak dapat
dirasakan
2
3
Memetakan Portofolio
Intervensi
• Gunakan nilai Index Upaya
dan Index Dampak dari
sebuah determinan sebagai
koordinat x dan y.
4
Fokus pada Determinan di bawah rata-rata
1
Memilih Determinan-Determinan yang relatif lemah
bila dibandingkan terhadap Determinan-Determinan
lainnya pada level yang sama.
Misal: pada level makro. Rerata kelompok
Determinan level makro digunakan sebagai
pembanding. Determinan-Determinan yang berada di
bawah rerata kelompok adalah fokus prioritas untuk
dikembangkan.
Langkah ini sifatnya optional. Kita memutuskan
bersama apakah akan memetakan seluruh
Determinan ke dalam portfolio intervensi atau hanya
Determinan-Determinan yang berada di bawah ratarata.
Determinan
di bawah rata-rata Kelompok (1)
Makro
Meso (Institusi)
Kebijakan
Inovasi
Nasional,
2.42
Kebijakan
Inovasi
Daerah,
2.31
Lembaga
Pendanaa
n, 2.32
Penyedia
Layanan
Inovasi,
2.28
Lembaga
Promosi
Bisnis,
2.33
Master
Plan, 2.44
Pendidikan
dan
Pelatihan,
2.28
Klaster,
2.24
R&D
Foresight,
2.35
Inkubator,
2.33
Kebijakan
Klaster,
2.44
Taman
Teknologi,
2.33
Regulasi
pro
Inovasi,
2.24
2.10
2.20
Pusat
Transfer
Teknologi,
2.23
2.30
2.40
2.50
2.15
2.20
2.25
2.30
2.35
Determinan
di bawah rata-rata Kelompok (2)
Meso (Program)
Dukungan
Kerjasama
Internasion
al, 2.42
Program
Pengemban
gan Klaster,
2.48
Dukungan
Kewirausah
aan, 2.27
Intermedias
i Teknologi,
2.27
Pendanaan
Litbang
Bersama,
2.29
Program
Litbang
Terapan,
2.20
2.00
2.10
2.20
Mikro
2.30
Perusahaa
n Besar,
2.46
Usaha
Kecil
Menengah
, 2.29
Wirausaha
wan , 2.13
Investor
Swasta,
2.22
Inovator,
2.13
Program
Litbang
Dasar, 2.45
Pembiayaa
n Science,
Technology,
dan
Innovation,
2.40
2.60
2.35 2.50
Institusi
Riset
Swasta,
2.37
Institusi
Riset
Dasar,
2.33
Universitas
, 2.42
1.80
2.00
2.20
2.40
2.60
Menentukan Index Besaran Upaya
2
Dalam forum diskusi, ditetapkan bersama-sama Index Besaran Upaya yang
dibutuhkan untuk mengembangkan setiap Determinan.
Index Besaran Upaya tersusun atas tiga komponen: a) Besarnya Investasi
Pemerintah yang dibutuhkan, b) lamanya waktu yang dibutuhkan, c) kompleksitas
yang terkait dengan upaya pengembangan Determinan tersebut.
Pengguna dapat juga menambah jumlah komponen penentu Index Besaran
Upaya atas kesepakatan bersama.
Setiap komponen penyusun index diberi bobot sebagai berikut:
a)
Besaran investasi Pemerintah: 1 = rendah, 2 = sedang, 3 = tinggi, 4 = sangat
tinggi
b)
Lama Waktu yang dibutuhkan: 1 = di bawah satu tahun, 2 = antara satu s/d dua
tahun, 3 = antara dua s/d empat tahun, 4 = lebih dari empat tahun
c)
Kompleksitas Terkait: 1 = rendah, 2 = sedang, 3 = tinggi, 4 = sangat tinggi
Penentuan Index Upaya
Menentukan Index Besaran Dampak
3
Index Besaran Dampak terdiri atas dua komponen:
a)
b)
Kuat-lemahnya dampak yang diperoleh
Cepat-lambatnya dampak tersebut dirasakan.
Besaran penentu Index diberi bobot sebagai berikut:
a)
b)
Kuat-lemahnya Dampak
1 = lemah
2 = sedang
3 = kuat
4 = sangat kuat
Cepat-lambatnya waktu hingga terasa dampaknya
1 = lebih dari 4 tahun
2 = antara 2 – 4 tahun
3 = antara 1 – 2 tahun
4 = kurang dari 1 tahun
Penentuan Index Dampak
Memetakan Portofolio Intervensi
4
Nilai Index Upaya dan Index Dampak dari sebuah
determinan digunakan sebagai koordinat x dan y
dalam diagram Portofolio Intervensi.
Index Upaya dan Index Dampak
Portofolio Intervensi
4.0
Kode
HIGH IMPACT
HIGH EFFORT
A7
LOW IMPACT
HIGH EFFORT
Rekomendasi Intervensi
A4
A7
C4
C6
A2
B1
B4
B6
D5
B4
B1
Effort Index
C3
C5
B6
D6
0
4
D7
D4
A5
LOW IMPACT
LOW EFFORT
HIGH IMPACT
LOW EFFORT
B7
B3
B2
B5
D3
D2
D1
D8
A1
A3
A6
C2
C1
C8
C7
Impact Index
C5
D5
D6
D7
Determinan
Regulasi pro
Inovasi
Pusat Transfer
Teknologi
Klaster
Penyedia
Layanan Inovasi
Intermediasi
Teknologi
Investor Swasta
Wirausahawan
Usaha Kecil
Menengah
Komitmen dan konsensus dari pemerintah daerah yang dituangkan
dalam regulasi daerah terkait dengan penguatan SIDa
Pemerintah Daerah harus membuat pilot project di satu wilayah
berbasis unggulan daerah tersebut dengan melibatkan secara
mendalam unsur masyarakat, perguruan tinggi dan swasta
Untuk menjaga keberlanjutan program, perlu adanya pengembangan
dan penguatan secara sektoral kompetensi unggulan daerah
Peran pemerintah daerah pada level propinsi dan kabupaten/kota perlu
didefinisikan secara jelas
Program yang dikembangkan oleh pemerintah harus disinergikan untuk
mendukung terlaksanakannya penguatan SIDa
Perlu keterlibatan sektor swasta untuk percepatan penguatan SIDa di
satu wilayah.
Terima
kasih