Viktimologi Pertemuan 10

Download Report

Transcript Viktimologi Pertemuan 10


Viktimologi adalah bidang ilmu pengetahuan
yang mengkaji aspek-aspek yang berkaitan
dengan korban dalam berbagai bidang
kehidupan dan penghidupannya.

Viktimisasi, dapat diartikan sebagai tindakan
individu yang dipengaruhi unsur-unsur sosial
masyarakat tertentu sebagai perwujudan dari
tidak adanya pengertian yang tepat tentang
manusia sesama kita yang menjunjung harkat
dan martabat, juga mencakup viktimisasi yang
diakibatkan oleh kebudayaan.

kebudayaan adalah hasil dari cipta, karya,
dan karsa.

jika dikaitkan dengan viktimologi,
beberapa kebudayaan di dunia dapat
menimbulkan viktimisasi

Dalam presentasi ini, akan dijelaskan
beberapa contoh konkrit budaya yang
menimbulkan viktimisasi ini.

Pengikatan kaki sudah dimulai sejak akhir Dinasti Tang (618-907).
Pengikatan kaki dilakukan dengan tujuan mempercantik kaki.
Namun, pada tahun 1911 melalui Revolusi Sun Yat Sen, tradisi
pengikatan kaki ini benar-benar dilarang.

Pengikatan kaki dilakukan dengan membalut kaki dengan ketat
menggunakan kain, melipat empat jari kaki ke bagian bawah
kaki dan menarik ibu jari kaki medekati tumit. Pembalut kaki
semakin diketatkan dari hari ke hari dan kaki dipaksa memakai
sepatu yang semakin kecil. Pengikatan kaki membuat siklus
darah tidak lancar sehingga dapat membuat daging kaki
menjadi busuk dan kaki dapat mengeluarkan nanah.

Viktimisasi dari pengikatan kaki ini adalah rasa sakit yang luar
biasa dan timbulnya infeksi karena pembusukan pada jari kaki
dan matinya kaki setelah tiga tahun. Tidak jarang proses ini
menimbulkan kematian.

Tujuan penggunaan korset adalah untuk merampingkan
pinggang dan menonjolkan payudara yang merupakan bentuk
tubuh yang sangat diidamkan.

Cara kerja korSet adalah dengan menekan ‘bagian yang
berlebih’ ke arah tubuh bagian dalam hingga kadang
menggangu letak organ bagian dalam dan pada akhirnya
menimbulkan kesakitan yang luar biasa. Tidak jarang banyak
wanita sampai pingsan karena penggunaan korset terjadi
karena tekanan yang luar biasa pada dada dan paru-paru
sehingga oksigen tidak bisa didistribusikan dengan lancar ke
seluruh tubuh, bahkan bisa sampai menimbulkan kematian.

Viktimisasi dari penggunaan korset ini adalah penyiksaan diri
wanita demi status sosial di masyarakat, tak terkecuali bagi
wanita hamil, yang pada akhirnya dapat menimbulkan
gangguan letak janin bahkan keguguran.
Berdasarkan WHO information fact
sheet No.241 June 2000, FGM
merupakan semua prosedur termasuk
pengangkatan sebagian atau seluruh
bagian dari organ genital perempuan
atau
tindakan
melukai
lainnya
terhadap organ genital perempuan
baik untuk alasan budaya, agama,
atau alasan lainnya yang tidak
berkaitan dengan penyembuhan
Prosedur :
 Seorang perempuan disuruh duduk di dalam air dingin untuk mematikan
rasa di daerah yang akan dipotong serta mengurangi kemungkinan
pendarahan. Pada umumnya perempuan tersebut tidak akan diberikan
penghilang rasa sakit, perempuan tersebut akan dibuat tidak bergerak
dengan cara dipegangi oleh perempuan-perempuan yang lebih tua, kaki
perempuan
tersebut
akan
dibuka dengan lebar sehingga bagian vagina akan terekspos.
 Mutilasi akan dilakukan dengan mempergunakan alat pemotong seperti
pecahan kaca, besi tipis, gunting, silet atau benda-benda tajam lainnya.
 Selanjutnya perempuan tersebut akan diikat kakinya dan dibiarkan
tergantung selama kurang lebih 40 hari, untuk menyembuhkan luka,
penggunaan bubuk antiseptik dimungkinkan, tetapi biasanya dipergunakan
salep yang mengandung campuran tumbuh-tumbuhan obat, susu, telur,
abu atau kotoran yang dipercaya memiliki khasiat untuk menyembuhkan.

Viktimisasi dalam FGM :
› Konsekuensi medis : Dampak jangka pendek
pembengkakan pada jaringan sekitar vagina,
pendarahan dan infeksi akibat penggunaan
alat yang tidak steril. Dampak jangka pancang,
infeksi saluran kencing, terganggunya proses
menstruasi dan kemandulan.
› Konsekuensi seksual : rusaknya rangsangan
seksual pada perempuan
› Konsekuensi psikologis : perasaan cemas, takut,
malu, shock, trauma.

Tujuan pengasingan ini adalah karena
seorang gadis yang mengalami menstruasi,
mengeluarkan darah kotor yang dianggap
membawa musibah, bencana dan petaka.

Viktimisasi dalam budaya ini adalah si
wanita harus tinggal di pondokan kecil
“posone” selama 7-12 hari dimana semua
kegiatan dilakukan di posone, termasuk
kegiatan memasak.

Pembuatan telinga panjang tidak hanya dilakukan pada
perempuan, tetapi juga pada laki-laki.

Tujuan dari budaya ini, dikaitkan dengan penggolongan strata
sosial seseorang di dalam masyarakat dan untuk melatih
kesabaran.

Namun, seiring berjalannya waktu, kebudayaan ini mulai
ditinggalkan karena dianggap tidak modern. Tidak jarang orang
yang memiliki telinga panjang, akhirnya memotong telinganya
sendiri karena stigma bahwa orang bertelinga panjang tidak
modern.

Viktimisasi dalam budaya ini adalah orang-orang bahkan sejak
masih bayi, dipaksa untuk memanjangkan telinganya. Padahal,
tidak jarang suku-suku Dayak yang tidak setuju akan budaya ini.
Definisi Sati : Proses pembakaran hidup-hidup dari - (i)
seorang janda bersama dengan tubuh almarhum
suaminya atau kerabat suaminya atau dengan bendabenda atau barang yang berhubungan dengan
almarhum suaminya; atau (ii) setiap wanita bersama
dengan tubuh saudara/kerabatnya, terlepas dari
apakah dituntut untuk melakukan hal tersebut secara
sukarela karena di anggap sebagai bagian dari
kejandaannya,kewanitaannya atau sebaliknya. [From :
The Commission of Sati (Prevention) Act of 1987 Part I,
Section 2(c) ]
• Kasus sati : ROOP KANWAR
• Upaya pencegahan tradisi sati dalam The Commission
of Sati (Prevention) Act of 1987
•
Seorang wanita Melompat Ke
Pembakaran Jenazah Suaminya
•
Rainpur, Seorang wanita tua India tibatiba saja meloncat ke kobaran api yang
tengah membakar jenazah suaminya.
Dia pun tewas. Wanita 75 tahun itu
bernama Lalmati Verma. Dia
melakukan aksi itu pada Sabtu kemarin
setelah para pelayat meninggalkan
lokasi kremasi.
Demikian dikatakan petugas polisi
Mandawi di Kasdol, 125 km dari ibukota
negara bagian Raipur, seperti dilansir
Reuters, Minggu (12/10/2008)."Dia pun
menjadi abu," kata Mandawi.
•
Tiga anak Lalmati sendiri tidak mengira
bahwa ibu mereka bermaksud
melakukan aksi 'sati'
•
•
•
Viktimisasi dalam budaya SATI :
Dampak Psikis : penyiksaan batin karena
disalahkan sebagai penyebab kematian
sang suami dari saudara-saudara ipar
Dampak Fisik : dipukuli, tidak diberi
makan, kehilangan nyawa
Dampak sosial : diisolir dari kaum kerabat
dan pergaulan sosial

Ritual ini biasanya dilakukan pada masa
akil balikh.

Tujuan dari budaya ini adalah untuk
menunjukkan kedewasaan seseorang.

Viktimisasi dalam budaya ini adalah
merusak salah satu organ tubuh manusia
yang paling vital yaitu gigi.

Ternyata banyak kebudayaan-kebudayaan di dunia yang sebenarnya
menimbulkan penderitaan yang mengarah pada viktimisasi, terutama
terhadap hak asasi wanita. Karena kebanyakan yang menjadi korban
dari kebudayaan tersebut adalah wanita.

Beberapa bentuk kebudayaan di atas ada yang melanggar hukum
internasional, yaitu :
›
›
›

The United Convention Against Torture and Other Cruel, Inhuman or Degrading
Treatment or Punishment (article 1, 2, 3, 4, 13, 14)
The United Nation International Covenant on Civil and Political Right (article 7)
The United Nation Convention on Discrimination against Women (article 1, 3)
Menurut kami, sebaiknya dalam menangani kasus-kasus di atas,
pemerintah memberikan penyuluhan mengenai dampak negatif dari
kebudayaan di negara mereka masing-masing.