Analisa Mengenai Dampak Lingkungan Pertemuan 5c

Download Report

Transcript Analisa Mengenai Dampak Lingkungan Pertemuan 5c

MK AMDAL
Metodologi Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan II
Penapisan
Tujuan Amdal



Amdal bertujuan untuk menjadi alat dalam
perencanaan pembangunan dan bukan
menjadi alat birokrasi untuk memperpanjang
proses persetujuan dan pemberian izin.
AMDAL hanya dilakukan pada rencana
pembangunan yang diperkirakan akan
mengakibatkan dampak penting pada daerah
sekitar pembangunannya itu.
Hal ini sesuai pada pasal 16 Undang-Undang
No. 4 tahun 1982.
Penapisan



Penapisan adalah salah satu bagian teratas
atau yang dilakukan pertama kali dalam
prosedur AMDAL,
Karena langkah ini adalah yang paling
penting untuk pemrakarsa agar dapat
mengetahui apakah proyek yang dia lakukan
harus disertai dengan AMDAL atau tidak.
Agar tidak menjadi beban tambahan bagi
pelaksana, metode penapisan haruslah
sederhana dengan komplikasi yang minimum
dan tingkat kepercayuaan yang maksimum.
Metode penapisan bertahap




Menurut PP 29 tahun 1986 penapisan metode ini
terdiri dari dua langkah, yaitu dengan daftar penapis
dan dengan PIL (Penyajian Informasi Lingkungan).
Pada umumnya penapisan hanya terdiri dari 2
sampai 3 langkah saja.
Dalam gambar di bawah dapat dilihat, seluruh
rencana proyek yang akan dilaksanakan diserahkan
kepada pihak yang berwenang.
Pejabat yang terkait, menapis berdasarkan kriteria
tertentu, lalu memasukkan rencana proyek tersebut
ke dalam salah satu dari ketiga kelompok
Penilaian Tingkat Penting



Tingkat penting dampak dinilai berdasarkan kriteria
eksplisit dan implisit.
Namun, mengingat nilai penting bersifat subyektif
yang dipengaruhi oleh pengalaman, pengetahuan
dan pandangan hidup sang penilai, kriteria eksplisit
akan selalu memberikan hasil yang lebih konsisten
dari pada kriteria implisit.
Dalam konteks ini penentuan nilai penting bukan
suatu hal yang murni, tetapi merupakan suatu
keputusan pengelolaan dengan informasi ilmiah dan
dengan memperhatikan kondisi sosial, ekonomi dan
politik di suatu kawasan tersebut.
Kriteria Penilaian




Kriteria yang banyak dipakai untuk penapisan adalah
karakteristik proyek, misalnya jenis, volume dan
penyimpanan bahan baku dan lokasi proyek, dan nilai
ambang.
Biaya proyek sering digunakan sebagai nilai ambang,
yaitu proyek yang melebihi suatu nilai tertentu harus
melakukan AMDAL.
Tetapi penggunaan nilai ambang ini dapat terjadi
penyesatan. Misalnya sebuah industri dengan
teknologi yang canggih memerlukan investasi yang
tidak sedikit, tetapi diimbangi dengan dampak biofisik
yang kecil, walaupun dampak sosialnya besar.
Biaya yang tinggi dapat diakibatkan oleh investasi
dalam alat pencegah pencemaran yang tidak murah.
Nilai Ambang




Selain itu, nilai ambang yang digunakan adalah nilai
ambang teknik, yang memperhatikan fisik proyek dan
volume.
Nilai ambang ini lebih baik daripada nilai ambang biaya,
tetapi dalam pelaksanaannya sering terjadi kesulitan.
Sebab terjadinya dampak penting tidak hanya ditentukan
oleh proyek, melainkan juga oleh lokasi proyek menurut
TGL, geografi, dayadukung lingkungan dan pentahapan
proyek.
Misalnya, terjadi dampak kumulatif karena penempatan
wilayah industri di suatu wilayah, industri yang dibangun
akhir efeknya dapat melampaui ambang batas
dayadukung lingkungan, walaupun sebenarnya jumlah
limbahnya rendah.
Lemahnya Laporan EPL




Jika melalui analisa penapisan tingkat 2, dampak
masih belum diketahui, maka proyek tersebut harus
melaksanakan EPL (Evaluasi Pendahuluan
Lingkungan) atau AMDAL sepenuhnya.
Karena EPL sangat sederhana pembuatannya, maka
prosedur ini banyak menghasilkan laporan EPL yang
kualitasnya bervariasi dan pemeriksaannya
cenderung sangat dangkal.
Hal ini disebabkan karena tenaga untuk memeriksa
hasil penapisan sangat terbatas.
Dan menurut OECD (1986) Negara seperti Thailand
tidak menggunakan metode ini lagi, melainkan
menggunakan daftar positif sebagai alat penapis
Metode penapisan satu langkah





Penapisan dapat didasarkan pada kriteria eksplisit, berupa
daftar yang memuat jenis proyek yang akan menyebabkan
dampak penting.
Dampak tidak hanya ditentukan oleh jenis proyek, tetapi juga
sifat lingkungan, dan daftar tersebut disertai dengan bagian
yang memuat lingkungan yang rentan.
Proyek yang berada dalam lokasi rentan harus malakukan
kegiatan AMDAL.
Daftar jenis proyek dan petunjuk proyek yang diharuskan
melakukan AMDAL telah ditetapkan berdasar buku yang
diterbitkan Bank Dunia (1974).
Untuk melengkapi daftar tersebut dapat juga digunakan daftar
yang dibuat oleh Komisi Masyarakat Eropa dan daftar laporan
SCOPE 5 (Munn, 1979).
Gambar 2. Metode penapisan satu langkah
CATATAN


Jika suatu saat ada proyek yang di luar daftar positif mempunyai
petunjuk akan menghasilkan dampak penting, yang berwenang
berhak mamutuskan keharusan AMDAL pada proyek itu.
Daftar positif secara periodik diperbarui berdasar pengalaman yang
didapat.
Metode penapisan di Indonesia





Indonesia termasuk negara yang sedang
berkembang, maka dari itu pembangunan di negara
kita ini masih akan terus berlanjut.
Pengalaman menunjukkan, karena pembangunan
yang banyak, dengan penapisan tingkat 1 yang harus
melakukan PIL yang banyak pula, tidak akan berjalan
dengan sebagaimana mestinya.
Karena banyak PIL yang harus diperiksa dan dinilai
kemudian dilanjutkan dengan penapisan tingkat 2.
Tenaga terlatih untuk melakukan dan memeriksa PIL
pun sangat terbatas.
Tidak hanya tenaga, tetapi juga modal dan prosedur
ini menghasilkan banyak kesulitan.
Metode penapisan di Indonesia

Sesuai kejadian yang terjadi di Thailand, banyak PIL
yang tidak memenuhi standar. Hal itu dikarenakan:
a. kriteria eksplisit yang sulit dibuat,
b. informasi yang terbatas, dan
c. laporan yang bersifat uraian



Hal ini sering menyebabkan terjadinya keraguan
apakah proyek yang bersangkutan harus disertai
AMDAL atau tidak.
Metode ini tidak sesuai dengan keadaan negara
Indonesia karena sifatnya bertahap dan bentuknya
uraian.
Dan juga prosedur ini menambah biaya operasional
menjadi lebih tinggi, karena izin diberikan secara
bertahap.
Metode penapisan di Indonesia





Oleh karena itu, pemerintah Indonesia memutuskan
menggunakan metode penapisan satu langkah.
Prosedur ini lebih mudah, karena hanya dengan melihat daftar,
para pejabat terkait sudah bisa langsung memutuskan
proyeknya harus menggunakan AMDAL atau tidak.
Metode ini lebih sederhana, mudah, hasil dapat dicapai dengan
cepat dan konsisten.
Jika diperlukan AMDAL, para pelaksana dapat melakukannya
pada tahap perencanaan yang dini, sehingga dapat
diintegrasikan ke dalam proses studi kelayakan.
Dengan metode ini, tidak diperlukan birokrasi yang berbelitbelit, jumlah tenaga yang tidak banyak dan pengalaman yang
tidak perlu terlalu tinggi, dan juga tidak menambah biaya
operasional.
Daftar Positif



Di Indonesia daftar positif yang digunakan
sebagai kriteria hanya satu, maka dapat saja
proyek lolos dari keharusan melakukan
AMDAL, padahal proyek tersebut memiliki
dampak penting.
Walaupun proyek tersebut dapat lolos,
namun pihak pelaksana tidak dapat lolos dari
kewajiban melindungi lingkungan sesuai
dengan UU No.4 tahun 1982.
Jika ia melanggar, dapat dituntut sesuai UU
No.4 tahun 1982, pasal 22.
Terima Kasih