Ilmu Keperawatan Dasar 2 Pertemuan 3

Download Report

Transcript Ilmu Keperawatan Dasar 2 Pertemuan 3

PENGERTIAN
• Terapeutik merupakan kata sifat yang
dihubungkan dengan seni dari penyembuhan
• Mampu terapeutik berarti seseorang mampu
melakukan Atau mengkomunikasikan
perkataan, perbuatan, atau ekspresi yang
memfasilitasi proses penyembuhan
• Komunikasi
• terapeutik adalah komunikasi yang
direncanakan secara sadar, bertujuan dan
kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan
klien
Tw 2010
2
TUJUAN (STUARD
DAN SUNDEEN’95)
• Kesadaran diri, penerimaan diri dan meningkatnya
kehormatan diri
• Identitas pribadi yg jelas dan meningkatnya
integritas pribadi
• Kemampuan membuat suatu keintiman, saling
ketergantungan, hub. Interpersonal dgn kapasitas
memberi dan menerima cinta
• Mendorong fungsi dan meningkatkan kemampuan
terhadap kebutuhan yang
memuaskan dan mencapai tujuan pribadi
yang realistis
Tw 2010
3
 Membantu pasien untuk memperjelas dan
mengurangi beban perasaan dan pikiran
serta dapat mengambil tindakan untuk
mengubah situasi yang ada bila pasien
percaya pada hal yang diperlukan
 Mengurangi keraguan, membantu dalam
hal mengambil tindakan yang efektif dan
mempertahankan kekuatan egonya
 Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik
dan dirinya sendiri.
Tw 2010
4
PRINSIP-PRINSIP
• Klien harus merupakan fokus utama dari
interaksi
• Tingkah laku professional mengatur hubungan
terapeutik
• Membuka diri dapat digunakan hanya pada saat
membuka diri mempunyai tujuan terapeutik
• Hubungan sosial dengan klien harus dihindari
• Kerahasiaan klien harus dijaga
• Kompetensi intelektual harus dikaji untuk
menentukan pemahaman
Tw 2010
5
 Implementasi intervensi berdasarkan teori
 Memelihara interaksi yang tidak menilai,
dan hindari membuat penilaian tentang
tingkah laku klien dan memberi nasihat
 Beri petunjuk klien untuk
menginterprestasikan kembali
pengalamannya secara rasional
 Telusuri interaksi verbal klien melalui
statemen klarifikasi dan hindari perubahan
subyek/topik jika perubahan isi topik tidak
Tw 2010
merupakan sesuatu yang sangat menarik 6
KARAKTERISTIK
Ada tiga hal mendasar yang memberi ciri-ciri komunikasi
terapeutik yaitu sebagai berikut: (Arwani, 2003 : 54).
1. Ikhlas (Genuiness)
Semua perasaan negatif yang dimiliki oleh pasien barus bisa
diterima dan pendekatan individu dengan verbal maupun non
verbal akan memberikan bantuan kepada pasien untuk
mengkomunikasikan kondisinya secara tepat.
2. Empati (Empathy)
Merupakan sikap jujur dalam menerima kondisi pasien.
Obyektif dalam memberikan penilaian terhadap kondisi
pasien dan tidak berlebihan.
3. Hangat (Warmth)
Kehangatan dan sikap permisif yang diberikan diharapkan
pasien dapat memberikan dan mewujudkan ide-idenya tanpa
rasa takut, sehingga pasien bisa mengekspresikan
perasaannya lebih mendalam.
Tw 2010
7
TEHNIK-TEHNIK
1. Mendengar aktif
2. Mendengar pasif
3. Penerimaan
4. Klarifikasi
5. Observasi
6. Diam (memelihara ketenangan);
7. Assertive
8. Menyimpulkan
Tw 2010
9. Giving recognition (memberiakan
8
11. Offering general leads (memberikan
petunjuk umum);
12.Giving broad opening (memberikan
pertanyaan terbuka):
13. Placing the time in time/sequence
(penempatan urutan/waktu);
14.Reflekting (Refleksi):
15.Eksploring (Eksporasi);
16.Presenting reality (menghadikan
realitas/kenyataan);
Tw 2010
17. Voucing doubt (menunjukkan
keraguan);
9
19.
20.
21.
22.
23.
Verbalizing the implied
Encouraging evaluation (mendukung evaluasi):
Fokusing
Menawarkan informasi
Attempting to translate into feeling (usaha
menerjemahkan perasaan);
24. Suggesting collaborating (menganjurkan
kolaborasi):
25. Encouragingformulation of plan of action
(mendukung terbentuknya rencana tindakan):
26. Estabilising guidelines (menyediakan
10
TAHAPAN KOMUNIKASI
TERAPEUTIK
1. TAHAP PERSIAPAN/ PRA INTERAKSI
2. TAHAP PEMBUKAAN/ PERKENALAN DAN
ORIENTASI
3. TAHAP EKSPLORASI/ KERJA
4. TAHAP TERMINASI
1. Tahap Prainteraksi
 2 kegiatan ; internal & eksternal
A. internal  kegiatan yang berhubungan
dengan diri sendiri : orientasi tugas,
peningkatan kesadaran terhadap peran dan
fungsi dalam membina hub. dan menilai
kekuatan dan kelemahan diri
1. Perawat mencoba menggali nilai-nilai dan
mengembangkan sikap terbuka serta
meningkatkan kesadaran akan peran,
tugas, dan pentingnya diri dalam memberi
bantuan pada orang lain.
  2. Perawat menata diri untuk
mengembangkan pola-pola konstruktif untuk
membantu orang lain dengan memaximalkan
kemampuan dan meminimalkan kekurangan
diri dan meningkatkan kesadaran akan peran
dan tugas yang diembannya
 B. Eksternal ; mencari informasi sebanyakbanyaknya tentang klien yang akan
dihadapinya sekaligus meningkatkan
pengetahuan tentang pengelolan berbagai
masalah kesehatan yang dialami klien secara
konseptual
2. Tahap Orientasi
 Perawat dan klien bertemu dan belajar
untuk mengidentifikasi masing-masing
individu dengan menggunakan nama.
 Perawat memperkenalkan dirinya, baik
secara lisan maupun tulisan.
 Perawat mengklarifikasi peran masingmasing pihak untuk menunjukkan tanggung
jawab yang diemban dalam membina
hubungan .
 Perawat berperan sebagai pemimpin (dalam
hubungan) Perawat dituntut untuk lebih
berperan aktif dan memulai setiap ide untuk
membina hubungan.
 Pada tahap orientasi, dibuat kontrak dengan
klien yang mencantumkan :
1. Nama individu yang terlibat
2. Peran perawat dan klien
3. Harapan perawat dan klien
4.Tanggung jawab perawat dan klien
5. Tujuan hubungan
6.Tempat pertemuan
7. Waktu dan lama pertemuan
8. Situasi terminasi
9. Kerahasiaan
 Dengan adanya kontrak  suatu hubungan
profesional karena ada “rambu-rambu” yang
memberi batasan hubungan perawat-klien
KECUALI untuk pasien dengan gangguan
kesadaran dan gangguan orientasi realitas
 Perawat berperan melakukan eksplorasi
pikiran, perasaan, tindak-tanduk klien dan
mengidentifikasi masalah serta menetapkan
tujuan bersama klien dalam konteks
hubungan profesional
 Tercapai kepercayaan antara kedua pihak
(terbina hubungan saling percaya)
3. Tahap Kerja
 Perawat dan klien menggali masalah yang
dialami klien untuk memenuhi kebutuhan
klien yang telah diidentifikasi sebelumnya
pada masa orientasi
 Interaksi yang terjadi sifatnya essensial
 Perawat dan klien bertemu untuk
menyelesaikan masalah dan membentuk
hubungan yang saling menguntungkan
secara profesional, yaitu mencapai tujuan
yang telah ditetapkan
 Tugas perawat memenuhi kebutuhan dan
mengembangkan pola-pola adaptif klien.
 Selain sebagai pemberi pelayanan (care
giver), peran perawat sebagai pengajar dan
konselor (upaya meningkatkan motivasi
klien untuk mempelajari dan melaksanakan
aktifitas peningkatan kesehatan )
 Interaksi yang memuaskan akan
menciptakan situasi/ suasana yang
meningkatkan integritas klien dengan
meminimalkan ketakutan, kecemasan,
ketidakpercayaan dan tekanan pada klien
4. Tahap Terminasi
 Dimulai ketika klien dan perawat memutuskan
untuk mengakhiri,buhungan dengan klien
 Tahap terminasi disini adalah bersifat
permanen (klien telah sembuh atau akan
dipindah ke unit lain yang tidak
memungkinkan lagi pertemuan), terminasi
yang bersifat temporer terjadi ketika perawat
dan klien berpisah pada akhir shift
 Perawat dan klien saling merasa kehilangan
•Tugas perawat menghadapi realitas
perpisahan yang tidak dapat dingkari
 Klien dan perawat bersama-sama meninjau
kembali proses hubungan yang terbentuk,
mencapai tujuan hubungan, serta menggali
perasaan yang timbul akibat terminasi
 Hadapi fase terminasi dengan konsep
kehilangan
Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan
 1. Sikap perawat
a. Berhadapan menunjukkan/ memberi isyarat “
Saya Siap Untuk Anda”
b. Mempertahankan kontak mata
 Kontak mata sejajar menunjukkan perawat
menghargai klien dan
menyatakan keinginan
untuk tetap
berkomunikasi
c.Membungkuk kearah klien
 akan memberi makna ada keinginan untuk
menyatakan atau mendengarkan sesuatu
c. Mempertahankan postur terbuka
 tidak melipat kaki atau tangan menunjukkan keterbukaan untuk
berkomunikasi
Hall dalam Kozier (1995) ; menyatakan bahwa hubungan intim ;
1. berjarak dari nol – 45 cm (kontak tubuh)
2. Hubungan personal memiliki jarak 45 – 120 cm
3. Hubungan sosial berjarak 1,2 – 3,6 meter
4. Hubungan publik berjarak lebih dari 3,6 meter
Keintiman juga tercermin dari sentuhan tubuh, kemampuan merasakan bau
tubuh, dan kehangatan suhu tubuh, frekuensi dan kualitas kontak mata yang
terbentuk.
d. Rileks
 1. Akan menciptakan iklim yang kondusif bagi klien untuk tetap melakukan
komunikasi dan memungkinkan pengembangan komunikasi.
 2. Tercipta melalui posisi tubuh yang digunakan selama komunikasi, intonasi
pembicaraan, dan penggunaan kata-kata yang tepat atau
mengandung humor
 3. Meningkatkan kepercayaan dan keterbukaan diri dan perawat tetap
mempertahankan kesan profesional
2. Materi Hubungan
 Materi dalam komunikasi terapeutik diorientasikan untuk
mencapai tujuan hubungan. Isi (content) komunikasi
sesuai dengan kontrak yang telah dibuat antara klien dan
perawat sehingga nilai hubungan profesional tetap terjaga
3. Komunikasi terapeutik
Penting sekali seorang perawat memiliki ketrampilan
berkomunikasi supaya komunikasi yang dilakukan berguna
untuk mempertahankan hubungan perawat-klien,
mempengaruhi perilaku klien menuju pola-pola kesehatan,
meningkatkan integritas klien, sehingga dapat mengatasi
masalah klien
Syarat
Menciptakan Komunikasi
Yang Efektif
 Semua komunikasi harus ditujukan untuk
menjaga harga diri pemberi dan penerima
pesan
 Komunikasi yang menciptakan saling
pengertian harus dilakukan lebih dahulu
sebelum memberi saran, informasi, ataupun
masukan
TEHNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Tehnik
1. Diam
1.
2. Mendengar
2.
3. Menghadirkan
topik pembicaraan
yang umum
Pengertian
Tenang, tidak melakukan
pembicaraan selama
beberapa detik atau menit
Proses aktif penerimaan
informasi dan penelaahan
reaksi seseorang terhadap
pesan yang diterima
3. Menggunakan pernyataan
atau pertanyaan yang
mendorong klien untuk
berbicara.
Memilih topik pembicaraan,
memfasilitasi kelanjutan
pembicaraan
1.
2.
Contoh
Duduk/ berjalan bersama
klien dengan tenang
sambil menunggu klien
menyampaikan pikiran
dan perasaannya
Oh … ya…
mmm… ehh…
3. “ Mungkin ada yang ingin
bapak diskusikan
drengan saya?’
“ Adakah yang ingin saudara
sampaikan ?’
“Baik … saya akan
mendengarkan apapun
yang ibu katakan
nantinya..”
TEHNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK
4.Menspesifikkan
Membuat pernyataan yang
lebih spesifik dan tentatif
“Tampaknya anda sedang
tidak ingin bicara?” (tentatif)
“Anda kok diam saja ?”
(umum)
“Apa sekarang anda tidak
nafsu makan ?” (umum)
“Apakah anda tidak
menyukai makanan yang
tadi disajikan ?” (tentatif)
5. Menggunakan
pertanyaan terbuka
Menanyakan sesuatu yang
bersifat luas, yang
memberi klien kesempatan
untuk mengeksplorasikan
(mengungkapkan,
klarifikasi,
menggambarkan,
membandingkan/
mengilustrasikan)
“Saya ingin mendengar lebih
banyak tentang mengapa
anda dirawat disini?”
“Ceritakan kepada saya
keluhan anda ?”
“Apa yang anda rasakan
saat ini?”
“Apa pendapat bapak?”
TEHNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK
6. Sentuhan
7. Mengecek persepsi atau
validasi
8. Menawarkan diri
Melakukan kontak fisik
untuk meningkatkan
kepedulian
Metoda yang sama dengan
klarifikasi, tetapi
pengecekan dilakukan
terhadap kata-kata khusus
yang disampaikan klien
Menawarkan kehadiran,
perhatian dan pemahaman
tentang sesuatu
Meletakkan tangan diatas
tangan klien
Klien : “suami saya tidak
pernah memperhatikan
saya ?”
Perawat: “Apakah maksud
Ibu selama menikah
sampai sekarang suami
tidak memberi perhatian
kepada ibu?”
Klien: Bukan begitu, tetapi
saya merasa begitu dua
bulan terakhir?”
“Bolehkah saya menemani
ibu disini?”
Saya akan membantu ibu
berjalan menuju kamar
mandi
TEHNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK
9. Memberi informasi
Memberi informasi faktual
secara spesifik tentang
klien walaupun tidak
diminta. Apabila tidak
mengetahui informasi
yang dimaksud, perawat
menyatakan
ketidaktahuannya dan
menanyakan orang yang
dapat dihubungkan untuk
mendapatkan informasi
“ Anda akan merasa
mual sedikit setelah obat
dimasukkan”
“Operasi akan
dilaksanakan jam 10
besok pagi”
“Saya kurang tahu
rencana tindakan
berikutnya, tapi akan saya
konfirmasikan dengan
perawat kepala”
.