Transcript File

L/O/G/O
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
DENGAN SYNDROMA NEFROTIK
PRESENTED BY : NENY TRIANA, SP.d, S.Kep.Ns
www.themegallery.com
Monday, April 13, 2015
1
A. Pengertian
• Sindrom nefrotik Is penyakit dgn gjl edema,
proteinuria, hipoalbuminemia dan hiperkolesterolemia.
Kadang-kadang terdapat hematuria, hipertensi dan
penurunan fungsi ginjal ( Ngastiyah, 1997).
• Penyakit ini tjd tiba-tiba, terutama pd anak-anak.
Biasanya berupa oliguria dan urin b’warna gelap, atau
urin yg kental akibat proteinuria berat ( Mansjoer Arif,
dkk. 1999).
• Nephrotic Syndrome merupakan kumpulan gejala
yang disebabkan oleh adanya injury glomerular yang
terjadi pada anak dengan karakteristik :
proteinuria, hypoproteinuria, hypoalbuminemia,
hyperlipidemia dan edema (Suryadi, 2001).
Monday, April 13, 2015
www.themegallery.com
2
Sindrom nefrotik merupakan gangguan klinis ditandai
oleh:
• Peningkatan protein dalam urin secara bermakna
(proteinuria)
• Penurunan albumin dalam darah
• Edema
• Serum cholesterol yang tinggi (hiperlipidemia)
• Tanda – tanda tersebut dijumpai disetiap kondisi yang
sangat merusak membran kapiler glomerulus dan
menyebabkan peningkatan permiabilitas glomerulus
(Sukiane, 2002).
Monday, April 13, 2015
www.themegallery.com
3
B. Etiologi
Penyebab sindrom nefrotik yang pasti belum
diketahui, akhir-akhir ini dianggap sebagai suatu
penyakit autoimun, yaitu suatu reaksi antigen –
antibodi. Umumnya etiologi dibagi menjadi :
1. Sindrom nefrotik bawaan
• Diturunkan sebagai resesif autosomal atau karena
reaksi maternofetal. Resisten terhadap semua
pengobatan. Prognosis buruk dan biasanya pasien
meninggal dalam bulan-bulan pertama kehidupannya.
Monday, April 13, 2015
www.themegallery.com
4
2. Sindrom nefrotik sekunder disebabkan oleh :
 Malaria kuartana atau parasit lainnya.
 Penyakit kolagen seperti lupus eritematosus
diseminata, purpura anafilaktoid.
 Glumerulonefritis akut atau kronik,
 Trombosis vena renalis.
 Bahan kimia seperti trimetadion, paradion,
penisilamin, garam emas, air raksa.
 Amiloidosis, penyakit sel sabit, hiperprolinemia,
nefritis membranoproliferatif hipokomplementemik.
Monday, April 13, 2015
www.themegallery.com
5
3. Sindrom nefrotik idiopatik
Tidak diketahui sebabnya atau disebut sindroma
nefrotik primer. Berdasarkan histopatologis yang
tampak pada biopsi ginjal dgn pemeriksaan mikroskop
biasa dan mikroskop elektron, Churk dkk membaginya
menjadi :
a. Kelainan minimal
Pada mikroskop elektron akan tampak foot
prosessus sel epitel berpadu. Dengan cara
imunofluoresensi ternyata tidak terdapat IgG pada
dinding kapiler glomerulus
Monday, April 13, 2015
www.themegallery.com
6
b. Nefropati membranosa
Semua glomerulus menunjukan penebalan dinding
kapiler yang tersebar tanpa proliferasi sel. Prognosis
kurang baik
c. Glomerulonefritis proliferatif
• Glomerulonefritis proliferatif esudatif difus. Terdapat
proliferasi sel mesangial dan infiltrasi sel
polimorfonukleus. Pembengkanan sitoplasma endotel
yang menyebabkan kapiler tersumbat.
• Dengan penebalan batang lobular
Monday, April 13, 2015
www.themegallery.com
7
Terdapat prolefirasi sel mesangial yang tersebar dan
penebalan batang lobular.
• Dengan bulan sabit ( crescent)
Didapatkan proliferasi sel mesangial dan proliferasi
sel epitel sampai kapsular dan viseral. Prognosis
buruk.
• Glomerulonefritis membranoproliferatif
Proliferasi sel mesangial dan penempatan fibrin yang
menyerupai membran basalis di mesangium. Titer
globulin beta-IC atau beta-IA rendah. Prognosis buruk.
• Lain-lain perubahan proliferasi yang tidak khas.
Monday, April 13, 2015
www.themegallery.com
8
• . Glomerulosklerosis fokal segmental
Pada kelainan ini yang mencolok sklerosis
glomerulus. Sering disertai atrofi tubulus. Prognosis
buruk.
C. Patofisiologi
• Terjadi proteinuria akibat peningkatan permiabilitas
membran glomerulus. Sebagian besar protein dalam
urin adalah albumin sehingga jika laju sintesis hepar
dilampui, meski telah berusaha ditingkatkan, terjadi
hipoalbuminemia. Hal ini menyebabkan retensi garam
dan air.
Monday, April 13, 2015
www.themegallery.com
9
• Menurunnya tekanan osmotik menyebabkan edema
generalisata akibat cairan yang berpindah dari sistem
vaskuler kedalam ruang cairan ekstra seluler.
Penurunan sirkulasi volume darah mengaktifkan
sistem imun angiotensin, menyebabkan retensi
natrium dan edema lebih lanjut.
• Hilangnya protein dalam serum menstimulasi sintesis
lipoprotein di hati dan peningkatan konsentrasi lemak
dalam darah (hiperlipidemia).
Monday, April 13, 2015
www.themegallery.com
10
• Menurunnya respon imun karena sel imun tertekan,
kemungkinan disebabkan karena hypoalbuminemia,
hyperlipidemia atau defisiensi seng.
• Sindrom nefrotik dapat terjadi dihampir setiap penyakit
renal intrinsik atau sistemik yang mempengaruhi
glomerulus. Meskipun secara umum penyakit ini
dianggap menyerang anak-anak, namun sindrom
nefrotik juga terjadi pada orang dewasa termasuk
lansia.
Monday, April 13, 2015
www.themegallery.com
11
D. Manifestasi Klinik
• Gejala utama yang ditemukan adalah :
• Proteinuria > 3,5 g/hari pada dewasa atau 0,05
g/kg BB/hari pada anak-anak.
• Hipoalbuminemia < 30 g/l.
– Edema generalisata. Edema terutama jelas pada
kaki, namun dapat ditemukan edema muka,
ascxites dan efusi pleura.
– Anorexia
– Fatique
– Nyeri abdomen
Monday, April 13, 2015
www.themegallery.com
12
– Berat badan meningkat
– Hiperlipidemia, umumnya ditemukan
hiperkolesterolemia.
– Hiperkoagualabilitas, yang akan meningkatkan
resiko trombosis vena dan arteri.
E. Komplikasi
• Infeksi (akibat defisiensi respon imun)
• Tromboembolisme (terutama vena renal)
• Emboli pulmo
• Peningkatan terjadinya aterosklerosis
Monday, April 13, 2015
www.themegallery.com
13
•
•
•
Hypovolemia
Hilangnya protein dalam urin
Dehidrasi
F. Pemeriksaan Diagnostik
• Adanya tanda klinis pada anak
• Riwayat infeksi saluran nafas atas
• Analisa urin : meningkatnya protein dalam urin
• Menurunnya serum protein
• Biopsi ginjal
Monday, April 13, 2015
www.themegallery.com
14
Penatalaksanaan Terapeutik
• Diit tinggi protein, diit rendah natrium jika edema berat
• Pembatasan sodium jika anak hipertensi
• Antibiotik untuk mencegah infeksi
• Terapi diuretik sesuai program
• Terapi albumin jika intake anak dan output urin kurang
• Terapi prednison dgn dosis 2 mg/kg/hari sesuai
program
Monday, April 13, 2015
www.themegallery.com
15
• Web Of Caution : Terlampir
• Konsep Dasar Keperawatan
Asuhan Keperawatan dilakukan dgn menggunakan
pendekatan proses keperawatan u/ meningkatkan,
mencegah dan memulihkan kesehatan.
Proses Keperawatan merupakan susunan metode
pemecahan masalah yang meliputi pengkajian
keperawatan, identifikasi/analisa maslah (diagnosa
Keperawatan), perencanaan, implementasi dan
evaluasi yang masing-masing berkesinambungan
serta memerlukan kecakapan keterampilan
profesional tenaga keperawatan (Hidayat,2004)
Monday, April 13, 2015
www.themegallery.com
16
1.Pengkajian.
Pengkajian merupakan langkah awal dari tahapan
proses keperawatan. Dalam mengkaji, harus
memperhatikan data dasar pasien. Keberhasilan
proses keperawatan sangat tergantung pada
kecermatan dan ketelitian dalam tahap pengkajian.
Pengkajian yang perlu dilakukan pada klien anak
dengan sindrom nefrotik (Donna L. Wong,200 : 550)
sebagai berikut :
a.Lakukan pengkajian fisik termasuk pengkajian
luasnya edema
b.Dapatkan riwayat kesehatan dgn cermat, t’tama yg
b’hubungan dgn penambahan BB saat ini, disfungsi
ginjal.
Monday, April 13, 2015
www.themegallery.com
17
c.Observasi adanya manifestasi sindrom nefrotik :
1) Penambahan berat badan
2) Edema
3) Wajah sembab :
a)Khususnya di sekitar mata
b)Timbul pada saat bangun pagi
c)Berkurang di siang hari
4) Pembengkakan abdomen (asites)
5) Kesulitan pernafasan (efusi pleura)
6) Pembengkakan labial (scrotal)
Monday, April 13, 2015
www.themegallery.com
18
7) Edema mukosa usus yang menyebabkan :
a)Diare
b)Anoreksia
c)Absorbsi usus buruk
8) Pucat kulit ekstrim (sering)
9) Peka rangsang
10) Mudah lelah
11) Letargi
12) Tekanan darah normal atau sedikit menurun
13) Kerentanan terhadap infeksi
Monday, April 13, 2015
www.themegallery.com
19
14) Perubahan urin :
a)Penurunan volume
b)Gelap
c)Berbau buah
d.Bantu dengan prosedur diagnostik dan pengujian,
misalnya analisa urine akan adanya protein, silinder
dan sel darah merah; analisa darah untuk protein
serum (total, perbandingan albumin/globulin,
kolesterol), jumlah darah merah, natrium serum.
Monday, April 13, 2015
www.themegallery.com
20
3.Diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas
a.Kelebihan volume cairan (total tubuh) berhubungan
dengan akumulasi cairan dalam jaringan
Tujuan
Pasien tidak menunjukkan bukti-bukti akumulasi
cairan (pasien mendapatkan volume cairan yang
tepat)
Intervensi
1. Kaji masukan yang relatif terhadap keluaran secara
akurat.
Rasional : perlu u/ menentukan fungsi ginjal, keb
penggantian cairan dan penurunan resiko kelebihan
cairan.
Monday, April 13, 2015
www.themegallery.com
21
2. Timbang BB setiap hari (atau lebih sering jika
diindikasikan).
Rasional : mengkaji retensi cairan
3. Kaji perubahan edema : ukur lingkar abdomen pada
umbilicus serta pantau edema sekitar mata.
Rasional : u/ mengkaji ascites & krn mrp sisi umum
edema.
4. Atur masukan cairan dengan cermat.
Rasional : agar tdk m’dapatkan lebih dr jumlah yg
dibutuhkan
5. Pantau infus intra vena
Rasional : u/ mempertahankan masukan yg
diresepkan
Monday, April 13, 2015
www.themegallery.com
22
6. Berikan kortikosteroid sesuai ketentuan.
Rasional : untuk menurunkan ekskresi proteinuria
7. Berikan diuretik bila diinstruksikan.
Rasional : u/ m’berikan penghilangan sementara dari
edema.
b.Resiko tinggi kekurangan volume cairan (IV) R/ T
kehilangan protein dan cairan, edema
Tujuan
Klien tdk menunjukkan kehilangan cairan IV / shock
hipovolemik yg ditunjukkan pasien minimum / tidak
ada
Monday, April 13, 2015
www.themegallery.com
23
Intervensi
1. Pantau tanda vital
Rasional : untuk mendeteksi bukti fisik penipisan
cairan
2. Kaji kualitas dan frekwensi nadi
Rasional : untuk tanda shock hipovolemik
3. Ukur tekanan darah
Rasional : untuk mendeteksi shock hipovolemik
4. Laporkan adanya penyimpangan dari normal
Rasional : agar pengobatan segera dapat dilakukan
Monday, April 13, 2015
www.themegallery.com
24
c.Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pertahanan
tubuh yang menurun, kelebihan beban cairan cairan,
kelebihan cairan.
Tujuan
Tdk menunjukkan adanya bukti infeksi
Intervensi
1. Lindungi anak dari kontak individu terinfeksi
Rasional : u/ meminimalkan pajanan pd organisme
infektif
2. Gunakan teknik mencuci tangan yang baik
Rasional : u/ memutus mata rantai penyebaran
infeksi
Monday, April 13, 2015
www.themegallery.com
25
3. Jaga agar anak tetap hangat dan kering
Rasiona;l : karena kerentanan terhadap infeksi
pernafasan
4. Pantau suhu.
Rasional : indikasi awal adanya tanda infeksi
5. Ajari orang tua tentang tanda dan gejala infeksi
Rasional : memberi pengetahuan dasar tentang tanda
dan gejala infeksi
d.Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan
dengan edema, penurunan pertahanan tubuh
Monday, April 13, 2015
www.themegallery.com
26
Tujuan
Kulit anak tidak menunjukkan adanya kerusakan
integritas : kemerahan atau iritasi
Intervensi
1. Berikan perawatan kulit
Rasional : memberikan kenyamanan pada anak dan
mencegah kerusakan kulit
2. Hindari pakaian ketat
Rasional : dapat mengakibatkan area yang menonjol
tertekan
3. Bersihkan dan bedaki permukaan kulit beberapa kali
sehari
Monday, April 13, 2015
www.themegallery.com
27
Rasional : untuk mencegah terjadinya iritasi pada kulit
karena gesekan dengan alat tenun
4. Topang organ edema, seperti skrotum
Rasional : untuk menghilangkan area tekanan
5. Ubah posisi dgn sering, p’tahankan kesejajaran tubuh
dengan baik
Rasional : karena anak dengan edema massif selalu
letargis, mudah lelah dan diam saja
6. Gunakan penghilang tekanan atau matras atau
tempat tidur penurun tekanan sesuai kebutuhan
Rasional : untuk mencegah terjadinya ulkus
Monday, April 13, 2015
www.themegallery.com
28
e.Perubahan nutrisi ; kurang dr keb tubuh R/T dengan
kehilangan nafsu makan
Tujuan
Pasien mendapatkan nutrisi yang optimal
Intervensi
1. Beri diet yang bergizi
Rasional : membantu pemenuhan nutrisi anak dan
meningkatkan daya tahan tubuh anak
2. Batasi natrium selama edema & trerapi kortikosteroid
Rasional : asupan natrium dpt m’perberat edema
usus yg menyebabkan hilangnya nafsu makan anak
Monday, April 13, 2015
www.themegallery.com
29
3. Beri lingkungan yang menyenangkan, bersih, dan
rileks pada saat makan
Rasional : agar anak lebih mungkin untuk makan
4. Beri makanan dalam porsi sedikit pada awalnya
Rasional : untuk merangsang nafsu makan anak
5. Beri makanan spesial dan disukai anak
Rasional : untuk mendorong agar anak mau makan
6. Beri makanan dengan cara yang menarik
Rasional : untuk menrangsang nafsu makan anak
Monday, April 13, 2015
www.themegallery.com
30
f.Gangguan citra tubuh R/T perubahan penampilan
Tujuan
Agar dapat mengespresikan perasaan dan masalah
dengan mengikutin aktivitas yang sesuai dengan
minat dan kemampuan anak.
Intervensi
1. Gali masalah dan perasaan mengenai penampilan
Rasional : untuk memudahkan koping
2. Tunjukkan aspek positif dari penampilan dan bukti
penurunan edema
Rasional : meningkatkan harga diri klien & m’dorong
penerimaan terhadap kondisinya
3. Dorong sosialisasi dengan individu tanpa infeksi aktif
Monday, April 13, 2015
www.themegallery.com
31
3. Dorong sosialisasi dgn individu tanpa infeksi aktif
Rasional : agar anak tidak merasa sendirian dan
terisolasi
4. Beri umpan balik posisitf
Rasional : agar anak merasa diterima
g.Intoleransi aktifitas R/T kelelahan
Tujuan
Anak dpt melakukan aktifitas sesuai dgn kemampuan
dan mendapatkan istirahat dan tidur yang adekuat
Intervensi
1. Pertahankan tirah baring awal bl trjd edema hebat
Monday, April 13, 2015
www.themegallery.com
32
Rasional : tirah baring yg sesuai gaya gravitasi dat
menurunkan edema
2. Seimbangkan istirahat dan aktifitas bila ambulasi
Rasional : ambulasi menyebabkan kelelahan
3. Rencanakan dan berikan aktivitas tenang
Rasional : aktivitas yang tenang mengurangi
penggunaan energi yang dapat menyebabkan
kelelahan
4. Instruksikan istirahat bila anak mulai merasa lelah
Rasional : mengadekuatkan fase istirahat anak
5. Berikan periode istirahat tanpa gangguan
Rasional : anak dapat menikmati masa istirahatnya
Monday, April 13, 2015
www.themegallery.com
33
h.Perubahan proses keluarga berhubungan R/T anak
yang menderita penyakit serius
Tujuan
Pasien (keluarga) m’dapat dukungan yg adekuat
Intervensi
1. Kenali masalah keluarga dan kebutuhan akan
informasi, dukungan
Rasional : mengidentifikasi kebuutuhan yang
dibutuhkan keluarga
2. Kaji pemahaman keluarga tentang diagnosa dan
rencana perawatan
Monday, April 13, 2015
www.themegallery.com
34
Rasional : keluarga akan beradaptasi terhadap segala
tindakan keperawatan yang dilakukan
3. Tekankan dan jelaskan profesional kesehatan tentang
kondisi anak, prosedur dan terapi yang dianjurkan,
serta prognosanya
Rasional : agar keluarga juga mengetahui masalah
kesehatan anaknya
4. Gunakan setiap kesempatan untuk meningkatkan
pemahaman keluarga Keluarga tentang penyakit dan
terapinya
Rasional : mengoptimalisasi pendidikan kesehatan
terhadap
Monday, April 13, 2015
www.themegallery.com
35
5. Ulangi informasi sesering mungkin
Rasional : untuk memfasilitasi pemahaman
6. Bantu keluarga mengintrepetasikan perilaku anak
serta responnya
Rasional : keluarga dapat mengidentifikasi perilaku
anak sebagai orang yang terdekat dengan anak
7. Jangan tampak terburu-buru, bl waktunya tdk tepat
Rasional : mempermantap rencana yang telah
disusun sebelumnya. (Donna L Wong,2004 : 550552).
Monday, April 13, 2015
www.themegallery.com
36
Daftar Pustaka :
1. Smeltzer, Suzanne C, 2001, Keperawatan Medikal
Bedah Brunner & Suddarth, edisi 8, Volume 2, EGC :
Jakarta
2. Suriadi & Rita Yuliani, 2001, Asuhan Keperawatan
Anak, Edisi 1, Fajar Interpratama : Jakarta
3. Wong,L. Donna, 2004, Pedoman Klinis Keperawatan
Pediatrik, Edisi 4, EGC : Jakarta
Monday, April 13, 2015
www.themegallery.com
37
L/O/G/O
Thank You!
www.themegallery.com
Monday, April 13, 2015
38